Anda di halaman 1dari 2

KERACUNAN MAKANAN

No. : SOP/ /
Dokumen
No. Revisi :0
SOP Tgl. Terbit : UPTD PUSKESMAS
Halaman :1/2 ONE WAARA
KEC.LAKUDO
KABUPATEN
Hasriyanto,S.Kep,Ns
BUTON NIP: 19880115201001005
TENGAH

1. Pengertian Keracunan makanan merupakan suatu kondisi gangguan


pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau air yang
terkontaminasi dengan zat patogen dan atau bahan kimia, misalnya
Norovirus, Salmonella, Clostridium perfringens, Campylobacter, dan
Staphylococcus aureus.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Menangani
Keracunan Makanan
3. Kebijakan Sk Kepala puskesmas No….. Tentang kebijakan pelayanan klinis
UPTD Puskesmas One Waara
4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I tahun 2013
5. Prosedur 1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Penegakan diagnosa: Penanganan Keracunan Makanan
4. Tatalaksana
a. Karena sebagian besar kasus gastroenteritis akut adalah self-
limiting, pengobatan khusus tidak diperlukan. Dari beberapa
studi didapatkan bahwa hanya 10% kasus membutuhkan
terapi antibiotik. Tujuan utamanya adalah rehidrasi yang
cukup dan suplemen elektrolit. Hal ini dapat dicapai dengan
pemberian cairan rehidrasi oral (oralit) atau larutan intravena
(misalnya, larutan natrium klorida isotonik, larutan Ringer
Laktat). Rehidrasi oral dicapai dengan pemberian cairan yang
mengandung natrium dan glukosa. Obat absorben (misalnya,
kaopectate, aluminium hidroksida) membantu memadatkan
feses diberikan bila diare tidak segera berhenti. Diphenoxylate
dengan atropin (Lomotil) tersedia dalam tablet (2,5 mg
diphenoxylate) dan cair (2,5 mg diphenoxylate / 5 mL). Dosis
awal untuk orang dewasa adalah 2 tablet 4 kali sehari (20
KERACUNAN MAKANAN UPTD
PUSKESMAS ONE
KABUPATEN No. : SOP/ / WAARA
BUTON TENGAH Dokumen 35.07.103.102/2016
SOP No. Revisi :0 Hasriyanto,S.Kep,Ns
Tgl. Terbit : 19 Januari 2016 NIP: 19880115 201001 005
Halaman : 2 /2

mg / d). Digunakan hanya bila diare masif.


b. Jika gejalanya menetap setelah 3-4 hari, etiologi spesifik
harus ditentukan dengan melakukan kultur tinja. Untuk itu
harus segera dirujuk.
c. Modifikasi gaya hidup dan edukasi untuk menjaga kebersihan
diri.
d. Konseling dan Edukasi
Edukasi kepada keluarga untuk turut menjaga higiene
keluarga dan pasien.
e. Kriteria Rujukan
1. Gejala keracunan tidak berhenti setelah 3 hari ditangani
dengan adekuat.
2. Pasien mengalami perburukan.
f. Dirujuk ke layanan sekunder dengan spesialis penyakit dalam
atau spesialis anak.
6. Unit Terkait 1. UGD
2. Rawat Jalan

Anda mungkin juga menyukai