Artikel Skripsi - Ni Made Rina Puspita Dewi
Artikel Skripsi - Ni Made Rina Puspita Dewi
Email: puspitadewirina27@gmail.com
DOI:10.22373/biotik.v10i1.13072
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan workplace stretcing exercise menurunkan keluhan muskuloskeletal dan stres akademik
serta kontribusinya terhadap hasil belajar peserta didik. Jenis penelitian ini adalah eksperimental semu (quasi experimental) dengan rancangan
randomized pre and posttest group design (treatment by subject design). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah: (a) keluhan
muskuloskeletal peserta didik yang didata dengan kuesioner Nordic Body Map, (b) stres akademik peserta didik yang didata dengan kuesioner
stres akademik yang sudah valid dan reliabel, dan (c) kontribusi keluhan muskuloskeletal dan stres akademik terhadap hasil belajar peserta
didik yang didata dengan tes di akhir pembelajaran. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini berupa workplace stretching exercise. Data
keluhan muskuloskeletal dianalisis dengan uji t paired, stres akademik dianalisis dengan uji Wilcoxon dan kontribusi keluhan muskuloskeletal
dan stres akademik terhadap hasil belajar dianalisis dengan uji regresi pada taraf signifikansi 5% . Berdasarkan hasil uji hipotesis keluhan
muskuloskeletal dan stres akademik didapatkan nilai p=0,0001 (p<0,05) itu berarti terdapat penurunan yang signifikan pada keluhan
muskuloskeletal sebesar 42,33% dan penurunan stres akademik sebesar 31,66%. Keluhan muskuloskeletal tidak berkontribusi terhadap hasil
belajar peserta didik, karena kontribusinya hanya sebesar 14,4% dan stres akademik juga tidak berkontribusi terhadap hasil belajar peserta
didik karena kontribusinya hanya sebesar 4,2%. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan workplace stretching
exercise dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal dan stres akademik, akan tetapi keluhan muskuloskeletal dan stres akademik tidak
berkontribusi terhadap hasil belajar peserta didik.
Kata kunci : workplace stretching exercise, keluhan muskuloskeletal, stres akademik, hasil belajar
ABSTRACT
This study aims to determine the application of workplace stretching exercises to reduce musculoskeletal disoders and academic stress and
it’s contribution to student learning outcomes. This type of research is a quasi-experimental with a randomized pre and posttest group design
(treatment by subject design). The dependent variable in this study is: (a) students' musculoskeletal disoders which were recorded using a
Nordic Body Map questionnaire, (b) students' academic stress which was recorded using a valid and reliable academic stress questionnaire,
and (c) the contribution of musculoskeletal disoders and academic stress on the learning outcomes of students who were recorded with a test
at the end of the lesson. The treatment given in this study was a workplace stretching exercise. Data on musculoskeletal disoders were
analyzed by paired t test, academic stress was analyzed by Wilcoxon test and the contribution of musculoskeletal disoders and academic
stress to learning outcomes was analyzed by regression test at a significance level of 5%. Based on the results of hypothesis testing of
musculoskeletal disoders and academic stress, it was found that the value of p = 0.0001 (p <0.05) means that there is a significant decrease
in musculoskeletal disoders by 42.33% and a decrease in academic stress by 31.66%. Musculoskeletal disoders do not contribute to student
13
Rina Puspita Dewi, dkk.
learning outcomes, because their contribution is only 14.4% and academic stress also does not contribute to student learning outcomes
because its contribution is only 4.2%. Based on this analysis it can be concluded that the application of workplace stretching exercise can
reduce musculoskeletal disoders and academic stress of students, but musculoskletal disoders and academic stress does not contribute to
students learning otcomes.
Keywords: workplace stretching exercise, musculoskeletal disoders, academic stress, learning outcomes
PENDAHULUAN
Pendidikan menjadi hal yang yang dapat menjadi faktor pemicu
sangat diutamakan karena memiliki dalam ketidakefektivan proses
peranan penting untuk menciptakan pembelajaran. Disamping itu saat ini
sumber daya manusia yang unggul dan juga sering dijumpai permasalahan
kompeten sehingga dapat mewujudkan terhadap psikologi peserta didik,
peradaban bangsa yang bermartabat. mengingat peserta didik masih dalam
Untuk mencapai tujuan pendidikan usia remaja yang membuat kondisi
yang diharapkan, maka proses emosi mereka masih labil, maka tentu
pembelajaran menjadi salah satu hal saja ada banyak masalah muncul yang
yang harus diperhatikan. Proses akan sangat berpengaruh negatif
pembelajaran yang baik akan terhadap proses pembelajaran.
menciptakan suasana belajar yang Keluhan muskuloskeletal
efektif bagi peserta didik, dimana (Musculoskeletal disorders) adalah
diharapkan akan berkontribusi terhadap suatu kondisi dimana terjadinya
hasil belajar mereka, namun tidak dapat berbagai macam cedera, kelainan, dan
dipungkiri bahwa masih banyak hal nyeri pada sistem muskuloskeletal.
14
Penerapan Workplace Stretching Exercise...
15
Rina Puspita Dewi, dkk.
16
Penerapan Workplace Stretching Exercise...
Tabel 2. Tabel Hasil Analisis Data Antropometri Peserta Didik Posisi Duduk
Variabel Persentil 5 Persentil 50 Persentil 95
17
Rina Puspita Dewi, dkk.
o
Suhu ( C) 29,50 2,39
Rerata SB Rerata SB
18
Penerapan Workplace Stretching Exercise...
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data Keluhan Muskuloskeletal dan Stres Akademik
serta Hasil Belajar Periode I dan Periode II pada Peserta Didik
Variabel Rerata SB Nilai z Nilai p Keterangan
Stres Akademik PI (Sebelum pembelajaran) 36,23 1,70 0,202 0,008 Tidak Normal
Rerata SB Rerata SB
Keluhan Muskuloskeletal 33,73 2,84 31,86 2,35 2,794 0,010 Berbeda Bermakna
19
Rina Puspita Dewi, dkk.
sebelum pembelajaran
Keluhan Muskuloskeletal 66,67 4,57 38,45 2,98 25,131 0,0001 Berbeda Bermakna
sesudah pembelajaran
Selisih keluhan 32,94 5,31 6,60 3,10 18,673 0,0001 Berbeda Bermakna
musculoskeletal
Stres akademik sebelum 36,23 1,70 36,14 2,05 0,086 0,932 Tidak Berbeda
pembelajaran Bermakna
Stres akademik sesudah 70,02 3,93 47,85 5,61 4,458 0,0001 Berbeda Bermakna
pembelajaran
Selisih stress akademik 33,80 3,65 11,70 5,86 4,458 0,0001 Berbeda Bermakna
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Data Keluhan Muskuloskeletal dan Stres Akademik
terhadap Hasil Belajar Peserta Didik
Variabel Periode I Periode II Nilai t/z Nilai p Keterangan
Rerata SB Rerata SB
Keluhan Muskuloskeletal 33,73 2,84 31,86 2,35 2,794 0,010 Berbeda Bermakna
sebelum pembelajaran
Keluhan Muskuloskeletal 66,67 4,57 38,45 2,98 25,131 0,0001 Berbeda Bermakna
sesudah pembelajaran
Selisih keluhan 32,94 5,31 6,60 3,10 18,673 0,0001 Berbeda Bermakna
musculoskeletal
Stres akademik sebelum 36,23 1,70 36,14 2,05 0,086 0,932 Tidak Berbeda
pembelajaran Bermakna
Stres akademik sesudah 70,02 3,93 47,85 5,61 4,458 0,0001 Berbeda Bermakna
pembelajaran
Selisih stress akademik 33,80 3,65 11,70 5,86 4,458 0,0001 Berbeda Bermakna
Pembahasan peserta didik yang terdiri atas 17 orang perempuan dan 9 orang laki-
Kondisi Subjek laki. Rerata umur peserta didik yang dilibatkan sebagai subjek
Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini dapat dijelaskan penelitian ini adalah 15,65 tahun dengan rentangan umur peserta
bahwa pada penelitian ini subjek yang digunakan sebanyak 26 didik antara 15 s.d. 17 tahun yang merupakan umur kondisi
20
Penerapan Workplace Stretching Exercise...
maksimal untuk peserta didik yang duduk di bangku kelas X. [9] tidak dapat menopang bagian bahu atas ketika disandarkan; (d)
melaporkan bahwa umur peserta didik yang digunakan sebagai tinggi meja yang digunakan oleh peserta didik adalah 78 cm,
subjek penelitian berada pada rentangan 15 s.d. 17 tahun. sedangkan tinggi meja yang sesuai dengan antropometri peserta
Rerata tinggi badan adalah 158,62 cm dengan rentangan 137 s.d. didik pada persentil 5 adalah 53,97 cm yang diukur berdasarkan
171 cm dan rerata berat badan 49,54 kg dengan rentangan 39 s.d 69 penjumlahan tinggi siku pada posisi duduk pada persentil 5 yaitu
2
kg. Rerata Indeks Masa Tubuh (IMT) adalah 19,63 kg/m . Rerata 19,87 cm dan tinggi poplitea posisi duduk pada persentil 5 adalah
IMT peserta didik yang dijadikan sebagai subjek penelitian 34,10 cm, sehingga lengan peserta didik akan terangkat yang dapat
memperlihatkan bahwa peserta didik memiliki indeks massa tubuh menyebabkan keluhan pada bagian lengan peserta didik; (e) jarak
yang normal karena berada di antara rentangan 18,5 s.d 25,0 buttock-poplitea pada persentil 5 adalah 35,67 sedangkan lebar
sehingga hal tersebut bukan diasumsikan sebagai faktor penyebab tempat duduk yang digunakan oleh peserta didik adalah 40 cm,
munculnya keluhan muskuloskeletal dan stres akademik pada sehingga peserta didik dapat duduk dengan nyaman, karena lebar
peserta didik. [10] melaporkan bahwa data rerata tinggi badan tempat duduk lebih besar dibandingkan dengan jarak buttock-
peserta didik 162,29 cm dengan rentangan 150 s.d. 180 cm, rerata poplitea; (f) tinggi poplitea pada persentil 5 adalah 34,10 cm tidak
berat badan peserta didik 150,51 kg dengan rentangan 39 s.d. 70 kg. sesuai dengan tempat duduk yang tingginya 48 cm, sehingga
2
Dilihat dari IMT adalah 19,26 kg/m berada pada kategori normal tungkai peserta didik menggantung.
21
Rina Puspita Dewi, dkk.
relatif, intensitas cahaya, sirkulasi pencahayaan sebesar 228,10 lux. Rerata intensitas pencahayaan
udara, dan kebisingan di ruang kelas. tersebut kurang memadai dikarenakan standar pencahayaan ruang
Berdasarkan hasil analisis data kondisi kelas di Indonesia berkisar antara 250 s.d.300 lux. Namun hal ini
lingkungan didapatkan rerata suhu tidak berpengaruh begitu besar karena pada ruang kelas juga
yaitu 29,50oC, hal ini berarti bahwa dilengkapi dengan ventilasi sebagai tempat masuknya sinar matahari
suhu tersebut lebih tinggi dari kondisi dan pencahayaan buatan berupa lampu berwarna putih. Pencahayaan
suhu yang dikategorikan nyaman. [12] yang tidak tepat dapat merusak atmosfer ruang sehingga
menyatakan bahwa kisaran suhu yang menimbulkan perasaan kurang nyaman, selain itu juga
nyaman untuk aklimatisasi orang menimbulkan tekanan secara psikologis terhadap pengguna ruang,
indonesia adalah 18 s.d. 28oC. Meski gangguan penghliatan, dan intensitas cahaya perlu diatur untuk
lebih tinggi dari suhu normal orang menghasilkan kesesuaian kebutuhan penghliatan di dalam ruang
22
Penerapan Workplace Stretching Exercise...
