Anda di halaman 1dari 59

MONEV & SURVEILANS PPI

DI FKTP

dr. H. K. MOHAMAD TAUFIQ, MMR


TIM PENYUSUN PEDOMAN TEKNIS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
DITJEN PELAYANAN KESEHATAN
KEMENKES RI
PROFIL SINGKAT
dr. H. K.MOHAMAD TAUFIQ, MMR
• BEKERJA DI PUSKESMAS : 1992 – 1995 • PELATIHAN AKREDITASI RS : 1995
• BEKERJA DI RS : 1995 – 2007 • PELATIHAN SURVEIOR AKREDITASI RS : TAHUN
• BEKERJA DI KEMENKES : 2007 – SEKARANG 2012

• KASI STANDARISASI KESEHATAN BAYI DAN BALITA : • PELATIH SURVEIOR AKREDITASI FKTP : 2015 –
2009 – 2012 SEKARANG

• BEKERJA DI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER : 2012 • PELATIH TOT PENDAMPING AKREDITASI FKTP :
- 2022 TAHUN 2015 - SEKARANG
1. KASUBDIT PELAYANAN KESEHATAN DASAR : 2012 - • PENYUSUN & EDITOR BUKU – BUKU AKREDITASI
2015 FKTP
2. KASUBDIT MUTU DAN AKREDITASI YANKES PRIMER : • PELATIHAN GLOBAL PLAGSHIP – SDGs :
2015 – 2020 Washinton DC TAHUN 2018
3. KOORDINATOR MUTU DAN AKREDITASI YANKES • PELATIHAN PHCPI /QUALITY OF CARE :
PRIMER : 2020 - 2022 WASHINTON DC TAHUN 2018
4. SEKRETARIS EKSEKUTIF KOMISI AKREDITASI FKTP : • PENGURUS PB IDI PERIODE 2018 -2021
2015 - 2019

TIM PENYUSUN PPI DI FKTP


KEMENKES RI
PENDAHULUAN

PELAKSANAAN
PROGRAM PPI Kord/PJ PPI
DI FKTP

TERSEDIA
1. Program kegiatan PPI yang sudah disetujui
oleh pimpinan Fasyankes
2. SDM yang terlatih dan sudah
dilatih/sosialisasikan tentang PPI
1. PELAKSAAN MONITORING PROGRAM PPI
3. Struktur organisasi PPI 2. PELAKSANAAN SURVEILANS HAIs
4. Sarana dan prasana dalam bidang PPI ( 3. RENCANA TINDAK LANJUT : Penyelesaian
sesuai kemampuan Fasyankes dengan masalah untuk pelaksanaan pada kegiatan/tahun
prinsip PPI) selanjuta
OUTLINE PRESENTASI

MONITORING DAN
EVALUASI PPI
SURVEILANS HAIs
MONITORING
EVALUASI
MONITORING
1 Untuk memastikan agar pelaksanan program sesuai
MAKSUD dengan perencanaan kegiatan program PPI

2
TUJUAN
Untuk mengetahui kemajuan atau keberhasilan program

Pengukuran capaian kinerja program PPI : Pengumpulan


3 data, pengisian ceklist atau daftar Tilik pelaksnaan
PROSES program PPI

4 Tolok ukur menilai pelaksanaan PPI ---- SMART


INDIKATOR (Spesifik, terukur, dapat dicapai, rasional dan waktu
tertentu) → Lihat tabel indikator
TAHAPAN MELAKUKAN MONEV

IDENTIFIKASI
MENENTUKAN GAP
MENETAPKAN PERMASALAHAN/APA
ANTARA PELAKSANAAN
INSTRUMEN/ PELAKSANAAN AKAR MASALAHNYA,
DENGAN
STANDAR/KRITERIA MONEV SOLUSI PERBAIKAN-
STANDAR/KRITERIA
MONEV SERTA TARGET YANG
YANG DIGUNAKAN
INGIN YANG DICAPAI
MONEV DAPAT DILAKUKAN DENGAN
CARA
Ruang Tindakan/
UGD

