Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Komposisi keluarga
• Data Anggota Keluarga
• Genogram Keluarga
Keterarngan : : Perempuan : Satu Rumah
: Laki-Laki : Meninggal
: Sakit
2. Tipe Keluarga:
Tipe keluarga klien adalah keluarga inti (nuclear family), di dalam keluarga tidak terdapat
permasalahan dengan tipe tersebut karena meskipun di rumah hanya keluarga inti namun sering kali
anggota keluarga berkumpul dengan orang tuanya (nenek) yang bertempat tinggal di sebelah rumah
keluarga, selain itu rumah kerabat lainnya pun berdekatan.
3. Latar Belakang Budaya (Etnis)
a. Keluarga berasal dari suku jawa.
b. Latar Belakanng etnis keluarga adalah etnis jawa.
c. Tempat Tinggal Keluarga berada pada lingkungan etnis homogen yang sebagian besar adalah
suku jawa.
d. Kegiatan-kegiatan Keagamaan seringkali dilaksanakan keluarga yaitu dengan mengikuti
pengajian, mengikuti kegiatan di desa serta meluangkan waktu untuk berekreasi bersama anak-
anaknya setiap hari minggu.
e. Keluarga tidak memiliki kebiasaan untuk menghindari makanan tertentu atau diet, makanan
yang dimasak pun bervariasi tergantung selera pasien.
f. Struktur kekuasaan bersifat tradisional karena pemegang keputusan di dalam keluarga adalah
suami dengan melibatkan isteri.
g. Bahasa sehari-hari yang digunakan keluarga adalah bahasa jawa.
h. Keluarga seringkali menggunakan jasa pelayanan kesehatan bidan terdekat untuk setiap
permasalahan kesehatannya, dan jarang berobat ke puskesmas.
4. Identitas Religius
a. Agama yang dianut keluarga adalah agama islam, dan meyakini segala bentuk perintah
agama seperti solat dan puasa juga bermanfaat bagi kesehatan.
b. Setiap anggota keluarga memiliki keyakinan yang sama
c. Keluarga sering mengikuti pengajian setiap minggu yang diadakan ibu pengajian di sekitar
rumahnya.
5. Status ekonomi
a. Status ekonomi keluarga adalah termasuk golongan menengah, dan status sosial ekonomi
keluarga termasuk keluarga sejahtera karena telah memiliki berbagai fasilitas elektronik di
rumah seperti tv, kulkas, ricecoocker, mesin cuci dan sebagainya.
b. Jumlah Pendapatan per Bulan adalah Rp 1.700.000,00- ditambah hasil isteri yang memiliki
katering kue.
c. Sumber-sumber Pendapatan per bulan adalah melalui gaji bulanan yang diterima suami (Tn A)
sebagai security di PT Sampoerna dan isteri membantu dengan menerima pesanan kue dari
berbagai tempat.
d. Jumlah Pengeluaran per Bulan berkisar Rp 1.500.000,00-, sumber pendapatan telah mencukupi
keluarga selama ini.
e. Keuangan keluarga diatur oleh isteri (Ny N)
6. Aktivitas rekreasi atau waktu luang
Aktivitas rekreasi sering dilakukan keluraga pada hari-hari libur seperti hari minggu dengan
pergi berenang, mengajak anak-anak bermain di timezone, ataupun ke alun-alun. Sementara waktu
senggang biasanya dihabiskan dengan berkumpul di ruang tv atau mengajar anak-anaknya.
C. DATA LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Keluarga memiliki rumah sendiri yang bertempat tinggal di daerah yang padat terdiri dari gang
kecil-kecil.
b. Kondisi rumah secara umum baik, rumah terdiri dari dua lantai dan 5 kamar tidur, terdapat
ruang tamu dan ruang tengah untuk berkumpul keluarga. Kamar yang digunakan adalah 3
kamar yang berada di lantai atas, sementara bagian bawah disediakan jika ada yang menginap.
Secara keseluruhan perabotan yang ada rumah lengkap seperti lemari atau buffet, tv, komputer,
kulkas dan sebagainya, setiap ruangan terdapat lampu, dan pencahayaan rumah di bagian bawah
kurang karena terhalangi rumah-rumah warga lainnya. Selain itu ventilasi di lantai bawah juga
tidak mencukupi 10 % luas lantai. Adapun lantai rumah menggunakan keramik, susunan tangga
kecil-kecil, dan kondisi bangunan baik.
c. Dapur : suplai air minum berasal dari air sumur keluarga yang kemudian dimasak, alat-alat
masak yang digunakan dalam kondisi bersih dan setelah digunakan dibersihkan lagi, sementara
pengaman untuk pemadam kebakaran belum ada.
d. Kamar mandi hanya satu di lantai bawah, sanitasi baik, air jernih dan tidak berbau, dan di
kamar mandi telah tersedia alat mandi berupa sabun dan handuk dimiliki masing-masing
anggota keluarga, tapi dalam pemkaiannya terkadang bersama.
e. Semua anggota keluarga tidur di kamar-kamar yang ada di lantai atas, masing-masing memilki
kamar sendiri tapi seringkali anak-anak klien tidur bersama orangtuanya terlebih seperti
sekarang suami pergi pelatihan selama seminggu.
f. Kebersihan rumah cukup, sanitasi rumah baik namun jarak antara septitank dengan sumur ± 4
meter/terlalu dekat karena berada pada lingkungan padat, rumah satu
dengan yang lainnya menempel dan tidak terdapat halaman rumah, di lingkungan rumah
binatang yang paling sering hanya lah semut atau kucing liar , keluarga tidak memiliki binatang
peliharaan.
g. Keluarga menyatakan merasa nyaman tinggal di rumah mereka sendiri.
h. Privasi masing-masing anggota keluarga tidak terlalu diperhatikan karena keluarga adalah
keluarga inti dengan anak yang tergolong masih anak-anak .
i. Sampah di buang di bak sampah yang ada di rumah, setelah penuh akan dibawa keluar agar
diangku tukang sampah.
j. Secara umum keluarga merasa puas dengan penataan rumah, hanya saja isteri kadang- kadang
merasa jengkel jika anaknya nakal dan membuat rumah berantakan.
k. Denah rumah (luas rumah 64 m2):
Kamar tidur
Lantai 1 Lantai 2
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola-pola Komunikasi
a. Mayoritas pesan yang disampaikan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi atau sesuai
dengan pertanyaan perawat, tapi terkadang jika kata-katanya terlalu sulit maka harus
disederhanakan agar klien dapat mengerti.
b. Anggota keluarga tidak mengutarakan keinginan dan perasaan dengan sangat jelas.
c. Anggota keluarga memberikan respond yang baik terhadap pesan.
d. Setiap angggota keluarga mendengar pesan yang disampaiakan
e. Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahasa jawa
f. Keluarga berkomunikasi secara langsung.
g. Pesan-pesan emosional disampaikan keluarga secara langsung, terutama jika anaknya sulit
diberitahu atau nakal.
h. Emosi-emosi yang disampaikan bersifat positif, orang tua hanya marah ketika anak nakal dan malas
belajar.
i. Komunikasi dalam keluarga berjalan lancar dan dilakukan sepanjang waktu terutama antara Ny N
dengan anak-anaknya, sementaran Tn A hanya dapat leluasa pada waktu diluar jam kerja dan pada
hari-hari libur seperti sabtu dan minggu
j. Pesan-pesan penting di dalam keluarga disampaikan langsung oleh isteri kepada suami, atau
sebaliknya. Jika suami ada di luar kota seperti sekarang komunikasi melalui hand phone.
k. Dalam keluarga tidak tampak jenis-jenis komunikasi yang sifatnya disfungsional.
l. Tidak banyak masalah dalam keluarga yang ditutupi, hanya saja keluarga cenderung menyampaikan
kondisi keluarganya baik-baik saja.
2. Struktur Kekuasaan
Keputusan dalam Keluarga
1) Di dalam keluarga keputusan berada ditangan suami (Tn.A) melalui musyawarah dengan angota
keluarga lainnya.
2) Penggunaan keuangan keluarga ditentukan bersama-sama antara isteri dan suami, sementara
anak-anak karena masih kecil tidak ikut menentukan.
3) Keluaraga tidak pernah melakukan atau memberikan keputusan untuk pidah tempat tinggal
maupun pindah kerja.
4) Pendisiplinan kegiatan-kegiatan anak dilakukan oleh Tn A dan Ny N secara bersama- sama.
5) Keputusan di dalam keluarga diputuskan dengan musywarah antar keluarga.
