Makalah Kel 2 Amami
Makalah Kel 2 Amami
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan senyawa yang bersifat pelarut universal, karena sifatnya
tersebut, maka tidak ada air dan perairan alami yang murni. Tetapi
didalamnya terdapat unsur dan senyawa yang lain. Dengan terlarutnya
unsur dan senyawa tersebut terutama hara mineral, maka air merupakan
faktor ekologi bagi mahluk hidup. Walaupun demikian ternyata tidak semua
air dapat secara langsung digunakan memenuhi kebutuhan makhluk hidup,
tetapi harus memenuhi kriteria dalam setiap parameternya masing masing.
Rusaknya kadar kimia air tersebut akan berpengaruh terhadap fungsi dari
air itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa oksigen memegang peranan
penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan
dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. Selain itu
oksigen juga menentukan kegiatan biologis yang dilakukan oleh organisme
aerobik dan anaerobik. Sebagai pengoksidasi dan pereduksi bahan kimia
beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun.
1.3 Tujuan
A. PENGERTIAN
Dissolved Oxygen (DO) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang
berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfet/udara. Oksigen terlarut
disuatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh
makhluk hidup dalam air. Oksigen terlarut ( Dissolved Oxygen ) atau sering
disebut dengan kebutuhan oksigen ( Oxygen Demand ) merupakan salah
satu parameter penting dalam analisis kualitas air.(Ficca,2009)
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut dalam air dapat
ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi.
Dapat diketahui kengggunakan uji COD dan BOD.
a. Kelimpahan
BOD & COD mempunyai peranan penting bagi perairan, yaitu sebagai
parameter penentuan kualitas suatu perairan, apakah peraiaran tersebur
tercemar atau tidak, selain itu kandungan BOD & COD dalam air dapat
membantu mikroorganisme dalam mengurai bahan-bahan organik di
perairan. Selain itu, Oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan
reduksi bahan organik dan anorganik.(Salmin,2005)
c. Manfaat
d. Bahaya
Semakin banyak bahan organik dalam air, maka semakin besar BODnya
sedangkan DO akan semakin rendah. Air yang bersih adalah jika tingkat
DOnya tinggi sedangkan BOD dan zat padatnya terlarutnya rendah.Apabila
kadar oksigennya terlarut berkurang mengakibatkan hewan-hewan yang
menepati perairan tersebut akan mati. Dan jika kadar BOD & CODnya
meningkat menyebabkan perairan menjadi tercemar. (SK Gubernur
jatim,2002)
Standart baku mutu adalah batas kadar yang diperkenakan bagi zat atau
bahan pencemar terdapat dilingkungan dengan tidak menemukan gangguan
terhadap makhluk hidup, tumbuhan atau benda lainnya. Untuk mencegah
terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas industri
dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap pencemaran
lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Standar baku mutu
berfungsi untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak
atau tercemar. (SK Gubernur jatim,2002).
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2ppm dalam keadaan
normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun. Kandungan oksigen
terlarut ini sudah cukup untuk mendukung kehidupan organisme. Idealnya,
kandungan oksigen terlarut tidak boleh kurang dari 1,7ppm selama waktu 8
jam dengan sedikitnya pada tungkat kejenuhan sebesar 70%.
Dalam peraturan pemerintah no.82 tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan engedalian pencemaraan air, kriteria kualitas air untuk air
baku air minum (air kelas 1) nilai BOD dan COD dibatasi masing-masing
tidak boleh lebih dari 2 mg/L sebagai nilai KMnO4.
B. PRINSIP PEMERIKSAAN
C. METODE KERJA
a. Ambil sampel air dari lokasi yang diinginkan dan simpan dalam botol
BOD yang telah diisi hingga penuh dan tertutup rapat. Sebagian dari udara
di dalam botol dihilangkan untuk meminimalkan pengaruh oksigen
atmosfer.
b. Lakukan pengukuran awal konsentrasi oksigen terlarut (DO) di dalam
sampel menggunakan metode DO standar.
c. Selanjutnya, botol BOD ditempatkan dalam inkubator pada suhu yang
konstan selama periode waktu yang ditentukan (biasanya 5 hari). Selama
periode ini, bakteri dan mikroorganisme lain dalam sampel akan
menguraikan bahan organik dan menggunakan oksigen untuk proses
biodegradasi.
d. Setelah periode inkubasi berakhir, lakukan pengukuran ulang konsentrasi
oksigen terlarut (DO) di dalam botol BOD.
e. Hitung BOD dengan mengurangi nilai DO akhir dari nilai DO awal.
Hasil BOD dinyatakan dalam satuan miligram oksigen per liter (mg/L) atau
ppm (parts per million).
a. Ambil sampel air dari lokasi yang diinginkan dan simpan dalam botol
tertutup.
b. Tambahkan bahan kimia oksidator yang kuat, seperti kalium dikromat, ke
dalam sampel air. Bahan kimia ini akan mengoksidasi baik bahan organik
maupun anorganik dalam sampel.
c. Panaskan campuran sampel dan bahan kimia oksidator dalam reaktor
tertutup pada suhu tinggi selama periode waktu tertentu.
d. Selama reaksi oksidasi, oksigen akan dikonsumsi sesuai dengan jumlah
bahan yang dioksidasi dalam sampel.
e. Ukur jumlah oksigen yang dikonsumsi selama reaksi oksidasi.
f. Hitung COD berdasarkan jumlah oksigen yang dikonsumsi. Hasil COD
dinyatakan dalam satuan miligram oksigen per liter (mg/L) atau ppm (parts
per million).
a. Ambil sampel air dari lokasi yang diinginkan dan ukur konsentrasi
oksigen terlarut (DO) dalam sampel menggunakan metode DO standar,
seperti metode Winkler atau elektroda DO.
b. Metode Winkler melibatkan penambahan bahan kimia tertentu ke dalam
sampel untuk mengoksidasi oksigen terlarut menjadi senyawa kimia yang
dapat diukur.
c. Metode elektroda DO menggunakan elektroda khusus yang merespon
terhadap perubahan oksigen dalam air dan menghasilkan pembacaan
langsung dari konsentrasi oksigen terlarut.
d. Hasil DO dinyatakan dalam satuan miligram oksigen per liter (mg/L)
atau ppm (parts per million).
Perhitungan :
Keterangan
D0 sampel = nilai BOD (DO) sampel pada hari ke 0
D5 sampel = nilai BOD sampel pada hari ke 5
D0 blanko = nilai BOD (DO) blanko pada hari ke 0
D5 blanko = nilai BOD blanko pada hari ke 5
Vbotol = volume botol Winkler
4 mL = 2 mL MnSO4 + 2 mL Alkali Iodida Azida
a = Vp untuk D0 sampel
b = Vp untuk D5 sampel
c = Vp untuk D0 blanko
a = Vp untuk D5 blanko
Bst O2 =8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran