Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

PENYAKIT RABIES

DI KELURAHAN OETETE

OLEH :

1. APRILIA RATU
2. WINDA N. BAHAS
3. CHYNDYELIS SEUBELAN
4. IDIARTI M.L BANUNAEK
5. YANE Y. ALEUT
6. MANAS M. TOLEU
7. AGRINTO TALOIM
8. OKTAVIANUS BUNGALOLON
9. NOFRI D. KOA

PRODI S1-KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG
2021
LAPORAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN
PENYAKIT RABIES PADA MASYARAKAT KELURAHAN OETETE

A. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan utama
Agar masyarakat kelurahan oetete memahami tentang penyakit rabies
2. Tujuan khusus
Agar masyarakat keluarahan oetete mengetahui
a. Apa itu penyakit rabies?
b. Penyebab terjadinya penyakit rabies
c. Hewan penyebab penyakit rabies
d. Tanda dan gejala seseorang terkena penyakit rabies
e. Pola penularan penyakit rabies
f. Pencegahan penyakit rabies
B. PERSIAPAN
Kelompok mendapatkan topik untuk Pendidikan Kesehatan dari dosen coordinator mata
kuliah pada 1 minggu yang lalu. Setelah itu, kelompok mulai melengkapi hal-hal yang
akan diperlukan unutk Pendidikan Kesehatan. Hal-hal yang dipersiapkan meliputi
pembuatan leaflet, satuan acara penyuluhan. Kegiatan Pendidikan Kesehatan dilakukan
pada tanggal 14 oktober 2021 di kelurahan oetete kupang

C. PELAKSANAAN
1. hari / tanggal : kamis, 14 oktober 2021
2. waktu : 10.00-11.30 WITA
3. tempat : kantor kelurahan oetete
4. jumlah peserta : orang
5. pengorganisasian
leader : Idiarti M.L banuanek
Co-leader : Aprilia Ratu
Observer : Oktavianus Bungalolon
Fasilitator : Agrinto Taloim
Dokumentasi : Chyndyelis N. Seubelan
Anggota :
1. Winda N. Bahas
2. Nofri D. Koa
3. Yane Y. Aleut
4. Manas M. toleu

6. Susunan kegiatan

Wakt
No Kegiatan Penyuluhan Peserta u

1. Pembukaan
1. Salam - Mendengarkan
2. Perkenalan - Mendengarkan 5 menit
3. Menjelaskan maksud dan - Mendengarkan
tujuan
2. Kegiatan - Mendengarkan dan 20 menit
Penyuluhan memperhatikan
a. Menjelaskan pengertian
penyakit rabies - Mendengarkan dan
b. Menjelaskan penyebab memperhatikan
terjadinya penyakit rabies
c. Menjelaskan apa saja - Mendengarkan dan
penyebab penyakit rabies memperhatikan
d. Menjelaskan tanda dan
gejala penyakit rabies - Mendengarkan dan

e. Menjelaskan pola memperhatikan

penularan penyakit rabies


f. Menjelaskan cara - Mendengarkan dan
mencegah penyakit
memperhatikan
rabies
- Tidak bertanya

3. Penutup - Menjawab
1. Melakukan evaluasi pertanyaan
5 menit
2. Kesimpulan - Mendengarkan
3. Salam penutup - Mendengarkan

D. EVALUASI

Kriteria
Poin Evaluasi YA TIDAK
No Evaluasi
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media
d. Penyelenggaraan penyuluhan dibuat
oleh mahasiswa
e. Tempat dan alat tersedia sesuai
KRITERIA
1. perencanaan
STRUKTUR
f. Peserta hadir di tempat
g. Penyelenggaraan
h. Penyuluhan dilakukan di keluarahan
oetete
i. Pengorganisasian dilakukan minimal 1
hari sebelum penyuluhan diadakan
2. KRITERIA a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang
PROSES direncanakan
b. Peserta antusias dan aktif terhadap
penyuluhan disampaikan oleh penyaji
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan
penyuluhan
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan
acara penyuluhan
f. Performa dari Co-leader, apakah mampu
membangun dan mempertahankan
suasana penyuluhan
g. Performa leader apakah dapat
menguasai materi penyuluhan
h. Performa fasilitator dan observer
i. Keantusiasan peserta
a. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal
sampai akhir
b. Peserta mampu menjelaskan pengertian
penyakit rabies
c. Peserta mampu menjelaskan penyebab
penyakit rabies
d. peserta mampu menjelaskan hewan
KRITERIA
3. npenyebab rabies
HASIL
e. peserta mampu menjelaskan tanda dan
gejala penyakit rabies
f. peserta mampu menjelaskan pola
penularan penyakit rsbies
g. peserta mampu menjelaskan pencegahan
penyakit rabies
SAP ( Aatuan Acara Penyuluhan)

Topik : Pendidikan Kesehatan penyakit rabies

Sub pokok : untuk memahami tentang penyakit rabies

Sasaran : masyarakat kelurahan Oetete

Hari/tanggal : kamis, 14 oktober 2021

Penyaji : mahasiswa STIKES Maranatha Kupang Prodi S1 Keperawatan

A. TUJUAN
1. Tujuan utama
Agar masyarakat kelurahan oetete memahami tentang penyakit rabies

2. Tujuan khusus
Agar masyarakat keluarahan oetete mengetahui
g. Apa itu penyakit rabies?
h. Penyebab terjadinya penyakit rabies
i. Tanda dan gejala seseorang terkena penyakit rabies
j. Pola penularan penyakit rabies
k. Pencegahan penyakit rabies
B. MATERI
a. pengertian penyakit rabies!
b. Penyebab terjadinya penyakit rabies!
c. Hewan apa saja yang menyebabkan penyakit rabies
d. Tanda dan gejala seseorang terkena penyakit rabies!
e. Pola penularan penyakit rabies
f. Pencegahan penyakit rabies!

a. METODE

1. Ceramah

b. MEDIA

1. Leaflet
C. PELAKSANAAN

Wakt
No Kegiatan Penyuluhan Peserta u

1. Pembukaan - Mendengarkan 5 menit


1. Salam - Mendengarkan
2. Perkenalan - Mendengarkan
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan
2. Kegiatan
Penyuluhan - Mendengarkan dan
a. Menjelaskan pengertian memperhatikan
penyakit rabies
b. Menjelaskan penyebab - Mendengarkan dan
penyakit rabies memperhatikan
c. Menjelaskan hewan apa
saja yang menyebabkan - Mendengarkan dan
penyakit rabies memperhatikan 20 menit
d. Menjelaskan tanda dan
gejala penyakit rabies - Mendengarkan dan
e. Menjelaskan pola memperhatikan
penularan penyakit rabies
f. Menjelaskan cara - Mendengarkan dan

mencegah penyakit memperhatikan

rabies - Tidak bertanya

3. Penutup - Menjawab
4. Melakukan evaluasi pertanyaan
5 menit
5. Kesimpulan - Mendengarkan
6. Salam penutup - Mendengarkan

D. PENGORGANISASIAN

leader : Idiarti M. L banuanek


Co-leader : Aprilia Ratu
Observer : OKtavianus Bungalolon
Fasilitator : Agrinto Taloim
Dokumentasi : Chyndyelis N. seubelan
JOB DESCRIPTION

1. Leader : menyampaikan materi penyuluhan dari pengertian hingga pencegahan


2. Co-leader :
a) Bertanggungjawab atas kelancaran acara
b) Membuka dan menutup acara
c) Mengatur waktu kegiatan sesuai dengan waktu kegiatan
3. Fasilitator
a) Membantu kelancaran acara agar dapat berjalan dengan baik
b) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta
c) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar maupun
dari dalam kelompok
4. Observer
a) Mengobservasi perfotrma leader, Co-leader, dan keantusiasan peserta
b) Mengevaluasi serangkaian acara kegiatan mulai dari awal hingga akhir
c)

E. SETTING TEMPAT

: Leader
: Co- leader

: Peserta

: fasilitator

: kameramen

F. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media
d. Penyelenggaraan penyuluhan dibuat oleh mahasiswa
e. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
f. Peserta hadir di tempat
g. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di STIKES Maranatha Kupang
h. Pengorganisasian dilakukan minimal 1 hari sebelum penyuluhan diadakan

