Anda di halaman 1dari 8

Studi Kasus.

JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023


ASHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANAK DENGAN MENINGITIS
SUATU STUDI KASUS

Nursing Care Of Chid patient with miningitis Given A Schizophrenic


A Case Study

Fachryza Oesi1, Sufriani2,Nevi Hasrati Nizami3


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Jiwa, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Email: rezaoesi@gmail.com

ABSTRAK
Infeksi otak merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada jaringan otak. Penyakit infeksi otak bermacam-
macam seperti meningitis, meningoensefalitis, dan abses serebri. Peradangan pada meningen khususnya pada
bagian araknoid dan piameter (leptomeningens) disebut meningitis. Meningitis merupakan peradangan pada
meningen yaitu membran yang melapisi otak dan medulla spinalis. Tujuan karya tulis ilmiah ini adalah
mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan meningitis. Diagnosa keperawatan yang muncul pada
kasus ini adalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, resiko ketidakefektifan perfusi jaringan selebral,
gangguan erkaran gas, defisit nutrisi dan kerusakan integrias kulit. Intervensi yang diberikan berdasarkan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang terdiri dari intervensi observasi, terapeutik dan
kolaborasi. Evaluasi menunjukkan bahwa masalah ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum eratasi,
resiko ketidakefektifan perfusi selebral belum teratasi, gangguan pertukaran gas belum teratasi, defisit nutrisi
belum teratasi dan kerusakan integritas kulit belum teratasi.

Kata Kunci : anak, kejang, meningitis

ABSTRACT
An infectious disease called a brain infection affects the brain's tissue. Meningitis, meningoencephalitis, and
cerebral abscess are only a few examples of several types of brain infections. Meningitis is an inflammation
of the meninges, particularly the arachnoid and pia mater (leptomeningens). Meningitis is an inflammation of
the membranes that surround the brain and spinal cord, known as the meninges. This research paper aims to
establish nursing care for meningitis-infected kids. In this case, poor peripheral tissue perfusion, the
possibility of ineffective cerebral tissue perfusion, impaired gas circulation, dietary deficiencies, and
impairment to skin integrity were the nursing diagnoses that surfaced. The interventions offered are in
accordance with the Indonesian Nursing Intervention Standards (SIKI), which include therapeutic,
collaborative, and observational interventions. Evaluation reveals that the issues of insufficient cerebral
perfusion, poor gas exchange, nutritional deficiency, and skin integrity damage have not been remedied.
Additionally, the issue of insufficient peripheral tissue perfusion remains a concern.

Keywords : child, seizures, meningitis

62
Studi Kasus. JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023
PENDAHULUAN mengobati meningitis virus pada anak, dokter
Ensefalitis merupakan penyakit biasanya meminta anak untuk istirahat tanpa
infeksi yang terjadi pada jaringan otak. memberikan antibiotik selama perawatan
Berbagai ensefalitis seperti meningitis, suportif. Dalam kasus yang jarang terjadi,
meningoensefalitis, dan abses serebri. virus menyebabkan radang otak, dokter dapat
Peradangan pada meningen khususnya pada memberikan obat antivirus. Pada saat yang
bagian araknoid dan piameter sama, dokter meresepkan antibiotik dan
(leptomeningens) disebut meningitis. perawatan intensif untuk pengobatan
Meningitis adalah peradangan pada meningitis bakteri pada anak. Ada
meninges, selaput yang menutupi otak dan kemungkinan anak juga akan menerima
sumsum tulang belakang (Tarwoto, 2013). bantuan pernapasan dengan masker oksigen.
World Health Organization (WHO) Pemulihan dari kondisi ini biasanya
melaporkan pada tahun 2018 terdapat kasus memakan waktu beberapa minggu atau lebih.
meningitis sebanyak 19.135 dengan jumlah Meningitis dapat disebabkan oleh
kematian 1.398. Terdapat 7.665 sampel yang beberapa bakteri, Streptococcus pneumoniae
diperiksa dan diketahui 846 sampel positif (pneumococcus) dan Neisseria meningitidis
bakteri meningitis. Meningitis adalah (meningococcus), yang menyebabkan
penyebab utama kematian ketiga pada bayi meningitis pada anak di atas 2 bulan.
berusia 29 hari - 11 bulan setelah diare dan Streptokokus grup B dan infeksi Escharichia
pneumonia pada tahun 2014, dengan total coli E. coli adalah penyebab utama
1.304 kematian di 26 negara termasuk meningitis neonatal, tetapi meningitis
Senegal dan Ethiopia. meningokokus (epidemi sumsum tulang
Statistik Kesehatan Pusat Informasi belakang) pada bayi jarang terjadi dalam
Medis Asia Tenggara (SEAMIC) (2002) bentuk epidemi dan merupakan satu-satunya
melaporkan bahwa 1.937 dan 1.667 kematian bentuk yang mudah menular ke orang lain.
akibat meningitis di Indonesia terjadi masing- Pada umumnya infeksi ini sering terjadi pada
masing pada tahun 2000 dan 2001, dengan anak sepulang sekolah dan ditularkan sebagai
ASDR 9,4 dan 8 per 1.000.000 penduduk. infeksi droplet dari sekret nasofaring,
masing-masing. Pada tahun 1997, khususnya walaupun dapat terjadi pada semua usia,
di Jakarta, meningitis supuratif masih risiko infeksi meningokokus meningkat
merupakan penyakit yang sering dijumpai seiring dengan banyaknya kontak dengan
pada bayi dan anak usia 2 bulan sampai 2 orang lain (Dona L. Wong et al. 2008).
tahun, dengan angka kematian sebesar Penatalaksanaan terapeutik meliputi:
47,8%. Melakukan latihan pasif (isometrik,
Di Indonesia sendiri, menurut isokinetik, isotonik), menjaga kontak klien
Kementerian Kesehatan, jumlah kasus dengan lingkungan sekitar, memantau tingkat
meningitis pada tahun 2010 sebanyak 19.381, kesadaran, memantau TIK (nadi, pernapasan
terdiri dari 12.010 pasien laki-laki dan 7.371 tidak teratur, gelisah, perubahan pupil,
pasien perempuan, serta 1.025 pasien kejang) ceftriaxone 3.5ml IV, cibita 0 , 1 mL,
meninggal dunia (Menkes RI, 2010). Pada pantau laju pernapasan, pola inspirasi dan
anak-anak, meningitis virus biasanya tidak ekspirasi, pertahankan pola pernapasan
menimbulkan komplikasi berbahaya seperti terbuka dengan elevasi kepala, terus berikan
meningitis bakteri. Gejala meningitis virus O2 1L, anjurkan keluarga klien untuk makan
bisa mereda dan hilang dengan sendirinya perlahan, pasang NGT, jelaskan pentingnya
dalam 7-10 hari dan bisa ditangani secara asupan nutrisi selama pemulihan untuk
rawat jalan di rumah. Meningitis bakteri pada menghindari peningkatan ICP, yang dapat
anak dapat menyebabkan komplikasi berat menyebabkan manuver Valsava (tegang,
dan jangka panjang seperti: gangguan bersin, batuk) 0,1 ml obat cibital. Masalah
pendengaran (tuli), gangguan penglihatan pengobatan yang mungkin muncul sebagai
(buta), masalah bicara, keterlambatan aktual/resiko atau potensial pada pasien
perkembangan, kejang, ketidakmampuan dengan meningitis: perubahan perfusi
belajar, kelumpuhan, gangguan fungsional, serebral berhubungan dengan proses
masalah kesehatan mental, jantung, disfungsi inflamasi, gangguan pertukaran gas
ginjal dan kelenjar, dan kematian (Allert berhubungan dengan peningkatan tekanan
Benedicto Ieuan Noya, 2018). Untuk intrakranial, pola napas tidak efektif

63
Studi Kasus. JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023
berhubungan dengan penurunan kapasitas konjungtiva pucat, sklera tidak ikterik.
pernapasan, aktual/resiko tinggi injury Hidung: secret tidak ada, tidak ada cuping
berhubungan dengan disorientasi, kejang dan hidung. Mulut didapatkan bibir dan mukosa
gelisah, perubahan proses berfikir kering. Telinga tidak terdapat serumen. Leher
berhubungan dengan perubahan tingkat didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar
kesadaran, hipertermi berhubungan dengan tiroid. Dada didapatkan Simetris, tidak ada
inflamasi pada meningen dan peningkatan retraksi dada. Jantung: suara jantung I & II
metabolisme, kelebihan volume cairan normal. Paru: suara nafas vesikuler, tidak ada
berhubungan dengan tidak adekuatnya suara tambahan seperti ronchi dan wheezing.
sekresi hormone antidiuretic, perubahan Abdomen: tidak ada distensi abdomen, turgor
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh kulit sedikit kembali. Ekstremitas tidak ada
berhubungan dengan anoreksia, lemah, mual keluhan. Hasil CRT: 3 detik. Pasien saat ini
dan muntah, kecemasan berhubungan dengan terpasang heart monitor, terpasang NGT
adanya situasi (Suriadi & Riat 2010). dengan diet di puasakan.. An. MK mendapat
obat-obatan berupa Ceftriaxon 350 mg/12
GAMBARAN KASUS jam (H2), Furosemid 7mg/8 jam, Omeprazole
Pengkajian dilaksanakan pada 5 mg/ 12 jam, Paracetamol 100mg (KP). Drip
tanggal 30 Mei 2022 pukul 08.30 WIB di NaCL 0,9 % 20 cc, Fentanil 0,7 cc/ jam,
ruangan Pediatric Intensive Care Unit Manitol 20% 20 cc/8 jam. Intake cairan =
(PICU) rumah sakit dr. Zainoel Abidin Banda 178, ouput = 50, total = +128.
Aceh. Dari hasil pengkajian didapatkan data Dari hasil pengkajian yang ada,
umum: Nama An. MK, usia : 1 tahun 6 penulis mengangkat diagnosa keperawatan
bulan, tanggal lahir : / 26-11-2020, jenis sesuai dengan prioritas masalah yang
kelamin : laki-laki, nama Ayah: Tn. S bekerja ditemukan pada tanggal 30 Mei 2022, yaitu :
sebagai Petani dan Nama Ibu: Ny. M bekerja (1) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
sebagai Petani, agama Islam, pendidikan berhubungan dengan penurunan konsentrasi
Ayah dan Ibu SLTA/Sederajat, Alamat: Sp. hemoglobin. Ditandai dengan data subjektif:
Dua arul durin. -. Data objektif: pengisian kapiler > 3 detik,
Berdasarkan data sekunder yang akral dingin, TD : 101/64 mmhg, HR : 140
didapat bahwa Pada 29 Mei 2022 pukul x//m, RR : 48 x/m on ventilasi, akral dingin,
02.54 WIB An. MK dirujuk dari Rumah Hb : 9,0 g/dl, Ht : 27%, eritrosit : 4,0
Sakit Zubir Mahmud dengan keluhan kejang x106/mm, trombosit : 2,58 x103/mm3
demam kompleks. An. MK dengan keluhan terpasang ventilator mode PCV, Fio2 : 50%,
penurunan kesadaran sejak 1 hari yang lalu. PEEP : 5, SpO2 : 98%. Intake cairan = 178,
Frekuensi kejang 2x, mata menoleh ke atas, ouput = 50, total = +128. Resiko (2)
bibir tertutup seperti terkunci dan lama Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
kejang selama 10-15 menit. An. MK berhubungan dengan infeksi jaringan otak di
dikeluhkan demam sejak 5 hari yang lalu, tandai dengan data subjetif: Ibu pasien
demam naik turun, demam turun pada saat mengatakan anak Mk mengalami kejang dan
pemberian obat paracetamol. Pasien juga tidak sadar. Data Objektif: penurunan
dikeluhkan batuk berdahak sejak 5 hari yang kesadaran, GCS : 3 (E1V1M1), riwayat
lalu. Triase dilakukan pada pukul 03.00 WIB kejang, keadaan anak lemas, terpasang
dan anak didiagnosis dengan Meningitis. ventilator mode PCV, Fio2 : 50%, PEEP : 5,
Pada 30 Mei 2022 pengkajian SpO2 : 98%. (3) Gangguan pertukaran gas
dilakukan pada An.MK. Dari hasil berhubungan dengan ketidak seimbangan
pemeriksaan fisik didapatkan: Keadaan ventilasi-perfusi ditandai dengan data
umum Anak MK lemah posisi tirah baring. subjektif : -. Data Objektif : keadaan umum
Tingkat kesadaran menurun dengan GCS: 3 anak lemah, penurunan kesadaran, RR : 48
(E1M1V1). Tanda-tanda vital: TD=106/64 x/m on ventilasi, terpasang ventilator, pCO2
mmHg, HR=165x/menit, T: 36℃, = 51,0 mmHg, pO2 = 208 mmHg, pH = 7,48
RR=48x/menit on ventilasi dengan terpasang mmHg, terpasang kateter urine, akral dingin.
nasal ventilator mode PCV Fio2 : 50%, PEEP (4) Defisit nutrisi berhubungan dengan
: 5, SpO2 : 98%. TB/BB: 73 cm/7 kg dan ketidakmampuan menelan Ditandai dengan
dikategorikan dengan gizi buruk. Lingkar data subjektif : -. Data Objektif : penurunan
kepala: 19,5 cm. Mata didapatkan kesadaran, BB : 7,5 kg, TB : 73 cm,

