Anda di halaman 1dari 47

DR.Dr. Tb. Rachmat Sentika SpA.

MARS,
Dokter Umum (82), Spesialis Anak(90), MARS UI(97)
Lemhanas (99), S3 Ilmu Pemerintahan Paska sarjana UNPAD(2007)
Lahir : Sukabumi 9 Februari 1956
Dokter Anak IDAI Banten, RS Premier Bintaro, UKK Tumbuh Kembang dan Pedi.Sosial
Tim Ahli STUNTING Habibie Institute Public Policy Governance
Perinasia Banten ,KARS UI 97,IPCD,Surveior FKTP/Puskemas, Dewas RSUD Cibabat
Dosen STIK Matkul Kekerassan Terhadap Anak,Kebijakan Kepolisian 2008-sekarang
Karier
Dewas RSPN Hasan Sadikin Bandung 2016 sd 2020 ,
Deputi Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko PMK 2014-2016;
Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 2014-2016
Staf Ahli Menko Kesra Bidang MDG’s Kemenko Kesra 2012-2014
Tim ahli KPAI 2007 -2012
Deputi Kesejahteraan dan perlindungan Anak Kemen PPPA 2002-2006
Asisten Deputi Kebijakan ,Hak Anak Kemen PPPA 2000 -2002
Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999,
Dokter Anak di RSU Tangerang 1990 – 1992
HP 0811831838 Pendidikan Dr Spesialis Anak FK Unpad /RSHS 1986 sd 1990
rsentika@yahoo.com Kepala Puskesmas Pagaden, Subang 1981 – 1985,PPDS 1986 – 1990
Jl.Mandar 7 ,DC7no7 sek 3a Pengalaman Organisasi:
Bintaro Jaya,Tangerang Satuan Tugas Perlindungan Anak,PP.IDAI 2008-SEKARANG
Selatan Banten 15225 Ketua Bidang Kependudukan dan KIA/KB, PB IDI 2009 – 2014,
Wakil Ketua PKBI 2008 – 2014. ,2014 sd 2018 dan 2018 sd 2022
PERLINDUNGAN KESEHATAN PETUGAS
DAN TATALAKSANAN PAJANAN

DR.Tb.Rachmat Sentika Sp.A.,MARS


Surveior FKTP dan IPCD

Workshop PPI,PP Adinkes dan KAKP


Zoom 20 Mei 2022
PENDAHULUAN
 Petugas kesehatan sangat berisiko terpapar
infeksi, cq.akibat darah, cairan tubuh,
sekresi dan ekskresi,droplet ,dari pasien dan
lingkungan
 Healthcare Associated Infections dapat
terjadi pada Petugas kesehatan akibat
pekerjaannya
 Perlindungan kesehatan karyawan termasuk
IAD,VAP,
ISK,IDO program PPI dalam Kewaspadaan Standard
 Selama Covid19. Empat dari Sepuluh
TENAGA KESEHATAN TERTULAR
COVID19. dan ada 2066 Meninggal;
(nov21)
 Mereka , 48% Perawat,25% dokter,23%
petugas kesehatan lainnya. Indonesia no 3
tertinggi di Asia (Oscar franco DR,2021,detik
health April 2021)
SUMBER Dit.Mutu
KEWASPADAAN ISOLASI (1) kemkes.2020

KEWASPADAAN STANDAR KEWASPADAAN TRANSMISI

1 10 Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan 1 2 3
2 6 KONTAK DROPLET AIRBORNE
Alat Pelindung Diri Pengendalian Limbah RS

5 4 Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox,
Pertussis,
Penyuntikan yang aman Manajemen Linen E.Colli TBC, SARS
Mumps, Rubella

7 9
Kebersihan VEKTOR
Penempatan pasien
pernafasan/etika batuk (Lalat, naymuk, tikus dll)

8 3
Kesehatan Pengelolaan alkes
HH, sarung Masker Bedah Masker
petugas tangan, gaun pelindung wajah Respiratorik (N95)

Pengendalian
Praktek lumbal fungsi
08/12/23 lingkungan , limbah RS 4
Hirarkhi pengendalian covid 19
Hilangkan atau cegah SARS cov2 masuk
RS (skrining petugas sebelum
mengijinkan masuk RS,hand
hygiene,PCR,Ag

