Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PADAS
Jl. Raya Ngawi – Caruban No. 38, Pacing, Padas, Ngawi
Telepon (0351) 746846, email: pkmpadas@ngawikab.go.id

KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS
NOMOR: 188.4/nnnn/404. 302.4.07/2023

TENTANG
PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO DI UPT PUSKESMAS PADAS

KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan guna


memberikan pelayanan yang aman, meminimalkan risiko
penyelenggaraan program dan pelayanan terhadap pengguna
pelayanan dan lingkungan, perlu diterapkan manajemen risiko;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, agar pelaksanaan dapat dilakukan dengan baik, maka
dipandang perlu menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
tentang Plaksanaan Manajemen Risiko.
Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Indonesia Sehat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 44 tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Pusat Kesehatan Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Keselamatan pasien;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 34 Tahun 2023 tentang
Akreditasi Pusat Kesehatan Masyarkat, Klinik, Laboratorium
Kesehatan, Unit Transfusi Darah, Tempat Praktik Mandiri Dokter
Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
8. Peraturan Bupati Nomor 209 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Ngawi.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS
TENTANG PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO DI
UPT PUSKESMAS PADAS;

KESATU : Penyelengara Administrasi dan Manajemen Puskesmas,


Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Pelayanan Klinis
di Puskesmas Padas dalam melaksanakan pelayanan kepada
pengguna pelayanan kesehatan wajib menerapkan manajemen
risiko;
KEDUA : Panduan penerapan manajemen risiko sebagaimana dimaksud
pada diktum KESATU sebagaimana tercantum dalam Lampiran
keputusan ini yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
surat keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka
akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Padas
Pada tanggal : Januari 2023

Kepala UPT Puskesmas Padas

ZAIN RATNA PRIYANTO


LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
PADAS
TENTANG : PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO
DALAM PELAKSANAAN PROGRAM
DAN PELAYANAN DI UPT
PUSKESMAS PADAS
NOMOR : 188.4/nnnn/404. 302.4.07/2023
TANGGAL : Januari 2023

PANDUAN MANAJEMEN RISIKO

I. DEFINISI
A. Pengertian Risiko
1. Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak
pada tujuan. Jenis-jenis risiko dalam pelayanan kesehatan:
a. Corporate risk: kejadian yang akan memberikan dampak negatif
terhadap tujuan organisasi
b. Non-clinical (physical) risk: bahaya potensial akibat lingkungan
c. Clinical risk: bahaya potensial akibat pelayanan klinis
d. Financial risk: risiko finansial yang secara negatif akan berdampak
pada kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
2. M a n a j e m e n risiko merupakan proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan, meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara
menyeluruh
B. Pengertian Manajemen Risiko Klinis
1. Clinical Risk Management adalah meminimalkan risiko terhadap
pasien dengan
a. mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan selama
mendapat asuhan klinis,
b. mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi
kesalahan/risiko,
c. belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse event,
d. memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi
kesalahan/risiko, dan membangun sistem untuk mengurangi
terjadinya risiko.
2. Manajemen Risiko Klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal
keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan
untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.
C. Pengertian Kejadian Risiko
1. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris
Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan
cedera pada pasien.
3. Kejadian Nyaris Cedera(KNC) near miss adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
4. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden
yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
5. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi
yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
6. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian
atau cedera yang serius.
D. Pengertian Analisis Risiko
1. Severity Assesment adalah penilaian keparahan suatu kejadian dan
untuk memilih kejadian yang akan diinvestigasi.
2. RCA (Root Couse Analysis / adalah Analisis Akar Masalah)
merupakan investigasi terstruktur yang bertujuan untuk melakukan
identifikasi penyebab masalah paling dasar dan untuk menentukan
tindakan agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi.
3. FMEA (Failur Mode and Effec Analysis) adalah suatu alat mutu untuk
mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan mengenali model-model
adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur, melakukan
penilaian terhadap tiap model kesalahan/kegagalan, dengan mencari
penyebab terjadinya, mengenali akibat dari kegagalan/kesalahan, dan
mencari solusi dengan melakukan perubahan disain/prosedur.

