Anda di halaman 1dari 42

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Modul
KDK 3 DM Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka
Raya Tahun Akademik 2023/2024 dapat disusun dengan baik. Modul ini diharapkan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan perkuliahan bagi mahasiswa Prodi Sarjana
Terapan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palangka Raya.

Panduan ini disusun dengan memperhatikan aturan dan tata tertib yang sesuai dengan
Panduan Akademik Poltekkes Kemenkes Palangka Raya. Penyusunan panduan praktik ini
telah memperoleh masukan dari berbagai sumber, baik dari dosen, CI maupun dari
pengelola Poltekkes Kemenkes Palangka Raya Jurusan Keperawatan Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan. Terima kasih diucapkan kepada Tim Pengajar MK. KDK 3 DM dalam
penyusunan modul ini.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan modul MK. KDK 3 DM selanjutnya.

Palangka Raya, Juni 2023

Tim MK. Konsep Dasar Keperawatan 3 DM

1
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3

FORMAT LAPORAN/MAKALAH ................................................................................ 5

MATERI 1 ........................................................................................................................ 9

MATERI 2 ...................................................................................................................... 11

MATERI 3 ...................................................................................................................... 13

MATERI 4 ...................................................................................................................... 15

SIMULASI 1................................................................................................................... 17

SIMULASI 2................................................................................................................... 19

SIMULASI 3................................................................................................................... 21

2
PENDAHULUAN
A. Capaian Pembelajaran
CPMK:
Setelah mempelajari KDK 3 DM diharapkan peserta didik mampu memahami
kebutuhan tim manajemen dalam mengelola diabetes melitus.
Sub-CPMK:
Apabila diberi data/kasus/situasi, peserta didik mampu:
1) Menjelaskan konsep dari team building.
2) Mengidentifikasi peran, fungsi dan wewenang masing-masing profesi dalam
tim manajemen diabetes melitus
3) Menjelaskan konsep komunikasi dan manajemen konflik
4) Menjelaskan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang dari tim
manajemen
5) Menjelaskan bentuk pelayanan tim manajemen pada klien diabetes melitus di
rumah sakit dan komunitas
6) Melakukan simulasi kolaborasi dengan anggota tim manajemen

B. Tata Tertib
1) Mahasiswa wajib menguhubungi tim fasilitator 1 hari sebelum jadwal
perkuliahan
2) Mahasiswa wajib menggunakan seragam dan atribut lainnya sesuai ketentuan
kampus
3) Mahasiswa wajib mengikuti aturan dalam pembuatan tugas baik yang bersifat
individu maupun kelompok
4) Keterlambatan pengumpulan tugas tidak dapat ditoleransi dan nilai dianggap
kosong (0) setiap penugasan yang tidak dikumpulkan
5) Ketidakhadiran mahasiswa hanya diperkenankan maksimal 3 kali tanpa
keterangan, lebih dari itu tidak boleh mengikuti UTS dan UAS
6) Apabila ada hal yang mendesak mahasiswa dapat menghubungi koordinator
dan tim dosen yang mengisi saat dihari tersebut dengan melampirkan alasan
dan

3
bukti yang akurat (mahasiswa akan diberikan tugas tambahan untuk mengganti
ketertinggalan materi)
7) Dalam membuat laporan/makalah/persentasi berlakulah jujur, tidak
diperkenankan menjiplak atau memfotocopy karya milik orang lain tanpa izin

C. Pelaksanaan
1) Kegiatan perkuliahan dapat dilakukan secara hybrid (bisa daring maupun luring)
terkecuali praktikum (luring) sesuai dengan kesepakatan dosen pengampu
2) Dalam modul ini ada beberapa tugas mahasiswa, silahkan mengikuti petunjuk
yang telah diberikan

D. Pustaka Acuan
Referensi Utama:
1. ADA. (2009). Intensive Diabetes Management. p15-40
2. Association American Diabetes. (2018). Updates to the Standards of Medical Care
in Diabetes—2018. Diabetes Care, 41(9), 2045-2047.
3. IDF.2008. International Curriculum for Diabetes Health Profesional Education.
P15-20
4. Keputusan Menkes RI No.HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan
Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan
Industri
5. McDowell, J. R., Brown, F., & Matthews, D. (Eds.). (2007). Diabetes: a
handbook for the primary healthcare team. Elsevier Health Sciences.
6. Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
7. Soegondo, S., Soewondo, P., Subekti, I., Oemardi, M., Semiardji, G., & Soebardi,
S. (2002). Petunjuk praktis pengelolaan diabetes melitus tipe 2. Jakarta: PB
Perkeni.
8. Suyono, S., Waspadji, S., & Soegondo, S. (2011). Penatalaksanaan diabetes
melitus terpadu. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
9. Tang, T. S., Nwankwo, R., Whiten, Y., & Oney, C. (2012). Training peers to
deliver a church-based diabetes prevention program. The Diabetes
Educator, 38(4), 519-525.
10. World Health Organization. (2006). Guidelines for the prevention, management
and care of diabetes mellitus.
Pendukung:
1. Bakhtiar, R., Duma, K., & Aminudin, M. (2020). Implementation of
Interprofessional Collaboration in Type 2 Diabetes Mellitus Care in Health
Service Facilities. Husada Mahakam: Jurnal Kesehatan, 10(2), 132-144.
2. Gucciardi, E., Espin, S., Morganti, A., & Dorado, L. (2015). Implementing
specialized diabetes teams in primary care in southern Ontario. Canadian Journal
of Diabetes, 39(6), 467-477.
3. Maharani, S. D. M., Lestari, E., & Destiana, A. L. (2022). Korelasi Antara
Manajemen Konflik dengan Kolaborasi Interprofesi pada Pendidikan Interprofesi

4
di Puskesmas. Prosiding Konstelasi Ilmiah Mahasiswa Unissula (KIMU) Klaster
Kesehatan.
McGill, M., Blonde, L., Chan, J. C., Khunti, K., Lavalle, F. J., & Bailey, C. J. (2017).
The interdisciplinary team in type 2 diabetes management: challenges and best
practice solutions from real-world scenarios. Journal of clinical & translational
endocrinology, 7, 21-27.

5
PETUNJUK BELAJAR &
FORMAT LAPORAN/MAKALAH
A. Format Voice Note
1) Deskripsi Tugas
Jurnal individu merupakan tugas yang diberikan kepada masing-masing
mahasiswa. Tugas ini diberikan kepada mahasiswa sebagai catatan setiap
kemajuan belajarnya.
2) Metode Pengerjaan
a. Mahasiswa membuat rekaman jurnal mandiri (Voice Note)
b. Mahsiswa merangkum materi yang sudah diberikan atau yang diperoleh
selama perkuliahan
c. Isi Jurnal terdiri dari Salam Pembukaan, Nama, Kelas, Judul Materi, Isi
Materi, kendala selama proses pembelajaran dan Penutup
d. Jurnal tidak boleh lebih dari 5 menit dan suara yang direkam harus
terdengar jelas serta terbebas dari kebisingan/ noise
e. File tidak lebih dari 10 MB
3) Bentuk Format
File rekaman Voice Note (MP3/MP4)
4) Pengumpulan
a. Pengumpulan tugas dilakukan 1 x 24 jam setelah mahasiswa mendapatkan
materi perkuliahan.
b. Pengumpulan tugas ini di kirimkan ke google drive yang disediakan oleh
koordinator MK
c. Penamaan file tugas dengan format Nama-Kelas-Jurnal Individu Ke-….

B. Format Logbook
1) Deskripsi Tugas
Logbook merupakan cacatan perkembangan mahasiswa dalam proses
pembelajaran. Tugas ini diberikan sebagai bentuk dalam mengembangkan pola
pikir mahasiswa dalam pemecahan masalah/kasus.
2) Metode Pengerjaan

6
a. Mahasiswa akan diberikan modul petunjuk
b. Mahasiswa akan diberikan kasus dan petunjuk/soal dalam mengerjakan
logbook
c. Mahasiswa mengisi soal sesuai dengan petunjuk
d. Laporan logbook terdiri dari cover, kasus, dan jawaban soal
e. File tidak boleh lebih dari 10 MB
3) Bentuk Format
Laporan Logbook (Format PDF)
4) Pengumpulan
a. Pengumpulan tugas dilakukan 1 x 24 jam seletah perkuliahan selesai
b. Pengumpulan tugas ini di kirimkan ke google drive yang disediakan oleh
koordinator MK
c. Penamaan file tugas dengan format Nama-Kelas-Logbook Ke-…

C. Format Video Simulasi


1) Deskripsi Tugas
Role Play adalah salah satu bentuk drama. Drama dalam metode ini, mahasiswa
diminta untuk bermain suatu drama secara spontan untuk memperagakan peran-
perannya dalam berinteraksi. Peran yang dilakukan berhubungan dengan masalah
maupun tantangan dan hubungannya dengan manusia.
2) Metode Pengerjaan
a. Mahasiswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan skenario
kolaborasi tim
b. Mahasiswa mendiskusikan penugasan yang diberikan dan membagi tugas
c. Mahasiswa mempersiapkan scenario role play dan melakukan simulasi
(video)
d. Video berisi Pembukaan (pembacaan skenario kasus), Isi Role Play, dan
Penutup (Kesimpulan dan Nama Pemeran)
e. Video berisi maksimal 10-15 menit
3) Bentuk Format
Video Simulasi (MP4)
4) Pengumpulan

7
a. Pengumpulan tugas dilakukan 1 x 24 jam sebelum mahasiswa melakukan
presentasi.
b. Pengumpulan tugas ini di kirimkan ke google drive yang disediakan oleh
koordinator MK
c. Penamaan file tugas dengan format Nama-Kelas-Kelompok …-Video
Simulasi

Contoh Cover:

8
MATERI 1
TEAM BUILDING DAN TEAMWORK
Pertemuan ke 1 dan 2

A. Tujuan Pembelajaran Materi

1. Menjelaskan team building


2. Mengidentifikasi peran, fungsi dan wewenang masing-masing profesi dalam
tim manajemen DM.

B. Landasan Teori
1. Team Building & Teamwork
Pengembang kemajuan suatu lembaga atau organisasi adalah tim kerja (team work),
pimpinan harus memberikan perhatian terhadap team work, kerja sama team kerja
sangat dibutuhkan untuk penyelesaian berbagai macam permasalahan, sekaligus untuk
pencapaian tujuan yang lebih baik. Tim kerja merupakan penggabungan dari dua atau
lebih orang yang bekerja untuk mencapai satu tujuan. Keberadaan sumberdaya
manusia dalam tim merupakan hal yang sangat penting dari suatu organisasi. Oleh
karena tiu dibutuhkan suatu kerjasama tim yang baik dan kenyamanan dilingkungan
kerja harus diutamakan agar sumberdaya manusia organisasi dapat bekerja dengan
baik.

Teamwork memerlukan pengelolaan dan kohesivitas untuk mencapai keberhasilan dan


keefektifan. Tim adalah sekumpulan orang berakal yang terdiri atas dua, lima, hingga
dua puluh orang dan memenuhi syarat terpenuhinya kesepahaman sehingga terbentuk
sinergi antar berbagai aktifitas yang dilakukan anggotanya. Work (kerja) adalah
kegiatan yang dijalankan oleh tiap individu yang telah terpenuhinya syarat
kesepahaman di dalam tim itu sendiri (M. Ahmad, 2006). Teamwork bisa diartikan
kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja
kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk
mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama
secara efektif dan efisien.
9
Teamwork dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan. Kumpulan individu-individu tersebut memiliki aturan dan
mekanisme kerja yang jelas serta saling tergantung antara satu dengan yang lain. Oleh
karena itu sekumpulan orang yang bekerja dalam satu ruangan, bahkan didalam satu
proyek, belum tentu merupakan sebuah teamwork.

2. Manfaat Dan Fungsi Teamwork


Manfaat Bekerja Dalam Tim
Bagi Organisasi Tim:
1) Meningkatkan produktivitas kerja.
2) Meningkatkan kualitas kerja.
3) Meningkatkan mentalitas kerja.
4) Meningkatkan kemajuan organisasi.
Bagi Anggota Tim:
1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
2) Sebagai media aktualisasi diri.
3) Stres atau beban kerja berkurang.
Tujuan Bekerja Dalam Tim:
1) Kesatuan. Tujuan Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program
kerja.
2) Efisiensi. Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
3) Efektif. Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan
yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi yang
baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan yang tepat.
3. Jenis Teamwork
Menurut Daft (2000) jenis teamwork terdiri dari enam jenis, yaitu:
1) Tim Formal
Tim formal adalah sebuah tim yang dibentuk oleh organisasi sebagai
bagian dari struktur organisasi formal.
2) Tim Vertikal

10
Tim vertikal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari seorang manajer dan
beberapa orang bawahannya dalam rantai komando organisasi
formal.
3) Tim Horizontal
Tim horizontal adalah sebuah tim formal yang terdiri dari beberapa
karyawan dari tingkat hirarki yang hampir sama tetapi berasal dari area
keahlian yang berbeda.
4) Tim dengan Tugas Khusus
Tim dengan tugas khusus adalah sebuah tim yang dibentuk di luar
organisasi formal untuk menangani sebuah proyek dengan kepentingan
atau kreativitas khusus.
5) Tim Mandiri
Tim Mandiri adalah sebuah tim yang terdiri dari lima hingga dua puluh
orang pekerja dengan beragam keterampilan yang menjalani rotasi
pekerjaan untuk menghasilkan sebuah produk atau jasa secara lengkap,
dan pelaksanaannya diawasi oleh seorang annggota terpilih.
6) Tim Pemecahan Masalah
Tim pemecahan masalah biasanya terdiri dari lima hingga dua belas
karyawan yang dibayar perjam dari departemen yang sama, dimana
mereka bertemu untuk mendiskusikan cara memperbaiki kualitas, efisiensi,
dan lingkungan kerja.

4. Pengelolaan Teamwork
Mengelola teamwork dengan baik langkah pertama yang perlu diambil ialah
menentukan target dan tujuan team work, spesifikasi tugas kepada setiap individu tim.
Divisi-divisi besar meringkas tugas kepada divisi-divisi yang lebih kecil agar setiap
anggota ikut andil dan merasa bagian dari tim, agar dalam pelaksanaannya dapat
dikontrol dengan mudah. Pembagian tugas dan wewenang terhadap tiap divisi telah
mencapai kesepakatan dari awal pembentukan team work. Apabila terjadi perubahan
rencana dan target tim, dipelajari terlebih dahulu. Setelah tercapai kesepakatan
terhadap perubahan target dan rencana tim, salah seorang dari anggota tim yang
melakukan perubahan tersebut memberikan instruksi kepada setiap divisi dan
membantunya saat dibutuhkan.

11
Pengelolaan teamwork juga dapat dilakukan dengan memberikan motivasi. Motivasi
adalah keadaan atau kondisi internal individu (kadang diartikan sebagai kebutuhan,
hasrat, atau keinginan) yang mendorong atau membentuk tingkah laku dalam bekerja
Salah satu tantangan berat yang sering dihadapi pimpinan adalah bagaimana ia dapat
menggerakkan para anggotanya agar senantiasa mau dan bersedia mengerahkan
kemampuan terbaiknya untuk kepentingan organisasi. Salah satu usaha ke arah itu
ialah menimbulkan motivasi pada mereka.

5. Kohesivitas Teamwork
Kohesivitas kelompok adalah kadar daya tarik kelompok bagi masingmasing
anggotanya (Flippo, 1995:135). Kadar daya tarik kelompok bagi para anggotanya
ditandai oleh sikap-sikap seperti kesetiaan kepada kelompok, perasaan tanggung
jawab atas usahausaha kelompok, pembelaan terhadap serangan dari luar, keramahan
dan keserasian. Kelompok kerja yang padu adalah alat yang kuat yang dapat
digunakan oleh organisasi formal seperti sekolah dan lembaga lainnya.

Pendapat Robbins (1994) mengatakan bahwa : Kohesivitas kelompok menunjukkan


sebagai tingkatan suatu anggota kelompok yang tertarik satu sama lainnya sebagai
bagian dari tujuan kelompok. Kohesivitas (kekompakan) kelompok dapat
mempengaruhi produktivitas dalam hal ini adalah kinerja dari anggota kelompok atau
tim. Artinya makin anggota berinteraksi satu sama lainnya, maka tujuan kelompok
makin sejalan dengan tujuan individu. Salah satu tujuan dari terbentuknya kelompok
atau tim ialah agar para anggota tim tertarik satu sama lainnya dan dapat bekerja sama
dalam menyelesaikan pekerjaan. Kekompakan kelompok sangat mempengaruhi
kinerja kelompok atau tim tersebut, jika dalam suatu tim ada anggota yang merasa
tidak senang bekerja dalam kelompok atau tim tentu saja ini sangat mempengaruhi
pada hasil kerja dari tim tersebut. Oleh karena itu kekompakan dan kerjasama yang
baik sangat berarti untuk memperbaiki kinerja dari anggota-anggota tim tersebut.
Greenberg dan Baron (1995), mengatakan bahwa: Salah satu faktor pendukung yang
sangat jelas dari beberapa susunan kelompok adalah kohesivitas (kekompakan). Di
sini kohesivitas ditunjukkan sebagai tekanan-tekanan yang dihadapi anggota
kelompok untuk meningkatkan bagian dari kelompok mereka.

12
Kohesivitas dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti waktu yang dihabiskan
bersama-sama, sulitnya proses memasuki kelompok, ukuran kelompok, susunan jenis
kelamin dari kelompok, ancaman dari luar, dan sukses-sukses sebelumnya.
Kohesivitas merupakan aspek yang sangat penting dalam memfungsikan kelompok,
sering dianggap bahwa kohesi sebagai loyalitas, solidaritas kelompok. Definisi yang
lebih formal bahwa kohesivitas merupakan kekuatan bertindak seseorang untuk tetap
bertahan di kelompok tersebut. Suatu kelompok dikatakan rendah kohesinya
apabila kekuatan bertindak anggotanya untuk tetap bertahan di kelompok tersebut
tidak cukup kuat untuk mengatasi tekanan-tekanan anggota kelompoknya.
Sebagaimana mungkin diharapkan makin kuat kohesivitas suatu kelompok maka
semakin besar pengaruh terhadap anggota-anggotanya.

6. Perkembangan Teamwork
Ada empat tahap perkembangan tim, yaitu :
1) Undevelopment. Tahap undevelopment ini adalah tahap yang paling sering
dijumpai pada suatu organisasi. Salah satu ciri dari tahap ini adalah :
a) Terlihat sekelompok orang mengerjakan suatu tugas tetetapi mereka tidak
bersepakat tentang bagaimana seharusnya mereka bekerja. Contohnya antara
lain dalam rapat atau pertemuan lebih sering terjadi antrian lontaran gagasan
dan bukan diskusi. Gagasan yang sebenarnya bersifat membangun, tidak
mereka utarakan. Mereka tidakut jika ‘gagasan itu’ akan mengganggu
keseimbangan organisasi.
b) Tidak melibatkan perasaan individu karena dianggap tidak pada tempatnya
untuk membicarakan perasaan orang lain secara terbuka. Contohnya yaitu
setiap orang sibuk dengan tugasnya masingmasing dan atasan yang membuat
hampir semua keputusan. Sehingga roda organisasi menggelinding sesuai
aturan dan prosedur dari atasannya. Perlu diketahui disini bahwa banyak tim
yang tidak efektif menunjukkan ciri-ciri di atas, dan biasanya terjadi jika
atasan memiliki kearifan, energi dan waktu untuk membuat semua keputusan.
Ini bukan kerjasama kelompok yang benar, karena dengan cara ini kekuatan
yang ada didalam tim tidak dimanfaatkan sehingga lebih terpusat pada
pemimpinnya.
2) Experimenting. Tahap ini dimulai ketika tim secara bersungguh-sungguh mulai
meninjau ulang metode operasional yang berlaku selama ini. Pada tahap

13
Experimenting, tim berkemauan untuk melakukan eksperimen dan uji coba.
Mereka berani menghadapi berbagai kemungkinan dengan memasuki daerah yang
belum dikenal. Pada tahap perkembangan ini, bahwa berbagai masalah dihadapi
dan dibahas secara lebih terbuka serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan
yang lebih luas sebelum membuat suatu keputusan. Contohnya yaitu, suatu
permasalahan pribadi dibicarakan secara terbuka, perasaan individu
dipertimbangkan dan diselesaikan sampai tuntas. Pada tahap ini walaupun tim
telah menjadi lebih terbuka dan mempunyai potensi untuk menjadi lebih efektif,
masih kurang untuk disebut sebagai tim yang efektif yang menghasilkan
keuntungan.
3) Consolidating. Setelah berhasil menyelesaikan masalah antar pribadi di tahap 2,
tim mulai memiliki kepercayaan diri, keterbukaan dan dipercaya untuk mencoba
cara kerjanya. Biasanya tim akan memilih cara kerja yang lebih sistematik atau
bermetode. Aturan dan cara kerja yang kaku diubah dengan aturan baru yang
disepakati bersama, dimana setiap anggota memiliki peran agar tujuan dapat
dicapai. Walau hubungan antar pribadi telah mejadi lebih erat, mereka sadar akan
pentingnya aturan-aturan dasar dan cara kerja yang akan dipakai oleh tim.
4) Mature. Setelah mengetahui penjelasan dari tahap 3, maka tersusunlah dasar bagi
terbentuknya suatu tim yang matang. Keterbukaan, kepedulian dan peningkatan
hubungan pribadi pada tahap 2 serta pendekatan yang sistematik dari tahap 3
merupakan modal dasar bagi terbentuknya tim yang benar-benar matang.
Fleksibilitas menjadi hal yang utama, karena setiap kebutuhan memiliki prosedur
kerja yang berbeda. Seseorang tidak lagi khawatir untuk mempertahankan posisi
mereka. Tim mengenali tipe kepemimpinan yang dibutuhkan saling percaya,
jujur, terbuka dan pemimpin mengenali kebutuhan untuk melibatkan anggotanya.
Saling percaya, keterbukaan, kejujuran, kerja sama dan konfrontasi maupun
review berkala terhadap hasil kerja, menjadi gaya hidup tim. Tim akan selalu
bersedia untuk membantu tim lain yang mengalami kesulitan maupun yang belum
sampai ke tahap mereka. Tetetapi lebih dari itu, tim ini adalah tempat yang
menyenangkan dan membawa hasil.

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Teamwork


Menurut Griffin, dkk (2001) beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Kualitas
Teamwork di antaranya adalah:
14
a. Kepercayaan terhadap rekan kerja. Kualitas Teamwork yang baik dalam
organisasi akan tercapai jika di antara pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya
terhadap rekan kerja. Rasa percaya di antara sesama rekan kerja akan
memudahkan komunikasi dan koordinasi sehingga proses penyelesaian pekerjaan
menjadi lebih mudah.
b. Pengayaan pekerjaan (Job Enrichment) kepada anggota tim dalam mencapai
tujuan kelompok. Pengayaan pekerjaan penting untuk dilakukan kepada anggota
tim supaya mereka memahami dan merasakan pekerjaan yang dilakukan oleh
rekan kerja yang lain. Hal ini akan memudahkan mereka memahami kesulitan
yang dirasakan oleh rekan kerja dalam mencapai tujuan kelompok.
c. Kebebasan anggota tim untuk lebih otonom. Hal ini akan memberikan
kesempatan kepada anggota tim untuk menunjukan kemampuan mereka secara
optimal dan kebebasan berkreasi.

C. Kasus
Team management diabetes terdiri dari banyak profesi. Team tersebut terdiri dari
dokter umum, dokter spesialis (Sp. endokrinologi/penyakit dalam, dan Sp. lainnya),
perawat spesialis (diabetes/medikal bedah), perawat, ahli gizi, farmasi, psikolog,
rehabillitasi medis dan lain-lain. Di dalam tim tersebut diabetisi (klien) merupakan
anggota tim inti, sehingga diabetisi harus tahu peran mereka sehari-hari sebagai
pembuat keputusan dan bagaimana bekerja sama dalam tim.
(https://www.diabetes.org.uk/guide-to-diabetes/managing-your-diabetes/interactions-
with-healthcare-professionals)

Ny. AB adalah wanita berusia 54 tahun yang tinggal di desa X bersama suami dan
putrinya. Ny. AB telah mengidap penyakit diabetes tipe 2 selama 10 tahun disertai
komplikasi mata buram, hipertensi dan hiperlipidemia.

D. Prosedur/Petunjuk Kerja
Berdasarkan uraian kasus diatas jawablah pertanyaan dibawah ini:
1. Sebutkan kebutuhan tim manajemen diabetes Ny. AB?
Jawab:

15
2. Jelaskan peran, fungsi dan wewenang dari masing-masing tim manajemen
diabetes Ny. AB?
Jawab:

3. Jika peran anda didalam tim diabetes tersebut sebagai leadder tim, apa
kontribusi anda didalam tim tersebut?
Jawab:

4. Bagaimana peran anda sebagai perawat dalam meningkatkan Team Building


dan Teamwork dalam kasus tersebut?
Jawab:

5. Apa saja hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan team building dan
teamwork pada kasus diatas?
Jawab:

16
TTS: Siapa saya?

Mendatar Menurun
3. Mengatur dan memberikan penjelasan 1. Mengkoordinasikan tim manajemen
tentang obat diabetes
4. Memberikan terapi dan menetapkan 2. Mengidentifikasi hambatan selama
diagnosis pengobatan
5. Terapi nutrisi medis khusus

E. Logbook/Hasil/Penugasan
1. Tugas Individu
a) Jawablah pertanyaan diatas sesuai dengan skenario kasus (Logbook 1)
b) Buatlah Voice Note materi 1 (Team Building & Teamwork).

17
MATERI 2
KEPEMIMPINAN &
MANAJEMEN KONFLIK
Pertemuan ke 3 dan 4
A. Capaian Pembelajaran

1. Menjelaskan perbedaan pendapat yang mungkin terjadi dalam kerja tim.


2. Memahami manajemen konflik
3. Kepemimpinan dalam Manajemen

B. Landasan Teori
1. Konflik & Jenisnya
Konfik dalam organisasi adalah suatu kondisi dalam organisasi dimana terdapat
perbedaan pendapat atau pertentangan dalam menjalankan tugas untuk melaksanakan
visi dan misi organisasi. Konflik merupakan kondisi yang dapat menghambat proses
pelaksanaan tugas guna pencapaian tujuan organisasi.

Konflik didefinisikan juga sebagai kondisi yang saling bertabrakan, tidak sesuai,
terjadi perseteruan, perkelahian dan interaksi yang bertentangan sebagai akibat adanya
perbedaan kepentingan dari berbagai pihak. Konflik dapat terjadi dalam kondisi
apapun, tidak terbatas oleh tempat, waktu dan subjek.

Unsur-unsur konflik terdiri atas :


1) Aktor : minimal terdapat dua pihak yang bersengketa;
2) Obyek : terdapat obyek yang dipertentangkan (kebijakan, tatalaksana dan
tatacara, tujuan, hasil)
3) Situasi : aturan yang berlaku, budaya kerja yang berlaku.

Penyebab utama konflik, meliputi :


1) Adanya perbedaan kepentingan;
2) Adanya perbedaan pengertian/pemahaman;

18
3) Adanya perbedaan cara pandang;
4) Adanya ketidakjelasan tujuan;
5) Adanya perbedaan peraturan yang dianut; dan
6) Adanya perubahan situasi baru.

Penyebab utama konflik ini akan mempengaruhi jenis strategi penyelesaian dan
pencegahan konfliknya.
Konflik juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor berikut, yaitu :
1) Kegagalan komunikasi, dikarenakan beberapa penyebab, yaitu :
a. Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat;
b. Bahasa yang sulit dimengerti;
c. Informasi yang mendua dan tidak lengkap; dan
d. Gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2) Masalah hubungan pribadi/ dari pihak yang berkepentingan, dikarenakan
beberapa penyebab, yaitu:
a. Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan
perilaku yang diperankan pada jabatan mereka; dan
b. Perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi.
3) Struktur organisasi yang bermasalah, dikarenakan beberapa penyebab, yaitu :
a. Pertarungan kekuasaan antardepartemen dengan kepentingankepentingan
atau sistem penilaian yang bertentangan;
b. Persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas; dan
c. Saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja
untuk mencapai tujuan.
Lokus dari suatu konflik meliputi :
1) Antar individu;
2) Internal tim work;
3) Internal organisasi; dan
4) Eksternal antar organisasi.

Konflik memiliki tingkatan-tingkatan yang terdiri atas :


1) Tingkat kebijakan : adanya konflik kepentingan;
2) Tingkat manajemen pelaksanaan kebijakan : adanya konflik strategi
penggunaan sumber daya;

19
3) Tingkat pelaksanaan program : adanya konflik prioritas alokasi sumber daya;
dan
4) Tingkat pelaksanaan kegiatan : adanya konflik tatalaksana dan tatacara
pelaksanaan.
Faktor yang mempengaruhi dampak dari suatu konflik, meliputi :
1) Skala konflik : semakin luas skala konflik semakin kompleks dampak negatif
yang ditimbulkan;
2) Lokus konflik : semakin luas lokus konflik semakin banyak yang terlibat
sehingga semakin banyak yang merasakan dampak negatifnya; dan
3) Tingkatan konflik : semakin tinggi tingkatan konfliknya semakin sulit dan
kompleks masalah yang ditimbulkan.
Dampak konflik terbagi 2 (dua), yaitu :
1) Dampak langsung :
a. Tercipta kondisi lingkungan organisasi yang kurang kondusif; dan
b. Terganggunya mekanisme kerja tim karena terhambatnya hubungan
kerja antar anggota tim.
2) Dampak tidak langsung :
a. Terhambatnya proses pencapaian tujuan organisasi; dan
b. Menurunnya kinerja organisasi.

2. Manajemen Konflik
Manajemen adalah Kegiatan mengelola sumberdaya secara efisien untuk mencapai
tujuan organisasi. Adapun manajemen konflik adalah usaha-usaha yang perlu
dilakukan dalam rangka mencegah, menghindari terjadinya konflik serta mengurangi
resiko dan menyelesaikan konflik sehingga tidak mengganggu kinerja organisasi.

Manajemen Konflik bertujuan untuk :


1) Mencegah kemungkinan terjadinya konflik;
2) Menghindari dari adanya konflik yang terjadi;
3) Mengurangi dampak resiko yang diakibatkan oleh adanya konflik; dan
4) Menyelesaikan konflik dalam waktu sesingkat mungkin.

Teknik mencegah konflik, meliputi :


1) Objek pencetus konflik harus disosialisasikan secara jelas;
20
2) Dihindari adanya kesalah pahaman;
3) Benefit harus dibagi secara adil dan merata (fairness); dan
4) Transparansi perlu dijaga.

Teknik menghindari konflik, meliputi :


1) Penundaan pelaksanaan;
2) Win-win solution; dan
3) Penerapan exit strategi.

Teknik mengurangi dampak, meliputi :


1) Mengurangi skala kegiatan; dan
2) Penanganan atau penyelesaian dipercepat (semakin lama penyelesaian konflik
dapat mengakibatkan semakin berkembangnya masalah.

Alternatif solusi dalam penyelesaian konflik terdiri dari beberapa hal, yaitu :
1) Kolaborasi (Win-win solution)
Dengan adanya kolaborasi maka tiap pihak akan mendapatkan keuntungan dan
dapat mencapai penyelesaian masalah dengan musyawarah mufakat.
2) Kompromi
Kompromi dilakukan jika jumlah hal yang diperebutkan terbatas dan apabila
posisi salah satu pihak sama kuatnya dengan pihak lain dalam suatu konflik.
3) Akomodasi
Apabila salah satu pihak merupakan pihak yang salah dan lawan menjadi pihak
yang benar, maka pihak yang salah sebaiknya berusaha menyesuaikan diri
dengan pihak lawan.
4) Kompetisi
Kompetisi terjadi pada suatu kondisi dimana salah satu pihak merupakan pihak
yang kuat dan benar, sementara pihak yang lain merupakan lawan yang lemah
dan salah.
5) Menghindar
Upaya menghindari konflik dapat dilakukan apabila masalah yang menjadi
konflik merupakan hal yang sepele. Dalam arti masalahnya tidak berhubungan
langsung dengan peningkatan kinerja organisasi atau pencapaian tujuan.

21
Teknik penyelesaian konflik, antara lain :
1) Identifikasikan sumber penyebab konflik;
2) Kesetaraan antar obyek organisasi terkait dalam menyelesaikan konflik;
3) Win-win solution;
4) Masing masing pihak memenuhi tugas dan kewajibannya; dan
5) Masing masing pihak sepakat terhadap output termasuk outcome kegiatan
organisasi.

3. Kepemimpinan
Seorang pemimpin adalah orang yang menjadi teladan. Keteladanan ini akan diikuti
oleh para pengikutnya. Keteladanan dapat ditunjukkan dengan konsistensi perbuatan/
perilaku, ketegasan bertindak, dan kecepatan membuat keputusan bersama.
Kompetensi pemimpin yang diharapkan meliputi :
1) Mempunyai kemampuan berfikir sistem untuk mencari akar masalah sebuah
konflik;
2) Mempunyai kemampuan teknik komunikasi yang baik dalam arti mampu
mengkomunikasikan konflik yang terjadi dengan baik sehingga masalah tidak
melebar;
3) Mempunyai kemampuan teknik negosiasi yang tinggi (kemampuan mencari
solusi bersama yang saling menguntungkan); dan
4) Mempunyai kemampuan mempengaruhi orang yang tinggi (kemampuan untuk
membuat orang mengikuti ide atau pikiran kita)
Dengan kemampuan dan sikap yang bijak, pemimpin harus berupaya untuk :
1) Mencegah terjadinya konflik;
2) Meredam dan melokalise konflik tidak berkembang;
3) Menyelesaikan konflik dalam waktu sesingkat mungkin; dan
4) Mengurangi dampak konflik seminimal mungkin agar tidak menjadi hambatan
dalam pencapaian tujuan organisasi.

C. Kasus
Seorang dokter spesialis penyakit dalam di sebuah rumah sakit menangani kasus Ny H
(35 tahun) yang masuk ke rumah sakit akibat vertigo yang hebat, pasien tersebut
menderita penyakit diabetes, hipertensi dan mengalami gangguan menelan. Pada saat
dokter meresepkan obat, petugas farmasi mengindikasi akan adanya interaksi obat

22
negatif dari obat yang akan diresepkan. Namun petugas farmasi tidak ambil pusing
dan tetap memberikan sesuai dengan resep yang diberikan. Pada saat akan diberikan
perawat pun langsung memberikan sesuai dengan takaran tanpa ada instruksi yang
jelas dan tidak sempat menanyakan ke dokter sebab dokter yang memberikan resep
sudah berganti shift. Nutrisionis tidak mengetahui pasien tersebut mengalami
gangguan menelan sehingga memberikan makanan sesuai dengan menu diet diabetes
dan hipertensi. Akibatnya pasien kesulitan saat makan dan keadaan umum tidak
kunjung membaik. Keluarga pun merasa tidak puas karena informasi yang mereka
tanyakan selalu mendapat jawaban yang berbeda dari setiap petugas kesehatan yang
bertugas memeriksa maupun merawat Ny H. Hal ini diperparah dari masing-masing
tim tidak ada inisiatif dalam menyelesaikan masalah tersebut dan bersikap biasa saja
serta saling menyalahkan satu dengan yang lainnya.

D. Prosedur/Petunjuk Kerja
Berdasarkan uraian kasus diatas jawablah pertanyaan dibawah ini:
1. Siapa sajakah tim manajemen diabetes yang terlibat dalam mengatasi kasus diatas?
Jawab:

2. Identifikasi sumber dari penyebab konflik pada kasus diatas?


Jawab:

3. Identifikasi solusi yang disarankan untuk menyelesaikan masalah pada kasus


diatas?
Jawab:

4. Identifikasi peran, fungsi, dan wewenang anggota tim manajemen sesuai dengan
solusi yang telah disarankan?
Jawab:

23
E. Logbook/Hasil/Penugasan
1. Tugas Individu
a) Jawablah pertanyaan diatas sesuai dengan skenario kasus (Logbook 2)
b) Buatlah Voice Note materi 2 (Kepemimpinan dan Manajemen Konflik).

24
MATERI 3
Pelayanan tim manajemen pada klien DM di
rumah sakit dan komunitas
Pertemuan ke 5 dan 6
A. Capaian Pembelajaran

Menjelaskan bentuk pelayanan tim manajemen pada klien DM di rumah sakit dan
komunitas di era adaptasi baru.

B. Landasan Teori
1. Indikator-indikator dalam kerjasama tim.
Indikator kerjasama tim menurut Davis (2014) adalah sebagai berikut :
1) Tujuan yang sama,
2) Antusiasme,
3) Peran dan tanggung jawab yang jelas,
4) Kmunikasi yang efektif,
5) Resolusi konflik, yaitu kesepakatan dalam menyelesaikan konflik,
6) Share power (pembagian kekuasan), dan
7) Keahlian yang dimiliki oleh anggota kelompok.
2. Kerjasama tim dengan efektifitas kerja.
Efektivitas kerja adalah kesesuaian antara orang yang melaksanakan dengan sasaran
yang dituju. Atau keadaan yang mengandung pengertian mengenai terjadinya suatu
efek atau akibat yang dikehendaki. Kalau seseorang melakukan suatu perbuatan
dengan maksud tertentu yang memang dikehendaki, maka orang itu di katakana efektif
kalau menimbulkan akibat sebagaimana yang dikehendakinya.

Tim kerja dapak diklasifikasikan berdasarkan sasarannya dalam suatu organisasi


adalah
(Sopiah, 2008:32):
1) Tim pemecahan masalah, tim ini tersusun atas 5 sampai 12 karyawan. Dalam tim
pemecahan masalah ini setiap anggota membagikan gagasan atau menawarkan

25
saran mengenai bagaimana proses dan metode kerja dapat diperbaiki. Tetapi
jarang diantara tim kerja ini diberi wewenang untuk melaksanakan secara sepihak
tindakan yang mereka sarankan.
2) Tim kerja pengelolaan diri. Tim kerja pengelolaan diri (swakelola) umumnya
tersusun atas 10 sampai 15 orang yang memikul tanggung jawab dari mantan
penyelia mereka. Tim kerja ini sepenuhnya mengelola sendiri timnya, bahkan
memilih anggota-anggotanya sendiri, menyuruh anggotanya untuk saling menilai.
3) Tim kerja fungsional. Tim ini tersusun dari karywan-karyawan dengan tingkat
hirarkis yang sama, tetapi berasal dari bidang kerja yang berbeda, yang berkumpul
bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas. Tim fungsional silang (cross-
functional team) melakukan pertukaran informasi, mengembangkan gagasan baru
dan memecahkan masalah serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.

Menurut Timothy (2008:413) ada 4 komponen utama yang membentuk tim kerja yang
efektif, antara lain terdiri dari:

1) Konteks, sumber dan pengaruh kontekstual lain yang menjadikan tim tersebut
efektif terdiri dari:
a. Sumber daya yang memadai,
b. Kepemimpinan dan struktur,
c. Evaluasi kinerja.
2) Komposisi Tim, kategori ini meliputi variabel-variabel yang berhubungan dengan
bagaimana kepegawaian tim harus disusun, yang terdiri dari:
a. Kemampuan para anggota,
b. Personalia atau kepribadian,
c. Pengalokasian peran. Ada Sembilan peran tim yang potensial, yaitu:
• Penghubung, tugasnya mengkoordinasi dan mengintegrasikan.
• Pencipta, tugasnya mengajukan ide-ide yang kreatif.
• Promotor, tugasnya memperjuangkan ide-ide setelah diajukan.
• Penilai, tugasnya menawarkan berbagai pilihan analisis yang
berwawasan.
• Organisator, tugasnya memberikan struktur-struktur.
• Produser, tugasnya memberikan penghargaan dan tindakan lanjutan.

26
• Pengontrol, tugasnya memeriksa detail-detail dan menjalankan peraturan.
• Pemeliharaan, tugasnya memerangi berbagai perlawanan eksternal.
• Penasihat, tugasnya mendorong pencarian informasi yang lebih banyak.
d. Keragaman anggota,
e. Ukuran Tim,
f. Fleksibilitas Anggota,
g. Prefensi Anggota.
3) Rancangan pekerjaan, tim yang efektif harus bekerja sama dan menerima tanggung
jawab secara kolektif untuk menyelesaikan tugas-tugas yang signifikan, terdiri
dari:
a. Kebebasan dan Hak Otonomi,
b. Keanekaragaman Keterampilan,
c. Identitas Tugas,
d. Kepentingan atau arti tugas.
4) Proses, mencerminkan hal-hal yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi
efektivitas suatu tim kerja, terdiri dari:
a. Tujuan Tim,
b. Tingkat Konflik,
c. Efektivitas tim,
d. Kemalasan social (social loafing).

27
LAPORAN LOGBOOK
Disusun guna memenuhi tug7as mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan III Diabetes
Melitus

Disusun Oleh :
KHAIRUNISSA
PO.62.20.1.20.126

KEMENTERIAN KESEHETAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
2023

Kasus Materi 3 ( Pertemuan 5 dan 6)


28
Ny. NH, 70 tahun, janda, tidak bekerja, pendidikan SMP, MRS tanggal 30 Juni 2022,
pengkajian dilakukan tanggal 1 Juli 2022. DM tipe 2 gula darah belum terkontrol,
ganggren pedis post amputasi digiti 4. Klien mengeluh luka tidak sembuh-sembuh.
Klien merasa sedih jari kakinya dipotong satu. Klien merasa ini semua karena dosanya
telah makan sesuka hati. 3 hari sebelum MRS klien mengeluh jari manis kaki kiri
melepuh, kemudian pecah sendiri keluar air dan bernanah, bau (+). Klien merawat
sendiri lukanya dengan rivanol, tetapi luka bertambah luas dan berbau. Saat itu klien
mengeluh mual, badan demam. Oleh keluarga klien dibawa ke RS dan telah dilakukan
amputasi digiti 4 pedis sinistra. Klien mengatakan di diagnosa DM sejak 15 tahun yang
lalu, saat itu klien mengeluh badan tersa lemah, sering kencing waktu malam hari.
Tetapi klien mengatakan tidak berobat secara teratur dan untuk makan klien tidak
mengikuti anjuran. Di RS klien tidak mau makan menu dari RS, tetapi selalu minta
dibawakan sop iga sapi oleh keluarga. Menurut klien di dalam keluarganya ada yang
menderita DM yaitu ayah dan adik.

Berdasarkan uraian kasus diatas jawablah pertanyaan dibawah ini:

1. Jelaskan peran dari masing-masing tim management diabetes melitus pada kasus
diatas!
Jawab:
a. Dokter, sebagai perawatan dasar dan praktisi perawat dapat bekerja dalam tim
dan dapat meningkatkan baik perawatan pasien diabetes maupun hasil klinis. Hal
ini terlihat pada kelompok intervensi, dimana praktisi perawat dijadikan sebagai
kontak lini pertama untuk perawatan dan diikuti algoritma berbasis bukti untuk
memandu keputusan manajemen independen.
b. Membentuk tim apoteker klinis dalam klinik perawatan dasar yang menyediakan
pendidikan pasien, manajemen kasus, dan manajemen obat untuk pasien
diabetes. Apoteker memiliki kontak dengan pasien setiap 2-4 minggu melalui
telepon atau secara pribadi. Konseling individual dan pendidikan dan
pengobatan.
c. Para perawat ditujukan untuk memberikan pendidikan pada pasien dan terutama
apabila terjadi hambatan psikososial untuk kepatuhan pengobatan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh David Willens dkk bahwa kolaborasi selama 12

29
bulan tim berhasil meningkatkan pemberian perawatan preventif, pendidikan
pada pasien diabetes.
d. Ahli Gizi, sebagai pemberi atau pemantau status gizi pasien, menentukan jenis
makanan yang harus dikonsumsi penderita diabetes secara teratur.
e. Keluarga, Sebapai pendamping pasien dan juga pemberi semangat atau supporter
serta pemberi informasi mengenai pasien

2. Apa peran anda sebagai perawat dalam tim management diabetes melitus pada
kasus diatas?
Jawab:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien
b. Memberikan pelayanan perawatan luka
c. Memberikan edukasi perawatan luka

3. Sebutkan keuntungan management tim dalam pengelolaan diabetes pada kasus


diatas?
Jawab: keuntungan manajemen tim pada kasus tersebut yaitu mempermudah proses
pemulihan pasien karena manajemen tim terdiri dari dokter,apoteker,perawat serat
keluarga. Tim tersebut bekerja sama dengan saling mendiskusikan apa yang harus
diberikan kepada pasien dari perawatan, obat-obatan sampai ke pemenuhan nutrisi
nya. Manajemen tim juga mempermudah pekerjaan

4. Sebagai seorang perawat DM apa yang anda lakukan berdasarkan kasus diatas?

Jawab: Sebagai perawat DM , peratama yagg saya lakukan adalah memberikan


pemahaman atau edukasi tentang bagaimana perawatan luka pada kaki diabetes,
setelah itu memberikan edukasi tentang pentignya menjaga dan mengelola pola
makan dan diet pada penderita DM.

5. Sebutkan pelayanan tim manajemen yang dapat diberikan kepada kasus diatas?

Jawab:
Tim kerja fungsional. Tim ini tersusun dari karywan-karyawan dengan tingkat
hirarkis yang sama, tetapi berasal dari bidang kerja yang berbeda, yang berkumpul
bersama-sama untuk menyelesaikan suatu tugas. Tim fungsional silang (cross-

30
functional team) melakukan pertukaran informasi, mengembangkan gagasan baru
dan memecahkan masalah serta mengkoordinasikan proyek yang rumit.

MATERI 4
31
Keuntungan jangka pendek dan jangka
panjang dari tim manajemen
Pertemuan ke 7 dan 9
A. Capaian Pembelajaran

Menjelaskan keuntungan jangka pendek dan jangka panjang dari tim manajemen.

B. Landasan Teori
1. Kepemimpinan dengan kerjasama tim.
Seorang pemimpin adalah orang yang menjadi teladan. Keteladanan ini akan diikuti
oleh para pengikutnya. Keteladanan dapat ditunjukkan dengan konsistensi perbuatan/
perilaku, ketegasan bertindak, dan kecepatan membuat keputusan bersama.
Kompetensi pemimpin yang diharapkan meliputi :
1) Mempunyai kemampuan berfikir sistem untuk mencari akar masalah sebuah
konflik;
2) Mempunyai kemampuan teknik komunikasi yang baik dalam arti mampu
mengkomunikasikan konflik yang terjadi dengan baik sehingga masalah tidak
melebar;
3) Mempunyai kemampuan teknik negosiasi yang tinggi (kemampuan mencari
solusi bersama yang saling menguntungkan); dan
4) Mempunyai kemampuan mempengaruhi orang yang tinggi (kemampuan untuk
membuat orang mengikuti ide atau pikiran kita)
Dengan kemampuan dan sikap yang bijak, pemimpin harus berupaya untuk :
1) Mencegah terjadinya konflik;
2) Meredam dan melokalise konflik tidak berkembang;
3) Menyelesaikan konflik dalam waktu sesingkat mungkin; dan
4) Mengurangi dampak konflik seminimal mungkin agar tidak menjadi hambatan
dalam pencapaian tujuan organisasi.

32
2. Manajemen perubahan dalam kerja tim.

3. Manfaat tim manajemen dalam pelayanan kesehatan di era adaptasi baru.

C. Kasus
Tn. AS usia 55 tahun masuk ke rumah sakit pada tanggal 27 Maret 2021 dengan
keluhan sesak nafas, lemas dan mual ± 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien
mempunyai riwayat diabetes melitus 25 tahun yang lalu, hipertensi 1 tahun yang lalu,
TBC 6 bulan yang lalu dan rutin kontrol ke rumah sakit 2 minggu sekali. Saat ini
pasien didiagnosis Efusi pleura suspek TB paru relaps dengan hipertensi dan diabetes
melitus tipe 2 uncontrolled.
Pasien mengeluh sesak nafas, lemas dan sedikit mual. Nafsu makan menurun dan
sudah kehilangan BB ± 5 kg. BAB dan BAK baik saat dirumah maupun semenjak
dirawat. Hasil observasi tanda-tanda vital: BP: 160/96 mmHg, HR: 117 x/menit, RR:
20 x/menit, T: 36,2oC. Berat badan: 45 Kg, Tinggi Badan: 170 cm, IMT: 15,5
(Underweight).

D. Prosedur/Petunjuk Kerja
Berdasarkan uraian kasus diatas jawablah pertanyaan dibawah ini:
1. Jelaskan peran dari masing-masing tim management diabetes melitus pada kasus
diatas!
Jawab:

2. Apa peran anda sebagai perawat dalam tim management diabetes melitus pada
kasus diatas?
Jawab:

3. Sebutkan keuntungan management tim dalam pengelolaan diabetes pada kasus


diatas?
Jawab:

33
4. Sebagai seorang perawat DM apa yang anda lakukan berdasarkan kasus diatas?
Jawab:

5. Sebutkan pelayanan tim manajemen yang dapat diberikan kepada kasus diatas?
Jawab:

E. Logbook/Hasil/Penugasan
1. Tugas Individu
a) Jawablah pertanyaan diatas sesuai dengan skenario kasus (Logbook 4)
b) Buatlah Voice Note materi 4 (Manfaat Tim Manajemen)

34
SIMULASI
Simulasi 1
Pertemuan ke 10 dan 11
A. Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu melakukan simulasi kolaborasi dengan anggota lain dari tim
manajemen di era adaptasi baru.

B. Landasan Teori
1. Kolaborasi antar disiplin ilmu dalam pelayanan kesehatan di era adaptasi baru.
2. Kolaborasi antar mulditisiplin ilmu dalam mengelola askep pada klien DM di
era adaptasi baru

C. Kasus
Tn. DE usia 65 tahun masuk ke RS dengan keluhan lemas dan tidak dapat makan dan
minum selama satu minggu. Pasien mengatakan sulit menelan sehingga makan
menggunakan selang NGT. Pasien memiliki riwayat sakit DM sudah lama lebih
kurang
20 tahun lebih, selain itu pasien memiliki riwayat terkena serangan stroke 10 tahun
yang lalu dan riwayat pemasangan ring jantung sebanyak dua kali pada tahun 2016.
Kondisi pasien ketika dirumah rutin kontrol ke pusat kesehatan primer terdekat dan
selalu meminum obat yang diberikan oleh dokter.

D. Prosedur/Petunjuk Kerja
Berdasarkan uraian kasus diatas jawablah pertanyaan dibawah ini:
1. Jelaskan peran dari masing-masing tim management diabetes melitus pada kasus
diatas!
Jawab:

35
2. Apa peran anda sebagai perawat dalam tim management diabetes melitus pada
kasus diatas?
Jawab:

3. Sebutkan keuntungan management tim dalam pengelolaan diabetes pada kasus


diatas?
Jawab:

4. Sebutkan pelayanan tim manajemen yang dapat diberikan kepada kasus diatas?
Jawab:

E. Logbook/Hasil/Penugasan
1. Tugas Individu
a) Kerjakan soal diatas sesuai dengan petunjuk yang diberikan (Logbook 5)

36
SIMULASI
Simulasi 2
Pertemuan ke 12 dan 13
A. Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu melakukan simulasi kolaborasi dengan anggota lain dari tim
manajemen.

B. Landasan Teori
Kolaborasi dengan tim kesehatan dari disiplin lain seperti dengan dokter, ahli gizi,
psikolog dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien.

C. Kasus
Ny. Y usia 40 tahun dengan riwayat terdiagnosis menderita DM tipe II, 2 bulan yang
lalu. Pasien tinggal dirumah bersama suami beserta 2 orang anak. Saat ini pasien
sedang kebingungan cara perawatan diri, manajemen diabetes, kapan harus kontrol,
siapa saja yang akan merawatnya dan kapan minum obat rutin.

D. Prosedur/Petunjuk Kerja
Berdasarkan uraian kasus diatas jawablah pertanyaan dibawah ini:
1. Sebutkan kebutuhan tim manajemen diabetes dari Ny. Y?
Jawab:

2. Jelaskan peran, fungsi dan wewenang dari masing-masing tim manajemen diabetes
pada kasus Ny. Y?
Jawab:

3. Apa peran anda didalam tim diabetes tersebut (sebagai perawat)?

37
Jawab:

4. Apa saja keuntungan jangka pendek dan panjang yang didapatkan pasien melalui
tim manajemen DM?
Jawab:

E. Logbook/Hasil/Penugasan
1. Tugas Individu
a) Kerjakanlah soal yang tersedia sesuai dengan petunjuk (Logbook 6)

38
SIMULASI
Simulasi 3
Pertemuan ke 14 dan 15
A. Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu melakukan simulasi kolaborasi dengan anggota lain dari tim
manajemen.

B. Landasan Teori
Kolaborasi dengan tim kesehatan dari disiplin lain seperti dengan dokter, ahli gizi,
psikolog dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien.

C. Kasus
Ny. WS usia 55 tahun masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kaki kiri dan
lemas ± 7 hari sebelum masuk rumah sakit dengan GDS 185 mg/dl. Pasien
mempunyai riwayat diabetes melitus 20 tahun yang lalu serta hipertensi. Saat ini
pasien didiagnosis Diabetes Melitus tipe 2 dengan ulkus pedis dextra sinistra suspek
CKD. Klien menyatakan ada luka pada kaki kiri yang muncul karena tertusuk paku
saat bekerja sekitar 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Klien menyatakan tidak
merasa nyeri sehingga tidak menyadari ada luka pada kaki hingga kemudian kaki
membengkak dan jari tengah menghitam. Klien sempat mengalami demam naik turun
sebelum masuk rumah sakit dan kadar glukosa darah tinggi. Ketika dilakukan
pemeriksaan didapatkan Berat badan: 85 Kg, Tinggi Badan: 165 cm, IMT: 30,68
(Obesitas Grade 2).
Pada hari itu juga perawat melakukan konsultasi kepada dokter bedah dan dokter
ortopedi. Kedua dokter tersebut tidak setuju dalam proses perawatan pasien. Dokter
bedah berusaha untuk menyelamatkan pasien dari amputasi dengan melakukan operasi
debridement jaringan, sedangkan dokter orthopedi ingin mengamputasi digiti 1
sinistra agar tidak infeksi.

39
D. Prosedur/Petunjuk Kerja
1. Sebutkan kebutuhan tim manajemen diabetes dari Ny. WS?
Jawab:

2. Jelaskan peran, fungsi dan wewenang dari masing-masing tim manajemen diabetes
pada kasus Ny. WS?
Jawab:

3. Apa peran anda didalam tim diabetes tersebut (sebagai perawat)?


Jawab:

4. Apa saja konflik yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan tim manajemen DM
pada kasus diatas?
Jawab:

5. Bagaimana peran anda sebagai perawat dalam mengatasi konflik yang mungkin
terjadi dalam kasus tersebut?
Jawab:

6. Apa saja keuntungan jangka pendek dan panjang yang didapatkan pasien melalui
tim manajemen DM?
Jawab:

40
7. Logbook/Hasil/Penugasan
1. Tugas Individu
a) Kerjakan soal diatas sesuai dengan petunjuk yang tersedia (Logbook 7)
2. Tugas Kelompok
a) Tugas Video Simulasi
1. Mahasiswa bekerja dalam kelompok untuk menentukan skenario
kolaborasi tim (setting RS dan Komunitas)
2. Mahasiswa mendiskusikan penugasan yang diberikan dan membagi
tugas serta peran masing-masing anggota kelompok
3. Mahasiswa mempersiapkan scenario role play dan melakukan simulasi
(pembuatan rekaman video)
4. Video minimal wajib berisikan Pembukaan (pembacaan skenario
kasus), Isi Role Play, dan Penutup (Kesimpulan dan Nama Pemeran)
5. Video berisi maksimal 10-15 menit

41

Anda mungkin juga menyukai