Mendesain atau renovasi faskes untuk


menurunkan sumber ekspos SARS
cov2(jarak,barrier fisik, perbaiki ventilasi
dan sarana HH)

SPO,pelatihan,WFH,PHBS,dekontaminas
i lingkungan

APD tetapkan secara cerdas sesuai


besar paparan dan dinamika transmisi
 Kebersihan tangan sebelum dan sesudah melakukan
Tindakan harus dilakukan petugas medis yang memeriksa
pasein
 Gunakan dan Pilih APD sesuai besar paparan ,jenis tindakan
atau dinamika transmisi, (Droplet,Kontak,Aerosol,Chemical)
 Jangan memanipulasi jarum bekas pakai!
 Gunakan nampan bila memberikan benda tajam
 Tidak menyarungkan kembali jarum yang telah dipakai! bila
terpaksa one hand recapping
 Pendidikan & latihan berkesinambungan
 Berhati2 saat melepas APD setelah keluar dari ruang Rawat
covid 19
1) Maksud Perlindungan Tenaga Kesehatan
■ Dimaksudkan agar tercipta “tatanan kerja di setiap FKTP” yang mempertimbangkan aspek
“keselamatan dan kesehatan ,petugas kesehatan” terutama dari risiko pajanan penyakit
infeksi AGAR Tujuan PPI untuk mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi
yang didapat dan ditularkan diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga
kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa dan pengunjung tercapai.

■ Tujuan : Melindungi kesehatan dan keselamatan petugas baik tenaga medis, perawat,bidan
maupun petugas penunjang sebagai orang yang paling berisiko terpapar penyakit infeksi,
karena berhadapan langsung dengan pasien penderita penyakit menular setiap saat atau
akibat terpapar dari lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan

■ (PEDOMAN TEKNIS PPI DI FKTP 2020 KEMKES)


2) Prosedur perlindungan kesehatan
a) Semua petugas kesehatan menggunakan APD (sesuai indikasi) saat memberi
pelayanan yang berisiko terjadi paparan darah, produk darah,cairan tubuh,
bahan infeksius atau bahan berbahaya lainnya
b) Petugas kesehatan saat melaksanakan tugas , agar memperhatikan hal-hal
sebagai berikut
 Segera melakukan kebersihan tangan saat tiba ditempat kerja
 Menggunakan baju kerja saat tiba di fasilitas kesehatan dan ditukar di unit
pelayanan yang berhadapan langsung dengan pasien atau dengan risiko
pajanan tinggi
 Tidak menggunakan asesoris di tangan (cncin, gelang, jam tangan,pewarna
kuku dan lain-lain) kuku tidak Panjang pada saat akan melakukan Tindakan
medis

(PEDOMAN TEKNIS PPI DI FKTP 2020 KEMKES)


KESEHATAN PETUGAS

1. Pemahaman petugas terhadap resiko


penularan penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap
semua petugas kesehatan terutama
pada area risiko tinggi
3. Pemberian immunisasi vaksin
( terutama pada area resiko tinggi)
4. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD)
dan penggunaan baju kerja
5. Tersedia kebijakan penatalaksanaan
paska luka tusuk jarum bekas pakai
6. Kepatuhan petugas terhadap standar
Cakupan Vaksinasi Covid-19 1X : 95,86%
Cakupan Vaksinasi Covid-19 2X : 79.84%
PPI TO C19 DI
PUSKESMAS BOGOR SELATAN
PPI TO C19 DI
PUSKESMAS PONDOK BETUNG
TANGSEL
M2
M1

VAKSI
M3
N
CEGAH JANGAN
SAMPAI MASUK
RUMAH SAKIT
BOBOBOX
KEBERSIHAN TANGAN
WHO 5 Indikasi kebersihan tangan

• Memutus Rantai Infeksi


• Mencegah Wabah
• Mencegah terjadinya HAIs
• Mencegah Resistensi Antibiotik
KEBERSIHAN
TANGAN
SUMBER Dit.Mutu kemkes.2020

