Anda di halaman 1dari 6

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Portal Jurnal Malahayati (Universitas Malahayati)

PEMBERIAN BERAS ANALOG DAN SNACK IKAN BILIH SEBAGAI


TERAPI GIZI PASIEN DENGAN SINDROM METABOLIK

Tiara Cornela Azqinar1

1
Prodi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstract: Supplementation of Analog Rice and Bilih Fish Snack as


Nutritional Therapy for Metabolic Syndrome. Metabolic syndrome (SM)
is a collection of symptoms consisting of obesity, insulin resistance,
dyslipidemia, and hypertension. Poor consumption patterns can cause
various diseases, one of which is metabolic syndrome. The purpose of this
study was to determine the potential of analog rice with selective fish snacks
as nutritional therapy for patients with metabolic syndrome.
Thedatausedaresourcedfromvariousreferencesorliteraturethatarerelevant to
the topic of the problem discussed. The type of data obtained is secondary
and qualitative data. The result are condition of BC is characterized by an
increase in increased blood sugarsothat a food source that has a low
glycemic index is needed so that the body can digest longer. Analog rice is a
processed product that can be made from some or all of the non-rice
ingredients.The compound contained in analog rice is polyphenols.
Polyphenols can in hibit the activity of digestive enzymes, especially trypsin
and amylase so that it can reduce the digestibility of starch. In addition to
the provision of analog rice, adequate nutrition is needed for metabolic
syndrome patients using bilih fish snack (Mystacoleuseus padangensis Blkr)
which has high nutritional content such as protein,calcium and zinc and is
highly recommended for patients with metabolic syndrome. Conclusion is
Provision of analog rice and bilih fish snack is highly recommended for
patients with metabolic syndrome.

Keywords: Analog Rice, Bilih Fish, Metabolic Syndrome

Abstrak: Pemberian Beras Analog dan Snack Ikan Bilih Sebagai


Terapi Gizi Pasien Dengan Sindrom Metabolik. Sindroma metabolik
(SM) adalah sekumpulan gejala yang terdiri dari obesitas, resistensi insulin,
dislipidemia, dan hipertensi. Pola konsumsi yang kurang baik dapat
menyebabkan berbagai macam penyakit salah satunya sindrom metabolik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi beras analog dengan snack
ikan bilih sebagai terapi gizi pasien dengan sindrom metabolik. Data-data
yang dipergunakan bersumber dari berbagai referensi atau literature yang
relevan dengan topic permasalahan yang dibahas. Jenis data yang diperoleh
berupa data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Kondisi SM
ditandai dengan peningkatan gula darah sehingga dibutuhkan sumber
makanan yang memiliki indek glikemik rendah agar dapat dicerna lebih lama
oleh tubuh. Beras analog merupakan produk olahan yang dapat dibuat dari
sebagian atau seluruhnya bahan non-beras. Senyawa yang terkadung dalam
beras analog adalah polifenol. Polifenol dapat menghambat aktivitas enzim
pencernaan terutama tripsin dan amilase sehingga dapat menurunkan daya
cerna pati. Selain pemberian beras analog, dibutuhkan nutrisi yang cukup
untuk pasien sindrom metabolik dengan menggunakan snack ikan
bilih(Mystacoleuseus padangensis Blkr) yang mana memiliki kandungan
nutrisi seperti protein, kalsium dan zink yang tinggi dan sangat dianjurkan
untuk diberikan pada penderita sindrom metabolik. Kesimpulannya adalah
Pemberian beras analog dan snack ikan bilih sangat dianjurkan untuk
diberikan pada penderita sindrom metabolik.

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 230
Kata Kunci: Beras Analog, Ikan Bilih, Sindrom Metabolik

