Anda di halaman 1dari 19

PUSAT DIKLAT SDM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN


--------------------------------------------------------------------------------------------

BAHAN AJAR
MATA PELATIHAN KOMUNIKASI EFEKTIF

PELATIHAN TENAGA TEKNIS PENGELOLAAN


HUTAN PRODUKSI LESTARI PENGUJIAN KAYU
BULAT

Disusun oleh:
Anna Indria Witasari
Esi Fajriani

BOGOR, Agustus 2021

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan jo Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008, pasal 117 ayat (1) telah mengatur bahwa dalam
rangka melindungi hak negara atas hasil hutan dan kelestarian hutan, maka
terhadap hasil hutan dilakukan pengendalian dan pemasaran hasil hutan melalui
penatausahaan hasil hutan. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah tersebut juga
telah diatur bahwa pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
dan Izin Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IPHHK) wajib melakukan pengukuran dan
pengujian hasil hutan kayu.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.70/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari dalam Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan pada Hutan Produksi,
disebutkan bahwa Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari yang
selanjutnya disebut GANISPHPL adalah setiap orang yang memiliki sertifikat
kompetensi kerja di bidang pengelolaan hutan produksi lestari. Salah satu
kompetensi Tenaga Teknis (Ganis) PHPL adalah Pengujian Kayu Bulat.
Seorang Ganis PHPL Pengujian Kayu Bulat harus memiliki kemampuan
melakukan komunikasi efektif. Kemampuan untuk melakukan komunikasi efektif
sangat penting bagi seorang Ganis PHPL Pengujian Kayu Bulat. Hal ini karena
dalam melakukan pekerjaan di lapangan, seorang Ganis PHPL perlu
mengkomunikasikan pekerjaannya baik kepada sesama Ganis ataupun kepada
atasannya serta para pihak lainnya. Terkait hal tersebut, maka pada pelatihan
Tenaga Teknis PHPL Pengujian Kayu Bulat diberikan materi pelatihan Komunikasi
Efektif.

B. Tujuan
Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan ini, peserta mampu:
1. Menetapkan strategi komunikasi
2. Menerapkan komunikasi efektif.

1
BAB II
STRATEGI KOMUNIKASI

Komunikasi tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia karena setiap orang
membutuhkan komunikasi dalam membangun hubungan dengan orang lain.
Kesuksesan seseorang membina hubungannya dengan orang lain, bekerja sama,
atau mempengaruhi orang lain untuk mengikuti ide dan gagasannya banyak
dipengaruhi oleh kemampuannya berkomunikasi. Komunikasi juga penting dalam
menunjang pekerjaan semua orang. Dapat dikatakan kemampuan berkomunikasi
seseorang menjadi salah satu faktor dalam keberhasilan pekerjaannya. Terlebih
dalam menunjang pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan banyak orang
seperti seseorang yang bekerja pada bagian Marketing. Kemampuannya
berkomunikasi dapat menarik lebih banyak konsumen untuk membeli produknya.
Komunikasi adalah: Proses menyampaikan suatu pesan dari Sumber ke
Penerima Pesan. Namun, tidak berarti bahwa proses komunikasi tersebut selalu
membuat pesan yang disampaikan diterima oleh penerima pesan seperti yang
diharapkan oleh Sumber atau Pengirim Pesan.
Ada beberapa tujuan komunikasi yaitu:
1. Informatif
Komunikasi dengan tujuan informatif merupakan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau meminta informasi.
2.Persuasive
Komunikasi dengan tujuan persuatif adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain agar berubah sikapnya, opininya dan tingkah lakunya.
Persuasi juga dipahami sebagai usaha merubah sikap melalui penggunaan pesan
dan berfokus pada karakteristik komunikator dan pendengar. Persuatif bersifat
mengajak atau membujuk.
3. Entertainment
Komunikasi dengan tujuan entertainment memiliki fungsi sosial yaitu memberikan
hiburan. Komunikasi entertainment berbentuk komunikasi verbal maupun non
verbal. Contohnya: lelucon-lelucon melalui kata-kata atau tulisan. Sehingga orang
yang sedang sedih akan terhibur.

2
Komunikasi Verbal
Komunikasi dapat dilakukan baik melalui komunikasi verbal atau komunikasi
non verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang berbentuk lisan atau tulisan.
Mendengarkan dan membaca merupakan komunikasi verbal. Mendengarkan tidak
sama dengan mendengar. Mendengarkan melibatkan 4 unsur yakni mendengar,
memperhatikan, memahami dan mengingat.
Komunikasi verbal dapat dilakukan dengan menggunakan kata-kata pada saat
kita berbicara dengan orang lain secara langsung maupun melalui media.
Contohnya: berkomunikasi menggunakan handy talky atau telepon genggam.
Sementara itu, komunikasi verbal dengan tulisan dilakukan dengan menggunakan
media seperti surat, postcard, chatting di media sosial, dan sebagainya.
Dalam keseharian, pada umumnya komunikasi verbal lebih sering dilakukan
dibandingkan berkomunikasi secara non verbal. Hal ini disebabkan karena ide-ide,
pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal dibandingkan
komunikasi non verbal. Selain itu, pesan-pesan yang disampaikan lebih mudah
dipahami.

Komunikasi Non Verbal


Komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang
kepada orang lain tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi nonverbal disebut
isyarat atau bahasa diam (silent language). Komunikasi nonverbal lebih jujur
mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan. Dengan komunikasi
nonverbal, suasana hati seseorang seperti: bahagia, marah, bingung, atau sedih
dapat diketahui.
Ada beberapa contoh Komunikasi Non Verbal, yaitu: isyarat, gerak, gesture,
warna, gambar sebagaimana digambarkan pada Gambar 1 di bawah ini.

3
Gambar 1. Komunikasi Non Verbal

Pada Gambar 1 diatas, komunikasi berupa gerak dicontohkan dengan orang yang
memegang kepalanya sambil melihat jam. Dengan gesture tersebut, dapat dilihat
bahwa orang tersebut kemungkinan sudah membuat janji dengan seseorang, namun
lupa. Setelah melihat jam, orang tersebut terkejut mengetahui bahwa ia terlambat
dari waktu yang dijanjikan.
Gambar gunung berapi menggambarkan suatu gunung yang meletus serta
menyemburkan asap ke udara. Lambang segitiga pada gambar tersebut
menggambarkan daur ulang (recycle). Sedangkan warna hijau dengan dilengkapi
gambar pada Gambar 1 akan mengingatkan orang akan Kedai Kopi Starbuck.
Dari berbagai komunikasi non verbal, ada lebih banyak yang dapat
diceritakan dari hanya 1 gesture, lambang, warna, dan sebagainya. Contoh lain
misalnya: janur kuning. Bila orang menjumpai janur kuning, maka di tempat tersebut
sedang diadakan Resepsi Pernikahan. Contoh-contoh lain adalah:
1. Warna Baju
Warna baju dapat menggambarkan apakah seseorang bekerja di Kantor atau di
Pabrik. Orang yang mengenakan baju putih rapi dengan lengan panjang seringkali
menggambarkan orang-orang yang bekerja di kantor. Sedangkan, orang-orang yang
bekerja mengenakan seragam berwarna biru umumnya bekerja di pabrik.

4
2. Waktu
Waktu menunggu antrian dokter biasanya pagi hari mulai jam 8 pagi atau sore hari
jam 5 sore. Bila kita melewati antrian pada jam tersebut, biasanya kita akan berpikir
bahwa orang-orang tersebut sedang menunggu antrian dokter.

3. Menggunakan Tempat
Tempat juga dapat menunjukkan jabatan seseorang. Misalnya: Ruang Direktur
biasanya ditandai dengan seorang Sekretaris yang biasanya duduk di luar ruangan
Direktur. Sedangkan ruang kerja Direktur biasanya besar dengan meja dan kursi
besar serta dilengkapi seperangkat meja kursi tamu.

Ekspresi Wajah sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal


Ekspresi Wajah adalah bentuk Komunikasi Non Verbal sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Ekspresi Wajah

Ekspresi wajah yang ditunjukkan seseorang dapat mengungkapkan emosi orang


tersebut tanpa orang tersebut menceritakan suasana hatinya kepada orang lain.
Gambar 2 diatas menunjukkan beberapa ekspresi seperti gembira, sedih, marah,
cemas, takut, banyak pikiran dan sebagainya. Seseorang akan tertawa bila gembira
dan akan cemberut bila sedang sedih.