64
Studi Kasus. JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023
terpasang NGT, terpasang ventilator, pasien melakukan suction 3 jam sekali Setelah
tidak mampu menelan, GCS : 3 (E1V1M1). dilakukan asuhan keperawatan selama 4 hari,
(5) Kerusakan integritas kulit berhubungan diagnosa gangguan pertukaran gas belum
dengan perubahan sirkulasi ditandai dengan teratasi ditandai dengan keadaan anak lemas,
data subjektif : Data Objektif : keadaan anak penurunan kesadaran, terpasang ventilator
terlihat lemas, hari rawatan ke 5, penurunan mode PCV Fio2 : 50%, PEEP : 5, SpO2 :
kesadaran, imobilitas, lesi kemerahan di 98%, pCO2 = 51,0 mmHg, pO2 = 208
pundak, adanya edema di bagian pundak. mmHg, pH = 7,48 mmHg.

HASIL Defisit nutrisi penulis


Resiko ketidakefektifan perfusi perifer Implementasi yang diberikan anara
Implementasi yang diberikan anatara laian, memantau mual dan muntah,
lain, memantau CRT, memantau suhu, pengecekan residu sebelum pemberian diet,
memantau SPO2, melakukan pemeriksaan pemberian susu neocate 20 cc/3 jam melalui
GDS, memantau adanya perubahan kulit, NGT, dan mencatat balance cairan / jam
memantau Hb dan berkolaborasi pemberian Setelah dilakukan asuhan keperawatan
transfusi FFP 70 ml/24jam dan PRC 70 selama 4 hari, diagnosa defisit nurisi belum
ml/24 jam selama 2 hari. Setelah dilakukan teratasi ditandai dengan BB : 7,5 kg, TB : 73
asuhan keperawatan selama 4 hari, diagnosa cm, terpasang NGT, terpasang Ventilator,
resiko ketidakefektifan perfusi perifer belum pasien tidak mampu menelan, GCS : 3
teratasi ditandai dengan masih terpasangnya (E1V1M1).
terpasang ventilator mode PCV, Fio2 : 50%,
PEEP : 5, SpO2 : 98% , pengisian kapiler > 3 Kerusakan integritas kulit
detik, akral dingin, TD : 106/64 mmHg, HR : Implementasi yang diberikan antara
140 x/m, RR : 32 x/m on ventilasi, akral lain kolaborasi membersihkan luka dengan
dingin, Hb : 9,0 g/dL, Ht : 27%, eritrosit : 4,0 dokter penanggung jawab, memantau
x106/mm3, trombosit : 2,58 x103/mm3. Anak karakteristik luka, warna luka, ukuran dan
direncanakan melanjutkan transfusi FFP 70 bau, membersihkan luka, memberikan salep
ml/24jam dan PRC 70 ml/24 jam (H2), dan luka, mempertahankan teknik steril saat
menunggu hasil lab darah lengkap. Intake melakukan perawatan, membandingkan dan
cairan = 178, ouput = 50, total = +128. catat perubahan pada luka, menghangatkan
luka, mengurangi penekanan pada bagian
Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral luka, meletakkan underpad pada bagian luka.
Implementasi yang diberikan antara Setelah dilakukan asuhan
lain, memantau dan catat tanda gejala keperawatan selama 4 hari, diagnosa
peningkatan TIK, memberikan posisi semi kerusakan integritas kulit belum teratasi
fowler, monitor ventilator, memantau GCS, ditandai dengan penurunan kesadaran,
dan menunggu hasil CT-SCAN kepala dan imobilitas, lesi kemerahan di pundak, adanya
foto thorax. Setelah dilakukan asuhan edema di bagian pundak.
keperawatan selama 4 hari, diagnosa resiko
ketidakefektifan perfusi jaringan selebral PEMBAHASAN
belum teratasi ditandai dengan masih data Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
penurunan kesadaran, GCS : 3 (E1V1M1), Dari diagnosis yang ditetapkan pada
riwayat kejang, keadaan umum anak lemah, anak MK perawat melakukan tindakan
terpasang ventilator mode PCV Fio2 : 50%, keperawatan berupa memeriksa CRT di
PEEP : 5, SpO2 : 98%, TD : 106/64 mmHg, bagian ekstremitas bawah kanan,
HR : 140 x//m, RR : 32 x/m on ventilasi. mengidentifikasi adanya kemerahan, nyeri
atau bengkak pada ekstremitas bawah kanan,
Gangguan pertukaran gas memeriksa perbedaan tajam atau tumpul
Implementasi yang diberikan antara dengan mencubit area keterbatasan perfusi
lain, memantau TTV : RR : 48 x/m on area ekstremitas bawah kanan, memantau
ventilasi, memantau ventilator (Fio2 : 50%, adanya perubahan kulit, tindakan serupa
PEEP : 5, SpO2 : 98%, pCO2 = 51,0 mmHg, disebutkan oleh Pratama (2018) bahwa
pO2 = 208 mmHg, pH = 7,48 mmHg), pemeriksaan tungkai dapat dilakukan untuk
melakukan manajemen ventilator, dan menilai perfusi perifer yaitu tiga macam, di

