Anda di halaman 1dari 9

Makalah peng,bahan ajar dan media pembelajaran aqidah akhlak

FITNAH

Di

Oleh :

Nama : HANIFAH
Nim : 112020031

KEMENTERIAN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
TEUNGKU DIRUNDENG MEULABOH
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
Fitnah 1

A. Fitnah 1

Daftar Pustaka 7

i
FITNAH

A. Fitnah Lidah
1. Pertama Para raja setan itu lalu berkata, "Bangkitlah kalian menghadapi celah-celah
lidah yang merupakan celah terbesar. Alirkan di atas lidah itu kata-kata yang
merugikan dan tidak bermanfaat. Cegah ia bila ada sesuatuyang bermanfaat lewat
lidah tersebut, seperti zikir kepada Allah, istigfar,bacaan al-Qur'an, nasihat kepada
orang, membicarakan ilmu yang berguna,dan sebagainya. Dua hal penting yang ada
dalam celah lisan ini, yang tak perlu kalian pedulikan mana yang harus kalian peroleh
di antara keduanya adalah: pembicaraan tentang hal batil. Orang berbicara tentang
yang batil ini, termasuk saudara kalian, bisa menjadi tentara yang besar dan
bermanfaat bagi kalian.
2. Kedua, berdiam diri, tidak membicarakan kebenaran (haq). Orang yang diam, tidak
membicarakan kebenaran adalah saudara kalian yang bisu. Seakan-akan yang pertama
adalah seorang saudara yang bisa berbicara, sedang yang kedua adalah yang bisu,
namun bisa jadi lebih berguna bagi kalian. Apakah kalian tidak mendengar perkataan
orang yang memberi nasihat, 'Orang yang berbicara kebatilan adalah setan yang
berkata-kata. Sedang mendiamkan kebenaran (tidak membelanya) adalah setan yang
bisu.' Maka waspadailah celah-celah itu! Caranya, buatlah lidah manusia tidak
berbicara yang haq dan menahan diri dari yang batil.

Karena itu, hiasilah pembicaraan dengan kebatilan melalui berbagai cara dan takuti-
takuti ia dari perkataan yang haq dengan berbagai cara." Demikian kata para setan.
Ketahuilah, lisan itulah yang membinasakan anak Adam dan yang paling menjerumuskan
mereka ke dalam api neraka. Banyak orang yang tewas tertawan. Banyak pula luka yang
kuambil dari celah-celah mulut ini. Hendaklah salah satu dari kalian berbicara untuk
menyambungkan hal itu melalui lidah saudaranya sesama manusia. Begitulah seterusnya agar
disambungkan melalui lidah pendengarnya yang lain dengan perkataan yang (seolah-olah)
bagus, mengagungkan Allah, dan kagum atas-Nya dan mintalah saudaramu itu mengulangi
perkataan yang memesona.

Al-Jauzi, Ibnu Qoyyim (Jakarta : Qisthi Press, 2005). h. 148 - 153


i

1
Jadilah kalian pembantu manusia dengan segala cara dan jalan, masukkanlah hal- hal
(seolah-olah) baik ke dalam diri manusia dari setiap pintu. Wahai manusia, halangilah setan-
setan yang hendak mengintai di setiap jalan. Apakah kalian tidak mendengar sumpah yang
Allah ucapkan kepada setan, ketika Allah berfirman,

‫) ثم آلتيهممن بين أيديهم ومن خلفهم وعن أيمانهم وعن شمائلهم وال تجد أكثرهم‬۱۰( ‫قال فبما أغويتي ألقعد لهم صراط المستقيم‬
۱۷( ‫شاکرین‬

"Setan berkata, "Maka karena Engkau sesatkan aku maka akan aku hadang mereka pada
jalan-Mu yang lurus. Kemudian akan aku datangi mereka dari depan, belakang, kanan, dan
kiri mereka dan Engkau (Allah) tidak akan mendapatkan sebagian besar dari mereka sebagai
orang-orang yang bersyukur'."(QS. Al-A'râf: 16-17).