PENDAHULUAN yang tidak memiliki sindrom tersebut. Saat


Sindrom Metabolik(SM)merupakan ini, IDF merekomendasikan bahwa
sekumpulan gejala yang terdiri dari manajemen primer untuk sindrom
obesitas, resistensiinsulin,dislipidemia, dan metabolik adalah gaya hidup sehatseperti
hipertensi. Prevalensi SM dunia menurut nutrisi yang baik dengan pembatasan kalori
Ford dkk(2002)menemukan bahwa pada (untuk mencapai penurunan 5-10% berat
respondenberusia26–82tahun terdapat badan pada tahun pertama) dan didukung
29,4% priadan23,1% wanita menderita oleh aktivitas fisik. Nutrisi yang baik untuk
SM. penderita DM masih terbatas namun saat
Sedangkan penelitian di Perancis ini sedang dikembangkan penggunaan
menemukan prevalensi SM sebesar 23% beras analog dengan snack ikan bilih
padapriadan 21% pada wanita. Data dari sebagai terapi nutrisi bagi penderita
Himpunan Studi Obesitas Indonesia sindrom metabolic (Herningtyas dan Ng,
(HISOBI) menunjukkan prevalensi SM 2019; IDF,2018).
sebesar 13,13% (Alberti, Eckel dan
Grundy, 2009). METODE
Global Burden of Disease (GBD) Data-data yang dipergunakan
menyebutkan bahwa terjadi peningkatan bersumber dari berbagai referensi
sindrom metabolic sebesar 82% diseluruh atauliteratur yang relevan dengan topik
dunia selama rentang waktu 1990-2010. permasalahan yang dibahas. Validitas dan
Menurut Ranasinghe dkk(2017)melalui relevansi referensi yang digunakan dapat
tinjauan pustaka sistematisprevalensiSM dipertanggungjawabkan. Jenis data yang
berada dikisaran 11,9 hingga37,1%di diperoleh berupa data sekunder yang
wilayah Asia-Pasifik yang terdiri dari bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Filipina, Cina, Sri Lanka, Taiwan, Penelitian ini menggunakan metode studi
Singapura, Korea Selatan,Mongolia,dan pustaka yang didasarkan atas hasil studi
Malaysia dengan prevalensi terhadap berbagai literatur yang telah
11,9,21,3,24,3, 25,5, 26,9, 31,3, 32,8 teruji validitasnya, berhubungan satu
dan 37,1%(Ranasinghe dkk, 2017). sama lain, relevan dengan kajian tulisan
serta mendukung uraian atau analisis
Tabel 1. Kriteria Sindrom Metabolik pembahasan.

Prevalensi SM di Indonesia menurut HASIL DAN PEMBAHASAN


Herningtyas dan Ng (2019) adalah 21,66% Sindroma metabolik adalah
dengan prevalensi provinsi berkisar antara sekumpulan gejala yang terdiri dari
0 hingga 50%, sedangkan prevalensi etnis obesitas, resistensi insulin, dislipidemia,
berkisar antara 0 hingga 45,45%. Menurut dan hipertensi. Terdapat tiga definisi SM
International Diabetic Federation (IDF) yaitu definisi World Health Organization
bahwa 20-25 persen populasi di dunia (WHO), NCEP ATP–III dan International
menderita sindrom Diabetes Federation (IDF) yang tersaji
metabolikdanakanduakalilebihmungkin pada Gambar 1.
meninggal akibat serangan jantung atau Kriteria SM hingga saat ini masih
stroke dibandingkan dengan orang-orang menggunakan kriteria Gambar 1 dan belum

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 231
ada kesepakatan kriteria sindroma IG rendah. Pangan IG rendah diperlukan
metabolik secara international. Kejadian untuk mengendalikan rasa lapar, nafsu
SM diduga berhubungan dengan makan, dan kadar gula darah. Selain itu
pergeseran gaya hidup akibat pengaruh pangan IG rendah dapat membantu
globalisasi. Gaya hidup masyarakat menurunkan berat badan. Pangan IG
berubah menuju masyarakat modern rendah sangat baik dikonsumsi oleh
dengan pola konsumsi makanan instan. penderita sindrom metabolic (Mirshra,
Penelitian kohort yang dilakukan Lutsey Mirsha dan Rao,2012).
dkk (2009) menjelaskan bahwa penelitian Beras analog merupakan produk
ini dilakukan selama sembilan tahun olahan yang dapat dibuat dari sebagian
dengan melibatkan 9.514 subjek atau seluruhnya bahan non-beras. Selain
mendapatkanbahwaterdapatsekitar40% itu, Budijanto dan Yuliyanti (2012)
kasus baru sindrom metabolik dengan mengatakan beras analog yangberbentuk
makanan barat, gorengan dan konsumsi seperti butiran beras dapat dibuat dari
daging dapat meningkatkan sindrom tepung non-beras. Penelitian oleh Zhuang
metabolik. Penelitian lain menyebutkan dkk (2010) menggunakan beras patah
konsumsi produk berbahan dasar susu (menir) sebagai bahan bakupembuatan
rendahlemak,ikan,danserealyangtinggi beras analog dengan teknologi ekstrusi.22
melindungi terjadinya sindrom metabolik Beberapa bahan baku non-beras yang
(WHO, 2014; Lutsey, Steffen dan Steven, telah dimanfaatkan dalam pembuatan
2009). beras analog adalah sorgum, jagung
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) kuning, bekatul, dan kedelai, singkong dan
tahun 2013 adalah kecenderungan ampas kelapa, jagung, sorgum dan sagu
proporsi penduduk usia > 10 tahun yang aren, serta jagung putih (Budijanto dan
kurang mengonsumsi sayur dan buah Yuliyanti, 2012; Zhuang dkk,2010).
sebanyak93,5%.Konsumsimakananatau Pembuatan beras analog dilakukan
minuman manis ≥ 1 kali dalam sehari dengan dua metode yaitu granulasi dan
secara nasional adalah 53,1%, sedangkan ekstrusi. Perbedaannya adalah pada
konsumsi makanan berlemak, tahapan gelatinisasi adonan dan tahapan
berkolesterol dan makanan gorengan ≥ 1 pencetakan. Hasil cetakan metode
kali per hari sebesar 40,7%dan penduduk granulasi adalah butiran sedangkan pada
Indonesia mengonsumsi penyedap ≥ 1 kali metode ekstrusi adalah bulat lonjong. Pada
dalam sehari sebesar 77,3%. Penelitian penelitian ini digunakan teknologi ekstrusi
Mozaffarian dkk (2012) menyebutkan pada proses pembuatan beras analog.
bahwa pola konsumsi tersebut yang Ekstrusi merupakan proses pengolahan
cenderung rendah serat namun tinggi pangan yang
lemak, kolesterol, gula dan natrium, mengkombinasikan beberapa unit operasi
kurangnya aktivitas merupakan faktor berkesinambungan. Proses ekstrusi
risiko terjadinya obesitas dan sindrom meliputi proses pencampuran, pemasakan,
metabolik (Kemenkes, 2013; Mozaffarian pengadonan, shearing, pembentukan, dan
dkk,2012). pemotongan (Kurniawati,2013).
Pola konsumsi yang kurang baik Pemanfaatan beras analog melalui
dapat menyebabkan berbagai macam jagung dan sorgum sudah digunakan
penyakit salah satunya sindrom metabolik. karena jagung mengandung serat pangan
Kondisi SM ditandai dengan peningkatan tinggi dan indeks glikemik rendah.
peningkatan gula darah sehingga Sedangkan, sorgum memiliki kadar protein
dibutuhkan sumber makanan yang dan serat pangan yang tinggiyaitu
memiliki indek glikemik rendah agar dapat berturut-turut 11,61% dan 4,09%.
dicerna lebih lama oleh tubuh. Indeks Penelitian yang dilakukan oleh Andri
glikemik (IG) merupakan klasifikasi pangan (2013) menjelaskan bahwa beras analog
berdasarkan potensinya yang berbasis tepung sorgum dan jagung
dalammenaikkankadarguladarah.Halini kuning memiliki nilai indeks glikemik (IG)
digunakan sebagai acuan dalam 47,09 dengan kadar fenol 0,10 mg dan
menentukan jumlah dan jenis pangan serat pangan 5,22%. Oleh karena itu,
sumber karbohidrat yang tepat untuk beras analog dari komposisi jagung dan
meningkatkan maupun menjaga sorgum berpotensi menjadi pangan
kesehatan. Pangan yang menaikkan kadar fungsional dan memiliki indeks glikemik
gula darah dengan cepat memiliki IG rendah. Selain itu, penggunaan kedelai
tinggi,sebaliknyapanganyangmenaikkan yang mengandung protein lebih dari 35%
kadar gula darah dengan lambat memiliki dan nilai indeks glikemik yang rendah yaitu