65
Studi Kasus. JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023
antaranya yang pertama, penampakan seluruh menyadari tanda-tanda peningkatan tekanan
tungkai: edema, kondisi rambut tungkai, intrakranial, karena mereka memainkan peran
adanya kemerahan khusus yang bersamaan penting dalam meresepkan intervensi medis
dengan sianosis. Kedua, tes Buerger (pucat dan keperawatan. Tanda dan gejala
saat diangkat, kemerahan abnormal saat peningkatan TIK meliputi: sakit kepala, mual
digantung). Ketiga, pemeriksaan nadi dengan dan muntah, penglihatan ganda, peningkatan
palpasi (arteri femoralis, arteri poplitea, tibia tekanan darah, dan kebingungan.
anterior dan posterior, pedis dorsal. Selanjutnya perawat melakukan
Kemudian perawat juga melakukan tindakan yaitu memberikan posisi semi
tindakan kolaborasi berupa transfusi darah. fowler. Pada penelitian yang dilakukan oleh
FFP 70 ml/24 jam dan PRC 70 ml/24 jam. Safrizal (2013) menunjukkan bahwa
Transfusi darah dilakukan pada kadar Hb intervensi perawatan rutin dan posisi secara
sebelum transfusi ≤8 g/dL. Frekuensi signifikan mempengaruhi tekanan
transfusi darah biasanya 1 x sebulan. Pasien intrakranial (ICP) dan stabilitas hemodinamik
yang menderita hipersplenisme memiliki pada pasien dengan meningitis. Ada beberapa
kebutuhan darah yang lebih besar, oleh posisi tidur untuk mengatur tekanan darah,
karena itu mereka membutuhkan transfusi salah satunya setengah burung dengan
darah 2-3 kali dalam sebulan. Transfusi darah kemiringan 30 derajat.
yang adekuat dikombinasikan dengan khelasi Dari hasil pemberian tindakan
besi secara teratur dapat mencapai proses keperawatan selama 4 hari didapatkan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan yang masalah resiko ketidakefektifan perfusi
optimal. Namun, transfusi darah memiliki jaringan serebral belum teratasi.
risiko, termasuk penyebaran penyakit Gangguan pertukaran gas
menular (meningitis, hepatitis B, hepatitis C, Perawat melakukan prosedur dalam
HIV) dan penumpukan zat besi di semua bentuk suction. Suctioning adalah cara
organ tubuh, terutama otot jantung dan hati mengeluarkan sekret dari saluran pernafasan
(Murti Andriastuti,2011). dengan cara memasukkan kateter melalui
Dari hasil pemberian tindakan hidung atau mulut ke dalam faring atau
keperawatan selama 4 hari didapatkan bahwa trakea. Penghisapan lendir digunakan ketika
masalah ketidakefektifan perfusi jaringan pasien tidak dapat meludah atau menelan
perifer teratasi sebagian. Hal tersebut sekret. Pengisapan lendir diperlukan untuk
ditandai dengan nilai hemoglobin belum pasien yang kehilangan kesadarannya karena
dalam batas normal, dari sebelumnya yaitu tidak responsif atau yang membutuhkan
9,0 g/dL menjadi 11,0 g/dL. pelepasan gips mulut. Selama tindakan
suction, saturasi oksigen pasien diharapkan
Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan tetap dalam batas normal (>95 %) (Welri
serebral 2012).
Perawat melakukan tindakan berupa Tindakan selanjutnya yang dilakukan
pantau dan catat tanda gejala peningkatan oleh perawat adalah memantau saturasi
TIK. Otak terletak di rongga tengkorak, yang oksigen. Saturasi oksigen adalah persentase
dilindungi oleh selaput dura mater. Struktur hemoglobin dalam oksigen arteri. Penurunan
tulang tengkorak yang kaku dan keras serta nilai saturasi oksigen dapat diartikan adanya
ketidakfleksibelan dura mater mengurangi gangguan pada sistem pernapasan, seperti
kemungkinan perkembangan jaringan otak hipoksia dan obstruksi jalan napas. Lebih
dalam kondisi tertentu. Rongga tengkorak buruk dari penurunan saturasi oksigen adalah
yang kaku berisi jaringan otak, darah dan kenyataan bahwa jika seorang pasien
pembuluh darah, serta cairan serebrospinal kekurangan oksigen selama lebih dari menit,
(Japardi, 2002). Tekanan intrakranial adalah hal itu menyebabkan kerusakan otak yang
tekanan dinamis dan berubah di ruang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien
tengkorak yang dipengaruhi oleh cairan meninggal.
serebrospinal, jaringan otak, dan darah. Dari hasil pemberian tindakan
Peningkatan tekanan intrakranial dapat keperawatan selama 4 hari didapatkan bahwa
terjadi pada stroke atau stroke hemoragik masalah teratasi sebagian. Hal tersebut
(Affandi dan Pangabean, 2016). Penting bagi ditandai dengan kadar Spo2 100%.
profesional kesehatan (dokter/perawat) untuk

66
Studi Kasus. JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023
Defisit nutrisi penelitian Suharto (2020) bahwa Swedish
Anak MK berumur 1 tahun 6 bulan. masase merupakan salah satu perawatan pijat
Memiliki berat badan 7,5 kg dan tinggi 73 yang dapat meningkatkan sirkulasi dan
cm. Masuk keruangan PICU dengan keluhan kenyamanan. Massage dilakukan dengan
penurunan kesadaran. Pasien terpasang memberikan lotion, minyak kelapa, minyak
ventilator dan NGT. Dari data tersebut urut, Virgin Coconut Oil, Olive Oil, dan
perawat menemukan permasalahan yaitu Nigella Sativa Oil. Minyak zaitun
defisit nutrisi. Adapun tanda dan gejala mengandung asam lemak dan vitamin E,
dari defisit nutrisi diantaranya yaitu nyeri yang berperan sebagai antioksidan alami dan
abdomen, dan nafsu makan menurun, bising membantu melindungi keutuhan struktur sel
usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot dan kulit dari kerusakan akibat radikal bebas.
menelan lemah, membran mukosa pucat. Kandungan asam lemaknya dapat
Perawat melakukan pemberian diet melembabkan kulit dan melembabkan kulit.
berupa neocate 25 cc/3 jam. Pada saat Minyak zaitun juga mengandung asam oleat
sebelum pemberian diet, perawat terlebih hingga 80%, yang dapat melindungi
dahulu melakukan pemeriksaan residu. elastisitas kulit dari kerusakan
Residu lambung adalah makanan atau sisa Dari hasil pemberian asuhan
makanan di dalam perut. Residu lambung keperawatan yang dilakukan selama 2 hari
kurang dari 500 cc/hari (Angga, 2016). The didapatkan kerusakan integritas jaringan
American Society for Parenteral and Enteral teratasi sebagian.
Nutrition (ASPEN) merekomendasikan
pengukuran residu lambung setiap 4 jam KESIMPULAN
selama pemberian nutrisi dan berikan jika Berdasarkan hasil studi kasus,
residu kurang dari 500 cc per hari dan tidak penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai
ada tanda intoleransi makanan lainnya. berikut:
Peningkatan kandungan residu lambung 1. Data yang didapatkan pada An. MK
merupakan salah satu tanda dan gejala dirujuk dari Rumah Sakit Zubir
gangguan motilitas gastrointestinal. Jika Mahmud dengan keluhan kejang demam
residu NGT lebih besar dari 200 cc/jam, kompleks. An. MK dengan keluhan
tanda-tanda intoleransi muncul. penurunan kesadaran sejak 1 hari yang
lalu. Frekuensi kejang 2x, mata menoleh
Kerusakan integritas kulit ke atas, bibir seperti terkunci dan lama
Dari data tanda dan gejala yang kejang 10-15 menit. An MK dikeluhkan
ditemukan pada anak, perawat melakukan demam sejak 5 hari yang lalu, demam
beberapa tindakan keperawatan yaitu naik turun, demam turun pada saat
membersihkan memantau karakteristik luka, pemberian obat paracetamol. Pasien juga
warna, ukuran dan bau, mempertahankan dikeluhkan batuk berdahak sejak 5 hari
teknik steril saat melakukan perawatan, yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik
membandingkan dan catat perubahan pada didapatkan: Keadaan umum Anak MK
luka. Selain itu, perawat juga menghangatkan lemah posisi tirah baring. Tingkat
area bekas operasi yaitu ekstremitas bawah kesadaran menurun dengan GCS: 3
dengan Infant Warmer. Infant Warmer (E1M1V1). Tanda-tanda vital:
merupakan salah satu alat elektromedik yang TD=106/64 mmHg, HR=165x/menit,
digunakan untuk memberikan kenyaman dan RR=48x/menit on ventilasi dengan
kehangatan pada bayi (Kanastriloka, 2011). terpasang nasal ventilator mode PCV
Dalam hal ini anak MK menggunakan Infant Fio2 : 50%, PEEP : 5, SpO2 : 98%.
Warmer sebagai penghangat saja untuk TB/BB: 73 cm/7 kg dan dikategorikan
mempercepat pemulihan luka. Hal tersebut dengan gizi buruk. Lingkar kepala: 19,5
juga dikatakan dalam Kemenkes (2019) cm. Mata didapatkan konjungtiva pucat,
bahwa mempertahankan kelembaban dan sklera tidak ikterik. Hidung: secret tidak
menghangatkan adalah salah satu upaya ada, tidak ada cuping hidung. Mulut
untuk mendukung proses kesembuhan. didapatkan bibir dan mukosa kering.
Kemudian perawat juga melakukan Telinga tidak terdapat serumen. Leher
Swedish masase pada anak di area punggung didapatkan tidak ada pembesaran
anak. Hal itu juga diungkapkan dalam kelenjar tiroid. Dada didapatkan

67
Studi Kasus. JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023
Simetris, tidak ada retraksi dada. Fault Tree Analysis Studi Kasus :
Jantung: suara jantung I & II normal. PT. Riau Graindo Dumai.
Paru: suara nafas vesikuler, tidak ada Black, M. J. & Hawks, H .J., 2009. Medical
suara tambahan seperti ronchi dan surgical nursing : clinical
wheezing. Abdomen: tidak ada distensi management for continuity of care,
abdomen. 8th ed. Philadephia : W.B. Saunders
2. Masalah keperawatan yang ditemukan Company
pada anak MK adalah ketidakefektifan Donna L. Wong., et all. (2008). Buku Ajar
perfusi jaringan perifer, resiko Keperawatan Pedriatik. Cetakan
ketidakefektifan perfusi jaringan pertama. Jakarta : EGC.
serebral, gangguan pertukaran gas, Dorlan, W.A. Newman. 2002. Kamus
defisit nutrisi, kerusakan integritas kulit. Kedokteran. EGC, Jakarta.
3. Pemberian asuhan keperawatan yang Japardi Iskandar. (2002). Gangguan Tidur.
telah diberikan pada anak MK antara Laporan Penelitian. Fakultas
lain memantau tingkat kesadaran, Kedokteran
pemberian cairan intravena, kolaborasi K. Balam, “Medical devices Infant warmer,”
transfusi darah, pemberian diet melalui (2011).
NGT, perawatan luka. Kemenkes RI. (2010). Riset Kesehatan
4. Evaluasi pada anak MK dengan Dasar, RISKESDAS. Jakarta:
meningitis terdapat 3 masalah Balitbang Kemenkes RI
keperawatan yang teratasi sebagian yaitu Noya, dr. Allert Benedicto Ieuan, (2011),
ketidakefektifan perfusi jaringan perifer, Memahami organ dan Fungsinya
gangguan pertukaran gas, kerusakan Bagi Tubuh, Alodokter, dilihat 27
integritas kulit dan 2 masalah lainnya Maret 2019
belum teratasi yaitu resiko Safrizal, Saanin, S., & Bachtiar. (2013).
ketidakefektifan perfusi jaringan Hubungan nilai oxygen delivery
serebral dan defisit nutrisi dengan outcome rawatan pasien
cedera kepala sedang. Padang:
UCAPAN TERIMA KASIH Universitas Andalas
Ucapan terima kasih penulis Southeast Asian Medical Information Center;
sampaikan kepada pembimbing dan pihak (Southeast Asia Medical Information
rumah sakit, khususnya perawat ruang PICU Center International Medical
RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang Foundation of Japan, 2002)
telah membantu selama studi kasus dan serta Suriadi, Yuliani, Rita. (2010). Asuhan
keluarga pasien yang mengizinkan penulis Keperawatan pada Anak Edisi 2.
melakukan studi kasus pada anak MK Jakarta : CV. Sagung Seto
Tarwoto. (2013). Gangguan sistem
REFERENSI persyarafan. Jakarta : Salemba
Affandi, I., Panggabean, R. (2016). Medika.
Pengelolaan Tekanan Tinggi Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar
Intrakranial pada Stroke. Journal Diagnosis Keperawatan Indonesia
CDK-238. Vol.43 no.3. (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Andayani, R. P & Ausrianti, R. (2021). Perawat Indonesia
Efektifitas pemberian virgin coconut Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar
oil Terhadap Kerusakan Integritas Intervensi Keperawatan Indonesia
Kulit Pada Anak. Jurnal Ilmiah (SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan
Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Perawat Indonesia
Kendal 11 (1), 135-142 Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar
Angga Gzn. (2016). Perbedaan Nutrisi Luaran Keperawatan Indonesia
Enteral Melalui Gravity Drip dan (SLKI), Edisi
Intermitten Drip di RSU Roemani 1, Jakarta, Persatuan Perawat
Semarang. Universitas Diponegoro Indonesia
Anwardi, & Pratama, Y. (2018). Perbaikan Videbeck & Sheila L. (2020). Psychiatric
Efektifitas Pekerja Menggunakan mental health nursing. China:
Overall Labour Effectiveness dan Wolters Kluwer.

68
Studi Kasus. JIM Fkep Volume VII Nomor 2 Tahun 2023
W. Senavongse And T. Sutdaen,
“Development Of Simple Low
Pressure Suction Machine,” Journal
Environment and BioScience., Vol.
44, Pp. 100–104, 2012.
Wardani, I. K., & Prabowo, A. (2020).
Efektifitas terapi spiritual wudhu
untuk mengontrol emosi pada pasien
resiko perilaku kekerasan. Tens:
Trends of Nursing Science, 1(1), 10-
16.
World Health Organization. (2018).
Meningitis: Latest Meningitis
Weekly Bulletin. Diakses pada
tanggal 15 September 2020 dari
https://www.who.int/health-
topics/meningitis#tab=tab_1.
World Health Organization. (2019).
Meningitis: Latest Meningitis
Weekly Bulletin. Diakses pada
tanggal 15 September 2020 dari
https://www.who.int/health-
topics/meningitis#tab=tab_1.
Yessiluis, Y., & Maryatun, S. (2020).
Aplikasi terapi relaksasi otot
progresif pada asuhan keperawatan
pasien dengan risiko perilaku
kekerasan di RS dr. Ernaldi Bahar
Palembang. Doctoral dissertation.
Yosep & Sutini, T. (2014). Buku ajar
keperawatan jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
Yosep., Iyus, H., & Sutini, T. (2016). Buku
ajar keperawatan jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama.

69

Anda mungkin juga menyukai