Ataukah, kalian tidak melihat setan yang menggoda anak Adam dengan cara apa pun?
Setan tidak melewatkan satu cara pun. Jika satu jalan tertutup, setan akan menghadang
mereka di jalan lain hingga kepentingan setan terhadap manusia tercapai. Raja setan terus
memberi komando, sebagaimana telah diperingatkan oleh Nabi Muhammad s.a.w.: Setan itu
menghadang anak Adam (manusia) di setiap jalan. Ia menghadang di jalan Islam lalu berkata
(kepada manusia), "Apakah engkau akan memeluk Islam dan meninggalkan agamamu dan
agama leluhurmu?" Apabila ternyata orang tersebut teguh memeluk Islam, buatlah ia
melanggar ketentuan-ketentuan Islam dan mengikuti langkah setan. Lalu setan pun
menghadangnya di jalan hijrah.

Ia bertanya, "Apakah engkau akan berhijrah meninggalkan bumi dan langit?"


Manusia tetap menentangnya dan berhijrah. Setan pun lalu menghadang di jalan jihad dan
berkata, "Apakah engkau akan berjihad (berperang) sehingga engkau terbunuh, hartamu
dibagi-bagi dan istrimu dikawini orang lain?" Selanjutnya setan mengatakan, "Hadanglah
semua jalan kebaikan. Apalagi ketika salah seorang manusia hendak mengeluarkan sedekah,
halangilah jalan sedekah itu dan bisikkan ke dalam dirinya, 'Apakah engkau hai manusia,
akan mengeluarkan harta sehingga akan jatuh miskin seperti pengemis ini dan kedudukanmu
sama dengannya? Ataukah kalian tidak mendengar apa yang dilontarkan oleh lidah seseorang
ketika dianjurkan bersedekah, "Itu uang kami. Kalau kami memberikannya kepadamu, kami
akan menjadi miskin sepertimu'?'
2
Hadanglah manusia ke jalan haji. Katakan kepadanya, Jalan ke haji itu menakutkan
dan sukar (berat). Maka barangsiapa melaluinya, jiwa dan hartanya akan rusak dan habis.'
Hadanglah semua jalan menuju kebaikan dengan menjauhkan manusia dari jalan tersebut.
Hadang dan giring mereka menuju jalan kemaksiatan. Hiasilah jalan maksiat itu agar tampak
bagus di mata manusia. Hiasilah agar mendapat tempat di hati mereka dan jadikanlah wanita-
wanita sebagai pembantumu untuk mencapai tujuan itu. Masukkan bisikan-bisikan jahat pada
kalbu manusia melalui wanita, karena wanita merupakan alat bantu paling efektif. Lalu
gunakanlah celah-celah pada tangan dan kaki.

Cegahlah tangan manusia dari hal-hal yang bisa mendatangkan kerugian dan bahaya
bagimu, wahai setan dan cegah pula kakinya dari jalan kebaikan. Ketahuilah, sebagian besar
para pembantumu yang menetap pada celah ini adalah dengan jalan mendekati hawa nafsu
amarah dan nafsu jahat. Butakanlah manusia hingga kalian bisa memanfaatkannya.
Dukunglah jiwa amarah ini dan jangan berhenti. Ikutilah manusia lain untuk memerangi jiwa
muthmainnah (tenteram) seseorang, yakni jiwa yang baik.

Bersungguh-sungguhlah untuk menghancurkan dan melemahkannya. Tidak ada jalan


untuk hal itu kecuali dengan memutuskan semua unsur kebaikan jiwa muthmainnah yang ada
sehingga unsur-unsur jiwa amarahnya menguat. Dengan sendirinya, para pembantu kalian
akan mengikuti dan menuruti kalian. Turunkanlah hati dari bentengnya, copot dari
singgasananya, dan gantikan tempatnya dengan jiwa amarah. Di samping itu, buatlah ia tidak
akan menentang apa saja yang kalian tempuh. Bahkan, kalau kalian menunjuk kepadanya
(kepada nafsu amarah itu), ia akan berlomba melakukannya. Kalau kalian merasakan ada
suatu usaha untuk mengembalikan haq kepada kerajaan' hati tersebut, padahal kalian ingin
tetap aman, hadanglah penyatuan antara haq dan hati tersebut.