II. RUANG LINGKUP


A. Lingkup Strategi dan Kebijakan
1. Strategi manajemen risiko: reaktif dan proaktif
2. Kebijakan dan prosedur untuk melaporkan setiap insiden
3. Kebijakan dan prosedur menangani komplain
4. Informasi penanganan komplain bagi karyawan
5. Kebijakan dan prosedur untuk menangani tuntutan
6. Kebijakan dan prosedur untuk mencegah kejadian yang
membahayakan (preventing harm) dan meminimalkan risiko (patient
safety).
B. Lingkup Program:
1. Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien
2. Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
3. Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan yang lain
4. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
5. Risiko financial
6. Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan
kendaraan/alat transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor
dsb)
III. TATA LAKSANA
Untuk dapat menanggulangi dan mencegah semua risiko yang mungkin
terjadi, diperlukan sebuah proses yang dinamakan sebagai manajemen
risiko.
A. Tahapan Proses Manajemen Risiko
Tahapan proses manajemen risiko adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan lingkup manajemen risiko
Tahapan pertama dalam proses manajemen risiko adalah tahap
menetapkan lingkup manajemen risiko seperti Risiko yang terkait
dengan pelayanan pasien, Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga
klinis,
2. Idensifikasi Risiko
Tahapan kedua dalam proses manajemen risiko adalah tahap
identifikasi risiko. Identifikasi risiko merupakan suatu proses yang
secara sistematis dan terus menerus dilakukan untuk mengidentifikasi
kemungkinan timbulnya risiko atau kerugian terhadap kekayaan,
hutang, dan personil perusahaan. Proses identifikasi risiko ini mungkin
adalah proses yang terpenting, karena dari proses inilah, semua risiko
yang ada atau yang mungkin terjadi pada suatu pekerjaan, harus
diidentifikasi. Adapun proses identifikasi harus dilakukan secara
cermat dan komprehensif, sehingga tidak ada risiko yang terlewatkan
atau tidak teridentifikasi. Dalam pelaksanaannya, identifikasi risiko
dapat dilakukan dengan beberapa teknik, antara lain:
a. Audits
b. Complaints
c. Claims
d. Incidents
3. Analisa Risiko
Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi, selanjutnya
dapat dilakukan suatu analisa untuk menganalisa dampak risiko
secara keseluruhan, dengan menggunakan matriks evaluasi risiko.
Analisis risiko merupakan upaya untuk menentukan estimasi risiko
secara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan tehnik-tehnik evaluasi
maupun matematis. Analisis risiko merupakan proses untuk mengenali
bahaya yang mungkin terjadi dan bagaimana potensi kegawatan dari
bahaya tersebut. Analisa risiko dengan cara: Severity analysis
(analisis tingkat kegawatan, Failure Mode and Effect Analysis
(FMEA)/analisis terhadap kegagalan dan efek prosedur, Root Cause
Analysis (RCA)/ analisis akar penyebab masalah.
a. Severity Analysis (Analisis Kegawatan/Bahaya)
Severity analysis dengan menggunakan parameter probabiltas dan
severity. Severity, meliputi minor, moderat,mayor dan extreme.
Severity assesment, menilai kegawatan / bahaya dengan
memadukan probability dan severity seperti pada tabel.
Langkah dalam severity assesment adalah menentukan:
1) Probability, meliputi sangat sering, kemungkinan besar,
mungkin, sepertinya tidak akan dan sangat kecil
Tabel Tingkat Probabilitas
DESKRIPSI INSIDEN
Sangat Sering Hampir sering muncul dalam waktu
yang relative singkat
Kemungkinan besar terjadi Beberapa kali terjadi dalam 1 tahun
Mungkin terjadi Terjadi kira – kira 1 – 2 tahun
Sepertinya tidak akan terjadi Terjadi kira – kira 2 – 5 tahun
Sangat kecil kemungkinan Jarang terjadi (dapat terjadi dalam
terjadi >
5 - 30 tahun)
2) Severity meliputi sangat gawat, gawat, sedang, tidak begitu
gawat dan tidak gawat
Tabel Severity
DESKRIPSI INSIDEN
Penderita meninggal tidak terkait
proses alami penyakit. Cth:
Sangat gawat meninggal kr persalinan, kesalahan
prosedur yg menyebabkan
kematian
atau kerusakan saraf
Pasien dengan kerugian
Gawat permanen
fungsi utama tubuh ( sensorik,
motorik,psikologi,intelegensi) cacat
Pasien dengan berkurangnya
permanen fungsi tubuh. Contoh:
Sedang cidera ringan sampai sedang ,
penambahan lama
perawatan/operasi
tambahan/prosedur tambahan
Pasien dengan peningkatan tingkat
Tidak begitu gawat perawatan termasuk review dan
evaluasi
Pasien tanpa cidera atau tanpa
Tidak gawat terkait perawatan/lama menginap

Tabel Assesment Severity catagory of incidents


Tidak
Probability Sangat Gawa Sedan begitu Tidak
gawat t g gawat gawa

Sangat Sering 1 1 2 2 3

Kemungkinan besar terjadi 1 2 3 3


1
Mungkin terjadi 2 2 3 4
1
Sepertinya tidak akan 2 3 4 4
terjadi 1
Sangat kecil kemungkinan 3 3 4 4
terjadi 2
Keterangan:
1 = extreme risk 2 = high risk, 3 = moderate risk 4 = low risk

Kejadian yang masuk dalam katagori 1=extreme risk (warna merah)


dan katagori 2 = high risk (warna kuning) adalah kejadian yang
perlu dilakukan investigasi / RCA.
b. Root Couse Analysis (RCA)
Langkah RCA adalah sebagai berikut:
1) investigasi kejadian:
a) menentukan masalah,
b) mengumpulkan bukti-bukti yang nyata,
c) melakukan wawancara,
d) meneliti lingkungan kejadian,
e) mengenali faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
timbulnya kejadian,
f) menggambarkan rantai terjadinya kejadian.
g) rekonstruksi kejadian:
h) mengenali kejadian-kejadianyang mengawali terjadinya
adverse event ataupun near miss,
i) melakukan analisis dengan menggunakan pohon
j) masalah untuk mengetahui kegiatan atau kondisi yang
menyebabkan timbul kejadian, lanjutkan sehingga dapat
dikenali sistem yang melatar belakangi timbulnya kejadian
atau sampai tidak beralasan lagi untuk melanjutkan
2) analisis sebab:
a) mengidentifikasi akar-akar penyebab:
 Faktor manusia: kelalaian, incompetence, sistem
pengelolaan sumber daya manusia termasuk reward
system
 Sistem breakdown,system failure, system
incapability
 Sistem pengendalian
 Sumber daya (fasilitas dan peralatan) dan
manajemen sumber daya
3) rumuskan pernyataan akar masalah
a) menyusun rencana tindakan:
 menetapkan strategi yang tepat untuk mengatasi
penyebab yang diidentifikasi, dan dapat diterima oleh
pihak yang terkait dengan kejadian.
 Rencana tindakan disusun untuk tiap akar penyebab
kejadian dan pengukuran untuk menilai efektifitas
tindakan thd akar penyebab
 Dapatkan persetujuan dari kepemimpinan dalam
organisasi
4) Melaporkan proses analisis dan temuan kepada Kepala
Puskesmas:
a) Catat proses dan alat yang digunakan
b) Biaya yang dibutuhkan
c) Ringkasan kejadian
d) Proses investigasi dan analisis Temuan
c. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan
mengenali model-model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu
prosedur, melakukan penilaian terhadap tiap model
kesalahan/kegagalan, dengan mencari penyebab terjadinya,
mengenali akibat dari kegagalan/kesalahan, dan mencari solusi
dengan melakukan perubahan disain/prosedur
Langkah – langkah FMEA adalah sebagai berikut:
1) Bentuk tim FMEA: orang-orang yang terlibat dalam suatu
proses
2) Tetapkan tujuan, keterbatasan, dan jadual tim
3) Tetapkan peran dari tiap anggota tim
4) Gambarkan alur proses yang ada sekarang
5) Kenalilah Failure modes pada proses tersebut
6) Kenalilah penyebab terjadinya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
7) Kenalilah apa akibat dari adanya failure untuk tiap model
kesalahan/kegagalan
8) Lakukan penilaian untuk tiap model
kesalahan/kegagalan:Sering tidaknya terjadi (occurrence):
(Occ), 0: tidak pernah, 10 sangat sering Kegawatannya
(severity): (SV) 0: tidak gawat, 10 sangat gawat Kemudahan
untuk terdeteksi: (DT) 0: mudah dideteksi, 10: sangat sulit
dideteksi
9) Hitung Risk Priority Number (RPN) dengan
mengkalikan: Occ x SV x DT
10) Tentukan batasan (cut-off point) RPN yang termasuk prioritas
11) Tentukan kegiatan untuk mengatasi (design
action/solution)
12) Tentukan cara memvalidasi apakah solusi tersebut berhasil
13) Gambarkan alur yang baru dengan adanya solusi tersebut
Tabel FMEA
Failure Cous Effects Occ SV D RPN Design Design
Mode e of T Action/Solution Validation
of Failur
Failure

4. Evaluasi Risiko
Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa,
langkah selanjutnya melakukan evaluasi risiko. Tim manajerial
menentukan apakah risiko memerlukan tindakan atau tidak. Jika
suatu risiko memerlukan tindakan maka tim manajerial menyusun
rencana aksi.
5. Tindakan / treatment terhadap risiko
Tim manajerial memformulasikan strategi penanganan risiko yang
tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak potensial /
konsekuensi dari risiko itu sendiri. Adapun tujuan dari strategi ini
adalah untuk memindahkan dampak potensial risiko sebanyak
mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko. Tindakan risiko
bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan risiko yang
mungkin timbul.
6. Monitoring
Monitoring dilaksanakan untuk mengamati dan meninjau pelaksanaan
tindakan, apakah pelaksana melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
7. Komunikasi
Komunikasi risiko dilakukan kepada stakeholders, tim manajerial dan
pelaksana agar proses manajemen risiko dapat diterapkan dengan
efektif.
B. Tim Manajemen Risiko
Tim manajemen risiko terdiri dari Risk Manager, Assistant Risk Manager
dan Health & Safety Manager.
1. Risk Manager: Kepala Puskesmas
2. Assistant Risk Manager: Wakil Manajemen Mutu/Ketua Tim Mutu
3. Health & Safety Manager:
a) Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP),
b) Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
c) (UKM),
d) Koordinator Mutu bidang Administrasi dan Manajemen (Admen).
Tim manajemen risiko mempunyai peran memfasilitasi, mengkoordinasi,
memonitor kegiatan manajemen risiko baik klinis maupun non-klinis dalam
organisasi. Fungsi utama dalam menjalankan peran adalah
menyediakan dukungan, dan meningkatkan kesadaran melalui
pelatihan terhadap seluruh karyawan tentang mengelola risiko Uraian
tugas dan Tanggung jawab tim manajemen risiko:
1) Risk Manager
 Uraian tugas:
- Merumuskan, memelihara dan mereview secara periodik
efektivitas penerapan manajemen resiko
- Menetapkan kebijakan dan pedoman manajemen resiko
- Memberikan arahan strategis tentang penerapan manajemen
resiko
 Tanggung jawab
- bertanggung jawab dan akuntabilitas terhadap
keseluruhan manajemen risiko
2) Assistant Risk Manager
 Uraian tugas Assistant Risk Manager adalah sebagai
berikut:
- Mengkoordinasikan penetapan konteks risiko.
- Mengintegrasikan penerapan manajemen risiko pada lintas fungsi
organisasi.
- Memelihara efektivitas penerapan manajemen risiko secara
- periodik.
- Mengelola risiko korporat yang berdampak strategis dan risiko unit
kerja yang signifikan.
- Memberikan saran mengenai penerapan manajemen risiko
- kepada Risk Manager
- Melaporkan dan mengkomunikasikan secara periodik
tentang penerapan manajemen
- Meningkatkan kesadaran tantang manfaat penerapan
- manajemen risiko di seluruh karyawan.
- Memfasilitasi kegiatan penerapan manajemen risiko di lingkungan
Puskesmas.
- Memfasilitasi kegiatan penerapan manajemen risiko di unit kerja.
- Memonitor penerapan manajemen risiko di unit kerja.
- Melakukantugas sebagai counterpart dalam penerapan
manajemen risiko.
- Mensosialisasikan penerapan manajemenrisiko secara efektif di
lingkungan Puskesmas.
- Memfasilitasi pengembangan kompetensi para pihak yang terkait
dalam penerapan manajemen
- Tanggung jawab Assistant Risk manager adalah bertanggung jawab
terhadap manajemenrisiko pada semua tingkat
operasional pelayanan
3) Health & Safety Manager
 Uraian tugas Health & Safety Manager adalah:
- Menerapkan manajemen risiko terhadap pencapaian sasaran
dan tujuan di unit kerjanya.
- Melakukan risk assessment yang meliputi identifikasi risiko,
- analisis risiko, dan evaluasi risiko.
- Melakukan penanganan (mitigasi) terhadap
risiko yang menjadi tanggung jawab unit kerjanya.
- Melakukan monitoring dan reviu atas penerapan manajemen
- risiko serta melakukan analisis terhadap potensi timbulnya
risiko baru.
- Mengkomunikasikan hasil penerapan manajemenrisiko
- kepada assistant risk manager
- Memelihara dan mendokumentasikan data
pengelolaan risiko.
C. Strategi Dalam Manajemen Risiko Klinis
Strategi dalam manajemen resiko klinis antara lain:
1. Strategi Proaktif:
a) Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-isu
risiko klinis yang mungkin terjadi melalui kejelasan tanggung jawab
dan kendali pada semua lini pelayanan.
b) Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan keputusan
sehingga tidak terjadi tumpang tindih
c) Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
d) Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam
mengoperasikan peralatan medis/klinis
e) Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan secara
konsisten
f) Kebijakan dalam: fire safety, infectious and non-infectious waste
management,
 infection control
 occupational health
g) Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak lanjut
yang nyata.
h) Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang
akurat dan terjamin ketelursuran
i) Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara dengan
baik
j) Serah terima dilakukan secara adekuat
k) Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan
pasien/keluarga mengenadi keputusan terapi/tindakan klinis
l) Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu,
misalnya alergi, dsb, pada rekam medik, yang
secara legal ditandatangani
2. Strategi Reaktif:
a) Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan optimal,
dan dibuktikan dengan “consent” dari semua pihak yang terkait
b) Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas dilakukan untuk
mengenal faktor-faktor yang dapat dicegah, dan menjamin bahwa
pelayanan yang terbaik diberikan
c) Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk mengenal
akar masalah (root cause) dan dilakukan dengan pendekatan
budaya tidak menyalahkan
d) Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse incident
baik klinis maupun non klinis, termasuk kejadian near miss, dan
dicatat dalam risk register untuk audit dan analisis
D. Penanganan terhadap KTD, KPC dan KNC
Langkah – langkah penanganan KTD, KPC dan KNC adalah sebagai
berikut:
1. Lakukan Severity analysis untuk menentukan prioritas
kegawatan/bahaya dari kejadian risiko
2. Lakukan Root Couse Analysis (RCA) untuk mengetahui akar penyebab
masalah dan rencana tindak lanjut
3. Lakukan FMEA untuk menganalisis prosedur
4. Lakukan Monitoring dan Komunikasi antara Kepala Puskesmas, tim
manajemen, dan pelaksana.
IV. DOKUMENTASI
Semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
manajemen risiko harus didokumentasikan dan dikendalikan
dengan baik sesuai dengan form yang berlaku. Setiap
penanggung jawab program/pelayanan mencatat kejadian risiko
pada buku catatan Kejadian Risiko.
Form dokumentasi kegiatan manajemen risiko sebagai berikut:
FORM ANALASIS AKAR MASALAH (RCA)
1. Kejadian yang akan dianalisa:
2. Tim RCA:
a. Ketua Tim:
b. Anggota (pastikan semua area terkait terwakili)
c. Petugas notulen:
3. Tanggal pelaksanaan RCA: mulai……………………
selesai……………………..
4. Pengumpulan data dan informasi:
a. Observasi langsung:
b. Dokumen:
c. Wawancara:
d. Waktu kejadian isi table dibawah ini:
WAKTU

Kejadian
Informasi Tambahan
Good practice (kalau ada)
Masalah pelayanan

e. Staf yang terlibat (pelaku) dan waktu:


Staf pelaku Waktu

f. Identifikasi masalah dalam pengelolaan pelayanan pasien:


Masalah Penjelasan

5. Analisis Sebab Masalah:


a. TehnikMengapa:
Masalah:
Mengapa
Mengapa
b. Analisis Penyimpangan
Prosedur yang Prosedur yang Apakah terdapat bukti
Normal (SOP) dilakukan saat penyimpangan dalam
insiden proses
c. Analisis Barier
Barier apa saja Apakah barrier Mengapa barrier
yang sudah ada tersebut ada gagal, dan apa
terkait masalah ini /dilakukan dampaknya

d. Fish bone analysis (gambarkan diagram tulang ikan)


e. Faktor-faktor yang berkontribusi:
1) Faktor diluar FKTP (regulasi/peraturan
perundangan, ekonomi, sosial budaya dsb)
2) Faktor Organisasi dan manajemen:
a) Organisasi dan Manajemen:
b) Kebijakan Internal:
c) Prosedur:
d) Administrasi:
e) Budaya keselamatan:
f) SDM
g) Pendidikan/pelatihan/kompetensi
3) Faktor Lingkungan Kerja
a) Bangunan:
b) Lingkungan
c) Peralatan/perlengkapan:
4) Faktor Kontributor: Tim Kesehatan
a) Supervisi dan konsultasi
b) Konsistensi pelaksanaan tugas
c) Kepemimpinan dan tanggungjawab
d) Respons terhadap kejadian
5) Faktor kontributor: Staf
a) Kompetensi
b) Stressor fisikdan mental
6) Faktor kontributor: Tugas
a) Ketersediaan SOP
b) Ketersediaan dan akurasi hasil test
c) Faktor penunjang dalam validasi alat medis
d) Disain tugas
7) Faktor kontributor: Pasien
a) Kondisi
b) Personal (kepribadian, bahasa, kondisisosial, keluarga)
c) Pengobatan
d) Riwayat
e) Hubungan staf dan pasien
8) Faktor kontibutor: Komunikasi
a) Komunikasi verbal/komunikasi tertulis

6. Rekomendasi dan Rencana Tindak Lanjut


Akar Tindakan Tingkat Penanggung Waktu Suber daya Bukti Paraf
Masalah pelaksanaan jawab yang penyeles
dibutuhkan aian

7. Hasil Pelaksanaan dan pelaporan


FORM FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS (FMEA)
UNIT KERJA:
Tim FMEA:
d. Ketua Tim:
e. Anggota:
f. Petugas notulen:
g. Peran masing-masing
1) Gambarkan alur proses yang akan dianalisa:
2) Identifikasi failure mode:
3) Tujuan melakukan analisis FMEA:
4) Identifikasi akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode
5) Identifikasikan kemungkinan penyebab dari tiap failure mode, dan
deskripsikan upaya-upaya yang sudah dilakukan (kalau ada) untuk
mengatasi failure mode:
6) Lakukan penghitungan RPN (Risk Priority Number) dengan menggunakan
matriks sbb:
Upaya
Tahapan Failure S Kemungkinan O kendali yg D
Akib RPN
proses mode (Severity) sebab (Occurrence) sdh (detectability)
dilakukan

7) Tetapkan Threshold untuk memilih failure mode yang akan diselesaikan


dan tetapkan failure mode apa saja yang akan diselesaikan:
a) Urutkan Failur Mode mulai yang paling tinggi nilai RPNnya (Pareto)
Failur Nilai
Mode RPN
A 300
B 100
C 120
D 60
E 320
F 150
G 40
H 30
I 80
J 90
Failur Nilai
Mode RPN
E 320
A 300
F 150
C 120
B 100
J 90
I 80
D 60
G 40
H 30

b) Tentukan nilai Threshold


Failur Nilai Nilai Prosentase
Mode RPN Kumulatif Kumulatif
E 320 320 25 % (320/1290x10
0 %)
A 300 620 48 %
F 150 770 59 %
C 120 890 69 %
B 100 990 77 %
J 90 1080 84 %
I 80 1160 90 % Threshold
D 60 1220 95 %
G 40 1260 97 %
H 30 1290 100 % (1290/1290x
100%)
Jadi: yg dicarikan solusinya dari batas threshold ke atas yang
mempunyai nilai RPN dari 90 - 320
8) Diskusikan dan rencanakan kegiatan/tindakan yang perlu dilakukan
untuk mengatasi failure mode tersebut, tetapkan penanggungjawab dan
kapan akan dilakukan:
FORM IDENTIFIKASI RISIKO

NO Unit Pelayanan Jenis Identifikasi Tindakan Rekomendasi


Pelayanan Risiko yang sudah Tindakan lain
ada

FORM CATATAN KEJADIAN RISIKO

Tindakan Usulan Paraf


Tanggal Tempat Ringkasan Kondisi
No yang rencana Penanggung
Kejadian Kejadian Kejadian Korban
dilakukan Perbaikan jawab

Kepala UPT Puskesmas Padas

ZAIN RATNA PRIYANTO

Anda mungkin juga menyukai