RUANG TUNGGU -SELASAR RAWAT INAP


POLI GIGI

MONITORING RUTIN PENERAPAN PPI


BERKELILING PADA UNIT PELAYANAN
LABORATORIUM

Bersalin dan nipas


Pelayanan Darurat/lapangan Ambulans
SUPERVISI PROGRAM PPI
• Maksud:
• Memastikan pelaksanaan program sesuai standar program PPI
dan melihat hambatan dan permasalahan di Unit kerja
• Dilaksanakan secara rutin dan berkelanjutan dalam rangka
pengawasan kinerja program PPI –bahan rapat/pelaporan dalam
PPI
• Tujuan:
• Mengetahui apakah pelaksanaan kegiatan terlaksana dengan baik
dan hambatan ketidak patuhan dalam standar PPI
• Jika tidak terlaksana dengan baik, penyebab masalahnya apa agar
dapat ditindak lanjuti secara dini → kinerja PPI dapat mencapai
target yang ditetapkan
MEKANISME SUPERVISI PROGRAM PPI
• Pengawasan kepatuhan terhadap program dan standar PPI ----mengunjungi secara
rutin unit kerja untuk melihat kepatuhan petugas, sarana dan prasarana dan memberikan
solusi terkait permasalahan yg dapat diselesaikan di unit kerja
• Ada Indikator pelaksanaan yang dituju saat supervisi untuk tiap-tiap kegiatan
pelayanan Kesehatan yang dilaksanakan sesuai standar dan program PPI yang disusun
merujuk pedoman/panduan/SOP PPI/Jukni PPI , misalnya Pelaksanaan bundles IDO,
kepatuhan penggunaan APD, Kepatuhan pelaksanaan kebersihan tangan
• Pengukuran capaian pengamatan : terfokus pada individu atau unit terhadap
pelaksanaan program PPI (Pedoman/panduan dan Standar PPI)
• Untuk pengukuran dapat dikembangkan menggunakan instrument program PPI
misalnya : chek list, wawancara/diskusi/bedside teaching dan pengawasan ketersediaan
sarana/prasarana PPI
MENGAMATI PENERAPAN KEWASPADAAN STANDAR
Misalnya:

Pelaksanaan hand hygiene

Supervisi rutin Pelaksanaan penggunaan APD


Penerapan
Standar PPI Pengelolaan Peralatan
pada unit Perawatan dan Medis lainnya
pelayanan
Pelaksanaan Bundles HAIs
LAPORAN HASIL SUPERVISI PELAKSANAAN PPI
CONTOH FORMAT MONITORING –RPK
STATUS
NO KEGIATAN VOLUME WAKTU PIC PELAKSANAAN PENYEBAB RTL
YA TDK
Pelatihan Dasar PPI 2 orang Maret dr.Anita 1…….. 1. ,,,,,,,,
2…….. 2……..
2021 3…dst 3…dst
1

Sosialisasi PPI kepada 2 kali Juni – Juli Bidan


2 petugas pertemuan 2021 Yunita

Penyiapan Kebijakan (SK Tim,


Pedoman, SOP, dan lain-lain)
3

4 Penerapan PPI
5 Surveilans
6 Audit
7 Monitoring
8 Pelaporan
9 Dst……
2

AUDIT PROGRAM
PPI
AUDIT PPI
PENGERTIAN
• Adalah kegiatan mengumpulkan data dan informasi yang faktual dan signifikan melalui
interaksi secara sistematis, objektif dan terdokumentasi

TUJUAN .
(1) Menilai kepatuhan terhadap standar.
(2) Menilai adanya kesenjangan antara target yang ditetapkan dengan capaian pelaksanaan
di Pelayanan Kesehatan.

SASARAN .
(1) Sarana dan prasarana
(2) Kepatuhan petugas terhadap standar PPI.
(3) Faktor resiko penyebab terjadi infeksi
LINGKUP YANG DAPAT DI AUDIT PADA PPI
Aspek manajerial
•Kebijakan, Pedoman, Program

Aspek Kepatuhan
•Standar Prosedur Operasional: Kebersihan tangan,
penerapan bundle

Sarana & Prasarana


•Kelengkapan fasilitas: Kebersihan tangan, Pengelolaan limbah

Sarana Penunjang pelayanan


•Pelayanan Laboratorium
•Pelayanan Gizi dll

KURSUS DASAR PPI_FKTP_2020


PROSES PELAKSANAAN AUDIT
TAHAPAN AUDIT
LANGKAH-LANGKAH AUDIT PPI
1 2 3 4 5

MEMBUAT
MENYIAP- LAKUKAN LAKUKAN BANDING-
RENCANA
KAN AUDIT PENILAIAN KAN HASIL
AUDIT
TOOLS DENGAN DAN PENILAIAN
SESUAI
AUDIT WAKTU 15 - ANALISIS DGN
PRIORITAS
30 MENIT DATA KRITERIA
MASALAH
YANG
DIGUNAKAN
PENENTUAN SKORING

• < 75 % : Kepatuhan Minimal


• 76 – 84 % : Kepatuhan Intermediate
• > 85 % : Kepatuhan baik
WAKTU PELAKSANAAN AUDIT

▪ Selama jam sibuk –pelayanan sedang berlangsung


▪ Waktu 15 -30 menit(Kebersihan tangan)
▪ Periode tertentu: tgl….sd……
▪ Dilakukan sesuai program PPI atau jika ada temuan
▪ dilakukan oleh orang yang terlatih dan pengamatan
langsung lebih akurat
PENILAIAN UDIT HH
1. SEBELUM MENYENTUH PASIEN
2. SETELAH TERKENA CAIRAN TUBUH PASIEN
3. SETELAH KONTAK DENGAN PASIEN
4. SEBELUM TINDAKAN ASEPTIK
5. SEBELUM MENINGGALKAN LINGKUNGAN
PASIEN

BERAPA INDIKASI DAN


OPPORTUNITY YANG DINILAI
SEBAGAI TINGKAT
KEPATUHAN
Rumah sakit
HASIL PENILAIAN AUDIT PPI
1. Bandingkan dengan kreteria yang digunakan yang telah
dibuat oleh masing-masing FKTP.
2. Rekomendasi yang dibuat sesuai dengan penyebab atau akar
masalah yang ditemukan.
3. Buat laporan Audit dan sampaikan kepimpinan FKTP
Contoh Jadwal Audit

JADWAL AUDIT INTERNAL


TAHUN………………………

UNIT KERJA
YANG JAN PEB MAR APR MEI JUN JULI AGT SEP OKT NOP DES
DIAUDIT
UKM KIA Gizi Kesling dan seterusnya

UKP Pendaftaran Poli umum UGD dan seterusnya

Tim Audit Tim 1 (sebutkan nama) Dst

Tim 2 (sebutkan nama)


Contoh Format Rencana Audit
Unit

Sasaran audit Tim auditinternal Standar/ Tanggal danWaktu Tanggal dan


Tujuan (Kegiatan/ Proses kriteria yang Metode Instrumenaudit Audit Waktu Audit Ket

yang menjadi acuan


diaudit)

Wawancara,periksa
Menilaiproses dokumen
Instrument akreditasi
perencanaan KIA perencanaan, periksa Check list, Panduan 5 Juli sd 7 5 – 7 Des
Perencanaan (sebutkannama) perencanaan program
rekam kegiatan lokmin wawancara Juli 2020 2020
program KIA (Bab IV.1,2.3…)
perencanaan
KIA

Menilai capaian Indikator dan target Periksa laporan Check list


kinerja Cakupan (sebutkannama) program KIA: K1, bulanKIA indicator dan 10 Juli sd 12 10 – 12 Des
KIA program KIA K4, dan seterusnya target Juli 2020 2020
kinerja

Dan
seter
Contoh : instrumen audit adalah check list untuk
menghitung Compliance Rate suatu prosedur
No Kegiatan (diisi sesuai Ya Tidak Tidak berlaku
kegiatan dalam SOP)

Total
Tingkat Kepatuhan Jumlah Ya dibagi dengan jumlah (Ya+Tidak)x
(Compliance Rate) 100 %
Contoh : instrumen audit SKP
No Kriteria audit Daftar Pertanyaan Fakta Temuan Audit Rekomendasi
Lapangan Audit
Capaian SASARAN Bagaimana capaian kepatuhan

KESELAMATAN cuci tangan di ruang rawat


Mengapa indikator tersebut tidak
PASIEN:
1 tercapai
Kepatuhan cuci
Adakah upaya yang dilakukan
tangan
untuk mengupayakan pencapaian
indikator tersebut

Capaian sasaran Bagaimana capaian kepatuhan


keselamatan pasien: identifikasi pasien pada
2 identifikasipasien pelayanan obat rawat jalan
Jika tidak tercapai,mengapa?
Upaya apa yang sudah dilakukan
CONTOH : FORMAT HASIL DAN TL HASIL AUDIT
URAIAN ANALISIS
TARGET WAKTU
KETIDAK KETIDAK RENCANA
PENANGGUNG PELAKSANAAN STATUS
TINDAK WAKTU
NO SESUAIAN/ SESUAIAN/ PENYELESAIAN JAWAB PENYELESAIAN
TINDAK LANJUT
MASALAH MASALAH LANJUT
Contoh Format Temuan dan TL hasil Audit
KETIDAKSESUAIAN TERHADAP STANDAR/KRITERI
URAIAN KETIDAKSESU
TINDAKAN TANGGAL WAKTU
BUKTI – BUKTI OBJEKTIF STANDAR/KRITERIA/ A/PERSYARATAN YANG TINDAKANPERBAIKAN
NO AIAN
INSTRUMEN DIGUNAKAN PENCEGAHAN PENYELESAIAN

1 - Belum Ada PEMBERSIHAN - Belum Ada SOP - SOP Pengadaan SOP 21 APRIL 2022
Kebijakan TUMPAHAN CAIRAN PEMBERSIHAN PEMBERSIHAN PEMBERSIHAN
tentang cara INFUS INFEKSIUS TIDAK CAIRAN INFUS CAIRAN INFUS TUMPAHAN CAIRAN
PEMBERSIHAN SESUAI DENGAN SOP INFEKSIUS INFEKSIUS INFUS INFEKSIUS
CAIRAN INFUS
INFEKSIUS
3

SURVEILANS PPI
5/21/2022
PMK 27/2017
PENGERTIAN

Surveilans:
adalah suatu proses yang:
1
• Dinamis,
• Sistematis,
• Terus-menerus, Penetapan HAIs INDIKATOR
Dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan merujuk pada KINERJA PPI
interpretasi dari data kesehatan yang penting pada suatu
populasi spesifik, dan didiseminasikan secara berkala
kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan
dalam perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan dalam
upaya penilaian resiko Healthcare Assosiated
infections (HAIS).
36
5/21/2022

TUJUAN DAN SASARAN

Mendapatkan data dasar Infeksi di pelayanan FKTP, untuk:

1. Menurunkan laju Infeksi yang terjadi di FKTP Kejadian HAIs yang berhubungan erat dengan
2. Identifikasi dini Kejadian Luar Biasa (KLB) Infeksi di FKTP
proses pelayanan medis dan keperawatan di
FKTP, sbb:
3. Meyakinkan para tenaga kesehatan tentang adanya masalah yang memerlukan
penanggulangan
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
2. Infeksi Daerah Operasi (IDO)
4. Mengukur dan menilai keberhasilan suatu program PPI
3. Plebitis
5. Memenuhi standar mutu pelayanan medis dan keperawatan
4. Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
6. Dan salah satu unsur pendukung untuk memenuhi standar penilaian akreditasi 5. Abses gigi
di fasyankes

37
FAKTOR RESIKO INFEKSI DI
PELAYANAN KESEHATAN PNEUMONIA

PLEBITIS/IAD KIPI

IDO/ABSES IDO

Pelaksanaan Surveilan
1. Kegiatan dilaksanakan langsung di
faskes Abses gigi
2. Terpenuhi kaidah HAIs,
5/21/2022

PENETAPAN NUMERATOR DAN DENOMINATOR

NUMERATOR DENOMINATOR
Adalah jumlah kejadian infeksi dalam Adalah jumlah pasien yang dilakukan tindakan
kurun waktu tertentu.(bulan, tri wulan, medis atau jumlah hari pemasangan alat
semester dan tahunan). dalam kurun waktu tertentu (bulan, tri wulan,
CONTOH:
semester dan tahunan).
(1) Jumlah pasien Infeksi daerah insisi paska pertolongan persalinan. CONTOH:
(1) Jumlah pasien yang dilakukan pertolongan persalinan dengan tindakan insisi di Fasilitas
(2) Jumlah pasien yang terjadi infeksi (abses) setelah dilakukan tindakan pelayanan
gigi (yang sebelumnya tidak ada tanda tanda Infeksi) di pelayanan UKP dan UKM. pelayanan kesehatan.
(2) Jumlah pasien yang dilakukan pelayanan gigi tanpa tanda tanda infeksi di UKP dan
(3) Jumlah kejadian plebitis pada pemasangan infus.
UKM
(4) Jumlah sasaran yang terjadi KIPI setelah pemberian imunisasi di UKP dan UKM. (3) Jumlah hari pasien terpasang infus.
(4) Jumlah sasaran yang dilakukan immunisasi di UKP dan UKM
(5) Jumlah pasien yang terjadi infeksi saluran kemih akibat pemasangan urine kateter
setelah dua hari kalender. (5) Jumlah hari pasien terpasang urine kateter

39
5/21/2022

SIKLUS PELAKSANAAN SURVEILANS

SIAPA YANG MELAKUKAN


SURVEILANS ?

ORANG YANG TERLATIH DAN


DILAKSANAKAN SECARA
BERKESINAMBUNGAN

SECARA MANUAL ATAU


SISTIM INFORMASI (IT)

40
5/21/2022

1. PERENCANAAN (PERSIAPAN)

1. Buat Panduan, SOP, metode, Formulir dan tetapkan waktu


pelaksanaan Surveilans
2. Tentukan Populasi /Kaji Populasi beresiko infeksi sesuai kasus yang ada
di fasyankes ---(mengacu pada Kamus Indikator PPI yg sudah dibuat).
3. Seleksi kasus pelayanan yang paling banyak resiko terjadi infeksi
….memenuhi standar HAIs ( waktu terpasang alat Kesehatan dan tidakan
pelayanan Kesehatan) → Indikator PPI
4. Gunakan definisi operasional yang mudah dipahami dan mudah
diaplikasikan.
41
5/21/2022

2. Pengumpulan data
1. Tetapkan metode pengumpulan data : menggunakan Formulir Manual ( harian dan
bulanan atau menggunakan sistim IT
2. Cara dan Sumber data:
• Observasi atau pengamatan langsung.
• Sumber data:
✓ Pencatatan dan pelaporan unit kerja, sistem pencatatan dan pelaporan terpadu,
pencatatan pelaporan kesakitan dan kematian
✓ Catatan medical record pasien/ catatan dokter atau tenaga medis lainnya
(bidan/perawat)
3. Data yang dikumpulkan → Formulir pencatatan :
• Data demografik: nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor catatan medik, tanggal
masuk FKTP.
• Data Surveilans : data alat Kesehatan yang terpasang, tanggal infeksi muncul, jenis
infeksi, ruang pelayanan/perawatan saat infeksi muncul pertama kali.
• Data Penunjang HAis: penggunaan Anti Mikroba, data hasil laboratorium dan Ro
Photo dll 42
5/21/2022
Contoh:
FORM HARIAN SURVEILANS

43
5/21/2022

FORM BULANAN SURVEILANS

Perhitungan :
1. Plebitis = 6/27 x 1000 = 222, 2 ‰
2. ISK = 1/15 x 1000 = 66, 6 ‰
3. IDO = 4/ 23 x 100 = 17,3 % 44
5/21/2022

3. Analisis Data
a) Tetapkan Numerator dan Denominator serta periode surveilan

✓ Numerator adalah jumlah kejadian infeksi akibat penggunaan alat Kesehatan : IV kateter
(Plebitis, IAD), Urine kater (ISK), akibat Imunisasi (KIPI) dan Tindakan pembedahan/
Insisi/Extraksi gigi (IDO)

✓ Denominator adalah lama hari terpasang alat seluruh pasien sebagai populasi, seluruh pasien
Tindakan bedah /insisi/ekstrasi gigi , imunisasi
✓ Periode surveilan : Bulanan/triwulan

b) Lakukan Analisa data surveilan

45
5/21/2022
4. Interpretasi

Interprestasi data surveilans:

1. Dapat dibuat dalam bentuk tabel, grafik , pie dll


(sesuai keperluan).
2. Penyajian data harus jelas, sederhana, mudah
dipahami yang memperlihatkan pola kejadian
infeksi dan perubahan yang terjadi (trend).
3. Bandingkan hasil surveilans dengan target kejadian
infeksi yang sudah ditetapkan.
4. Nilai lakukan analisa kecenderungan menurut jenis
infeksi, ruang perawatan, serta jelaskan sebab
terjadinya peningkatan kasus.

46
Lanjutan..
5/21/2022

5. Laporan dan Rekomedasi


• Laporan dan rekomendasi hasil
surveilans oleh Ketua Tim
PPI/Penanggung jawab PPI kepada
pimpinan FKTP secara periodik
(tergantung kebijakan fasyankes
setiap bulan, triwulan , tahunan)
untuk dilakukan tindak lanjut hasil
persetujuan.

• Diseminasi dan atau komunikasikan


kepada unit atau pihak yang
berkepentingan untuk dilakukan
langkah tindak lanjut atau perbaikan

47
5/21/2022

INDIKATOR KINERJA PPI

48
A. INFEKSI SALURAN KEMIH
Judul Indikator INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)
Dasar Pemikiran 1. National healthcare safety network melaporkan angka kejadian CAUTI sekitar 3,1 – 7,5 infeksi per 10000 kateter- hari,
untuk Indonesia angka kejaidan CAUTI secara pasti belum jelas.
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien.
3. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Dimensi Mutu Keselamatan,efektif dan efisien
Tujuan 1. Untuk mengukur adanya kejadian ISK di FKTP
2. menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko infeksi.
Definisi Operasional 1. Infeksi Saluran Kemih adalah infeksi yang terjadi akibat penggunaan urine kateter menetap (Indwelling catheter) > 2
hari kalender
2. Ditemukan setidaknya satu dari tanda atau gejala klinis sebagai berikut:
• Demam (> 38,0 ° C)
• Nyeri tekan suprapubik
• Nyeri atau nyeri pada sudut kosto-vertebralis
• Urgensi kemih
• Frekuensi kencing
• Disuria
3. Terdapat hasil test diagnostik
• Test carik celup (dipstick) positif untuk lekosit esterase dan atau nitrit
• Piuria (terdapat lebih dari 10 lekosit per ml atau terdapat 3 lekosit per lapangan pandangan besar (mikroskop
kekutan tinggi/1000 kali dari urine tanpa dilakukan sentrifugasi
• Ditemukan kuman dengan pewarnaan gram dari urine yang tidak disentrifugasi.
• Paling sedikit 2 kultur urine ulangan didapatkan uropatogen yang sama < 10. 5 koloni/ml kuman patogen tunggal.
• Dokter mendiagnosis sebagai ISK dan memberikan terapi yang sesuai untuk ISK.
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Denumenator Jumlah lama hari pemakaian kateter urine menetap
(penyebut)
Target Pencapaian < 7,5 permil
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dipasang kateter di FKTP terkait lebih dari 2 hari kaleder.
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang dipasang kateter urine di FKTP lain
• Pasien yang dipasang kateter urine menetap di FKTP terkait kurang dari 2 hari kalender.
Jumlah Pasien ISK
Formula Jumlah lama hari pemakaian
kateter urine menetap
Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif
X 1000
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan data Observasi langsung atau data bersumber dari rekam medis.
Besar Sampel Semua pasien yang terpasang kateter urine menetap selama 2 hari kalender.
Frekuensi Pengumpulan Data Harian
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data  Tabel
 Grafik
 Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Penanggung jawab PPI
B. PLEBITIS
Judul Indikator PLEBITIS
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif, efisien


Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Plebitis akibat penggunaan kateter perifer
line (infus)
2. Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat infus untuk mengurangi risiko infeksi.

Definisi Operasional Plebitis adalah inflamasi vena yang disebabkan adanya infeksi pada daerah lokal tusukan infus
ditemukan tanda tanda merah seperti terbakar, bengkak, sakit bila ditekan, ulkus sampai eksudat
purulen atau mengeluarkan cairan disebabkan baik oleh iritasi kimia maupun mekanik yang
sering disebabkan oleh komplikasi terapi intravena.

Jenis Indikator Output


Satuan Pengukuran Per mill (‰)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus pasien plebitis
Denumenator Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap
(penyebut)
Target Pencapaian < 5 permill
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang terpasang intravena perifer menetap
Kriteria Eksklusi:
• Tidak ada
Formula Jumlah kasus pasien Plebitis
X 1000
Jumlah hari terpasang kateter intravena perifer menetap

Desain Pengumpulan Prospectif


Data
Sumber Data Data Primer
Instrument pengambilan Lembar Observasi
data
Besar Sampel Seluruh pasien yang terpasang kateter intravena perifer menetap.
Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data  Tabel
 Grafik
C. INFEKSI DAERAH OPERASI (IDO)
Judul Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan

Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien


Tujuan 1. Untuk melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian Infeksi Daerah Operasi (IDO) superficial -
Superficial incision.
2. Untuk Menjamin keselamatan pasien yang terpasang alat kesehatan untuk mengurangi risiko IDO

Definisi Operasional Infeksi Daerah Operasi (IDO) / Surgical Site Infection (SSI) adalah infeksi yang terjadi pasca operasi
dalam kurun waktu 30 hari dan infeksi tersebut hanya melibatkan kulit dan jaringan subkutan pada
tempat insisi dengan setidaknya ditemukan salah satu tanda sebagai berikut:
• Gejala Infeksi: kemerahan, panas, bengkak, nyeri, fungsi laesa terganggu.
• Cairan purulen.
• Ditemukan kuman dari cairan atau tanda dari jaringan superfisial

Jenis Indikator Output


Satuan Pengukuran Persen ( %)
Numerator (pembilang) Jumlah kasus IDO
Denumenator Jumlah pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
(penyebut)
Target Pencapaian < 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan operasi Superficial Incision
• Pasien teridentifikasi IDO pasca operasi Superficial Incision di FKTP terkait
Kriteria Eksklusi:
• Pasien dilakukan tindakan operasi superficial incisional di fasilitas kesehatan lain

