Anda di halaman 1dari 7

TUGAS DAN RINGKASAN TEKNOLOGI PENGEMASAN PERTEMUAN 17

Disusun Oleh :

Nada Sri Mulyani

E612021029

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK TEDC BANDUNG

2020
PERATURAN PEMBERIAN LABEL PRODUK PANGAN

KEMASAN DAN LABELLING (PEMBERIAN LABEL) PRODUK PANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999


TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN

• Apabila suatu perusahaan yang memproduksi bahan pangan menyalahi aturan dalam
peraturan ini, maka dapat dikenakan sanksi administratif, berupa :
• peringatan secara tertulis;
• larangan untuk mengedarkan untuk sementara waktu dan atau perintah untuk menarik
produk pangan dari peredaran;
• pemusnahan pangan jika terbukti membahayakan kesehatan dan jiwa manusia;
• penghentian produksi untuk sementara waktu;
• pengenaan denda paling tinggi Rp 50.000.000,00 (limapuluh juta rupiah), dan atau;
pencabutan izin produksi atau izin usaha.

Faktor-faktor penting dan persyaratan desain kemasan

• Mampu menarik calon pembeli


• Menampilkan produk yang siap jual
• Informatif dan komunikatif
• Menciptakan rasa memerlukan terhadap produk

Cetakan Kemasan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menampilkan cetakan pada kemasan adalah :

• Tata letak (lay out)


• Huruf
• Komposisi standar
• Bentuk permukaan.

LABELLING (Pemberian Label)

• Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996, label pangan adalah setiap


keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya,
atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan
pada, atau merupakan bagian kemasan pangan.

Label harus cukup besar, tidak mudah lepas, luntur karena air, gesekan atau pengaruh

sinar matahari.

Tujuan Pelabelan pada Kemasan

• memberi informasi tentang isi produk


• sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen
• memberi petunjuk yang tepat
• sarana periklanan
• memberi rasa aman

Pada label kemasan, khususnya untuk makanan dan minuman, sekurang-kurangnya


dicantumkan hal-hal berikut (berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 tahun 1996 tentang
Pangan) :

• Nama produk
• Daftar bahan yang digunakan
• Berat bersih atau isi bersih
• Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam
wilayah Indonesia
• Keterangan tentang halal
• Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.
➢ Best before date : produk masih dalam kondisi baik dan masih dapat dikonsumsi
beberapa saat setelah tanggal yang tercantum terlewati
➢ Use by date : produk tidak dapat dikonsumsi, karena berbahaya bagi kesehatan
manusia (produk yang sangat mudah rusak oleh mikroba) setelah tanggal yang
tercantum terlewati

Keterangan-keterangan lain yang dapat dicantumkan pada label kemasan adalah :

• nomor pendaftaran,
• kode produksi serta petunjuk atau cara penggunaan,
• petunjuk atau cara penyimpanan,
• nilai gizi serta tulisan atau pernyataan khusus

Gambar atau logo pada label tidak boleh menyesatkan dalam hal asal, isi, bentuk, komposisi,
ukuran atau warna. Misalnya :

gambar buah tidak boleh dicantumkan bila produk pangan tersebut hanya
mengandung perisa buah
• gambar jamur utuh tidak boleh untuk menggambarkan potongan jamur
• gambar untuk memperlihatkan makanan di dalam wadah harus tepat dan sesuai
dengan isinya

Pengurusan PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga)

• mendaftarkan PIRT ke departemen kesehatan di masing-masing wilayah (kabupaten


atau propinsi).
• persyaratan yang perlu dibawa : 1. Fotokopi KTP
2. Pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar
3. Surat Keterangan Domisili Usaha dari kantor Camat
4. Surat keterangan Puskesmas atau Dokter
5. Denah lokasi dan denah bangunan
• mengisi formulir pendaftaran
• pihak DinKes akan mengadakan survei secara langsung ke lokasi tempat pembuatan
makanan kecil yang didaftarkan, dan surat PIRT akan dikeluarkan dalam waktu dua
minggu
• selain itu akan diberikan penyuluhan kepada pengusaha, bagaimana cara pengawetan
makanan dan cara penulisan nomor registrasi serta informasi yang lainnya
• pihak DinKes akan mengeluarkan 2 sertifikat yaitu sertifikat penyuluhan dan sertifikat
PIRT.