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 232
21 sedang dikembangkan karena kedelai Bilih dapat dijadikan alternatif untuk
merupakan sumber serat pangan dan sumber seng dan kalsium dengansindrom
memiliki antioksidan seperti polifenol yang metabolik.
dapat dijadikan sebagai makanan Kandungan energi pada ikan bilih
fungsional. Selain itu, beras analog juga adalah 5,83% energi per porsi (± 30 g)
dapat memiliki nilai IG yang atau29,14%per100gdandalamkategori
rendah,yaitu54 dengan kandungan serat kebutuhan energi 2.150 kkal dapat
13,3% dan kapasitas antioksidan 7,51 μg memenuhi 15,25% dari 100 g. Selain itu,
CEQ/ mg sampel (Andri, 2013; Kharisma, ikan bilih memiliki kandungan protein yang
2013). cukup tinggi sehingga dapatmenjadi
Senyawa yang terkadung dalam sumber protein alternatif, terutama pada
beras analog adalah polifenol. Polifenol anak-anak, remaja dan pasien dengan
dapat menghambat aktivitas enzim sindrom metabolik yang membutuhkan
pencernaan terutama tripsin dan amilase protein tinggi untukmendukung
sehingga dapat menurunkan daya cerna pertumbuhan mereka. Berdasarkan
pati. Enzim α-amilase terlibat dalam referensi label nutrisi setiap porsi bilah
pemecahan pati menjadi disakarida dan ikan (± 30 g) sama dengan 13,3117,50%
oligosakarida, selanjutnya enzim α- atau 66,54-87,50% per 100 g kebutuhan
glukosidase dalam usus mengkatalisis protein (Noviasari, 2013).
pemecahan disakarida untuk Protein digunakan sebagai sumber
membebaskan glukosa yang kemudian glukosa darah dalam kondisi hipoglikemia
diserap dalam sirkulasi darah. untuk mencegah hipoglikemia. Konsumsi
Penghambatan enzim ini akan makanan berprotein tinggi pada sindrom
memperlambat pemecahan pati di saluran metabolik dianjurkan untuk mengurangi
gastro-intestinal, sehingga mengurangi lonjakan kadar glukosa darah. Protein
hiperglikemia-postprandial. Penelitian adalah modulator penting dari homeostasis
terdahulu tentang polifenol menduga glukosa dengan mempromosikan resistensi
bahwa aktivitas antioksidan fenol dapat insulin dan meningkatkan
memengaruhi lima jembatan disulfida yang glukoneogenesis,meskipun
terletak di permukaan luar amilase dan dietproteintinggitelahmenunjukkanefek
menginduksi penghambatan dengan menguntungkan pada homeostasis glukosa
mengubah modulasi dalam struktur enzim. dalam uji coba jangka pendek. Jumlah
Penghambatan enzim oleh ekstrak fenol asupan protein ini dapat bermanfaat
akan mengakibatkan penghancuran secara dengan meningkatkan kontrol glikemik,
lambat disakarida untuk menghasilkan menjaga massa tubuh tanpa lemak selama
glukosa, sehingga mengurangi penyerapan penurunan berat badan pada sindrom
glukosa pada usus kecil. Selain itu, metabolic (Yousif A, Nhepera D, Johnson
terdapat beberapa faktor yang dapat S,2012).
mempengaruhi nilai IG pangan antara lain Selain itu, ikan bilih juga
perbandingan amilosa dan amilopektin, mengandung zink sebanyak 3,29-4,58mg/
komponen monosakarida, kadar serat, 100 g) dan kandungan ini cukup tinggi,
cara pengolahan, pangan, ukuran partikel, daripadadagingsapi(4,1mg),ikangabus (0,4
kematangan dan interaksi terhadap pati mg), tuna (1,6 mg), telur ayam (1,5 mg),
(Noviasari,2013). telur bebek (1,8 mg), dan daging
Selain pemberian beras analog, ayam(1,8mg)dalamper100g.Penelitian
dibutuhkan nutrisi yang cukup untuk menunjukkanbahwadefisiensizinksecara
pasien sindrom metabolic dengan signifikan terkait dengan pengerdilan dan
menggunakan snack ikan bilih. Ikan bilih mempengaruhi banyak sistem organ
(Mystacoleuseus padangensis Blkr) termasuk sistem saraf pusat, imun,
merupakan makanan lokal dari Sumatera skeletal. Seng juga merupakan stimulator
Baratyangmengandungsengdankalsium pertumbuhan jaringan tulang yang kuat
tinggi. Sebuah studi pendahuluan yangmerangsangmetabolismetulangdan
menggunakan metode pengeringan sintesis protein tulang. Kandungan seng
menunjukkan bahwa tepung ikan bilih tulang terbukti menurun dalam penuaan,
mengandung 14,56-23,38 mg seng dan pembongkaran kerangka, kondisi
3495,00-4786,53 mg kalsium per 100 g. pascamenopause dan penyakit degeneratif
Kandungan seng dan kalsium terendah lainnya menunjukkan perannya dalam
diperoleh dari metode pengeringan gangguan tulang. Sun dkk (2009)
matahari langsung dan paling tinggi menjelaskan bahwa asupan seng yang lebih
dengan pengeringan oven. Karena ituikan tinggi terkait akan menurunkan risiko

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 233
diabetes meliitus (DM).Zink (Zn) karena kurangnya paparan sinar matahari
memegang peranan esensial dalam semua juga disebabkan kurangnya asupan kalsium
sel, perkembangan fungsi reproduksi pria dari luar tubuh. Beberapa studi
dan spermatogenesis, terutama perubahan menunjukkan terdapat hubungan yang
testosteron menjadi dehidrotestosteron signifikan antara status kalsium dengan
yang aktif. Zink berperan penting dalam asupan klasium yang mana asupan klasium
memelihara sistem imun. Sebagai berhubungan signifikan dengan kadar
katalisator, enzim superoksida dismutase glukosa darah puasa dan lingkar pinggang
(SOD) membutuhkan tembaga (Cu) dan (Mitri dkk,2011).
Znyangberadadidalamsitosolsemuasel Snack Ikan bilih diproduksi dengan
terutama eritrosit. Enzim tersebut diduga cara dibersihkan dari kotoran dan dicuci
memusnahkan anion superoksidayang bersih, ikan bilih (seluruh tubuh dan
merusak, yang dapat memicu kepala) kemudian dikukus selama 45
terbentuknya plak pada proses menit dan dikeringkan dalam oven pada
aterosklerosis (Gullarte MA, Gomez M, suhu 100 ° C selama 5 jam. Ikan Bilih
Rossel CM, 2015; Sun dkk,2009). kering dihaluskan dengan blender kering,
Kandungan nutrisi yang tinggi pada kemudian diayak dan dijadikan snack.
ikan bilih adalah kalsium. Kandungan Snack ikan bilih dapat dimanfaatkan
kalsium batang ikan dalam penelitian ini sebagai sumber nutrisi protein, seng dan
berkisar antara 597,61 hingga 922,23mg. kalsium untuk penderita DM khususnya
Kalsium merupakan nutrisi pembentukan sindrom metabolic (Nandhani dan
dan metabolisme tulang. Konsumsi Yunianta, 2015).
kalsiumyangrendahberhubungandengan
osteoporosis. Kalsium penting tidakhanya KESIMPULAN
kerangka, tetapi juga konkurensi otot, Pemberian beras analog dengan
regulasi detak jantung, transmisi impuls snack ikan bilih dapat dimanfaatkan
saraf, regulasi tekanan darah dan fungsi sebagai sumber nutrisi karbohidrat dengan
kekebalan tubuh serta proses fisiologis indeks glikemik rendah, protein, seng dan
penting lainnya. Kalsium juga mengambil kalsium untuk penderita DM khususnya
peran yang semakin penting dalam sindrom metabolik.
pemeliharaan integritas skeletasl pada
wanita menopause. Suplementasi kalsium DAFTAR PUSTAKA
dalam kehamilan berpotensi mengurangi Alberti KGMM, Eckel RH, Grundy SM, AA,
hasil buruk kehamilan terutama dengan Hinda, Ki dkk. (2009).
mengurangi risiko mengembangkan Harmonizing the
gangguan hipertensi, yang terkait dengan metabolicsyndrome: a joint
sejumlah besar kematian ibu dan kelahiran interim statement of the
bayi prematur. Selain itu, penelitian Mitri international diabetes federation
dkk (2011) menemukan bahwa konsumsi task
kalsium 600-1.000 mg per hari memiliki forceonepidemiologyandpreventio
efek menguntungkan pada diabetes. n; National Heart, Lung, and
Konsumsi makanan yang kaya kalsium Blood Institute; American
juga dikaitkan dengan penurunan risiko HeartAssociation; world heart
kejadian T2DM, di mana asupan> 1.200 federation; international.
mg per hari mengurangi risiko T2DM Circulation.120(16):1640–5.
sebesar 33% dibandingkan dengan <400 Andri YI. (2013). Indeks glikemik dan
IU (Mitri dkk, 2011). karakterisasi kimia beras analog
Studi cross sectional menunjukkan berbahan dasar jagung, sorgum
rendahnya asupan kalsium berhubungan dan sagu aren [skripsi]. Bogor:
dengan kejadian sindrom metabolik di Institut PertanianBogor.
mana salah satu tanda dari sindrom Budijanto S, Yuliyanti. (2012). Studi
metabolik adalah diabetes melitus. Suatu persiapan tepung sorgum
studi menunjukkan wanita yang tinggal (Sorghum bicolor L.Moench) dan
didareah tropis mengalami aplikasinya pada pembuatan
ketidakcukupan asupan kalsium. Hal ini beras analog. J Tek
didukung penelitian yang dilakukan di Pert.13(3):177-186.
Jerman, bahwa wanita usia 45-64 tahun Gullarte MA, Gomez M, Rossel CM. (2013).
memiliki status kalsium yang lebih rendah Impact of legume flours on
dibandingkan usia lebih dari 18-44 tahun. quality and in vitro digestibility of
Insufisiensi kalsium selain disebabkan starch and protein from gluten-

