Anda di halaman 1dari 8

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

4. Teknik penggunaan senjata api.


Penggunaan senjata api oleh polisi pada dasarnya hanya boleh
digunakan pada saat keadaan adanya ancaman terhadap jiwa
manusia. Hal ini juga dalam menggunakan senjata api, polisi
harus mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang jelas.
Jadi pada prinsipnya, penggunaan senjata api merupakan upaya
terakhir untuk menghentikan tindakan pelaku kejahatan atau
tersangka. Senpi dengan merk, model, dan kaliber apa saja yang
memenuhi persyaratan dan spesifikasi yang ditetapkan oleh
institusi, dan telah secara resmi disetujui penggunaannya secara
umum atau individu oleh personil penegak hukum yang sudah
tersumpah. Ini meliputi senjata genggam yang utama, senjata
genggam cadangan, shoftgun, dan senapan yang digunakan
untuk tujuan penegakan hukum. Senjata genggam Utama: Senpi
yang diwenangkan oleh organisasi untuk dibawa sebagai bagian
dari pelayanan dan peralatan terkait untuk personil berseragam
atau senpi yang diwenangkan untuk dibawa oleh petugas
berpakaian preman. Senjata genggam Cadangan: Senjata
genggam apa saja yang diwenangkan, selain senjata genggam
utama, yang dibawa tersembunyi dengan cara yang sah.
Kualifikasi Menggunakan Senpi: Pengujian petugas secara
periodik diperlukan untuk menentukan kompetensi mereka
membawa senpi yang diwenangkan.
a. Ketentuan umum prosedur penggunaan Senpi:
1) Setiap senpi yang dibawa oleh petugas ketika sedang
bertugas atau tidak bertugas, kecuali senjata yang
digunakan untuk tujuan olahraga, harus merupakan
senpi Yang diwenangkan penggunaannya.
2) Hanya peluru yang telah disetujui oleh institusi, baik
secara umum atau individu, boleh digunakan dalam
senpi yang diwenangkan.
3) Hanya petugas yang telah lulus kualifikasi
menggunakan sendi dan pelatihan penggunaan
kekuatan yang diberi kewenangan untuk membawa
senpi.
4) Senjata genggam utama harus dibawa dengan
seragam dan atribut lainnya, dan jika tidak harus
sesuai dengan ketentuan.
5) Petugas harus mendapat amunisi untuk tugas baru
dalam jumlah tertentu untuk semua jenis senpi yang
diberikan kewenangan padanya selama periode
dimana petugas masih memenuhi kualifikasi tiap
tahunnya. Penggantian amunisi yang rusak harus

KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 61


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dilakukan sebagaimana diperlukan, sesuai dengan


kebijakan yang ada.
6) Umumnya, petugas dapat membawa hanya satu senpi
utama. Tetapi, petugas yang mendapat tugas khusus
dan petugas lainnya dengan kebutuhan yang dapat
dijelaskan boleh meminta kewenangan untuk
membawa senpi utama cadangan, senpi cadangan,
dan/atau amunisi cadangan pada saat tertentu atau
secara periodik.
b. Senjata Api Saat Tidak Bertugas.
1) Petugas dapat, tetapi tidak diharuskan, membawa
senpi yang disahkan oleh organisasi pada saat sedang
tidak bertugas. Tetapi, petugas harus membawa senpi
ketika sedang mengenakan sergam dan/atau
mengendarai kendaraan patroli bertanda polisi, baik
ketika bertugas atau tidak bertugas.
2) Senpi cadangan dan Senpi saat lepas dinas harus
dibawa tersembunyi, baik ketika petugas sedang
berpakaian preman atau berseragam, kecuali jika:
a) Petugas sedang di tempat kerja, dan lencana
petugas berada disamping senpi tersebut.
b) Petugas terlibat dalam tindakan penegakan
hukum yang secara masuk akal dan beralasan
membutuhkan akses cepat kesenpi, dan lencana
petugas ditempatkan di samping senjata; atau
c) Petugas terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang
membolehkan anggota masyarakat membawa
senpi secara terbuka, misalnya dalam kegiatan
berburu atau latihan menembak.
3) Saat bersenjata, baik sedang berdinas atau lepas
dinas, petugas harus membawa lencana dan tanda
anggotanya.
c. Kualifikasi Senpi.
1) Semua petugas yang diberi kewenangan untuk
membawa senpi harus memenuhi kualifikasi untuk tiap
senjata selama interval antar pelatihan sebagaimana
ditentuka oleh organisasi.
2) Semua petugas harus dinilai berdasar lulus/gagal
untuk tujuan memberi kualifikasi membawa senpi.
3) Paling tidak setahun sekali, semua petugas yang diberi
kewenangan untuk membawa senpi harus menerima

KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 62


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

dan diminta untuk menunjukkan pemahaman mereka


tentang hukum dan kebijakan organisasi, serta
prosedur-prosedur berkaitan dengan penggunaan
kekuatan.
4) Petugas diberi kesempatan tidak lebih dari dua kali
mencoba untuk memperoleh kualifikasi menggunakan
tiap senpi. Petugas yang tidak memenuhi kualifikasi
dengan senpi pada saat pertama, maka dia harus
memenuhi persyaratan berikut:
a) Komandan unit dari petugas tersebut harus
diberitahu dan harus segera mengatur dengan
koordinator pelatihan satu periode pelatihan
formal senpi susulan yang lamanya tidak lebih
dari satu minggu. Pelatihan semacam ini tidak
berarti petugas tidak boleh ikut praktek-praktek
atau pelatihan informal tambahan yang dia
anggap perlu.
b) Petugas harus diberi kesempatan tambahan
untuk mencoba lagi mendapatkan kualifikasi
dalam jangka waktu tertentu. Laporan tertulis
harus dikirim ke komandan tiap petugas yang
gagal dalam usahanya mencoba lagi
mendapatkan kualifikasi dalam jangka waktu
tersebut. Laporan juga harus berisi rekomendasi
pelatih untuk tindakan koreksi.
c) Senpi Utama Gagal mendapat kualifikasi. Tiap
petugas yang gagal untuk mendapat kualifikasi
membawa senpi utama dalam jangka waktu
tertentu dan mengikuti pelatihan perbaikan atau
tindakan koreksi harus dibebaskan dari tugas
sampai hasil evaluasi oleh kepala organisasi atau
yang ditunjuk memberi ijin.
d) Senpi Cadangan Gagal mendapat Kualifikasi.
Tiap petugas yang gagal mendapat kualifikasi
membawa senpi cadangan harus diberi
kesempatan dalam jangka waktu tertentu untuk
mencoba lagi. Kegagalan kualifikasi ulang ini
membuat petugas tersebut terdiskualifikasi untuk
membawa senpi sampai waktu tertentu dimana
dia diperbolehkan untuk mencoba kualifikasi
ulang lagi. Tetapi, petugas dapat tetap melakukan
tugas regulernya jika dia mendapat kualifikasi
membawa senpi utama.
e) Petugas harus mendapat kualifikasi untuk senpi
KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 63
SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

utama dan senpi tambahan (sebagaimana


mestinya) setelah kembali dari cuti lebih dari 180
hari.
f) Petugas yang ditugaskan ke unit-unit taktis
khusus, misalnya SWAT atau unit-unit pengintai,
harus mendapat kualifikasi standat-standar
kemahiran tambahan yang ditetapkan oleh
komandan unit mereka dan/atau pelatih. Ini
mencakup, tetapi tidak terbatas hanya pada
contoh ini, tes kemahiran pada malam hari
dan/atau pada situasi dengan sedikit cahaya,
dalam simulasi tempur, dan saat dimana
menggunakan kedua tangan. Petugas yang
ditugaskan untuk atau berada dalam unit-unit
tersebut harus dipandu oleh standar-standar
kualifikasi yang diberikan oleh komandan unit
mereka.
d. Seorang petugas dapat menggunakan senjata api sesuai
dengan Pasal 47 Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2009
tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi
Manusia Dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia bilamana:
1) Dalam hal menghadapi keadaan luar biasa.
2) Membela diri dari ancaman kematian dan/atau luka
berat.
3) Membela orang lain terhadap ancaman kematian
dan/atau luka berat;
4) Mencegah terjadinya kejahatan berat atau yang
mengancam jiwa orang;
5) Menahan, mencegah atau menghentikan seseorang
yang sedang atau akan melakukan tindakan yang
sangat membahayakan jiwa; dan
6) Menangani situasi yang membahayakan jiwa, dimana
langkah-langkah yang lebih lunak tidak cukup
e. SOP penggunaan senjata api yang harus dipatuhi oleh
anggota Polri:
1) Petugas memahami prinsip penegakan hukum
legalitas, nesesitas dan proporsionalitas.
2) Sebelum menggunakan senjata api, petugas harus
memberikan peringatan yang jelas dengan cara:
a) Menyebutkan dirinya sebagai petugas atau

KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 64


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

anggota Polri yang sedang bertugas;


b) Memberi peringatan dengan ucapan secara jelas
dan tegas kepada sasaran untuk berhenti, angkat
tangan, atau meletakkan senjatanya; dan
c) Memberi waktu yang cukup agar peringatan
dipatuhi.
3) Dalam keadaan yang sangat mendesak dimana
penundaan waktu diperkirakan dapat mengakibatkan
kematian atau luka berat bagi petugas atau orang lain
di sekitarnya, peringatan sebagaimana dimaksud pada
huruf b tidak perlu dilakukan
f. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan senjata
api:
1) Tindakan dan cara-cara tanpa kekerasan harus
diusahakan terlebih dahulu.
2) Tindakan keras hanya diterapkan bila sangat
diperlukan;
3) Tindakan keras hanya diterapkan untuk tujuan
penegakan hukum yang sah;
4) Tidak ada pengecualian atau alasan apapun yang
dibolehkan untuk menggunakan kekerasan yang tidak
berdasarkan hukum;
5) Penggunaan kekuatan dan penerapan tindakan keras
harus dilaksanakan secara proporsional dengan
tujuannya dan sesuai dengan hukum;
6) Penggunaan kekuatan, senjata atau alat dalam
penerapan tindakan keras harus berimbang dengan
ancaman yang dihadapi;
7) Harus ada pembatasan dalam penggunaan
senjata/alat atau dalam penerapan tindakan keras; dan
8) Kerusakan dan luka-luka akibat penggunaan
kekuatan/tindakan keras harus seminimal mungkin.
g. Setelah seorang petugas Polri melakukan penindakan
dengan menggunakan senjata api, maka ada beberapa
kewajiban yang harus dilakukan oleh petugas tersebut yang
diatur pada Pasal 49 Peraturan Kapolri No. 8/2009, adapun
kewajiban tersebut meliputi:
1) Mempertanggungjawabkan tindakan penggunaan
senjata api.
2) Memberi bantuan medis bagi setiap orang yang terluka

KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 65


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

tembak;
3) Memberitahukan kepada keluarga atau kerabat korban
akibat penggunaan senjata api.
4) Membuat laporan terinci dan lengkap tentang
penggunaan senjata api.
5) Tindakan untuk melakukan penyidikan harus
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
h. Terkait penggunaan senjata api berdasarkan pasal 47
Peraturan Kapolri nomor 8 tahun 2009 disebutkan bahwa:
1) Penggunaan senjata api hanya boleh digunakan bila
benar-benar diperuntukkan untuk melindungi nyawa
manusia.
2) Senjata api bagi petugas hanya boleh digunakan
untuk:
a) Dalam hal menghadapi keadaan luar biasa.
b) Membela diri dari ancaman kematian dan/atau luka
berat.
c) Membela orang lain terhadap ancaman kematian
dan/atau luka berat.
d) Mencegah terjadinya kejahatan berat atau yang
mengancam jiwa orang.
e) Menahan, mencegah atau menghentikan seseorang
yang sedang atau akan melakukan tindakan yang
sangat membahayakan jiwa.
f) Menangani situasi yang membahayakan jiwa, dimana
langkah-langkah yang lebih lunak tidak cukup.
i. Penggunaan senjata api oleh polisi dilakukan apabila (Pasal
8 ayat [1] Perkapolri 1/2009):
1) Tindakan pelaku kejahatan atau tersangka dapat
secara segera menimbulkan luka parah atau kematian
bagi anggota Polri atau masyarakat.
2) Anggota Polri tidak memiliki alternatif lain yang
beralasan dan masuk akal untuk menghentikan
tindakan/perbuatan pelaku kejahatan atau tersangka
tersebut.
3) Anggota Polri sedang mencegah larinya pelaku
kejahatan atau tersangka yang merupakan ancaman
segera terhadap jiwa anggota Polri atau masyarakat.

KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 66


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

j. Penggunaan senjata api oleh polisi hanya digunakan saat


keadaan adanya ancaman terhadap jiwa manusia. Sebelum
menggunakan senjata api, polisi harus memberikan
peringatan yang jelas dengan cara (Pasal 48 huruf b
Perkapolri 8/2009):
1) Menyebutkan dirinya sebagai petugas atau anggota
Polri yang sedang bertugas;
2) Memberi peringatan dengan ucapan secara jelas dan
tegas kepada sasaran untuk berhenti, angkat tangan,
atau meletakkan senjatanya.
3) Memberi waktu yang cukup agar peringatan dipatuhi.
k. Dalam menggunakan senjata api, polisi harus membuat
laporan terperinci mengenai evaluasi pemakaian senjata
api. Laporan tersebut berisi antara lain (Pasal 14 ayat [2]
Perkapolri 1/2009):
1) Tanggal dan tempat kejadian.
2) Uraian singkat peristiwa tindakan pelaku kejahatan
atau tersangka, sehingga memerlukan tindakan
kepolisian.
3) Alasan/pertimbangan penggunaan kekuatan.
4) Rincian kekuatan yang digunakan.
5) Evaluasi hasil penggunaan kekuatan.
6) Akibat dan permasalahan yang ditimbulkan oleh
penggunaan kekuatan tersebut.

Rangkuman

1. Teknik penggunaan kekuatan terbagi menjadi empat yaitu: teknik


penggeledahan, teknik penghentian kendaraan bermotor, teknik
membawa dan memindahkan tahanan, serta teknik penggunaan
senjata api.

KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 67


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

2. Penggeledahan dilakukan secara:


a. Lingkaran OODA
b. Jarak dan posisi area aman.
c. Penentuan zona berdasarkan ancaman.
d. Pemeriksaan/sterilisasi posisi segitiga.
3. Kebijakan hal mendasar dalam teknik membawa dan
memindahkan tahanan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan kendaraan pengangkut tahanan
b. Mempersiapkan tahanan untuk pemindahan
c. Pemasangan peralatan penahan.
d. Memisahkan tahanan berdasarkan klasifikasinya.
e. Mentaati prosedur selama perjalanan, seperti menjaga jalur
komunikasi, penggaran tempat duduk dan penggunaan
peralatan penahan dalam kendaraan.
4. Penggunaan senjata api oleh seorang petugas dapat
menggunakan senjata api sesuai dengan Pasal 47 bilamana:
a. Tindakan pelaku kejahatan atau tersangka dapat secara
segera menimbulkan luka parah atau kematian bagi anggota
Polri atau masyarakat.
b. Anggota Polri tidak memiliki alternatif lain yang beralasan dan
masuk akal untuk menghentikan tindakan/perbuatan pelaku
kejahatan atau tersangka tersebut.
c. Anggota Polri sedang mencegah larinya pelaku kejahatan
atau tersangka yang merupakan ancaman segera terhadap
jiwa anggota Polri atau masyarakat

Latihan
1. Jelaskan teknik penggeledahan!
2. Jelaskan teknik penghentian kendaran bermotor!
3. Jelaskan teknik membawa dan pemindahan tahanan!
4. Jelaskan teknik penggunaan senjata api!

KEAMANAN DAN KESELAMATAN TUGAS KEPOLISIAN 68


SEKOLAH INSPEKTUR POLISI

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PENDIDIKAN ALIH GOLONGAN DARI BINTARA KE PERWIRA POLRI

Anda mungkin juga menyukai