Sertifikat halal

• datang langsung ke Kantor MUI di wilayah setempat dengan menyiapkan pengajuan


dengan syarat sebagai berikut:
1. Fotokopi KTP
2. Pas foto 3x4 sebanyak 2 lembar
3. Fotokopi izin usaha
• mengisi formulir yang telah disediakan. Isinya mengenai bahan apa saja yang
digunakan dalam pembuatan usaha makanan

MUI akan menugaskan tim auditor untuk mengecek ke lapangan. Apabila tim auditor

tidak menemui masalah di lapangan, kemudian auditor membuat rekomendasi untuk


komisi Fatwa.
• Komisi Fatwa yang akan mengesahkan sertifikat halal. Sertifikat halal tersebut bisa
langsung diberikan sekitar dua minggu.
• Jika terdapat hambatan, maka harus diperbaiki terlebih dulu. Untuk pengurusan nomor
registrasi DinKes, Anda bisa langsung datang ke kantor DinKes.
• Keuntungan dengan ijin PIRT dan sertifikat halal MUI adalah bahwa usaha rumahan
Anda lebih aman dikonsumsi. Cantumkan nomor PIRT dan logo halal Anda dalam
kemasan. Sekarang Anda siap untuk bekerjasama dengan banyak orang untuk
memasarkan produk rumahan Anda.

TUGAS
Menganalisis Kemasan yang Pernah Dibuat

Desain yang pertama kali saya buat adalah mendesain ulang kemasan keripik kaca.
Keripik kaca tersebut yang saya desain ulang kemasan nya adalah dari produk keripik kaca
dari “dikeripikin aja” yang berproduksi di Bandung. Berikut adalah analisis beserta
gambarnya :

Gambar Kemasan Sebelum di desain ulang : Kemasan Yang Sudah di Desain Ulang :

Berdasarkan pada kedua gambar di atas, dapat di analisis bahwa kemasan sebelum di
desain ulang kurang menarik. Karena menurut faktor penting dalam kemasan salah satunya
yaitu “mampu menarik calon pembeli”. Serta menurut UUDRI No.7 1996, bahwa pada label
kemasan harus disertakan :

• Nama Produk
• Daftar bahan yang digunakan
• Berat bersih atau isi bersih
• Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke dalam
wilayah Indonesia
• Keterangan tentang halal
• Tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa.

Dalam kemasan produk tersebut, untuk nama produk sudah ada yaitu “dikeripikin” tetapi
untuk hal lainnya belum ada sehingga mungkin bisa diedarkan atau tidak. Apalagi logo halal
dan tanggal,bulan,dan tahun kadaluwarsa sangat dibutuhkan dan tentunya sangat penting.
Sedangkan pada kemasan yang sudah di desain ulang, kemasan sudah menarik serta
menampikan gambar produk sehingga pembeli bisa mengetahui apa produk yang dijual. Serta
sudah ada gambar-gambar lainnya yang bisa menarik konsumen. Tetapi, bisa dilihat bahwa
pada kemasan sebelum di desain ulang tidak terdapat informasi nilai gizi,logo halal,alamat
produk, serta tanggal kadaluarsa. Jadi, mungkin bisa dikatakan bahwa produk yang sudah di
desain ulang masih sama seperti yang sebelumya, yaitu masih illegal. Karena informasi nilai
gizi dan logo halal tidak berdasarkan seperti produk aslinya. Dan hal tersebut adalah
kesalahan dan tentunya tidak sesuai dengan UUD Republik Indonesia tentang Pangan

Anda mungkin juga menyukai