08/12/23 17
JENIS APD
SUMBER Dit.Mutu
kemkes.2020

Pelindung kepala (Topi) Kacamata dan pelindung wajah MASKER

GAUN SARUNG TANGAN SEPATU


08/12/23 19
PRINSIP UTAMA PENGATURAN FASYANKES PADA MASA AKB

 Layanan pasien COVID-19 & non COVID-19 dengan prosedur skrining, triase dan tata
laksana kasus.
 Antisipasi penularan terhadap tenaga kesehatan dan pengguna layanan dengan
penerapan prosedur PPI, K3 di unit kerja dan pemenuhan APD.
 Menerapkan protokol pencegahan COVID-19: harus masker bagi petugas,
pengunjung dan pasien, menjaga jarak >1m dan hand hygiene : Handwash 40 s/d 60
detik atau handrub 20 s/d 30 detik.
 Ruang isolasi untuk pasien kasus COVID-19.
 Terintegrasi dalam sistem penanganan COVID-19 di daerah masing2 sehingga
terbentuk sistem pelacakan kasus, penerapan mekanisme rujukan yang efektif dan
pengawasan isolasi mandiri dan berkoordinasi dengan Dinkes setempat.
 Kembali pelayanan yang tertunda selama masa pandemik COVID-19.

Panduan teknis pelayanan RS saat AKB, Kemkes , Nov 2020


PRINSIP MELAKSANAKAN PENGATURAN FASYAKES DI MASA AKB
1. Pembagian dan pengaturan zona risiko COVID-19 dan
pembatasan akses masuk di Fasyankes, Triage , sk
2. Pemanfaatan teknologi informasi untuk inovasi layanan
kesehatan :
3. Registrasi melalui telepon / online. Aplikasi daftar online pasien
diminta mengisi kajian mandiri COVID-19.
4. Layanan telemedicine
5. Rekam medik elektronik
6. Sistem pembayaran online / melalui uang elektronik
7. Mengembangkan sistem “drug dispencing”
8. Pengaturan Jam kerja Nakes (6 jam biasanya 8jam)
9. Tempat istirahat khusus, tidak pulang dalam seminggu,makan Tinggi
Protein, istirahat cukup

Panduan teknis pelayanan RS saat AKB, Kemkes , Nov 2020


ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Di Puskesmas pada Pandemi Covid-19

ALUR KELUAR

ALUR
UK
MAS
SELAMAT DATANG DI PUSKESMAS

A PENGATURAN ALUR B SKRINING DAN TRIASE C PROTOKOL KESEHATAN

-Menerapkan sistem alur satu arah, jika pintu masuk -Lokasi skrining ditempatkan di dalam atau di luar -Wajib menggunakan masker bagi petugas dan seluruh
dan pintu keluar berbeda. Jika pintu masuk dan pintu gedung dekat pintu masuk yang memiliki sistem sirkulasi pengunjung Puskesmas
keluar sama maka dibuatkan pembatas yang tegas udara natural -Tersedia fasilitas cuci tangan dengan sabun dan air
antara alur masuk dan alur keluar berupa tali atau -Skrining adalah penapisan pasien berdasarkan gejala mengalir/hand sanitizer
pembatas lainnya ISPA dan Non ISPA di semua lokasi strategis
-Pemisahan alur pasien dengan gejala ISPA dan Non -Triase adalah pemilahan pasien berdasarkan -Menerapkan pengaturan jarak duduk/antri antar
ISPA kegawatdaruratan pengunjung > 1 meter
-Sign/tanda/petunjuk arah pasien sesuai gejala -Petugas ditempatkan di lokasi dilengkapi dengan alkes -Jika diperlukan, gunakan pembatas transparan yang
dan APD sesuai dengan panduan yang berlaku membatasi pasien dan petugas
-Tata cara penggunaan APD sesuai panduan yang
berlaku
ADAPTASI KEBIASAAN BARU
Di Puskesmas pada Pandemi Covid-19

covid19.kemkes.go.id

D PELAKSANAAN KEPATUHAN E PEMANFAATAN TEKNOLOGI F PELAJARI DAN LAKSANAKAN


TERHADAP KEWASPADAAN INFORMASI DAN PANDUAN PELAYANAN
ISOLASI KOMUNIKASI KESEHATAN PADA MASA
-Dilaksanakan terhadap kepatuhan kewaspadaan -Informasi jadwal pelayanan PANDEMI COVID-19
standar dan kewaspadaan transmisi -Pendaftaran online
-Lakukan sesuai dengan panduan/ peraturan yang -Janji temu untuk mendapatkan pelayanan Panduan pelayanan pada masa pandemi dapat
berlaku kesehatan diunduh di website covid19.kemkes.go.id
-Ruangan harus memenuhi persyaratan ventilasi -Pemberian KIE sebagai acuan dalam pelaksanaan pelayanan
sirkulasi udara yang baik (jendela terbuka lebar, kipas -Konsultasi dan pemantauan kesehatan Puskesmas
angin/AC dan exhaust fan dengan posisi berlawanan secara online
arah)
Rekomendasi Modifikasi Tata letak SKRINING DAN
TRIAGE di puskesmas Pada masa Pandemi Covid-19