dB(A) dibandingkan dengan nilai pembelajaran dapat diatasi dengan penerapan workplace stretching
kebisingan yang diperbolehkan untuk exercise. Pada Periode I kegiatan pembelajaran peserta didik
kegiatan pembelajaran yaitu ≤50 cenderung kurang dinamis, hal ini dapat diamati ketika proses
dB(A). Sehingga nilai kebisingan pada pembelajaran berlangsung peserta didik tetap di tempat dudukya
ruang kelas tersebut masih berada untuk mendengarkan penjelasan guru, mencatat, serta melihat
dalam kategori tidak nyaman. informasi yang ada di depan kelas. Sedangkan pada Periode II
Kebisingan merupakan faktor yang diterapkan workplace stretching exercise untuk menjadikan kegiatan
dapat mempengaruhi proses belajar, pembelajaran menjadi lebih dinamis, sehingga akan memberikan
paparan kebisingan yang terus menerus dampak positif terhadap kondisi fisik dan psikis peserta didik.
dapat menyebabkan gangguan Penerapan pemberian Workplace Stretching Exercise pada Periode
kesehatan bagi manusia, kebisingan II ternyata dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal peserta didik
pada frekuensi rendah dengan tingkat secara signifikan sebesar 42,33% (p<0,05).
kekerasan yang tinggi lebih menggangu Penurunan keluhan muskuloskeletal pada peserta didik
dan akan mempengaruhi perilaku setelah melakukan workplace stretching exercise diakibatkan oleh
seseorang baik secara langsung terjadinya proses daur ulang asam laktat dari sisa metabolisme yang
maupun tidak langsung. Tingkat diubah menjadi protein-protein yang diperlukan oleh otot, air,
kebisingan yang melebihi akan glikogen dan CO2 . Kondisi tubuh akan kembali ke kondisi semula
menggangu konsentrasi belajar peserta dengan melakukan proses pemulihan. Darah yang terakumulasi di
didik dan meningkatkan kelelahan otot otot skeletal diupayakan segera ditarik ke peredaran sentral. Proses
Penerapan Workplace Stretching hasil metabolisme. Sisa hasil metabolisme yang berada di otot dan
Exercise Menurunkan Keluhan darah berupa asam laktat. Hasil sisa metabolisme yang berupa asam
Muskuloskeletal Peserta Didik laktat akan didaur ulang menjadi karbondioksida dengan proses
Berdasarkan hasil uji t paired pada Tabel 6 menunjukkan bahwa oksidasi [16]; [3]. Pemberian workplace stretching exercise disela-
terdapat penurunan nilai keluhan muskuloskeletal antara periode I sela kegiatan pembelajaran, akan mengakibatkan peserta didik dapat
dan Periode II. Rerata perubahan keluhan muskuloskeletal pada bergerak dinamis, sehingga kontraksi otot statis yang dialami
Periode I (tanpa pemberian Workplace Stretching Exercise) dan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat dikurangi dan
pada Periode II (dengan pemberian Workplace Stretching Exercise) konsekuensinya frekuensi keluhan muskuloskeletal peserta didik
adalah 42,33%. Besarnya perubahan nilai keluhan muskuloskeletal dapat dikurangi. Berdasarkan penelitian [1] yang melaporkan bahwa
antara Periode I dan Periode II diakibatkan oleh kontraksi otot statis kontraksi otot dinamis yang terjadi ketika melakukan workplace
pada peserta didik dalam waktu yang relatif lama pada proses stretching exercise menyebabkan aliran darah yang menuju ke otot
23
Rina Puspita Dewi, dkk.
lebih banyak, sehingga keperluan nutrisi dan oksigen yang cukup menguras pikiran dan tenaga. Stres yang berlebihan
digunakan untuk proses metabolisme dapat terpenuhi. Melakukan menyebabkan dilepaskannya kelompok hormon nonadrenalin. Ini
workplace stretching exercise merubah posisi kerja peserta didik bermanfaat selama masih dalam batas normal, jika sudah berlebihan
dari statis menjadi dinamis. Dengan demikian proses metabolisme akan mengakibatkan tekanan darah meningkat yang tentunya
pada tubuh akan dapat berlangsung dengan lancar. Asam laktat dan membuat sirkulasi darah terhambat. Itu berarti suplai darah ke otak
CO2 akan berkurang dan diminimalisir yang dapat berdampak pada akan berkurang. Akibatnya, nutrisi otak dan oksigenasinya
kurangnya keluhan muskuloskeletal. berkurang yang mengakibatkan munculnya kelelahan otak yang
Temuan ini bersinergi dengan penelitian [17] yang melaporkan ditandai dengan susah berpikir, konsentrasi berkurang, ketelitian
bahwa pemberian peregangan berupa workplace stretching exercise menurun, kecermatan berkurang dan akhirnya menimbulkan
dapat mengurangi ischemia pada otot yang mengalami spasme kebosanan [3].
dengan adanya efek peningkatan sirkulasi darah pada otot yang Gerakan workplace stretching exercise yang tidak begitu berat
disertai dengan pembaharuan nutrisi untuk metabolisme dalam sel menjadikan peserta didik tidak tegang dalam pembelajaran, karena
otot serta pengangkutan sisa metabolisme. Selain itu peregangan mereka diberikan kesempatan untuk mengalihkan pikiran dan
akan meningkatkan fleksibilitas otot, memberikan kesempatan pada melepaskan penat sejenak, sehingga dapat mengurangi stres
otot untuk kembali ke kondisi resting length, memutus lingkaran akademik pada peserta didik. Pada bagian akhir workplace
spasme-nyeri-spasme, meningkatkan kebugaran fisik, dan stretching exercise peserta didik akan melakukan pursed lip
meningkatkan ROM serta mengurangi kelelahan paada otot breathing, dimana teknik tersebut merupakan teknik menarik nafas
Penerapan Workplace Stretching Exercise Menurunkan Stres melalui hidung kemudian mengeluarkan nafas melalui mulut.
Akademik pada Peserta Didik Adapun manfaat melakukan teknik ini yaitu mengurangi perasaan
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon pada Tabel 6 menunjukkan bahwa cemas, meningkatkan konsentrasi, mengurangi sesak nafas, dan
terdapat penurunan nilai stres akademik antara periode I (tanpa menjadikan tubuh menjadi lebih relaks [1].
24
Penerapan Workplace Stretching Exercise...
exercise di sela pembelajaran dapat pelajaran dan metode belajar. Faktor masyarakat seperti kegiatan
menurunkan stres akademik pada peserta didik dalam masyarakat, media, teman bergaul, dan bentuk
peserta didik secara signifikan. Temuan kehidupan bermasyarakat [19]. Temuan ini bersinergi dengan [20]
ini bersinergi dengan [18] yang yang melaporkan bahwa keluhan muskuloskeletal pada
uji analisis hipotesis dapat diketahui partisipatori tidak berkontribusi terhadap hasil belajar peserta didik
relaksasi otot progresif pada kelompok Kontribusi Stres Akademik Terhadap Hasil Belajar Peserta
akademik bagi subjek secara signifikan Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 7 menunjukkan bahwa
25
Rina Puspita Dewi, dkk.
perkuliahan bukanlah suatu tekanan yang dapat berkontribusi 4. Penurunan stres akademik akibat
terhadap prestasi belajar mahasiswa penerapan workplace stretching
exercise tidak berkontribusi
terhadap hasil belajar kognitif
KESIMPULAN
peserta didik, karena kontribusinya
Bertolak dari hasil penelitian dan
hanya 4,2%.
pembahasan yang telah dikaji dapat
Saran yang tampaknya penting untuk disampaikan pada penelitian
disimpulkan bahwa.
ini adalah sebagai berikut.
1. Penerapan workplace stretching
1. Kepada peserta didik disarankan agar tetap memerhatikan
exercise menurunkan keluhan
kesehatan dan keselamatan saat belajar dengan cara
musculoskeletal secara bermakna
menerapkan prinsip-prinsip ergonomi dalam melakukan
pada peserta didik sebesar 42,33%.
proses pembelajaran.