Hiasilah ia, perbaguslah dan tunjukkan kepadanya dalam bentuk gambar pengantin
perempuan yang cantik. Katakan kepadanya, "Rasakan hubungan ini. Bersenang-senanglah
dengan wanita tersebut, seperti kau merasakan peperangan. Biarkanlah peperangan ini padam
untuk sementara saja, bukan selamanya. Peperangan akan terus berlanjut sampai maut
menjemput, ketika kekuatanmu lenyap dalam peperangan terus-menerus yang begitu
melelahkan'. "Setan masih menambahkan lagi pengarahan kepada anak-anak buahnya,
"Wahai anak-anakku!

3
Carilah pertolongan dari dua kekuatan yang membuat kalian tidak akan terkalahkan;
Pertama, kekuatan kelalaian. Lalaikanlah hati anak-anak Adam (manusia) dari Allah dan dari
pemikiran tentang akhirat. Lakukanlah dengan berbagai cara. Tidak ada yang lebih
menguntungkan daripada tercapainya tujuan itu. Sebab, jika hati telah alpa kepada Allah
s.w.t., posisi kita sangat kuat untuk menyesatkan mereka.

Kedua, kekuatan hawa nafsu. Hiasilah hati mereka dengan syahwat, perbaguslah di
mata mereka. Sambungkan kepada mereka dua macam kekuatan itu: alpa dan hawa nafsu.
Tidak ada yang lebih kuat untuk menekan manusia dibanding keduanya. Gunakanlah hawa
nafsu untuk membuat manusia alpa dan gunakanlah kealpaan manusia untuk menimbulkan
syahwat. Kaitkan dan hubungkan antara orang-orang yang alpa. Kemudian, gunakanlah
keduanya untuk menyerang orang yang sadar. Setan bersama orang-orang yang lalai. Jika
kalian melihat sekelompok orang berkumpul untuk membahayakan kalian dengan mengingat
dan berzikir kepada Allah, atau mengingat perintah, larangan, dan agama-Nya, sementara
kalian tidak mampu untuk menceraiberaikan mereka maka carilah bantuan dari bangsa
manusia yang selalu bermaksiat.

Dekatilah mereka dan doronglah supaya berani memengaruhi. Ajaklah mereka untuk
menggaet orang yang sadar dan ingat. Ringkasnya, bersiaplah untuk masalah tersebut dan
hal-hal yang berkaitan dengannya. Temuilah setiap orang dari pintu kesukaan syahwatnya.
Jadilah kalian kawan yang membantu untuk mencapai keinginan dan syahwat saja. Kalau
Allah memerintahkan manusia untuk sabar terhadap godaan kalian. Sabarkanlah manusia itu
dengan tidak lupa untuk terus memantau celah-celah yang ada. Manfaatkan peluang-peluang
yang muncul pada saat syahwat dan amarah mereka timbul. Kalau tidak bisa memancing
anak Adam dengan jalan lain, lebih mudah manfaatkan dua hal tersebut (hawa nafsu dan
syahwatnya). Ketahuilah, di antara mereka ada yang penguasaan syahwatnya kuat sehingga
mampu mengalahkan diri mereka sendiri, sedangkan penguasaan amarahnya lemah. Dalam
hal ini ambillah jalan syahwatnya dan tinggalkan jalan amarahnya.

Di antara mereka ada juga yang menguasai amarahnya dengan lebih baik, maka jalan
syahwat merupakan celah dan jangan sampai gagal dengan celah ini. Kalau orang itu tidak
bisa menguasai dirinya pada saat ia marah, tentu ia tidak dapat menguasai diri ketika
syahwatnya menggelora. Karena itu, padukanlah antara amarah dan syahwatnya. Ajaklah ia
kepada syahwat melalui pintu amarah dan kepada amarah melalui pintu syahwat. Ketahuilah,
tidak ada senjata yang paling ampuh daripada dua senjata ini untuk menghadapi manusia.