Petugas dengan
thermogun
RUA N
memeriksa suhu PEM
G ERIK
tubuh semua orang Ruang tunggu Ruang triase ANKH SA Loket pendaftaran
USU
yang masuk pasien dengan pasien dengan S pasien ISPA dan Non
Puskesmas gejala ISPA gejala ISPA ISPA dipisah

Penggunaan
pembatas
transparan

PEND
A FT AR
AN

Ruang tunggu
pasien
Non ISPA IEN
PAS GEJ
ALA
GAN

ISPA
DEN

Tali pembatas
dan tanda alur
satu arah

Skrining dilakukan di depan pintu teras Puskesmas.


Ada pemisahan alur pasien yang bergejala ISPA dan Non ISPA, termasuk pemisahan area ruang tunggu dan loket pendaftaran.
Ruang pemeriksaan khusus ISPA/COVID-19 ditempatkan di dalam gedung dekat pintu masuk.
Rekomendasi Modifikasi Tata letak SKRINING DAN
TRIAGE di puskesmas Pada masa Pandemi Covid-19

PUSKESMAS
R. TINDAKAN &
Ruang tunggu pasien Non ISPA di dalam GAWAT
gedung DARURAT
RUANG
PEMERIKSAAN
PASIEN
KHUSUS
DENGAN GEJALA

ISPA

Ruang triase dan tata laksana pasien dengan gejala ISPA


Ruang tunggu pasien
dengan gejala ISPA di luar gedung

Skrining dilakukan di
luar gedung Menerapkan sistem alur
Puskesmas masuk/keluar satu arah

PINTU MASUK PINTU KELUAR

Pada Puskesmas dengan luas bangunan yang terbatas,


ruang pemeriksaan khusus ISPA/COVID-19 ditempatkan di luar gedung.
Modifikasi Tata letak SKRINING DAN TRIAGE dan
deteksi Dini di puskesmas Pada masa Pandemi Covid-19

Ruang Pelayanan
(R. Pengobatan, Gigi, KIA dll)

Ruang RS
Tunggu Tata Laksana
Tidak
PULANG
Skrining Suhu,
gejala ISPA, riwayat
kontak dan riwayat
perjalanan R. Laboratorium R. Farmasi
Jika diperlukan pelayanan laboratorium dan farmasi, petugas
Ya Puskesmas mendatangi Ruang Pemeriksaan Khusus

Bukan Gadar Karantina/


Bukan Kasus
Ruang Pemeriksaan Khusus * COVID-19 Isolasi

PASIEN TIBA
DI PUSKESMAS Kontak Erat
Triase dan Tata Laksana

Gadar Gejala Ringan

Kasus COVID-19 Suspek/ Gejala Sedang RS DARURAT


‘Notifikasi ke Dinkes” Konfirmasi
Gejala Berat RS RUJUKAN

R. Gadar / R. Tindakan

Tata Laksana
Skrining, PULANG
Kasus COVID-19
Keterangan: Triase
* Ruang Pemeriksaan Khusus adalah ruang tempat pelayanan Pasien Tata Laksana
bagi yang bergejala ISPA/kasus RS
Bukan Kasus COVID-19
COVID-19, mulai dari pasien menunggu untuk dilakukan
triase sampai pada tata laksananya.
DATA TENAGA KESEHATAN TERDAMPAK COVID 19

• USA & Italia di wilayah terdampak paling parah, 20% Petugas kesehatan
terinfeksi COVID-19.
• China 3-4% petugas kesehatan terinfeksi. (WHO)