5
Ekspresi wajah memegang peranan penting dalam berkomunikasi secara non
verbal. Saat berkomunikasi, ekspresi wajah seseorang adalah hal pertama yang
akan terlihat, bahkan sebelum kita mendengar apa yang akan dibicarakan oleh
lawan bicara kita. Banyak sekali informasi yang dapat diketahui hanya dari ekspresi
wajah lawan bicara.

Postur Tubuh sebagai bentuk Komunikasi Non Verbal


Selain ekspresi wajah, postur tubuh juga merupakan merupakan salah satu
jenis komunikasi nonverbal yang dapat menyampaikan banyak informasi. Bila
dikombinasikan dengan gerak tubuh tertentu, postur tubuh bisa memberikan banyak
informasi. Gambar 3 dibawah ini menunjukkan Postur Tubuh sebagai bentuk
komunikasi non verbal.

Gambar 3. Postur Tubuh

Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3 diatas, postur tubuh atau kombinasi antara
ekspresi wajah dan postur tubuh dapat menginformasikan banyak hal. Misalnya:
seseorang yang bertolak pinggang menunjukkan sikap yang menantang. Seseorang
yang memasukkan tangannya ke saku menunjukkan sikap seolah-olah
menyebunyikan sesuatu. Seseorang yang tersenyum dengan sikap tegak dan
tangan didepan tubuhnya menunjukkan sikap yang percaya diri, dan jujur.
Seseorang dengan ekspresi wajah mulut dikatupkan, tangan di pinggang, dan kedua
kaki dibuka menunjukkan sikap menantang dan arogan.

6
Tatapan Mata sebagai Bentuk Komunikasi Non Verbal
Tatapan mata memainkan peran penting dalam komunikasi non verbal.
Tatapan mata seseorang yaitu: cara melihat, menatap, dan berkedip dapat
menunjukkan berbagai emosi. Sebagai contoh, bila kita bertemu seseorang yang
kita sukai atau hormati, pada umumnya mata berkedip lebih cepat dan pupil mata
membesar. Selain itu, tatapan mata dapat menunjukkan apakah seseorang sedang
berkata jujur atau tidak. Kontak mata yang normal dan stabil sering dianggap
sebagai tanda bahwa seseorang mengatatakan kebenaran dan dapat dipercaya.
Sebaliknya, jika sedang berbohong, orang akan cenderung mengalihkan tatapannya.
Oleh karena itu, kita sering mendengar istilah: “mata adalah jendela hati”. Tatapan
mata sebagai bentuk komunikasi non verbal ditunjukkan pada Gambar 4 dibawah
ini.

Gambar 4. Tatapan mata

Dari seluruh bagian tubuh mulai dari kepala, telinga, pipi, mulut, muka, mata, hidung,
bahu, lengan, tangan, kaki, semuanya dapat menginformasikan banyak hal tentang
seseorang. Bahasa tubuh mencakup: postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi muka,
kontak mata, dan gerakan tubuh.

Elemen Komunikasi Mehrabian

Komunikasi yang dilakukan tidak semata-mata menggunakan komunikasi


verbal, namun juga dilakukan secara non verbal. Pada saat orang berbicara
langsung kepada seseorang, komunikasi non verbal dapat menginformasikan lebih

7
banyak daripada apa yang dibicarakan. Mehrabian, seorang Guru Besar Emeritus
Psikologi UCLA yang lahir pada tahun 1939 menyatakan bahwa ada tiga elemen
dalam komunikasi langsung (face to face) yang disebut 3 V yaitu: Verbal (kat-kata),
Voice (Intonasi Suara), dan Visual (Bahasa Tubuh).
Menurut Mehrabian, elemen non verbal sangat penting untuk
mengkomunikasikan perasaan dan sikap. Bila antara kata , dan bahasa tubuh tidak
selaras, maka orang akan lebih condong percaya pada bahasa tubuh. Namun,
bukan selalu berarti bahwa bahasa tubuh lebih mendominasi komunikasi verbal.
Artinya setiap kondisi tidak berlaku sama. Sebagai contoh: misalnya seseorang
sedang presentasi yang seluruhnya disampaikan secara verbal, isyarat-isyarat non
verbal yang terlihat pada pembicara akan membantu meyakinkan penerima pesan.
Pada saat menyampaikan pesan, pada umumnya kata-kata (Verbal) berperan 7%,
intonasi suara (Voice) berperan 38%, dan bahasa tubuh (Visual) 55%. Gambar 5
dibawah ini menunjukkan Elemen Komunikasi Mehrabian.

Gambar 5. Elemen Komunikasi

Unsur Komunikasi
Ada beberapa unsur komunikasi yaitu: Komunikator, Pesan (message),
Saluran (channel), dan Komunikan.Dan selanjutnya akan ada dampak atau efek
seperti yang digambarkan pada Gambar 6 dibawah ini:

8
Gambar 6. Unsur Komunikasi

a. Komunikator
Merupakan orang yang menyampaikan pesan ke seseorang atau sejumlah orang.
Komunikator ini bisa satu orang, lebih dari satu atau massa.

b. Komunikan
Adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator. Peran komunikator dan
komunikan bersifat dinamis, yaitu baik komunikator ataupun komunikan saling
bergantian dalam memberikan pesan.

c. Pesan

Pesan yang disampaikan dapat bersifat abstrak atau konkrit. Pesan konkrit berupa
suara, mimik, gerak-gerik, bahasa lisan, dan bahasa tulisan. Pesan bersifat verbal
(verbal communication) antara lain: Oral (komunikasi yang dijalin secara lisan) dan
Tertulis (komunikasi yang dijalin secara tulisan). Sedang komunikasi nonverbal tidak
menggunakan kata-kata. Pesan bersifat non verbal (non verbal communication)
yaitu: Gestural communication (menggunakan sandi-sandi untuk menjamin
kerahasiaan) dan menggunakan kiat, isyarat, gambar atau warna.

9
d. Saluran komunikasi

Merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada
penerima. Terdapat dua cara: Non mediated communication (face to face) atau
secara langsung dan dengan menggunakan media. Pada komunikasi tatap muka,
akan terjadi aktifitas komunikasi antara komunikan dengan komunikator. Sebagai
contoh: forum, diskusi panel, rapat, ceramah, simposium, konferensi pers, seminar
dan lain-lain. Komunikasi yang dilakukan dengan media, dapat dilakukan melalui
media massa dan non media massa. Komunikasi melalui media massa dapat
dilakukan secara periodik melalui elektronik yang berupa radio, TV, dan film atau
melaui media cetak seperti surat kabar dan majalah. Komunikasi secara non perodik
dapat dilakukan melalui manusia seperti SPG dan juru kampanye.

e. Efek komunikasi
Adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan dari komunikator dalam diri
komunikannya, yang dapat berupa efek kognitif (seseorang menjadi tahu sesuatu),
afektif (sikap seseorang terbentuk) dan kognitif (tingkah laku, hal yang membuat
seseorang bertindak melakukan sesuatu).

Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Dalam proses komunikasi
tersebut, ada beberapa unsur yaitu:
 Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah orang.
 Encoding: yaitu proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang.
 Message: pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator.
 Media: saluran komunikasi untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada komunikan.
 Decoding: yaitu proses di mana komunikan menterjemahkan makna pada
lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
 Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
 Feedback: Umpan balik yaitu tanggapan Komunikan yang disampaikan kepada
Komunikator.

10
 Noise: Gangguan yang terjadi dalam proses komunikasi yang menyebabkan
sebagai pesan yang diterima Komunikan berbeda dari pesan yang
disampaikan oleh Komunikator.

Proses Komunikasi digambarkan pada Gambar 7 dibawah ini:

Gambar 7. Proses Komunikasi

Proses komunikasi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: Komunikator


menyampaikan pesan kepada Komunikan. Pesan tersebut mengalami proses
Encoding. Pesan tersebut disampaikan melalui saluran komunikasi. Selanjutnya
pesan tersebut mengalami proses decoding oleh penerima pesan (Komunikan). Dan
Komunikan memberikan feedback terhadap pesan yang diterimanya.

Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam
proses penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu
yang lain yang disebabkan baik oleh faktor lingkungan yaitu: faktor diluar individu
maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri. Apabila
komunikan/komunikator memberikan persepsi yang berbeda terhadap pesan yang
disampaikan komunikator, hal itu berarti terjadi hambatan atau gangguan
komunikasi.
Faktor internal yang menjadi hambatan komunikasi antara lain:
• lelah

11
• lemah dalam kemampuan mendengar
• sikap terhadap pengirim pesan
• kurang minat terhadap pesan
• rasa khawatir
• rasa tidak percaya
• pengalaman masa lalu
• sikap negatif
• problem dalam rumah tangga
• kurang pengetahuan dan pengalaman
• emosi
Berbagai faktor yang terdapat pad penerima pesan akan menyebabkan
terhambatnya proses komunikasi dari Komunikator kepada Komunikan. Selain itu
terdapat faktor eksternal yang menghambat komunikasi. Faktor eksternal yang
menghambat komunikasi antara lain:
• bising
• selingan
• saluran buruk
• waktu komunikasi (siang/malam)
• bahasa-terlalu banyak kata-kata teknis
• lingkungan

Tipe-tipe Komunikasi
Secara garis besar, tipe komunikasi dapat dibedakan menjadi: komunikasi
searah dan komunikasi dua arah. Komunikasi searah artinya salah satu pihak hanya
sebagai pendengar sementara pihak lain berkomunikasi. Komunikasi dua arah
terjadi bila kedua belah pihak mendengarkan dan berbicara.
Komunikasi searah antara lain: membaca surat kabar, membaca buku,
menonton TV, mendengarkan radio, menonton youtube. Sementara itu, yang
termasuk komunikasi dua arah antara lain: mengobrol, berbicara melalui telpon
selular, talk show, berbicara di depan umum.

12
BAB III
KOMUNIKASI EFEKTIF

Komunikasi efektif adalah proses pertukaran ide, pemikiran, pengetahuan dan


informasi sedemikian rupa sehingga tujuan atau niat dapat terpenuhi dengan sebaik
mungkin. Dengan kata lain, informasi yang dikirimkan oleh pengirim pesan dapat
dipahami oleh penerima pesan sesuai yang dimaksud oleh pengirim pesan. Antara
pengirim pesan dan penerima pesan terjadi pemahaman yang sama. Pengukuran
efektivitas dari suatu proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan
pengirim pesan.
Ada beberapa syarat agar komunikasi dapat berjalan secara efektif. Syarat-
syarat tersebut disebut 7 C yaitu:

a. Complete (Lengkap)
Pesan harus disampaikan secara lengkap baik data maupun informasi. Dengan
demikian maka respon yang diberikan sesuai dengan pesan yang disampaikan
Komunikator. Tidak ada hal-hal penting yang tidak tersampaikan.
b. Concise (Ringkas)
Komunikasi dilakukan seefisien mungkin, tidak mengulangi kata-kata yang sama
sehingga bertele-tele dan dapat membingungkan komunikan.
c. Clarity (Jelas)
Pesan yang disampaikan harus jelas. Oleh karenanya perlu dikurangi kata-kata yang
bermakna ganda.
d. Correct (Benar)
Menggunakan tata bahasa yang benar.
e. Consideration (Pertimbangan)
Pesan yang disampaikan mempertimbangkan kondisi Komunikan baik latar
belakang, pendidikan, pola pikir, dan sebagainya.
f. Concrete (Konkrit)
Poin-poin yang disampaikan sesuai apa adanya (sesuai fakta).
g. Courteous (Sopan)
Pesan harus jujur, ramah.

13
7 C pada komunikasi efektif ditunjukkan pada Gambar 8 dibawah ini:

Gambar 8. Syarat Komunikasi Efektif

Kesalahan umum yang seringkali dilakukan dalam berkomunikasi adalah:


Dari sisi Pengirim Pesan:
• Cepat-cepat berbicara tanpa menyusun ide
Ada kalanya pembicara berbicara tanpa terlebih dulu menyusun rencana. Misalnya:
dalam suatu pertemuan, seseorang menyampaikan idenya. Seringkali pembicara
tidak mencatat dulu hal-hal apa saja yang akan disampaikan. Tetapi langsung
menyampaikannya di forum. Sehingga informasi yang disampaikan tidak jelas.
• Terlalu banyak gagasan, tidak berhubungan.
Ada kalanya terlalu banyak ide-ide yang disampaikan pembicara. Namun, ide-ide
yang disampaikan tidak terkait satu sama lain. Sehingga penerima pesan tidak bisa
memahami intisari pembicaraan dari pembicara.
• Pernyataan terlalu pendek
Pembicara tidak menjelaskan secara detil informasi yang disampaikan kepada
pendengar atau informasi yang disampaikan tidak lengkap (Complete pada 7C
komunikasi efektif). Hal ini dapat mengakibatkan pemahaman penerima pesan tidak
optimal.
• Mengabaikan pengetahuan pendengar
Pembicara tidak mempertimbangkan pengetahuan pendengar. Misalnya
menggunakan istilah-istilah teknis sementara sedang berbicara dengan orang yang
bukan di bidangnya serta berpikir bahwa yang diajak bicara memahami apa yang
disampaikan.
14
• Tidak merumuskan pesan sesuai sudut pandang penerima pesan
Pembicara hanya menyampaikan pesan berdasarkan cara pandangnya tanpa
mempertimbangkan cara pandang penerima pesan serta menganggap sudut
pandang orang lain sama dengan sudut pandangnya.
Selain dari sisi pengirim pesan, kesalahan umum komunikasi dapat juga
berasal dari sisi Penerima Pesan. Hambatan tersebut antara lain:
• Tidak memperhatikan
Pada saat seseorang sedang bicara, penerima pesan tidak menyimak. Misalnya :
sambil memikirkan hal lain. Sehingga tidak fokus terhadap apa yang disampaikan
pembicara. Akibatnya, tidak semua pesan dari pembicara dapat dipahami.
• Merumuskan jawaban sebelum mendengar lengkap
Penerima pesan tidak menunggu pembicara menyelesaikan seluruh
pembicaraannya dan langsung menanggapi. Akibatnya, jawaban yang diberikan
seringkali tidak sesuai dengan yang dimaksud pembicara.
• Memperhatikan detail, bukan pesan keseluruhan
Penerima pesan hanya fokus pada informasi yang detil. Sehingga dapat
menyebabkan salah menafsirkan pesan dari pembicara.
• Menilai benar salah sebelum paham
Penerima pesan tidak menganalisa terlebih dahulu pesan yang disampaikan
pembicara dan terburu-buru memberi penilaian.

Ketrampilan mendengarkan (menyimak)


Dalam berkomunikasi, seseorang juga perlu mendengarkan atau menyimak.
Menyimak berarti aktif, memberi perhatian, serta menggali arti. Seseorang yang
menyimak akan mendengarkan dengan seksama, merefleksi ulang apa yang
dikatakan pembicara, menahan diri untuk menilai dan memberikan nasihat.
Menyimak akan membuat lawan bicara merasa diperhatikan dan dihargai dalam
pembicaraan. Pada kenyataannya, mendengarkan jauh lebih sulit dibandingkan
berbicara.
Ada beberapa manfaat mendengarkan/menyimak yaitu:
a. Manfaat dalam hubungan
Seseorang akan memahami sudut pandang orang lain dan merespon dengan
empati. Sehingga akan sangat membantu bila lawan bicara sedang mengalami
masa yang sulit.

15
b. Manfaat dalam pekerjaan
Menyimak akan membantu berinteraksi dengan kolega. Dengan menyimak maka
akan membantu memahami permasalahan dan bekerjasama untuk mencari jalan
keluar.
c. Manfaat dalam situasi sosial
Menyimak membantu untuk berbaur dalam berbagai situasi sosial. Dengan
kemampuan menyimak, maka orang lain akan tertarik untuk berbicara lebih lama
dengan kita.

16
BAB IV
PENUTUP

Kemampuan berkomunikasi secara efektif sangat diperlukan oleh seorang


Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Pengujian Kayu Bulat (PKB)
dalam melakukan pekerjaan di lapangan. Sehingga tidak terjadi salah informasi
terkait pengujian kayu bulat. Diharapkan dengan materi Komunikasi Efektif akan
membekali peserta pelatihan dengan pengetahuan, keterampilan, serta sikap kerja
dalam menerapkan komunikasi efektif untuk menunjang pekerjaannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Komunikasi Efektif.https://id.m.wikipedia.org


BUSÀ, M.G. 2015. Teaching Learners to Communicate Effectively in The L2:
Integrating body language in the students’ syllabus. Lingue Linguaggi 15
(2015), 83-98. University of Padova. . https://DOI 10.1285/i22390359v15p83
Miftah, M. 2008. Strategi Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran. Jurnal Teknodik
Vol. XII No. 2 Des 2008.
Sumartias, S. nd. Konsep-konsep Dasar, Konteks, dan Ruang Lingkup Komunikasi
Bisnis. Modul Universitas Terbuka. Jakarta.
Susanto, E.H. 2010. Teknik Komunikasi Efektif. Universitas Tarumanegara. Jakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai