Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

AMENORRHEA PADA WANITA USIA SUBUR


Ziyadatul Chusna Almabruroh Yuni Alfi1), Anisah 2)
Prodi DIII Kebidanan, STIKes Brebes
E mail: ayya_chusna@ymail.com
STIKes Brebes
Jl. Raya Janegara KM 08. Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes 52261

ABSTRAK
Setiap wanita sering mengalami gangguan dalam siklus haidnya. Gangguan siklus haid antara lain
tidak teraturnya siklus haid atau amenorrhea. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian amenorrhea.
Jenis penelitian adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah wanita usia
subur berjumlah 431. Teknik pengambilan sampel dengan purpossive sampling 76 responden. Data
diperoleh menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan
analisis korelasi Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar status gizi responden adalah gemuk sebanyak
36 responden (47,4%), responden menggunakan obat KB sebanyak 48 responden (63,2%) dan responden
mempunyai tingkatan stres sedang sebanyak 37 responden (48,7%). Analisis bivariat dengan chi-square
menunjukkan ada hubungan positif antara status gizi dengan kejadian amenorrhea, ada hubungan positif
antara stres dengan kejadian amenorrhea serta ada hubungan positif antara penggunaan obat KB dengan
kejadian amenorrhea.
Disarankan bagi responden untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kesehatan khususnya bagi
responden dengan status gizi gemuk dan obesitas perlu melakukan olah raga teratur dan melakukan diet
sehat.

Kata Kunci : Amenorrhea, Penggunaan obat KB, Status gizi, stress.

ABSTRACT
Every woman often experiences in their disturbance of menstrual cycle. The menstrual cycle
distrubance such as menstrual irregular cycle or amenorrhea. The purpose of this research is to know
about the factors that connect with the incidence of amenorrhea.
The type of this research is analytical research with cross sectional technique. The populations are
fertile women totaled 431 women. The sampling uses purposive sampling totaled 76 respondents. The data
is obtained using questionnaire. Data analyzed by univariate and bivariate with chi square correlation
analysis.
The results show that the nutrition status in most respondents is fat totaled 36 respondents
(47.4%), respondents have average level of stress totaled 37 respondents (48,7%) and most respondents
use KB totaled 48 respondents (63,2%). Bivariate analysis with chi square is a positive relationship
between nutrition status with incidence of amenorrhea and there’s a positive relationship between stress
with incidence of amenorrhea and also there is a positive relationship between the use of medicial KB with
the incidence of amenorrhea.
It is recommended for respondents to actively participate in maintaining health, especially for the
respondents with the fat nutrition status and obesity need to do some exercises regularly and do healthy
diet.

Keywords: amenorrhea, the use of medicinal KB, nutrition status, stress.


PENDAHULUAN mempengaruhi terjadinya gangguan pada
Wanita dalam kehidupannya tidak sistem reproduksi khususnya Amenorrhea.
luput dari adanya siklus haid normal yang Oleh karena itu, berdasarkan latar
terjadi secara siklik. Ia akan merasa belakang di atas penulis tertarik untuk
terganggu bila hidupnya mengalami melakukan penelitian tentang “Faktor-
perubahan terutama bila haid menjadi lebih Faktor Yang Berhubungan Dengan
lama, banyak, tidak teratur, lebih sering Kejadian Amenorrhea Pada Wanita Usia
atau tidak haid sama sekali (amenore). Subur”.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
yang dilakukan pada bulan Januari 2018 di METODE
Kelurahan Pasarbatang pada wanita usia Jenis penelitian yang dilakukan
subur (20-35 tahun) yang berjumlah 15 adalah penelitian analitik dengan
orang, ditemukan bahwa sebanyak 9 orang pendekatan cross sectional.
(60%) yang mengalami menstruasi tidak Menurut Badriah, “Penelitian cross
teratur dan sebanyak 6 orang (40%) sectional atau lintas bagian adalah
mengalami menstruasi yang teratur. penelitian yang mengukur prevalensi
BKKBN menyatakan bahwa, penyakit. Oleh karena itu seringkali disebut
“Wanita usia subur adalah wanita yang sebagai penelitian prevalensi.”
berumur 15-45 tahun pada masa atau Populasi dalam penelitian ini adalah
periode dimana dapat mengalami proses wanita usia subur berjumlah 431 responden.
reproduksi yang ditandai dengan timbulnya Pengambilan sampelnya menggunakan
menstruasi kemudian diakhiri dengan purposive sampling yaitu sampel yang
menopouse.” dipilih secara sengaja dengan
Gangguan siklus menstruasi pada mempertimbangkan tujuan yang ingin
wanita usia subur diantaranya adalah tidak dicapai dari karakteristik yang diteliti.
teraturnya siklus menstruasi atau Sampel dalam penelitian ini adalah
amenorrhea. Manuaba menjelaskan bahwa, wanita usia subur yang mengalami
“Amenorrhea adalah terjadinya amenorrhea yang berjumlah 81 responden
keterlambatan menstruasi lebih dari tiga yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
bulan berturut-turut. Wanita akan a. Kriteria inklusi: Wanita usia subur
mengalami menstruasi teratur setelah berusia 20-35 tahun, Sehat, Sudah
mencapai usia 18 tahun. Amenorrhea menikah, Saat penelitian ada di wilayah
dibedakan menjadi 2 yaitu Amenorrhea
tempat penelitian, dan Bersedia
Primer dan Amenorrhea Sekunder”.
Untuk waktunya, Amenorrhea menjadi responden
jangka pendek yang hanya beberapa bulan, b. Kriteria eksklusi: Wanita usia subur
tidak menyebabkan masalah yang (20-35 tahun) yang hamil, Tidak ada di
signifikan pada sistem reproduksi. tempat pada saat penelitian
Sedangkan pada Amenorrhea jangka berlangsung dan Tidak bersedia
panjang yang waktunya hingga lebih dari menjadi responden
tiga sampai enam bulan dapat menandakan
Instrument penelitian yang digunakan
bahwa ovarium tidak berfungsi dengan baik
untuk memperoleh data dalam penelitian ini
sehingga dapat menyebabkan terjadinya
adalah kuesioner yang berupa kuesioner
kista ovarium.
terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner
Sebagai seorang Bidan merupakan
terbuka berisi tentang identitas dan hasil
mata rantai yang sangat penting karena
pengukuran berat badan dan tinggi badan
kedudukannya sebagai ujung tombak dalam
untuk mengetahui status gizi responden,
upaya peningkatan pengetahuan sumber
kuesioner tertutup berisi daftar cek list
daya manusia melalui kemampuannya
untuk mengetahui pengetahuan responden
untuk memberikan pendidikan serta
tentang stres, tahapan stres, dan respon
informasi tentang faktor-faktor yang dapat
terhadap stres serta penggunaan obat KB.
HASIL PENELITIAN responden menggunakan obat KB
c. Analisis Univariat sebanyak 48 responden (63,2%) dan
Tabel 3.1 Distribusi Frekwensi yang tidak menggunakan obat KB
sebanyak 28 responden (36,8%).
Variabel ekuensi entase (%) d. Kejadian Amenorrhea pada
Status gizi responden
al 23 30,3 Berdasarkan analisis univariat
k 36 47,4 data kejadian amenorrhea pada
tas 17 22,4 wanita usia subur dapat dilihat pada
Tingkatan stress tabel 3.1 menunjukkan bahwa
ringan 17 22,4 sebagian besar responden
sedang 37 48,7 mengalami amenorrhea sebanyak
Stres berat 22 28,9 41 responden (53,9%) dan yang
Penggunaan obat KB tidak mengalami amenorrhea
48 63,2 sebanyak 35 responden (46,1%).
28 36,8
Amenorrhea
41 53,9 b. Analisis Bivariat
35 46,1 Tabel 3.2 Hubungan antara status gizi
dengan kejadian amenorrhea pada wanita
a. Status Gizi Responden Variabel Kejadian Amenorrhea Total X2 P
Berdasarkan analisis Ya Tidak Hitu Valu
ng e
univariat terhadap data status gizi, Status Gizi N % N % N %
Tabel 3.1 menunjukkan bahwa Normal 7 30,4 16 69,6 23 100 7,342 0,025
sebagian besar responden Gemuk 23 63,9 13 36,1 36 100
Obesitas 11 64,7 6 35,3 17 100
mempunyai status gizi gemuk Tingkatan stres
dengan kelebihan berat badan Stres 4 23,5 13 76,5 17 100 8,341 0,015
tingkat ringan sebanyak 36 ringan
Stres 24 64,9 13 35,1 37 100
responden (47,4%) dan status gizi sedang
normal sebanyak 23 responden Stres 13 59,1 9 40,9 22 100
(30,3%) serta status gizi obesitas berat
Penggunaobat KB
dengan kelebihan berat badan Ya 31 64.6 17 35,4 48 100 5,932 0,015
tingkat berat sebanyak 17 Tidak 10 35,7 18 64,3 28 100
responden (22,4%). usia subur
b. Tingakatan Stres Responden
Berdasarkan analisis univariat
terhadap data tingkatan stres pada 1) Hubungan antara status gizi dengan
wanita usia subur pada tabel 3.1 kejadian amenorrhea
menunjukkan bahwa sebagian besar Berdasarkan tabel 3.2 wanita
responden mempunyai tingkatan usia subur yang status gizinya
stres yang sedang sebanyak 37 normal sebagian besar tidak
responden (48,7%), tingkatan stres mengalami amenorrhea yaitu 16
ringan sebanyak 17 responden responden (69,6%), wanita usia
(22,4%) dan tingkatan stres berat subur yang status gizinya gemuk
sebanyak 22 responden (28,9%). sebagian besar mengalami
c. Penggunaan Obat KB oleh amenorrhea yaitu 23 responden
Responden (63,9%) dan wanita usia subur yang
Berdasarkan analisis univariat status gizinya obesitas sebagian
data penggunaan obat KB pada besar mengalami amenorrhea yaitu
wanita usia subur pada tabel 3.1 11 responden (64,7%).
menunjukkan bahwa sebagian besar
Hasil uji statistik dengan Chi adalah 3,841. Hal ini menunjukkan
Square diperoleh nilai X2 hitung bahwa X2 hitung lebih besar dari X2
7,342 dengan df = 2 dan taraf tabel (5,932 > 3,841) serta diperoleh
signifikansi 5% maka nilai X2 tabel Pvalue = 0,015 (Pvalue < 0,05). Dapat
adalah 5,991. Hal ini menunjukkan disimpulkan bahwa ada hubungan
bahwa X2 hitung lebih besar dari X2 antara penggunaan obat KB dengan
tabel (7,342 > 5,991) serta diperoleh kejadian amenorrhea pada wanita
Pvalue = 0,025 (Pvalue < 0,05). Dapat usia subur.
disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara status gizi PEMBAHASAN
dengan kejadian amenorrhea pada i. Analisis Univariat
wanita usia subur. 1) Gambaran Status Gizi Responden
2) Hubungan antara stres dengan Berdasarkan hasil penelitian
kejadian amenorrhea menunjukkan bahwa sebagian besar
Berdasarkan tabel 3.2 wanita responden mempunyai status gizi
usia subur yang stres ringan gemuk dengan kelebihan berat badan
sebagian besar tidak mengalami tingkat ringan sebanyak 36 responden
amenorrhea yaitu 13 responden (47,4 %), artinya sebagian besar
(76,5%), wanita usia subur yang responden sudah berkeluarga
stres sedang sebagian besar mempunyai gizi yang berlebih.
mengalami amenorrhea yaitu 24 Menurut Miliarini (2010:1)
responden (64,9%) dan wanita usia menyatakan bahwa, “Pola makan
subur yang stres berat sebagian yang baik selalu mengacu pada gizi
besar mengalami amenorrhea yaitu yang seimbang yaitu terpenuhinya
12 responden (54,5%). semua gizi sesuai dengan kebutuhan
Hasil uji statistik dengan Chi dan seimbang”.
Square diperoleh nilai X2 hitung Wanita usia subur seringkali
8,341 dengan df = 2 dan taraf mengalami gangguan siklus haidnya
signifikansi 5% maka nilai X2 tabel dengan faktor penyebab yang
adalah 5,991. Hal ini menunjukkan bermacam-macam. Menurut
bahwa X2 hitung lebih besar dari X2 Prawirohardjo (2011) menyatakan
tabel (8,341 > 5,991) serta diperoleh bahwa, “Salah satu penyebab dari
Pvalue = 0,015 (Pvalue < 0,05). Dapat amenorrhea adalah status gizi.
disimpulkan bahwa ada hubungan Status gizi responden didukung
antara stres dengan kejadian kebiasaan menjaga kesehatan yang
amenorrhea pada wanita usia subur. buruk akan menyebabkan terjadinya
3) Hubungan antara penggunaan obat gangguan kesehatan salah satunya
KB dengan kejadian amenorrhea adalah gangguan pada sistem
Berdasarkan tabel 3.2 wanita reproduksinya. Menurut Saifuddin
usia subur yang menggunakan obat (2010) menjelaskan bahwa, “Terlalu
KB sebagian besar mengalami gemuk akan menyebabkan
amenorrhea yaitu 31 responden terganggunya keseimbangan hormon-
(64,6%), wanita usia subur yang hormon yang dapat menghambat
tidak menggunakan obat KB kesuburan.”
sebagian besar tidak mengalami 2) Gambaran Tingkatan Stres
amenorrhea yaitu 18 responden Responden
(64,3%). Manusia yang mengalami stres
Hasil uji statistik dengan Chi memiliki tahapan-tahapan dari mulai
Square diperoleh nilai X2 hitung stres yang paling ringan sampai
5,932 dengan df = 1 dan taraf dengan stres yang berat, tergantung
signifikansi 5% maka nilai X2 tabel dari tingkat stresor atau tekanan yang
dialami. Menurut Hawari (2011) menggunakan KB untuk mengatur
menjelaskan bahwa, “stres terbagi jumlah kelahiran.
dalam 6 tahapan, tergantung dari Hasil penelitian ini sesuai dengan
tingkat tekanan yang dialaminya”. teori bahwa wanita usia subur
Berdasarkan hasil penelitian seringkali mengalami gangguan
menunjukkan bahwa sebagian besar siklus haidnya dengan faktor
responden mempunyai tingkatan stres penyebab yang bermacam-macam.
yang sedang sebanyak 37 responden Menurut Prawirohardjo (2011)
(48,7%), artinya sebagian besar menyatakan bahwa, “Faktor
responden mempunyai beban dan penyebab dari amenorrhea sekunder
tekanan mental dan beban kehidupan adalah gangguan kejiwaan, status
(stresor) yang dialami. gizi, gangguan poros hipotalamus,
Stres akan memicu pelepasan gangguan hipofisis, gangguan uterus
hormon kortisol, diman hormon ini dan vagina, gangguan indung telur,
dijadikan tolak ukur untuk melihat obat-obatan”.
derajat stres seseorang. Hormon Setiap wanita tidak selalu
kortisol diatur oleh hipotalamus otak mangalami masa subur yang teratur,
dan kelenjar pituari, dengan tergantung dari bagaimana makanan
dimulainya aktivitas hipotalamus, yang dikonsumsinya. Hal ini sesuai
hipofisis mengeluarkan hormon FSH dengan pendapat Saifuddin (2010)
(Follicle Stimulating Hormone) dan menyatakan bahwa, “Setiap obat pasti
proses stimulus ovarium akan memiliki efek samping.”
menghasilkan esterogen. Jika terjadi Seorang wanita yang
gangguan pada hormon FSH dan LH menggunakan obat tertentu kadang
(Lutenizing Hormon) maka akan kala akan mempengaruhi produksi
mempengaruhi produksi esterogen hormon, sehingga akan
dan progesteron yang menyebabkan mempengaruhi siklus menstruasi.
ketidak teraturan siklus menstruasi. Menurut Prawirohardjo (2011)
Dari yang tadinya siklus menjelaskan bahwa, “Beberapa obat
menstruasinya normal menjadi dapat menyebabkan amenorrhea,
amenorea. Gejala-gejala ini umumnya antara lain obat penenang jenis
bersifat sementara dan biasanya akan fenotiazin dan KB”.
kembali normal apabila stres yang ii. Analisis Bivariat
ada bisa diatasi. (Arfa. 2011) 1) Hubungan antara status gizi dengan
Strategi menghadapi stres antara kejadian amenorrhea
lain dengan mempersiapkan diri
Berdasarkan hasil uji statistik
menghadapi stresor dengan cara
dengan Chi Square diperoleh nilai
melakukan perbaikan diri secara
X2 hitung 7,342 dengan df = 2 dan
psikis/mental, fisik dan sosial. Hal ini
taraf signifikansi 5% maka nilai X2
sesuai dengan pendapat Hawari
tabel adalah 5,991. Hal ini
(2011) menyatakan bahwa,
menunjukkan bahwa X2 hitung lebih
“Perbaikan diri secara psikis/mental,
besar dari X2 tabel (7,342 > 5,991)
perbaikan diri secara fisik dan
serta diperoleh Pvalue = 0,025 (Pvalue <
perbaikan diri secara sosial”.
0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada
3) Gambaran Penggunaan Obat KB hubungan antara status gizi dengan
Berdasarkan hasil penelitian kejadian amenorrhea pada wanita
menunjukkan bahwa sebagian besar usia subur. Hasil X2 hitung
responden menggunakan obat KB diperoleh nilai 7,342 berarti wanita
sebanyak 48 responden (63,2%), usia subur yang mempunyai status
artinya sebagian besar responden gizi yang berlebih atau kekurangan
mempunyai resiko 7,342 kali lebih
besar mengalami amenorrhea diperoleh Pvalue = 0,015 (Pvalue <
daripada wanita usia subur yang 0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada
mempunyai status gizi normal. hubungan antara stres dengan
Menurut Syaifuddin (2010) kejadian amenorrhea pada wanita
menjelaskan bahwa, “Terlalu gemuk usia subur. Hasil X2 hitung
akan menyebabkan terganggunya diperoleh nilai 8,341 berarti wanita
keseimbangan hormon-hormon yang usia subur yang mempunyai tingkat
dapat menghambat kesuburan.” stres berat mempunyai resiko 8,341
Tingkatan status gizi baik normal, kali lebih besar mengalami
gemuk atau obesitas akan amenorrhea daripada wanita usia
mempengaruhi kerja dari organ subur yang mempunyai tingkatan
reproduksi. Hal ini sesuai dengan stres ringan. Hal ini menunjukkan
pendapat Prawirohardjo (2011) bahwa responden dengan tingkat
bahwa wanita usia subur seringkali stres yang berlebihan akan
mengalami gangguan siklus haidnya mengganggu pembentukan hormon
dengan faktor penyebab yang yang diperlukan oleh organ
bermacam-macam salah satunya reproduksi sehingga dapat
adalah status gizi responden. menghambat kesuburan.
Hampir sekitar 30 – 40 % Manusia yang mengalami stres
wanita saat ini mengalami masalah memiliki tahapan-tahapan dari mulai
kesuburan dan gangguan stres yang paling ringan sampai
pembuahan (konsepsi). Gangguan dengan stres yang berat, tergantung
kesuburan tersebut biasanya dari tingkat stresor atau tekanan
disebabkan karena masalah berat yang dialami. Hal ini sesuai dengan
badan yang tidak seimbang, terlalu pendapat Saifuddin (2010)
gemuk atau terlalu kurus. Idealnya, Menyatakan bahwa, “Tanda-tanda
berat badan sebelum hamil (pada wanita tidak subur antara lain siklus
masa pra konsepsi) tidak melebihi haid yang tidak teratur atau
atau kurang dari 10 % berat badan terlambat”.
normal sesuai tinggi badan. Siklus haid normal adalah
Wanita usia subur tidak boleh sekitar 35 hari. Siklus haid yang
terlalu kurus dan tentu harus lebih panjang dari normal
memerhatikan asupan gizinya. berhubungan erat dengan
Namun kenyataannya, banyak unovulatory (tidak adanya sel telur
wanita usia subur yang makan tidak yang dihasilkan indung telur).
teratur, tidak sarapan pagi misalnya Sementara siklus haid yang tidak
atau sering makan junk food yang teratur bisa disebabkan karena
kadar gizinya tidak seimbang. adanya gangguan kista ovarium atau
Terlalu gemuk akan menyebabkan penyakit lainnya, kondisi stres dan
terganggunya keseimbangan kelelahan serta terganggunya
hormon-hormon yang dapat keseimbangan hormon.
menghambat kesuburan. 3) Hubungan antara penggunaan obat
2) Hubungan antara stres dengan KB dengan kejadian amenorrhea
kejadian amenorrhea Berdasarkan hasil uji statistik
Berdasarkan hasil uji statistik dengan Chi Square diperoleh nilai
dengan Chi Square diperoleh nilai X2 hitung 5,932 dengan df = 1 dan
X2 hitung 8,341 dengan df = 2 dan taraf signifikansi 5% maka nilai X2
taraf signifikansi 5% maka nilai X2 tabel adalah 3,841. Hal ini
tabel adalah 5,991. Hal ini menunjukkan bahwa X2 hitung lebih
menunjukkan bahwa X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (5,932 > 3,841)
besar dari X2 tabel (8,341 > 5,991) serta diperoleh Pvalue = 0,015 (Pvalue <
0,05). Dapat disimpulkan bahwa ada KB maka dia memberi tambahan
hubungan antara penggunaan obat hormon pada tubuhnya sehingga
KB dengan kejadian amenorrhea akan mempengaruhi kadar hormon
pada wanita usia subur. Hasil X2 yang diperlukan dan apabila
hitung diperoleh nilai 5,932 berarti berhenti menggunakan obat KB
wanita usia subur yang maka akan membutuhkan waktu
menggunakan obat KB mempunyai agar kadar hormon yang dibutuhkan
resiko 5,932 kali lebih besar oleh tubuh menjadi normal. Oleh
mengalami amenorrhea daripada kerena itu seorang yang mengalami
wanita usia subur yang tidak amenorrhea karena dia
menggunakan obat KB. Hal ini menggunakan obat KB, tidak akan
menunjukkan bahwa wanita usia langsung mengalami menstruasi,
subur yang menggunakan obat KB butuh beberapa waktu untuk
akan mengalami gangguan menghilangkan efek samping dari
kesuburan karena penggunaan obat obat KB tersebut.
KB dapat mempengaruhi produksi
hormon yang sangat penting untuk SIMPULAN
menjaga kesuburan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Wanita usia subur seringkali dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
mengalami gangguan siklus haidnya sebagai berikut:
dengan faktor penyebab yang d. Status gizi pada wanita usia subur (20-35
bermacam-macam. Menurut Tahun) sebagian besar gemuk dengan
Prawirohardjo (2011) menyatakan
kelebihan berat badan tingkat ringan
bahwa, “Faktor penyebab dari
amenorrhea sekunder adalah (47,4%), sebagian besar responden
gangguan kejiwaan, status gizi, mempunyai tingkatan stres yang sedang
gangguan poros hipotalamus, (48,7%) dan sebagian besar responden
gangguan hipofisis, gangguan uterus menggunakan obat KB (63,2%).
dan vagina, gangguan indung telur, e. Ada hubungan positif antara status gizi
obat-obatan”. dengan kejadian amenorrhea pada wanita
Setiap wanita tidak selalu
usia subur.
mangalami masa subur yang teratur,
tergantung dari bagaimana makanan f. Ada hubungan positif antara stres dengan
yang dikonsumsinya. Hal ini sesuai kejadian amenorrhea pada wanita usia
dengan pendapat Saifuddin (2010) subur.
menyatakan bahwa, “Setiap obat g. Ada hubungan positif antara penggunaan
pasti memiliki efek samping, obat KB dengan kejadian amenorrhea pada
seorang wanita yang menggunakan wanita usia subur.
obat KB kadang kala akan
mempengaruhi produksi hormon,
sehingga akan mempengaruhi siklus 2. Saran
menstruasi.” Perlunya partisipasi dan peningkatan
Wanita yang mempunyai siklus kesadaran responden akan pentingnya
haid teratur setiap bulan biasanya menjaga kesehatan khususnya bagi responden
subur. Satu putaran haid dimulai dengan status gizi gemuk dan obesitas dengan
dari hari pertama keluar haid hingga melakukan olah raga teratur, makan-makanan
sehari sebelum haid datang kembali, yang bergizi seimbang dan melakukan diet
yang biasanya berlangsung selama sehat.
28 hingga 30 hari. Siklus haid Responden dengan tingkatan stres yang
dipengaruhi oleh hormon yaitu sedang dan berat diharapkan lebih banyak
esterogen dan progesteron, jika beristirahat dan lebih sabar dalam menghadapi
seorang wanita menggunakan obat beban hidupnya serta perlunya partisipasi
keluarga untuk memberikan motivasi dan
dukungannya.
Untuk petugas kesehatan, Perlunya
pemberian penyuluhan tentang Gangguan
Reproduksi pada wanita usia subur sehingga
dapat lebih meningkatkan pengetahunnya
tentang gangguan pada system reproduksi dan
akibatnya, serta untuk mendeteksi adanya
penyakit berat yang diderita akibat dari
gangguang reproduksi yang dialami.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, Syarif (2010). Tahap-tahapan Stres.
(www.eprints.undip.ac.id.)
Arfa R, (2011). Stress & Menstrual cycle.
(lp:/digilib.unsri.ac.id.)
Badriah, Dewi Laelatul. (2012). Metodologi
Penelitian Ilmu-ilmu Kesehatan.
Bandung: Multazam
BKKBN. (2011). Buku Pegangan Tentang
Pembangunan Keluarga Berencana
Bagi Petugas Lapangan Keluarga
Berencana. Jakarta : Kantor Menteri
Negara Kependudukan/ Badan
Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional
Hawari, Dadang. (2011). Manajemen Stres
Cemas dan Depresi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Miliarini. (2010). Gizi Untuk Remaja. Jakarta
: Salemba Medika
Prawiroharjo,Sarwono (2011) Ilmu
kandungan. In: Prof.dr.Mochammad
Anwar, MMedSc S, ed. 3rd ed
Saifuddin. AB (2010). Ilmu Kebidanan,
edisi.4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Sugiyono. (2010). Statistik Untuk Penelitian.
Bandung: ALFABETA

Anda mungkin juga menyukai