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 234
free cakes. J Food Bioprocess tepung lele dumbo, natrium
Tech. 142- 3150. bikarbonat terhadap sifat fisiko,
Herningtyas dan Ng. (2019). Prevalence kimia organoleptic cookies. J
and distribution of metabolic Pangan & Agroind. 3(3):918-927.
syndrome and its components Noviasari S, Kusnandar F, BudijantoS.
among provinces and (2013). Pengembangan beras
ethnicgroupsinIndonesia.BMCPu analog dengan memanfaatkan
blic Health.19(377):1-12. jagung putih. J Teknol Industri
IDF. (2018). The IDF Concencus Worldwide Pangan. 24:195- 201.
Definition of the Metabolic Ranasinghe P, Mathangasinghe Y,
Syndrome. Journal American Jayawardena R, Hills AP, Misra A
Medical Association. (2017). Prevalence and trends of
213(12):1345–52. metabolic syndrome among
Kementerian Kesehatan Republik adults in the asiapacific region:
Indonesia. (2013). Riset asystematicreview. BMC Public
kesehatan dasar (Basic Health Health. 17(101):1- 12.
Research). Jakarta: Kementerian Rini. (2015). Sindrom Metabolik. JUKE
Kesehatan RepublikIndonesia. Unila. 2015;4(4):88-93.
Kharisma T. (2013). Formulasi beras World Health Organization. (2014).
analog putih berbasis pati sagu Obesity: Preventing and
(Metroxylon sagu R.), singkong Managingthe Global Epidemic.
(Manihot esculenta Crantz), dan Geneva:WHO.
ampas kelapa (Cocos nucifera L.) Yousif A, Nhepera D, Johnson S. (2012).
[skripsi]. Bogor: Institut Influence of sorghum flour
Pertanian Bogor. addition on flat bread in vitro
Kurniawati M. (2013). Stabilisasi bekatul starch digestibility, antioxidant
dan penerapannya padaberas capacity and consumer
analog [tesis]. Bogor: Institut acceptability. J Food Chem.
Pertanian Bogor. 134:880-887.
Lutsey PL, Steffen LM, Stevens J. (2009). Zhuang H, An H, Chen H, Xie Z, Zhao J,
Dietary intake and the Xu X, Jin Z. (2010). Effect of
development of the metabolic Extrusion Parameters on
syndrome: The atherosclerosis Physicochemical Properties of
risk in communities study. Hybrid Indica Rice (Type 9718)
Circulation. 117(6):754–61. Extrudates. J of Food Processing
Mishra A, Mishra HN, Rao PS. (2012). and Preserv. 34:10801102.
Preparation of rice analogues
using extrusion technology. Int J
Food Sci Tech.47:1789-1797.
Mitri J, Hughes BD, Hu Fb, Pittas AG.
(2011). Effects of vitamin D and
calcium supplementation on
pancreatic β cell function, insulin
sensitivity and glycemia in adults
at high-risk on diabetes: The
calcium and vitamin D for
diabetes mellitus (CaDDM)
randomized controlled trial. Am J
Clin Nutr.94(2):486-894
Mozaffarian D, Afshin A, Benowitz NL,
Bittner V, Daniels SR, Franch HA,
dkk. (2012). Population
approaches to improve diet,
physical activity, and smoking
habits: A scientificstatement
from the American Heart
Association. Circulation.
126(12):1514–63.
Nandhani SD, Yunianta. (2015).
Pengaruh tepung labu kuning,

Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, Volume 6, Nomor 2, April 2019 235

Anda mungkin juga menyukai