2. Penerapan workplace stretching
2. Pembelajaran dengan melakukan workplace stretching
exercise menurunkan stress
exercise hendaknya mulai diterapkan oleh peserta didik,
akademik secara bermakna pada
karena sudah terbukti dapat menurunkan keluhan
peserta didik sebesar 31,66%.
muskuloskeletal dan stres akademik secara signifikan.
3. Penurunan keluhan
3. Kepada pengelola sekolah disarankan agar memberikan
muskuloskeletal akibat penerapan
sosialisasi dan latihan workplace stretching exercise
workplace stretching exercise
terhadap pengajar, sehingga setiap pengajar diharapkan
tidak berkontribusi terhadap hasil
dapat memberikan kegiatan peregangan di sela-sela
belajar kognitif peserta didik,
pembelajaran.
karena kontribusinya hanya 14,4%.
4. Kepada dinas terkait disarankan untuk menerapkan hasil
REFERENSI
[1] Hastuti, L.S. dan Rina, K. 2017. Pengaruh Workplace pada Mahasiswa Universitas
Stretching Exercise Terhadap Kebosanan Belajar Udayana Tahun 2016.
dan Kelelahan Belajar Mahasiswa Poltekkes Jurnal Higiene Industri dan
Surakarta. Jurnal Keterapian Fisik. 2(2),75-125. Kesehatan Kerja. 1(2), 101-
118.
[2] Prawira, et al. 2017. Faktor-faktor [3] Sutajaya, I.M. 2019. Ergonomi Pendidikan. Yogyakarta:
yang Berhubungan dengan Media Akademi.
Gangguan Muskuloskeletal
26
Penerapan Workplace Stretching Exercise...
[4] Barseli, et al. 2017. Konsep Stres [11] Setiawan, H.S. 2017. Pengaruh Ergonomi dan
Akademik Peserta didik. Antropometri Bagi User Gudang Bahan PT MI
Jurnal Konseling dan Guna Meningkatkan Produktifitas Serta Kualitas
Pendidikan. 5(3), 143-148 Kerja. Jurnal String. 2(2), 161-168.
[5] Netrawati, N dan Karneli,Y.
2018. Upaya Guru BK [12] Manuaba, A. 2008. Membangun Bali atau Membangun di
Masalah-masalah
[13]Ardiyanti, N.P. 2020. Penggunaan Meja dan Tempat Duduk
Perkembangan Remaja
yang Tidak Ergonomis Meningkatkan Keluhan
dengan Pendekatan
Muskuloskeletal dan Kelelahan serta
Konseling Analisis
Kontribusinya terhadap Prestasi Belajar Peserta
Transaksional. Jurnal
Didik di SMAN 1 Seririt. Skripsi. Universitas
Bimbingan Konseling Islam.
Pendidikan Ganesha.
2(1), 79-90.
[6] Rani,U., dan Sharma, R. 2018. [14] Abdullah, S.H., Bongkaraeng., Kabuhung, A. 2018.
Academic Stress And Time
Management Skills A Intensitas Pencahayaan dan Tingkat Kelelahan
[9] Purba, Y.S & Putri, W.L. 2020. Berat Beban dengan Workplace Stretching Exercise dan Modifikasi
Keluhan Muskuloskeletal pada Siswa SMA. Kondisi Kerja Dapat Menurunkan Keluhan
Holistik Jurnal Kesehatan. 14(4), 606-614. Muskuloskeletal dan Kelelahan pada Pekerja
Pembuat Dodol Tradisional di Desa Tamblang
[10] Ayustina, P.M. 2020. Penerapan Peregangan dalam Kabupaten Buleleng. Jurnal Ergonomi
Pembelajaran Biologi dapat Mengurangi Indonesia. 4(1), 11-17.
Keluhan Muskuloskeletal dan Meningkatan
Konsentrasi Serta Kontribusinya Terhadap [18] Lusiana, I. 2019. Pengaruh
Prestasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 1 Relaksasi Otot Progresif
Singaraja. Skripsi. Universitas Pendidikan Terhadap Penurunan Stres
Ganesha.
Akademik Pada Peserta didik
SMP. Skripsi. Progam
27
Rina Puspita Dewi, dkk.
28