SK Pelaksaan Manajemen Risiko
SK Pelaksaan Manajemen Risiko
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS PADAS
Jl. Raya Ngawi – Caruban No. 38, Pacing, Padas, Ngawi
Telepon (0351) 746846, email: pkmpadas@ngawikab.go.id
KEPUTUSAN
KEPALA UPT PUSKESMAS PADAS
NOMOR: 188.4/nnnn/404. 302.4.07/2023
TENTANG
PELAKSANAAN MANAJEMEN RISIKO DI UPT PUSKESMAS PADAS
Ditetapkan di : Padas
Pada tanggal : Januari 2023
I. DEFINISI
A. Pengertian Risiko
1. Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak
pada tujuan. Jenis-jenis risiko dalam pelayanan kesehatan:
a. Corporate risk: kejadian yang akan memberikan dampak negatif
terhadap tujuan organisasi
b. Non-clinical (physical) risk: bahaya potensial akibat lingkungan
c. Clinical risk: bahaya potensial akibat pelayanan klinis
d. Financial risk: risiko finansial yang secara negatif akan berdampak
pada kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
2. M a n a j e m e n risiko merupakan proses mengenal, mengevaluasi,
mengendalikan, meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara
menyeluruh
B. Pengertian Manajemen Risiko Klinis
1. Clinical Risk Management adalah meminimalkan risiko terhadap
pasien dengan
a. mengenal kesalahan atau kemungkinan kesalahan selama
mendapat asuhan klinis,
b. mengenal faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadi
kesalahan/risiko,
c. belajar dari pengalaman terhadap setiap adanya adverse event,
d. memastikan bahwa dilakukan tindakan untuk mencegah terjadi
kesalahan/risiko, dan membangun sistem untuk mengurangi
terjadinya risiko.
2. Manajemen Risiko Klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal
keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan
untuk mencegah terjadinya risiko tersebut.
C. Pengertian Kejadian Risiko
1. Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah
setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada
pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris
Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial Cedera.
2. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang mengakibatkan
cedera pada pasien.
3. Kejadian Nyaris Cedera(KNC) near miss adalah terjadinya insiden
yang belum sampai terpapar ke pasien.
4. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden
yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
5. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi
yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
6. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian
atau cedera yang serius.
D. Pengertian Analisis Risiko
1. Severity Assesment adalah penilaian keparahan suatu kejadian dan
untuk memilih kejadian yang akan diinvestigasi.
2. RCA (Root Couse Analysis / adalah Analisis Akar Masalah)
merupakan investigasi terstruktur yang bertujuan untuk melakukan
identifikasi penyebab masalah paling dasar dan untuk menentukan
tindakan agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi.
3. FMEA (Failur Mode and Effec Analysis) adalah suatu alat mutu untuk
mengkaji suatu prosedur secara rinci, dan mengenali model-model
adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur, melakukan
penilaian terhadap tiap model kesalahan/kegagalan, dengan mencari
penyebab terjadinya, mengenali akibat dari kegagalan/kesalahan, dan
mencari solusi dengan melakukan perubahan disain/prosedur.
Sangat Sering 1 1 2 2 3
4. Evaluasi Risiko
Setelah risiko-risiko yang mungkin terjadi diidentifikasi dan dianalisa,
langkah selanjutnya melakukan evaluasi risiko. Tim manajerial
menentukan apakah risiko memerlukan tindakan atau tidak. Jika
suatu risiko memerlukan tindakan maka tim manajerial menyusun
rencana aksi.
5. Tindakan / treatment terhadap risiko
Tim manajerial memformulasikan strategi penanganan risiko yang
tepat. Strategi ini didasarkan kepada sifat dan dampak potensial /
konsekuensi dari risiko itu sendiri. Adapun tujuan dari strategi ini
adalah untuk memindahkan dampak potensial risiko sebanyak
mungkin dan meningkatkan kontrol terhadap risiko. Tindakan risiko
bertujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan risiko yang
mungkin timbul.
6. Monitoring
Monitoring dilaksanakan untuk mengamati dan meninjau pelaksanaan
tindakan, apakah pelaksana melaksanakan tindakan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
7. Komunikasi
Komunikasi risiko dilakukan kepada stakeholders, tim manajerial dan
pelaksana agar proses manajemen risiko dapat diterapkan dengan
efektif.
B. Tim Manajemen Risiko
Tim manajemen risiko terdiri dari Risk Manager, Assistant Risk Manager
dan Health & Safety Manager.
1. Risk Manager: Kepala Puskesmas
2. Assistant Risk Manager: Wakil Manajemen Mutu/Ketua Tim Mutu
3. Health & Safety Manager:
a) Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP),
b) Koordinator Mutu bidang Upaya Kesehatan Masyarakat
c) (UKM),
d) Koordinator Mutu bidang Administrasi dan Manajemen (Admen).
Tim manajemen risiko mempunyai peran memfasilitasi, mengkoordinasi,
memonitor kegiatan manajemen risiko baik klinis maupun non-klinis dalam
organisasi. Fungsi utama dalam menjalankan peran adalah
menyediakan dukungan, dan meningkatkan kesadaran melalui
pelatihan terhadap seluruh karyawan tentang mengelola risiko Uraian
tugas dan Tanggung jawab tim manajemen risiko:
1) Risk Manager
Uraian tugas:
- Merumuskan, memelihara dan mereview secara periodik
efektivitas penerapan manajemen resiko
- Menetapkan kebijakan dan pedoman manajemen resiko
- Memberikan arahan strategis tentang penerapan manajemen
resiko
Tanggung jawab
- bertanggung jawab dan akuntabilitas terhadap
keseluruhan manajemen risiko
2) Assistant Risk Manager
Uraian tugas Assistant Risk Manager adalah sebagai
berikut:
- Mengkoordinasikan penetapan konteks risiko.
- Mengintegrasikan penerapan manajemen risiko pada lintas fungsi
organisasi.
- Memelihara efektivitas penerapan manajemen risiko secara
- periodik.
- Mengelola risiko korporat yang berdampak strategis dan risiko unit
kerja yang signifikan.
- Memberikan saran mengenai penerapan manajemen risiko
- kepada Risk Manager
- Melaporkan dan mengkomunikasikan secara periodik
tentang penerapan manajemen
- Meningkatkan kesadaran tantang manfaat penerapan
- manajemen risiko di seluruh karyawan.
- Memfasilitasi kegiatan penerapan manajemen risiko di lingkungan
Puskesmas.
- Memfasilitasi kegiatan penerapan manajemen risiko di unit kerja.
- Memonitor penerapan manajemen risiko di unit kerja.
- Melakukantugas sebagai counterpart dalam penerapan
manajemen risiko.
- Mensosialisasikan penerapan manajemenrisiko secara efektif di
lingkungan Puskesmas.
- Memfasilitasi pengembangan kompetensi para pihak yang terkait
dalam penerapan manajemen
- Tanggung jawab Assistant Risk manager adalah bertanggung jawab
terhadap manajemenrisiko pada semua tingkat
operasional pelayanan
3) Health & Safety Manager
Uraian tugas Health & Safety Manager adalah:
- Menerapkan manajemen risiko terhadap pencapaian sasaran
dan tujuan di unit kerjanya.
- Melakukan risk assessment yang meliputi identifikasi risiko,
- analisis risiko, dan evaluasi risiko.
- Melakukan penanganan (mitigasi) terhadap
risiko yang menjadi tanggung jawab unit kerjanya.
- Melakukan monitoring dan reviu atas penerapan manajemen
- risiko serta melakukan analisis terhadap potensi timbulnya
risiko baru.
- Mengkomunikasikan hasil penerapan manajemenrisiko
- kepada assistant risk manager
- Memelihara dan mendokumentasikan data
pengelolaan risiko.
C. Strategi Dalam Manajemen Risiko Klinis
Strategi dalam manajemen resiko klinis antara lain:
1. Strategi Proaktif:
a) Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-isu
risiko klinis yang mungkin terjadi melalui kejelasan tanggung jawab
dan kendali pada semua lini pelayanan.
b) Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan keputusan
sehingga tidak terjadi tumpang tindih
c) Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
d) Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam
mengoperasikan peralatan medis/klinis
e) Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan secara
konsisten
f) Kebijakan dalam: fire safety, infectious and non-infectious waste
management,
infection control
occupational health
g) Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak lanjut
yang nyata.
h) Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang
akurat dan terjamin ketelursuran
i) Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara dengan
baik
j) Serah terima dilakukan secara adekuat
k) Adanya komunikasi yang terdokumentasi antara staff dan
pasien/keluarga mengenadi keputusan terapi/tindakan klinis
l) Dokumentasi spesifik keadaan-keadaan medis tertentu,
misalnya alergi, dsb, pada rekam medik, yang
secara legal ditandatangani
2. Strategi Reaktif:
a) Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan optimal,
dan dibuktikan dengan “consent” dari semua pihak yang terkait
b) Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas dilakukan untuk
mengenal faktor-faktor yang dapat dicegah, dan menjamin bahwa
pelayanan yang terbaik diberikan
c) Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk mengenal
akar masalah (root cause) dan dilakukan dengan pendekatan
budaya tidak menyalahkan
d) Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse incident
baik klinis maupun non klinis, termasuk kejadian near miss, dan
dicatat dalam risk register untuk audit dan analisis
D. Penanganan terhadap KTD, KPC dan KNC
Langkah – langkah penanganan KTD, KPC dan KNC adalah sebagai
berikut:
1. Lakukan Severity analysis untuk menentukan prioritas
kegawatan/bahaya dari kejadian risiko
2. Lakukan Root Couse Analysis (RCA) untuk mengetahui akar penyebab
masalah dan rencana tindak lanjut
3. Lakukan FMEA untuk menganalisis prosedur
4. Lakukan Monitoring dan Komunikasi antara Kepala Puskesmas, tim
manajemen, dan pelaksana.
IV. DOKUMENTASI
Semua kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan
manajemen risiko harus didokumentasikan dan dikendalikan
dengan baik sesuai dengan form yang berlaku. Setiap
penanggung jawab program/pelayanan mencatat kejadian risiko
pada buku catatan Kejadian Risiko.
Form dokumentasi kegiatan manajemen risiko sebagai berikut:
FORM ANALASIS AKAR MASALAH (RCA)
1. Kejadian yang akan dianalisa:
2. Tim RCA:
a. Ketua Tim:
b. Anggota (pastikan semua area terkait terwakili)
c. Petugas notulen:
3. Tanggal pelaksanaan RCA: mulai……………………
selesai……………………..
4. Pengumpulan data dan informasi:
a. Observasi langsung:
b. Dokumen:
c. Wawancara:
d. Waktu kejadian isi table dibawah ini:
WAKTU
Kejadian
Informasi Tambahan
Good practice (kalau ada)
Masalah pelayanan