6) Selama ini keluarga tidak memiliki konflik terkait keputusan-keputusan yang telah
ditetapkan oleh keluarga.
7) Model kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan adalah dengan model
penghargaan terhadap setiap masukan dari anggota keluarga.
3. Struktur Peran
a. Struktur peran formal
Tn A berperan sebagai kepala keluarga, ayah serta sebagai suami, dan pemberi nafakah di dalam
keluarga. Sementara di luar berperan sebagai pekerja PT Sampoerna , ia juga memiliki peran sebagai
warga dalam masyarakatnya. Ny N berperan sebagai isteri bagi suami dan ibu bagi anak-anaknya, Ia
mengatur kehidupan rumah tangga dan di dalam masyarakat berperan sebagai anggota PKK. An. K dan
An F berperan sebagai anak dan sebagai pelajar di sekolahnya.
b. Struktur peran informal
Terdapat peran-peran informal dalam keluarga dimana anggota keluarga sebagai bagian dari
masyarakat, dan di dalam rumah orang tua berperan sebagai guru dan teman bagi anak-anaknya.
c. Peran-peran informal bersifat yang disfunngsional yaitu peran orang tua sebagai guru yang memberi
pelajaran pada anak dengan menyakiti (menjewer) anak jika nakal dan tidak mau belajar.
d. Orang yang memainkan peran tersebut menjadi ditakuti jika marah oleh anak
e. Analisis model peran
1) Yang menjadi model dalam menjalankan peran keluarga adalah ayah
2) Di dalam keluarga kondisi status sosialnya mempengaruhi peran-peran keluarga, ayah yang
bekerja selama 12 jam penuh mengakibatkan anak lebih banyak bersama ibu.
3) Budaya masyarakat dan agama sangat mempengaruhi dalam pembagian peran keluarga, dimana
yang berperan sebagai kepala keluarga di dalam keluarga adalah ayah sesuai dengan ajaran
islam dan budaya suku jawa dan sebagainya.
4) Keluarga menjalankan peran sesuai dengan tahap perkembangannya.
5) Adanya masalah-masalah kesehatan mempengaruhi peran keluarga, Ny N menyatakan ketika
diare dirinya lemah dan BAB berkali-kali (4-6 kali) sehingga ia lebih banyak beristirahat karena
perut terasa mules.
6) Tidak terdapat pengaturan kembali dalam peran keluarga karena keluarga hanya mengalami
penyakit akut yang dapat disembuhkan sehingga masing-masing dapat menjalankan perannya
kembali setelah sembuh.
7) Tidak terdapat tanda stres atau konflik akibat peran, keluarga tampak bahagia dengan
keluarganya.
4. Struktur Nilai-Nilai Keluarga
a. Terdapat Kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok atau komunitas yang lebih luas
karena mayoritas masyarakat adalah menganut agama yang sama yaitu islam, dan berasal dari
suku yang sama yaitu suku jawa sehingga kebasaan pun hampir sama.
b. Nilai-nilai yang telah dianut keluarga sangat penting sehingga harus tetap dijaga yaitu seperti
kewajiban menjalankan perintah agama, anak harus berbakti pada orang tua dan sebagainya.
c. Nilai-nilai tersebut dianut secara sadar.
d. Tidak terdapat konflik nilai di dalam keluarga.
e. Kelas sosial keluarga berada pada masyarakat menengah, latar belakang kebudayaan yang
berasal dari suku jawa mempengaruhi nilai-nilai keluarga seperti nilai yang tidak menyalahkan
aktifitas merokok, melarang anak untuk bermain hujan-hujanan dan sebagainya.
f. Nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga dimana adanya nilai yang tidak
mempermasalahkan kebiasaan hidup tidak sehat seperti suami yang merokok tetap dibiarkan,
melarang anak main hujan-hujanan juga baik untuk kesehatan namun cara keluarga mengekang
membuat anaknya membangkang dan meningkatkan rasa ingin taunya.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Pola Kebutuhan Keluarga – Respons
1) Seluruh keluarga membutuhkan satu sama lain
2) Orang tua mampu menggambarkan kebutuhan keluarganya secara rinci, mulai dari
kebutuhan makanan, pakaian, pendidikan dan kesehatan
3) psikologis anggota keluarga dalam kondisi stabil dan baik
4) Setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga, dimana suami percaya
dengan isteri begitu sebaliknya, dan anak-anak percaya pada orang tuanya.
5) Dalam memenuhi kebutuhan psikologisnya masing-masing anggota keluarga bercerita satu sama
lain.
6) Kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan, perbedaan dihormati oleh anggota keluarga
yang lain.
7) Di dalam keluarga anggota keluarga saling menghormati satu sama lain.
8) Karena keluarga masih dalam lingkup keluarga inti satu sama lain terutama orang tua sangat
peka terhadap permasalahan yang terjadi pada anak-anaknya.
2. Fungsi Sosialisasi
a. Di dalam keluarga terapat otonomi bagi setiap anggota dalam hal-hal tertentu, misalnya pemberian
kebebasan pada isteri untuk membantu perekonomian keluarga dengan catering, ataupun anak dalam
memilih barang yang ia butuhkan (kebutuhan-kebutuhan sekolah seprti sepatu)
b. Di dalam keluarga terdapat saling ketergantungan.
c. Peran membesarkan anak dan fungsi sosialisasi dijalankan suami dan isteri secara bersama-sama.
d. Dimana pengaturan yang dilakukan ibu menjalankan fungsi saat ayah tidak ada, dan ketika ayah di
rumah yang menjalankan fungsi sosialisasi atau mengajarkan anak tentang banyak hal dengan
mengobrol dengan anak-anaknya.
e. Faktor sosial-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan anak yaitu kondisi etnis dan suku yang
lebih menitikberatkan urusan keseharian anak lebih banyak ditangani ibu karena waktu terbanyak
bersama ibunya.
f. Saat ini keluarga tidak memiliki masalah dalam mengasuh anak, adapun resiko mungkin dapat
muncul ketika orang tua menjewer anak jika berlaku tidak baik.
g. lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain sesuai tahap perkembangannya,
namun kondisi rumah tanpa halaman membuat anak hanya bermain di dalam rumah.
h. Anak-anak di dalam keluarga memiliki alat atau mainan yang sesuai dengan tahap perkembangan,
contohnya An F (4 tahun) memiliki mainan mobil-mobilan.
3. . Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga:
1) Nilai-nilai yang dianut keluarga terkait dengan kesehatan yaitu keluarga memandang kesehatan
sebagi suatu hal yang sangat penting.
2) Keluarga konsisten menerapkan nilai-nilai kesehatan
3) Perilaku semua anggota keluarga dalam mendukung peningkatan kesehatan yaitu dengan
mencari bantuan pelayanan kesehatan jika terdapat keluhan dalam kesehatannya .
b. Konsep dan tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat/sakit.
1) Keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga dengan kondisi yang
mengganggu aktivitas dalam keluarga.
2) Kemampuan keluarga mengidentifikasi tanda- gejala pada anggota yang sakit termasuk baik,
dimana keluarga berusaha memeriksakan kondisi yang dianggap tidak dapat diselesaikan
sendiri.
3) Sumber informasi kesehatan yang diperoleh keluarga hanya berasal dari pemberi layanan
kesehatan tetapi itu tidak cukup karena sangat minim, sumber lainnya dapat dilihat keluarga
melalui media seperti tv namun keluarga jarang melihat program untuk kesehatan.
4) Masalah kesehatan yang dianggap serius/sangat penting bagi keluarga yaitu ketika anaknya
sakit batu berdahak, dan sering sakit sehingga keluarga sering memeriksakan ke mantri atau
bidan terdekat maupun ke layanan kesehatan PT Sampoerna atau ke puskesmas. Selain itu baru-
baru ini keluarga juga sempat kebingungan karena semua anggota mengalami sakit diare dalam
waktu bersamaan
.
c. Praktik diet keluarga:
1) Keluarga memiliki pengetahuan yang cukup tentang makanan yang bergizi.
2) Riwayat pola-pola makan keluarga yaitu keluarga selalu menyiapkan makanan seperti sayur-
mayur (sayur bening) , lauk yang berprotein tinggi dari ikan atau daging, anak- anak juga
disiapkan susu.
3) Anggota yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, belanja, dan penyiapan makanan
adalah ibu atau isteri (Ny N)
4) Cara keluarga menyiapkan makanan yaitu secara bervariasi : digoreng, direbus, dipanggang,
dimasak dengan microwave, atau disaji mentah, namun yang paling sering adalah digoreng.
5) Jenis makanan yang dikonsumsi keluarga setiap hari: nasi, sayur, ikan/ daging/ telur dan
sebagianya.
6) Cara menyimpan makanan yaitu disimpan di kulkas dan makanan ditaruh diatas meja yang
kadang ditutup jika ingat, tapi kadang terbuka karena anak sering mengambil sendiri dan tidak
menutup kembali dengan penutupnya.
7) Jadwal makan keluarga yaitu pagi (06.30) , siang (13.00) dan malam (19.00)
d. Kebiasaan tidur dan istirahat:
1) Waktu tidur keluarga (malam pukul 09.30) dan untuk siang tidak tentu, karena isteri dan suami
biasanya sibuk dan anak-anak lebih banyak bermain.
2) Keluarga memiliki waktu tidur yang cukup.
3) Tidak terdapat kesulitan tidur pada keluarga.
4) Tempat keluarga tidur di tempat tidur atau kamar masing-masing. Namun seringkali anak
bungsu (An. F) meminta tidur dengan orang tuanya.
e. Latihan dan rekreasi:
1) Keluarga menyadari bahwa aktivitas rekreasi sangat penting, dan untuk olahraga meskipun
disadari keluarga jarang melakukannya terutama pada Ny N.
2) Jenis-jenis rekreasi yang dilakukan keluarga adalah berkunjung ke kolam renang, mengajak
anak bermain di time zone atau ke alun-alun kota.
3) Dalam rekreasi seluruh keluarga ikut serta, tetapi untuk olahraga ibu dan anak jarang
melakukannya.
f. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga:
1) Ny N menyatakan Kebiasaan yang terdapat di dalam keluarga adalah kebiasaan ayah (Tn A)
merokok dan minum kopi setiap paginya
2) Kebiasaan keluarga menggunakan obat-obatan tanpa resep, dimana jika sakit ringan keluarga
membeli obat sendiri baik di toko maupun apotik terdekat.
3) Kebiasaan keluarga menyimpan obat dalam waktu lama, namun jika terlalu lama biasanya
oleh keluarga tidak digunakan.
4) Kebiasaan penyimpanan obat-obatan terdapat tempat khusus, dan pelabelan tidak dilkukan.
g. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri:
1) Untuk memperbaiki status kesehatan keluarga biasanya mencari bantuan layanan kesehatan
seperti memeriksakan kondisinya di puskemas, bidan dan sebagainya.
2) Di dalam kelaurga tidak terdapat perilaku khusus dalam pencegahan penyakit, keluarga hany
berusaha menciptakan lingkungan yang rapi dan bersih namun ini sulit karena anak-anak yang
masih kecil membuat rumah berantakan (mainan setelah dipakai tidak dibereskan).
3) Orang yang berperan membuat keputusan dalam hal kesehatan keluarga adalah suami dan
isteri
4) Pengetahuan keluarga tentang cara perawatan pada anggota keluarga yang sakit masih minim,
tampak anggota keluarga (Ny N) mengalami diare berulang, dimana setelah beberapa hari
sembuh kembali diare, dan keluarga juga menyatakan tidak mengetahui penyebabnya. Perawatan
di rumah hanya meminum obat tanpa tau fungsinya dan kapan harus dihentikan.
h. Praktik lingkungan:
1) Saat ini keluarga tidak terpapar polusi .
2) Kebiasaan keluarga menggunakan pestisida yaitu untuk membunuh nyamuk.
3) Pola keluarga dalam mandi yaitu rutin 2 kali sehari , cuci baju rutin, namun ketika perawat
disana anak maupun orang tua sering lupa mencuci tangan saat memakan makanan yang ringan
(setelah bermain anak langsung makan tanpa cuci tangan), anak-anak suka main hujan-hujanan,
penggunaan jamban baik yaitu satu kali sehari jika kondisi normal, namun ketika diare keluarga
BAB 5-6 kali.
i. Cara-cara pencegahan penyakit:
1) Pengetahuan keluarga tentang cara-cara pencegahan penyakit masih minim terutama terkait
penyakit yang baru diderita keluarga (diare) karena ketika ditanya tidak ada yang dapat
menjelaskan kenapa hal tersebut dapat terjadi.
2) Kebiasaan kerluarga dalam pemeriksaan kesehatan yaitu ketika ada keluhan atau sakit
berulang yang tidak dapat ditangani sendiri.
3) Status imunisasi keluarga pada bayi, balita, ibu hamil adalah legkap (Imunisasi dasar anak:
BCG, Hepatitis, campak, polio dan DPT dan untuk ibu :TT).
j. Riwayat kesehatan keluarga:
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit genetika maupun kronis pada masa sebelumnya,
hanya saja anggota keluarga terutama An K sering mengalami batuk berahak dan Tn A memiliki
riwayat sakit gigi. Sementara Ny N sendiri hanya mengalami penyakit kulit akibat terkena kutu
kucing sekitar satu tahun yang lalu.
Namun penyakit yang terjadi baru-baru ini adalah diare pada keluarga. Berdasarkan hasil
pengkajian tanggal 19 Januari 2013 yang dilakukan pada keluarga Tn. A didapat data bahwa Ny. N
(34 tahun) mengalami diare. Ny. N menyatakan awalnya Ia menderita diare sudah 3 hari, tetapi hari
ini sudah lebih baik, perut tidak mules-mules dan tidak sering BAB lagi setelah meminum obat dari
puskesmas, sejak pagi sampai sore tadi BAB hanya 3 kali. Klien menyatakan kemarin sebelum ke
puskesmas perut terasa
melilit dan mules, BAB sering (5-6 kali/ hari), feses berwarna keputihan, berlendir dan cair. Klien
mengaku tidak memakan makanan bersantan maupun pedas atupun makanan yang aneh, selain itu
klien juga mengaku tidak banyak pikiran/ stres, ia menyatakan tidak mengetahui kenapa bisa diare.
Keluarga juga menjelaskan sebelumnya kurang lebih 5 hari yang lalu diare dialami anak bungsunya,
An. F (4 tahun) akan tetapi setelah 2 hari sembuh karena berobat di puskesmas, dan diikuti oleh
seluruh anggota keluarga yang lain An. K (9 tahun) dan Tn. B (36 tahun) yang mengalami diare juga
namun setelah 2 hari sembuh dengan minum obat yang dibeli di toko, Ny N juga awalnya setelah 2
hari sembuh namun keesokan harinya mengalami diare kembali sehingga berobat ke puskesmas.
Dari puskesmas Ny N mengaku diberi obat untuk diminum, Ia menyatakan bingung obat mana yang
harus dihentikan jika ia tidak diare lagi karena jenis obat yang berbeda.
1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang dirasakan keluarga yaitu ketika anak mengalami sakit,
bila anak nakal dan sebagainya.
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini terjadi pada keluarga adalah ketika suami
mengalami kecelakaan di surabaya dan harus dirawat di RS, hal ini seringkali menimbulkan
rasa khawatir pada isteri ketika suami pergi-pergi.
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor .
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stressor tersebut baik, yaitu
dengan berusaha mengontrol emosi.
5. Keluarga memilki koping yang hampir sama dalam menghadapi masalah, misalnya jika sakit
yang tidak dapat dirawat di rumah sesegera mungkin memeriksakan kondisinya.
6. Tidak terdapat strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
masalah, karena meskipun orang tua menjewer anaknya jika nakal, hal tersebut semata untuk
pembelajaran dan tidak sampai menakiti anak secara berlebihan, hanya untuk memberi efek
jera.
Adanya pelayanan kesehatan yang rutin menuju setiap rumah warga dan memberikan informasi-
informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesehatan setiap keluarga.
Keluarga
1 Tn A 36 tahun • Keterangan : isteri menyatakan Tn A memilki
bulan ini keluarga riwayat sakit gigi dan merokok
sedang mengikuti sampai sekarang.
pelatihan di luar
kota sehingga
tidak dilakukan
pemeriksaan
2 Ny N 34 tahun 1) Keadaan umum Baik, tidak ideal
2) Tanda-Tanda Vital: Tanda-tanda vital:
-TD : ….. mmHg -TD : 110/80 mmHg
-Nadi : ….. x / -Nadi: 80 x/menit
menit -RR : 16 x/ menit
-Suhu : ….. oC -S :36,4 C
-RR : ….. x / menit
3) Antropometri: Antropometri
-BB : ……. Kg -BB :65 Kg
-TB : ……. cm -TB: 158 cm
4) Kepala: Kepala:
- Bentuk - Bulat, simetris.
- Rambut - Persebaran merata, tidak
mengalami alopesia, warna
- Kulit kepala
hitam.
- Kelainan
- Kulit kepala bersih, tidak
terdapat luka.
- Tidak terdapat benjolan/ tidak
ada kelainan
Mata:
5) Mata: -berwarna pink (merah muda), tidak
-Konjungtiva ada peradangan
-Simetris / Tidak -simetris
-Bulu mata -terdapat bulu mata, bulu mata merata,
-Kelainan kerontokan tidak ada.
-hordeolum (-), strabismus (-),
eksoftalmus (-)
Hidung:
6) Hidung: - bentuk simetris
-Bentuk -tidak bengkok, krepitasi (-)
-Tulang hidung -tidak ada
-Peradangan -Tidak terganggu
-Penciuman -Tidak terdapat pernapasan
-Pernafasan cuping cuping hidung.
hidung -epistaksis (-), sekret (-)
-Lubang Hidung
Telinga:
7) Telinga: - Sedang/ normal
-Ukuran - Bersih
-Kebersihan - Tidak terdapat peradangan
-Peradangan - Pendengaran berfungsi
-Pendengaran dengan baik
-Lubang telinga - Bersih, serumen (-)
9) Leher: . Leher:
-Kelenjar tyroid - Tidak ada pembesaran
-JVP kelenjar
- Tidak ada pembendungan
vena jugularis
Thorax: Thorax:
- Bentuk dada - normal chest
- Paru - inspeksi: tidak ada kelainan.
- auskultasi: tidak ada suara
- tambahan, perkusi: sonor,
- palpasi: tidak terdapat crepitasi.
-auskultasi: BJ I BJ II Tunggal
Jantung Perkusi : pekak, batas-batas (ICS
III-V)
9) Leher: . Leher:
-Kelenjar tyroid
- Tidak ada pembesaran
kelenjar
Thorax: Thorax:
- Bentuk dada - normal chest
- Paru - inspeksi: tidak ada kelainan.
- auskultasi: tidak ada suara
- tambahan, perkusi: sonor,
- palpasi: tidak terdapat crepitasi.
Abdomen: Abdomen:
- Bentuk - Cembung
- Nyeri tekan -Tidak terdapat nyeri tekan
- Acites -tidak ada
- Benjolan -tidak terdapat benjolan.
- Bising Usus -Bising usus: 11 x/menit
Kepala:
- Bulat, simetris.
- Persebaran merata, tidak
3) Antropometri: mengalami alopesia, warna
-BB : ……. Kg hitam.
-TB : ……. Cm - Kulit kepala bersih, tidak
terdapat luka.
4) Kepala: - Tidak terdapat benjolan/ tidak
- Bentuk ada kelainan
- Rambut
- Kulit kepala Mata:
- Kelainan -berwarna pink (merah muda), tidak
ada peradangan
-simetris
-terdapat bulu mata, bulu mata merata,
kerontokan tidak ada.
-hordeolum (-), strabismus (-),
5) Mata: eksoftalmus (-)
-Konjungtiva
-Simetris / Tidak
Hidung:
-Bulu mata
-Kelainan - bentuk simetris
-tidak bengkok, krepitasi (-)
-tidak ada
-Tidak terganggu
-Tidak terdapat pernapasan
cuping hidung.
-epistaksis (-), sekret (-)
6) Hidung:
-Bentuk
-Tulang hidung Telinga:
-Peradangan - Sedang/ normal
-Penciuman - Bersih
-Pernafasan cuping
- Tidak terdapat peradangan
hidung
-Lubang Hidung
- Pendengaran berfungsi
dengan baik
- Bersih, serumen (-)
7) Telinga:
-Ukuran Mulut dan Tenggorokan:
-Kebersihan -Bersih
-Peradangan -Lembab
-Pendengaran -Tidak terjadi peradangan
-Lubang telinga
8) Mulut dan
Tenggorokan:
-Kebersihan -caries (-), gigi ompong (-)
-Mukosa -tidak terdapat pembengkakan.
-Peradangan -Tidak terdapat pembesaran
-Gigi tonsil.
-Gusi
-Tonsil
9) Leher:
-Kelenjar tyroid - Tidak ada pembesaran
kelenjar
Thorax: Thorax:
- Bentuk dada - normal chest
- Paru - inspeksi: tidak ada kelainan.
- auskultasi: tidak ada suara
- tambahan, perkusi: sonor,
- palpasi: tidak terdapat crepitasi.
Abdomen: Abdomen:
- Bentuk - Cembung
- Nyeri tekan -Tidak terdapat nyeri tekan
- Acites -tidak ada
- Benjolan -tidak terdapat benjolan.
- Bising Usus -Bising usus: 11 x/menit
Sistem pernasyarafan
15) Sistem Persyarafan - Nyeri kepala tidak ada
- Pusing (-)
- Tremor (-)
DO:
-feses berwarna keputihan, berlendir dan
cair.
-Bising Usus 11x/menit
SCORING
2. Resiko penyebaran infeksi di dalam keluarga b.d Pengetahuan keluarga yang kurang untuk
menghindari pejanan pathogen: penyakit diare.
Potensial Untuk Dicegah : 1 2/3x1= 2/3 Saat ini infeksi atau penyakit diare
Skala : hanya dialami satu anggota keluarga
Tinggi : 3 sehingga berpotensi untuk dapat
Cukup : 2
dicegah penyebarannya.
Rendah : 1
Masalah ada tapi tdk perlu segera : 1 diberikan pada Ny N, dan merasa
Masalah tidak dirasakan : 0 perlu mengetahui fungsi dan
penggunaan masing-masing obat
yang telah diberikan.
Potensial Untuk Dicegah : Skala : 1 1/3x1= 1/3 Saat ini infeksi atau penyakit
Tinggi : 3 diare sudah dialami anggota
Cukup : 2 keluarga yaitu Ny N.
Rendah : 1 Menonjolnya
Masalah : Skala :
Segeraditangani:2 1 2/2x1=1 Ny N menyatakan masalah
Masalah ada tapi tdk perlu segera : 1 diarenya hendaknya dapat
Masalah tidak dirasakan : 0 sembuh dengan segera.
DAN EVALUASI)
3 24-01-2013 S:
16.30 -Keluarga mengatakan sudah
1. Menjelaskan kepada pasien/
mengerti namun masih perlu
keluarga mengapa sakit dan
penjelasan lagi.
pengobatan meningktakan resiko
O:
terhadap infeksi:
-memantau factor resiko
- menjelaskan etiologi penyakit diare
lingkungan dan prilaku
yaitu infeksi dan noninfeksi.
seseorang (melaksanakan
16.40 2. Ajarakan metode aman
PHBS) (3)
penanganan makanan/penyaiapan dan
-Menghindari pejanan
penyimpanan:
terhadap ancaman
Menjelaskan pentingnya makanan
kesehatan.(4)
yang bersih dan sehat.
-mengubah gaya hidup untuk
16.50 3. Mengajarkan pasien teknik
mengurangi
mencuci tangan yang benar:
resiko.(4)
Mendemonstrasikan 7 langkah cuci
-anggota keluarga terbebas dai
tangan yang baik dan benar.
17.10 tanda dan gejala infeksi. (5)
5. Membantu pasien/keluarga
-menunjukkan hygiene
untuk mengidentifikasi factor di
pribadi yang adekuat.(4)
lingkungan mereka, gaya hidup
- Menggambarkan factor yang
dan praktik kesehatan yang
menunjang penularan infeksi.
meningkatkan resiko infeksi:
(4)
Menjelaskan proses penyakit
diare, dan mengaitkantnya dengan
A: Masalah teratasi sebagian
lingkungan sekitar pasien.
P: Lanjutkan intervensi no 3
& 5.
I:
3.Mengajarkan pasien
teknik mencuci tangan
yang benar:
Mendemonstrasikan 7
langkah cuci tangan yang
baik dan benar. 5.Membantu
pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi factor di
lingkungan mereka, gaya
hidup dan praktik
kesehatan yang
meningkatkan resiko
infeksi:
Menjelaskan proses
penyakit diare, dan
mengaitkantnya dengan
lingkungan sekitar pasien E:
-keluarga dapat melakukan
7 langkah cuci tangan dengan
baik dan benar.
-Keluarga mengerti
tentang proses penyakit diare
dan pencegahannya.