Jumlah kasus IDO


Formula X 100
Jumlah pasien dilakukan operasi Superficial incisional
Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif
Sumber Data Data primer dan sekunder
Instrument pengambilan data Lembar observasi
Besar Sampel Total populasi
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data  Tabel
 Grafik
 Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Penanggung jawab PPI
D. ABSES GIGI
Judul Indikator Abses gigi
Dasar Pemikiran 1. Hasil Riskesdas menyatakan proporsi terbesar masalah gigi adalah gigi rusak/ berlubang/
sakit (45,3%), masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia
adalah gusi bengkak (abses) (14 %).
2. KMK 62 tahun 2015
3. Permenkes 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan gigi
yang terjadi abses.
2. Menjamin keselamatan pasien yang dilakukan pelayanan gigi.
Definisi Terbentuknya kantung atau benjolan berisi nanah pada gigi, disebabkan oleh infeksi bakteri.
Operasional Kondisi ini bisa muncul di sekitar akar gigi maupun di gusi ditandai dengan demam, gusi
bengkak, rasa sakit saat mengunyah dan mengigit, sakit gigi menyebar ke telinga, rahang,
dan leher, bau mulut, kemerahan dan pembengkakan pada wajah. Abses gigi menjadi
indikator surveilans pada kasus sesuai kriteria HAIs (tindakan pelayanan gigi sebelumnya
tidak ditemukan tanda tanda abses).
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran %
Numerator (pembilang) Jumlah kasus abses gigi
Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional pada area gigi dan jaringan periodontal,
(penyebut)
Target Pencapaian < 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan periodontal akibat tindakan Superficial
incisional
• Semua pasien yang teridentifikasi abses gigi
Kriteria Eksklusi:
• Pasien sudah terjadi abes gigi sebelum tindakan gigi dilakukan
• Pasien yang dilakukan tindakan pada area gigi dan jaringan periodontal di FKTP lain
Jumlah kasus abses Gigi
Formula Jumlah pasien dilakukan tindakan Superficial incisional X 100 %

pada area gigi dan jaringan periodontal

Desain Pengumpulan Data Prospectif dan Retrospectif


Sumber Data Data Primer dan Sekunder
Instrument pengambilan Lembar observasi langsung
data
Besar Sampel Total Populasi
Frekuensi Pengumpulan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data  Tabel
 Grafik
 Run chart
E. KIPI
Judul Indikator Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Keselamatan Pasien
2. Peraturan Menteri Kesehatan tentang pencegahan dan pengendalian Infeksi
Dimensi Mutu Keselamatan, efektif dan efisien
Tujuan 1. Melakukan surveilans HAIs pada angka kejadian infeksi pasca tindakan pelayanan imunisasi.
2. Menjamin keselamatan pasien untuk mengurangi risiko terjadinya KIPI.
Definisi Operasional Infeksi yang terjadi setelah tindakan imunisasi yang diberikan secara penyuntikan, dimana
ditemukan tanda tanda infeksi antara lain:
Gejala KIPI Ringan
 Nyeri
 Kemerahan dan bengkak di daerah tubuh yang mengalami injeksi pasca imunisasi
 Gatal
 Demam
 Sakit kepala
 Lemas
Gejala KIPI Berat
• Alergi berat
• Jumlah trombosit menurun
• Kejang
• Hipotonia atau sindrom bayi lemas. Bayi yang mengalami akan terlihat lemas dan tak
berdaya.
Jenis Indikator Output
Numerator (pembilang) Jumlah kasus KIPI
Denumenator Jumlah pasien dilakukan tindakan imunisasi
(penyebut)
Target Pencapaian < 2 persen
Kriteria: Kriteria Inklusi:
• Semua pasien teridentifikasi KIPI yang telah mendapat imunisasi di FKTP tersebut
Kriteria Eksklusi:
• Pasien yang diberikan imunisasi di FKTP lain
X 100
Jumlah kasus KIPI Jumlah pasien yang dilakukan
Formula
Tindakan imunisasi
Desain Pengumpulan Data Retrospectif
Sumber Data Data sekunder
Instrument pengambilan Formulir Pelaporan KIPI
data
Besar Sampel Semua pasien yang dilakukan imunisasi
Frekuensi Pengumpulan Bulanan, Triwulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan, Triwulanan
Periode Analisis Data Bulanan, Triwulanan
Penyajian Data  Tabel
 Grafik
 Run chart
Penanggung Jawab Ketua TIM PPI/ Penanggung jawab PPI

Anda mungkin juga menyukai