BAGAIMANA ANGKA KEMATIAN TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA

2087
Data sd 21 APRIL 2022

• Risk assessment and management of health-care workers in the context of COVID-19 , 30/11 /2020,
• IDI, 28/11/2020
PENGGUNAAN APD DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID 19
1. Indikasi penggunaan APD mempertimbangkan:
• Risiko terpapar
• Dinamika transmisi:
• Transmisi Covid 19 adalah droplet dan kontak: Gaun, sarung tangan, masker
bedah, penutup kepala, goggles, sepatu pelindung
• Transmisi airborne bisa terjadi pada tindakan yang memicu terjadinya aerosol : Gaun, sarung
tangan, masker N95 , penutup kepala, goggles, sepatu pelindung dan face shield
2. Cara "memakai" dengan BENAR (Donning)
3. Cara "melepas" dengan BENAR (Doffing)
4. Cara mengumpulkan ("disposal") setelah dipakai : Semua APD baik disposable / reuseable harus
dikemas terpisah ke dalam kantong plastik infeksius yang diberi label dan anti bocor. Hindari
melakukan hal2 di bawah ini :
5. Meletakkan APD di lantai atau di permukaan benda lain (misal di atas loker atau di atas meja).
6. Membongkar kembali APD yang sudah dimasukkan ke kantong plastik infeksius atau tempat
tertutup.
7. Mengisi kantong plastik infeksius atau tempat tertutup berisikan APD terlalu penuh.
Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadapi Wabah Covid 19, April
2020

Arjaty Arjaty_daud Arjaty Daud Channel


1
1
• COVID-19 : penyakit pernapasan yang berbeda dari Penyakit virus Ebola
(EVD), yang ditularkan melalui cairan tubuh terinfeksi. Terdapa
perbedaan transmisi, persyaratan APD untuk COVID-19 t dan
Secara spesifik, coverall (APD Ebola) tidak dipersyaratkan EVD. saat
mengelola pasien COVID-19.
Namun dalam situasi wabahCOVID -19di Indonesia dengan laju
peningkatan kasus konfirmasi (+) yang cepat, maka penggunaan coverall
dapat memperluas area perlindungan bagi tenaga Kesehatan.

•WHO dan CDC sampai saat ini tidak mempersyaratkan coverall,


namun apabila fasilitas pelayanan kesehatan menyediakan bisa
digunakan sebagai alternatif

Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020
Rational use of personal protective equipment (PPE) for coronavirus disease (COVID-19)
WHO)

Arjaty Arjaty_daud Arjaty Daud Channel


REKOMENDASI JENIS ALAT PELINDUNG DIRI

1. Masker:
• Masker bedah -> 3 lapisan material dari bahan non woven (tidak di jahit),
loose - fitting dan sekali pakai dan mampu memblokir percikan dan tetesan
partikel besar
• Masker N95 -> dirancang dengan segel ketat di sekitar hidung dan mulut
untuk menyaring hampir 95 % partikel < 0,3 mikron. Masker ini dapat menurunkan
paparan terhadap kontaminasi melalui airborne.

2. Pelindung wajah (face shield) -> pelindung wajah yang menutupi wajah sampai
ke dagu sebagai proteksi ganda bagi tenaga kesehatan dari percikan infeksius
pasien saat melakukan perawatan

3. Pelindung mata (goggles) -> sebagai pelindung mata yang menutup dengan erat
area sekitarnya agar terhindar dari cipratan yang dapat mengenai mukosa

4. Apron -> Bahan plastik sekali pakai atau bahan plastik berkualitas tinggi yang
dapat digunakan kembali (reuseable) yang tahan terhadap klorin saat dilakukan
desinfeksi

Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020

Arjaty Arjaty_daud Arjaty Daud Channel


5. Jubah / gown -> Persyaratan : efektif barrier (mampu mencegah penetrasi cairan), fungsi atau
mobilitas, nyaman, tidak mudah robek, pas di badan tenaga kesehatan, biocompatibility, (tidak
toksik), flammability, dan quality maintenance ).
Menurut jenis penggunaannya :
1. Gaun Sekali Pakai (disposable) -> bahan synthetic fibers (misalnya polypropylene, polyester,
polyethylene)
2. Gaun dipakai berulang (reuseable) -> bahan 100% katun atau 100% polyester, atau kombinasi
antara katun dan polyester. Dapat dipakai berulang maksimal sebanyak 50 kali dengan catatan tidak
mengalami kerusakan

I II
I.: Gaun isolasi bedah (area A,B, dan C merupakan area kritikal tingkat tinggi);
II.: gaun bedah (area A dan B merupakan area kritikal tingkat tinggi ) (Sumber : CDC, 2020 )

Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020

Arjaty Arjaty_daud Arjaty Daud Channel


6. Sarung tangan : Sarung tangan yang ideal harus tahan
robek, tahan bocor, biocompatibility dan pas pada tangan .
Petugas. Bahan : lateks karet, polyvinyl chloride (PVC),
nitrile, polyurethane

7. Penutup kepala -> bahan : tahan cairan, tidak mudah robek


dan ukuran nya pas di kepala

8. Sepatu pelindung -> harus menutup seluruh kaki bahkan


bisa sampai betis apabila gaun yang digunakan tidak mampu
menutup sampai ke bawah. Bahan : karet atau bahan tahan
air atau bisa dilapisi dengan kain tahan air

Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020

Arjaty Arjaty_daud Arjaty Daud Channel


15
Penggunaan
APD
Hal yang perlu diingat:
•Menggunakan baju kerja (scrub suit)
•Melakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah
menggunakan APD
•Melakukan kebersihan tangan setiap melepaskan item APD
•Mandi setelah selesai menggunakan APD
■ Contoh penggunaan APD pada saat merawat pasien suspek atau konfirmasi
COVID-19

Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020

Arjaty Arjaty_daud Arjaty Daud Channel


CARA MENGGUNAKAN DAN MELEPASKAN APD

08/12/23 PPI di FKTP_Kemkes 2020 34


17

MASKER BEDAH Vs MASKER N-95


APD WHO CDC
alternatif yang dapat diterima (acceptable
Masker Bedah dipakai apabila merawat pasien negative / positif alternative) bila melakukan perawatan
COVID-19, pasien suspek dan confirmed COVID-19

Dipakai bila akan melakukan prosedur yang disukai (preferred) bila melakukan
menghasilkan aerosol : intubasi trakea, ventilasi non perawatan pasien suspek dan confirmed
Masker N-95 invasive, trakeostomi, resusitasi jantung paru, COVID-19
ventilasi manual sebelum intubasi, nebulasi dan
bronskopi, pemeriksaan gigi seperti scaler ultrasonic
dan high-speed air driven, pemeriksaan hidung dan
tenggorokan, pengambilan swab.

CARA MEMASANG MASKER N 95


•Menakupkan telapak tangan di depan masker N95 kemudian meletakkan di depan hidung, mulut dan dagu.
•Tarik tali pertama ke atas kepala kemudian tarik tali berikutnya ke arah belakang kepala.
•Tali tidak boleh dipasang silang. Kuatkan segel yang ada di masker agar menutup rapat.
•Lakukan Fit test dengan cara menarik nafas yang akan menyebabkan masker N95 mengempis, kemudian tiup
masker untuk merasakan adanya aliran udara di dalam masker.

Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020
25
Strategi Manajemen APD dalam Masa Krisis
1. Menghitung jumlah ketersediaan dan angka rata – rata utilisasi APD yang dimiliki saat ini
2. Memprioritaskan penggunaan gaun yang tersedia untuk kegiatan : prosedur aerosol, perawatan pasien dengan transmisi kontak
yang lebih tinggi seperti mengganti baju pasien, memandikan, memindahkan, mengganti linen, mendampingi ke toilet,
penggunaan alat atau perawatan luka
3. Melaksanakan pengendalian lingkungan dan administratif dengan cara :

1. Menggunakan barrier / penghalang berupa jendela dari kaca atau plastik di meja IGD, ruang triase, ruang informasi, dan
ruang farmasi
2. Mengurangi jumlah pasien yang berkunjung ke rawat jalan

3. Mengurangi tenaga kesehatan yang tidak terlibat langsung dalam perawatan pasien COVID-19
4. Melakukan kohorting pasien dan tenaga kesehatan

5. Memperpanjang lama penggunaan APD dengan cara menggunakan APD tanpa melepas dan mengganti APD untuk
merawat beberapa pasien COVID-19 di dalam satu ruangan yang sama. Hal ini bisa dilakukan apabila APD masih dalam
keadaan baik dan bersih serta tidak basah terkena cairan infeksius pasien
6. Memaksimalkan penggunaan telemedicine

7. Memberikan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kesehatan untuk mengenakan dan melepas APD
4. Selektif dalam melakukan prosedur tindakan bedah dengan menunda yang sifatnya elektif atau non urgen untuk mengurangi
penggunaanAPD
Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020

Arjaty Arjaty_daud Arjaty Daud Channel


31
PELINDUNG MATA DAN SEPATU PELINDUNG DAN JAS HUJAN
PELINDUNG WAJAH

Pelindung mata dan pelindung wajah dapat Sepatu pelindung dan jas hujan dapat
digunakan kembali setelah dilakukan pencucian dan digunakan kembali setelah dilakukan
desinfektan oleh petugas yang telah menggunakan pencucian dan desinfektan oleh petugas
sarung tangan dengan cara: yang telah menggunakan sarung tangan
1.Membersihkan bagian dalam pelindung mata dan dengan cara:
pelindung wajah dengan menggunakan kain bersih 1.Mencuci sepatu pelindung dengan
yang sudah dicelupkan ke deterjen menggunakan deterjen pada suhu 20–
2.Membersihkan bagian luar pelindung mata dan 30⁰C
pelindung wajah dengan menggunakan kain bersih 2.Menggunakan desinfektan klorin setelah
yang sudah dicelupkan ke desinfektan (klorin) dan dibilas dengan menggunakan air bersih
kemudian dibersihkan kembali dengan 3.Mengeringkan sepatu pelindung dan jas
menggunakan air bersih atau alkohol untuk hujan dengan cara di jemur
melepaskan residu.
3.Mengeringkan pelindung mata dan pelindung wajah
dengan cara di jemur atau dilap bersih

Kemkes, Dirjen Yankes, Petunjuk teknis APD dalam menghadaoi Wabah Covid 19, April 2020
PROTOKOL BAGI PETUGAS KESEHATAN
Sebelum Berangkat Ke Rumah Sakit Di Rumah Sakit
Memastikan kondisi tubuh dalam keadaan sehat
• Masuk melalui pintu petugas yang terpisah

dan jika sakit segera berobat ke fasyankes dengan pintu pasien/pengunjung


•Lapor ke pimpinan apabila sakit dan istirahat di • Bagi petugas yang akan melakukan kontak
rumah sampai sembuh dengan pasien ganti pakaian pribadi dengan
Tidak memakai perhiasan atau aksesoris lainnya
• pakaian Rumah Sakit dan tinggalkan di loker
ke Rumah Sakit. /bagian penitipan barang
• Selalu Pakai masker Diwajibkan mencuci tangan dengan sabun dan air

• Siapkan hand sanitizer sendiri mengalir selama 40 s/d 60 detik atau hand
sanitizer selama 20 s/d 30 detik.
•Gunakan sarana transportasi paling aman dan • Selalu menggunakan masker bedah saat bekerja
jaga jarak dengan pasien lain
Pajanan dan bahan pajanan

Pajanan Bahan Pajanan


■ Darah
Pajanan yang memiliki risiko
■ Cairan bercampur darah yang kasat
penularan infeksi adalah: mata
■Perlukaan kulit ■ Cairan yang potensial terinfeksi: semen,
cairan vagina, cairan serebrospinal,
■Pajanan pada selaput mukosa cairan sinovia, cairan pleura, cairan
peritoneal, cairan perickardial,
■Pajanan melalui kulit yang luka . cairanamnion
■ Virus yang terkonsentrasi
Pajanan dan bahan pajanan
Status Infeksi Kerentanan
■ Tentukan status infeksi sumber ■ Tentukan kerentanan orang yang terpajan dengan
pajanan bila belum diketahui, cara:
dilakukan pemeriksaan – Pernahkan mendapat vaksinasi Hepatitis B
– HbsAg untuk hepatitis B – Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs
– Anti HCV untuk hepatitis C ) bila pernah mendapatkan vaksin

– Anti HIV untuk HIV – PemeriksaanAnti HCV (untuk hepatitis C)