4
Kedua orangtua mereka (Adam dan Hawa) dikeluarkan dari surga karena syahwat.
Permusuhan antara anak-anak mereka pun terjadi karena nafsu amarah. Karena nafsu amarah
itu pula silaturahim terputus, darah tertumpah, dan mereka saling bunuh. Salah satu gugur
oleh saudaranya sendiri. Ketahuilah, sifat amarah itu adalah bara yang terdapat dalam hati
manusia dan syahwat adalah sesuatu yang menggelora di dalam hatinya. Api itu bisa padam
dengan air, shalat, zikir, dan takbîr. Hendaknya kalian memperkuat amarah dan syahwat
anak-anak Adam saat mereka ingin berwudhu dan shalat. Sebab wudhu dan shalat
memadamkan api amarah dan api hawa nafsu. Nabi mereka telah memerintahkan hal itu
dengan sabdanya, 'Sesungguhnya amarah itu adalah bara api yang terdapat di hati anak
Adam. Tidaklah kalian melihat dari merah matanya dan menonjolnya urat lehernya? Maka
siapa yang merasa demikian hendaklah ia berwudhu.' Nabi umat manusia itu juga berkata,
"Sesungguhnya api itu padam dengan air. Allah pun telah menasihati mereka (anak Adam)
agar mereka mau bersabar menghadapi kalian (setan).

Maka halangilah wudhu dan shalat mereka. Buatlah mereka melupakan hal tersebut,
gunakan syahwat dan amarah. Senjata yang paling ampuh untuk mengalahkan manusia
adalah kelalaian dan hawa nafsu. Sedangsenjata dan benteng yang paling besar dan kokoh
untuk menghadapimu adalah zikir kepada Allah dan menentang hawa nafsu. Jika ada
seseorang yang begitu kuat menentang hawa nafsunya, menyingkirlah kalian. Larilah dari
bayangannya dan jangan mendekat." Demikian pimpinan setan itu memberi komando. Dosa
dan maksiat adalah senjata dan tunjangan yang disodorkan oleh seorang hamba kepada
musuhnya untuk menolong musuhnya itu menyerang dirinya sendiri. Lalu berperanglah
musuhnya itu dengan menggunakan senjata hamba tersebut. Ia bersama musuh-musuhnya
memerangi dan mengalahkan dirinya sendiri.

Ini merupakan kebodohan yang teramat sangat. Seorang penyair berkata, "Musuh
dapat mengalahkan karena kebodohan dan kebodohan itu bisa mengalahkan karena dirinya
sendiri." Yang sangat mengherankan, orang berusaha sungguh-sungguh untuk merendahkan
dan melemahkan dirinya sendiri. Ia mengira bahwa dalam dirinya ada kemuliaan. Anehnya,
ia bersemangat untuk menghilangkan kemuliaan itu. Ia menyangka, ia sedang berusaha
menemukan nasibnya. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah ia justru mengobarkan
semangatnya untuk merendahkan, mengecilkan, dan menginjak-injak dirinya sendiri,
sementara ia mengira itu akan meninggikannya dan membuat dirinya menjadi besar.
Sebagian kaum Salaf berkata dalam khutbah mereka, "Barangkali orang yang menghina
dirinya sendiri mengira bahwa ia sedang melakukan sesuatu yang mulia. Sedang orang yang

5
merendahkan dirinya sendiri itu mengira bahwa ia memelihara dan menaruh perhatian kepada
dirinya. Cukuplah seseorang dianggap bodoh bila ia bersama musuhnya untuk
menghancurkan dirinya. Ia berbuat kejam terhadap dirinya sendiri lebih daripada yang
diperbuat oleh musuhnya."

6
DAFTAR PUSTAKA

i
Al-Jauzi, Ibnu Qoyyim (2005) terapi penyakit hati, Jakarta : Qisthi Press

Anda mungkin juga menyukai