2. Kriteria proses
a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta antusias dan aktif terhadap penyuluhan disampaikan oleh penyaji
c. Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
d. Suasana penyuluhan tertib
e. Tidak ada peserta yang meninggalkan acara penyuluhan
f. Performa dari Co-leader, apakah mampu membangun dan mempertahankan
suasana penyuluhan
g. Performa leader apakah dapat menguasai materi penyuluhan
h. Performa fasilitator dan observer
i. Keantusiasan peserta

3. Kriteria hasil
a. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir
b. Peserta mampu menjelaskan pengertian penyakit rabies
c. Peserta mampu menjelaskan penyebab penyakit rabies
d. Pasien mampu menjelaskan hewan apa saja yang menyebabkan penyakit rabies
e. Pasien mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit rabies pada hewan dan
manusi
f. Pasien mampu menjelaskan pola penulara penyakit rabies
g. Pasien mampu menjelaskan cara mencegah penyakit rabies
h. pasien mampu menjelaskan evaluasi pada pasien penyakit rabies
i. EVALUASI
Pertanyaan
a. menjelaskan pengertian penyakit rabies
b. menjelaskan penyebab penyakit rabies
c. menjelaskan hewan apa saja yang menyebabkan penyakit rabies
d. menjelaskan tanda dan gejala penyakit rabies pada hewan dan manusia
e. menjelaskan pola penularan penyakit rabies
f. menjelaskan cara mencegah penyakit rabies
LAMPIRAN MATERI

1. PENGERTIAN PENYAKIT RABIES


Rabies adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh
virus rabies yang menyerang sistem syaraf mamalia. Rabies atau disebut juga dengan
penyakit anjing gila merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan hewan, seperti
anjing, kelelawar, kucing, rakun yang membawa virus rabies. Rabies tergolong ke dalam
penyakit serius karena menyerang otak dan sistem saraf yang dapat mengancam jiwa jika
tidak ditangani dengan segera.
2. HEWAN APA SAJA YANG MENYEBABKAN PENYAKIT RABIES
anjing, kucing, kelelawar dan kera

3. PENYEBAB PENYAKIT RABIES


Penyebab penyakit Rabies adalah virus neurotropik dari genus Lyssavirus, famili
Rhabdoviridae. Morfologi partikel virus berbentuk seperti peluru dengan diameter 75 μm
dan panjangnya antara 100-300 μm, Variasi ukuran ini bisa dibedakan diantara strain
virus rabies. Struktur virus tersusun dari envelop yang terdiri dari matrix/membran dan
glycoprotein.
Rabies disebabkan oleh virus yang tidak bersegmen dari grup V (RNA virus), golongan
Mononegavirales, famili Rhabdoviridae, genus Lyssavirus, spesies Rabies virus. Selain
rabies virus, yang termasuk genus Lyssavirus meliputi kelelawar lagos, virus Makola,
virus Duvenhage, virus kelelawar Eropa 1 dan 2 serta virus kelelawar Australia.
Rhabdovirus merupakan virus dengan panjang kira-kira 180 nm dan lebar 75 nm.

4. TANDA DAN GEJALA PENYAKT RABIES


Tanda dan gejala hewan yang terkena rabies :
1. Tidak lagi menurut perintah majikannya
2. Senang bersembunyi di tempat gelap dan dingin
3. Nafsu makan hilang dan suara parau
4. Memakan benda-benda seperti kayu, btu, paku, tanah dan lain-lain
5. Ekornya berada diantara kedua paha
6. Menyerang dan menggigit apa saja yang dijumpai
7. Kejang-kejang disusul dengan kelumpuhan
Tanda dan gejala rabies pada manusia:
1. Sakit kepala, lesu, mual, nafsu makan menurun, gugup, dan nyeri pada bekas gigitan
hewan
2. Kepekaan terhadap sinar
3. Air liur dan air mata keluar secara berlebihan
4. Rasa takut pada air yang berlebihan
5. Kejang-kejang yang disusulk dengan kelumpuhan\
5. POLA PENULARAN

Penularan rabies dapat terjadi berawal pada kondisi anjing yang tidak dipelihara dengan
baik atau jenis anjing liar yang merupakan ciri anjing yang berada pada pedesaan
perkembangannya secara fluktuatif dan sering sulit untuk dikendalikan. Pada umumnya
manusia merupakan tujuan akhir dari korban gigitan, karena sampai saat ini belum ada
kasus manusia menggigit anjing dan anjing liar, anjing peliharaan yang menjadi liar
dapat saling menggigit satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu diantara anjing yang
menggigit tersebut positif (+) rabies, maka akan terjadi kasus-kasus positif (+) rabies
yang semakin tinggi. rabies juga disebabkan oleh air liur hewan yang terkena diluka.

6. PENCEGAHAN

a. Lakukan pendaftaran, berikan lisensi dan imunisasi kepada semua anjing. Tangkap
atau dieliminasi hewan yang tidak ada pemiliknya dan berkeliaran di jalanan.
Imunisasi semua kucing. Berikan penyuluhan kepada pemilik binatang peliharaan
dan kepada masyarakat tentang pentingnya pemberantasan terhadap kucing dan
anjing (bahwa hewan peliharaan harus diikat bila berada di tempat ramai kalau tidak
bisa dikandangkan, bahwa kalau ada hewan yang berkelakuan aneh atau yang sakit
baik hewan domestik maupun hewan liar, hewan ini mungkin berbahaya dan
sebaiknya tidak diambil atau disentuh. Kalau ditemukan anjing atau binatang
berperilaku aneh dan binatang yang menggigit manusia atau menggigit binatang
lainnya segera laporkan kepada polisi dan atau kepada petugas kesehatan setempat.
Binatang tersebut harus ditangkap, dikandangkan untuk diobservasi sebagai upaya
pencegahan terhadap rabies; dan binatang liar tadi jangan dipelihara sebagai
binatang peliharaan. Oleh karena upaya memberantas dan mengurangi populasi
anjing secara terus-menerus merupakan upaya yang efektif.
b. Surveilans aktif terhadap rabies pada binatang. Kapasitas laboratorium harus
dikembangkan untuk dapat melakukan pemeriksaan FA pada semua jenis binatang
liar yang terpapar dengan manusia atau dengan binatang peliharaan dan pemeriksaan
terhadap semua binatang peliharaan yang secara klinis diduga terinfeksi rabies.
Penahanan dan observasi klinis selama 10 hari dlakukan terhadap anjing atau kucing
yang walaupun tampak sehat dan diketahui telah menggigit orang (sedangkan anjing
atau kucing yang tidak ada pemiliknya dapat langsung dieliminasi atau diperiksa
dengan mikroskop fluorescence); anjing dan kucing yang menunjukkan gejala
mencurigakan teradap kemungkinan rabies harus dibunuh dan diperiksa untuk
rabies. Bila binatang yang menggigit terinfeksi pada waktu menggigit, gejala rabies
akan muncul dalam waktu 4-7 hari, dengan timbulnya perubahan perlaku dan
eksitabilitas atau terjadi kelumpuhan dan diikuti dengan kematian. Semua binatang
liar yang telah menggigit manusia harus dibunuh segera dan otaknya diambil dan
diperiksa untuk pembuktian rabies. Pada kasus gigitan oleh binatang peliharaan yang

c. berperilaku normal atau oleh binatang yang sangat mahal atau oleh binatang di
kebun binatang maka lebih tepat untuk dipertimbangkan pemberian profilaksis pasca
pajanan kepada korban gigitan dan sebagai ganti pemusnahan binatang dilakukan
karantina selama 3-12 minggu.
d. Segera kirim ke laboratorium, kepala yang utuh dari binatang yang mati dan kepada
yang dicurigai rabies, dikemas dalam es (tidak beku), untuk dilakukan pemeriksaan
antigen viral dengan pewarnaan FA, atau bila pemeriksaan ini tidak tersedia, dengan
pemeriksaan mikroskopis, diikuti dengan inokulasi pada tikus.
e. Segera bunuh anjing atau kucing yang tidak diimunisasi dan yang telah digigit oleh
binatang liar, apabila pilihannya adalah mengurung maka kurunglah binatang
tersebut pada kandang atau kurungan yang terbukti aman untuk paling sedikit 6
bulan dibawah supervisi dokter hewan dan diimunisasi dengan vaksin rabies 30 hari
sebelum dilepas. Bila binatang tersebut sudah pernah diimunisasi, lakukan imunisasi
ulang dan tahan (diikat atau dikurung) binatang tersebut paling sedikit selama 45
hari.
f. Imunisasi dengan vaksin oral untuk reservoir binatang liar yaitu vaksin yang berisi
virus yang telah dilemahkan atau vaksin vektor recombinant telah terbukti efektif
dapat mengeliminasi rabies pada rubah di sebagian Eropa dan Kanada. Teknik ini
sedang dievaluasi di Amerika Serikat dengan menggunakan droping dari udara
dengan umpan yang berisi vaksin recombinant.
g. Koordinasikan program pemberantasan rabies dengan bekerja sama lintas sektor
seperti Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan dan Hewan serta instansi terkait. Orang
yang berisiko tinggi (dokter hewan, petugas suaka alam dan petugas keamanan
taman di daerah enzootik atau epizootik, petugas pada karantina, laboratorium dan
petugas lapangan yang bekerja dengan rabies dan wisatawan yang berkunjung dalam
waktu yang lama ke daerah endemis rabies) harus diberi imunisasi prapajanan. Ada 3
jenis vaksin rabies yang beredar di pasaran di Amerika Serikat yaitu Human Diploid
Cell Rabies Vaccine (HDCV), satu jenis vaksin inaktivasi yang dibuat dari virus
yang ditumbuhkan pada kultur sel diploid manusia; kemudian Rabies Vaccine
Adsorbed (RVA), yaitu jenis vaksin inaktivasi yang ditumbuhkan pada sel diploid
rhesus; dan jenis vaksin yang ketiga adalah Purified Chick Embryo Cell Vaccine
(PCBC), vaksin inaktivasi yang ditumbuhkan pada kultur primer dari firboblast
ayam. (Vaksin kultur sel yang poten dari jenis lain tersedia di negara lain).

Pencegahan pada manusia :


 Mencuci luka gigitan secepatnya dengan deterjen
 Lanjutkan dengan air bersih dan beri alcohol
 Segera bawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanju
 VAR (Vaksin Anti Rabies)

 Vaksin anti rabies merupakan vaksin yang diberikan setelah tergigit hewan yang
diduga membawa virus rabies dan cara terbaik agar terhindar dari rabies adalah di
VAR. Vaksin ini berfingsi untuk merangsang antibodi penetral virus rabies. Dosis
vaksin yang dipakai setelah tergigit hewan yang diuga pembawa virus rabies pada
titip-tiap orang berbeda-beda. Tetapi pada umumnya vaksin diberikan 4 kali pada
orang yang belum pernah divaksin dalam periode 21 hari. Sedangkan orang yang
sudah penah divaksin hanya diberikan 2 kali dalam periode 3 hari. Vaksin diberikan
melaui suntuk ke otor di sekitar lengan bagian atas (deltoid) atau paha. Setelah
vaksin juga menimbulkan efek samping berupa, deman, sakit kepalam muntahm dan
nyeri otot.

 SAR (Serum Anti Rabies)

Serum anti rabies berfungsi untuk menetralkan virus pada luka sekaligus
memberikan perlindungan selama 7-10 hari sebelum antibodi terbentuk dari vaksin
muncul. Serum anti rabies akan diberikan pada orang yang mengalami lika dengan
risoko tinggi. Dosis pemberian serum anti rabies pada tiap orang berbeda-beda,
disesuaikan dengan berat badan pasien. Umumnya dosis pemberian serum anti rabies
adalah
20 atau 40 IU/kgBB, tergantung jenis serum yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA
Current WHO Guide for Rabies Pre and Post-exposure prophylaxis in Humans,
2009.http://www.who.int/rabies/PEProphylaxisguideline.pdf. Tanpa Tahun.
Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Perencanaan dan Penatalaksanaan Kasus
Gigitan Hewan Tersangka Rabies di Indonesia. 4th ed. Departemen Kesehatan RI
Direktorat Jendral PPM & PL. Jakarta . 2000.
Jackson AV, Warrel MJ, Rupprecth VE. Management of Rabies in Human. Clin Infect
Dis 2003.
Jackson AC, Johannsen EC. Rabies and other Rhabdovirus infection: Harrison’s
Principles of internal medical, 17th ed, Vol. 1. Mc Graw-Hill, New York, 2008.

Anda mungkin juga menyukai