Tatalaksana Pajanan
Tatalaksana terkena cairan
Tatalaksana tertusuk jarum tubuh
■ Jangan Panik ■ Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh
tanpa luka atau tusukan, cuci dengan sabun dan air
■ Segera bilas dengan air mengalir atau mengalir atau larutan garam dapur
air dengan jumlah yang banyak dan
■ Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan
sabun atau antiseptic
dan kumur-kumur dengan air beberapa kali
■ Jangan menekan dan menghisap ■ Bila darah/cairan tubuh terpercik pada mata, cucilah
darah dari luka, tindakan menekan mata dengan air mengalir (irigasi) atau garam
bagian yang tertusuk untuk fisiologis
mengeluarkan darah
■ Jika darah memercik ke hidung, hembuskan keluar
dan bersihkan dengan air
4. Tata laksana pasca pajanan
a) Jika tertusuk benda tajam bekas pakai maka
■ Bertindak tenang dan jangan panik
■ Cuci dibawah air mengalir, biarkan darah yang keluar sebanyak banyaknya jangan memijat area luka (karena
akan membuat sisa bekas tusukan semakin masuk kedalam luka, kemudian obati luka
■ Lapor pada atasan, untuk segera membuat laporan ke Penanggung jawab PPI sebagai bahan upaya
pencegahan dan pengobatan di klinik
■ Dilakukan penelusuran jarm bekas pakai dengan tujuan memastkan betul bekas pakai pasien dan apakah
terpapar HIV,Hep B atau lainnya
■ Jika pasein negative maka kasus tidak dilanjutkan , dan petugas diberi konseling kesehatan
■ Jika pasein positif maka pastikan status petugas (korban) tidak terpapar dari HIV, Hepatitis dengan
pemeriksaan laboratorium, jika negative maka petugas diberikan konseling saja dan imunisasi sesuai
ketentuan
■ Setelah imunisasi diawasi 3, 6,12 bulan sesuai stadar yag ditetapkan fasyankes

b) Jika terpajan cairan tubuh


 Cuci bilas dengan air mengalir sebanyak banyaknya
 Jika ada luka pada area percikan maka lakukan prosedur diatas
Lanjutan pemeriksan berkala
c) Dilakukan pemeriksaan berkala terhadap semua petugas kesehatan terutama pada
area risiko tinggi (misalnya: ruang TB, ruang VCT dan lain-lain) yang dapat terpapar
penyakit menular infeksi sehingga perlu diberikan imunisasi sesuai risiko paparan
pada petugas yang dihadapi termasuk hasil konsultasi professional kesehatan,
misalnya imunisasi Hepatitis B
d) Tersedia kebijakan penatalaksanaan akibat tusukan jarum / benda tajamm bekas
pakai pasien, sebagai berikut
 Prosedur pemeriksaan, alur pajanan pasca pajanan dan pemberian imunisasi
 Tersedia obat-obatan terkait penanganan pasca pajanan dan tim kesehatan yang
ditunjuk untuk menangani
 Mekanisme Pelaporan kejadian
 Sistem pendokumentasian kejadian pasca pajanan
e) pasca pajanan
■ Bertindak tenang dan jangan panik
■ Pembersih area luka dilakukan dengan air mengalir tanpa melakukan pemijatan dengan
maksud mengeluarkan darah (biarkan darah keluar secara pasif) kemudian cuci dengan
sabun dan air mengalir
■ Percikan yang mengenai mulut, segera ludahkan dan berkumur-kumur dengan air bersih
berulang kali
■ Percikan yang mengenai mata, segera cuci mata dengan air mengalir dengan posisi
kepala miring kearah area mata yang terkena percikan
■ Percikan yang mengenai hidung, segera hembuskan keluar dan berihkan dengan air
mengalir
■ Laporkan pada atasan lansung untuk proses tindak lanjut sesuai dengan air mengalir
f) Tersedia system atau skema pembiayaan yang disediakan FKTP bagi petugas
kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan pasca pajanan (Asuransi Kecelakaan
kerja) JPKTK,BPJS TK
Alur paparan pasca pajanan,
setiap FKTP membuat alur pasca pajanan

Tertusuk jarum terkontaminasi Terpajan Cairan Tubuh


■ Cuci dengan air dan
sabun Pada Kulit
SEGERA LAPOR
Cuci dengan Air dan
KE ATASAN
Sabun
Buat laporan
Treatmen Klinik
Pada Mukosa
Staf
Follow Periksa darah
Up Cuci dengan Air

HBsAg,Anti HCV HIV (+) Follow


Pasien Intervensi Dokter) Up
Ulang 3,6,9
bulan , 1 tahun ■ Gambar 33 : Contoh alur pasca pajanan (Pedoman teknis PPI di FKTP ,2020)
Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
Dr.Tb.Rachmat Sentika Sp.A.,MARS
HP 0811831838
Email ; rsentikaspa@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai