Kimia Benzena
Kimia Benzena
Asam salisilat stabil dalam kondisi suhu dan tekanan normal. Senyawa ini
peka terhadap cahaya. Asam salisilat perlu dihindari dari temperatur tinggi.
Asam salisilat tidak cocok untuk direaksikan dengan oksidator, timbal asetat,
garam besi, alkali, dan iodium. Asam salisilat dapat mengalami reaksi
esterifikasi.
2.1.1.3. Manfaat
Asam salisilat dapat berguna untuk pengobatan infeksi jamur kulit seperti
tinea, karena asam salisilat mempunyai sifat fungisida yaitu sifat dari zat
kimia yang dapat mengendalikan fungi. Asam salisilat juga berfungsi untuk
pengobatan hiperkeratotik dan kondisi seperti ichtyosis atau psoriasis.
Obat-obatan ini biasa diproduksi dalam bentuk topikal seperti krim, salep,
dan gel.
2.1.2.3. Manfaat
Benzaldehid sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan untuk
peningkat rasa dan aroma. Senyawa ini digunakan di industri makanan
karena mempunyai aroma mirip dengan bau almond. Benzaldehid alami
ditemukan dalam biji buah aprikot dan digunakan sebagai perasa buah alami.
Benzaldehid juga dapat bermanfaat untuk industri kosmetik sebagai bahan
awal untuk beberapa bahan pewangi.
2.1.3.3. Manfaat
Asam tereftalat sering digunakan untuk bahan pembuatan plastik, serat,
dan juga beberapa serat polyester lain. Asam tereftalat awalnya digunakan
untuk bahan baku alternatif produksi polyester. Asam tereftalat digunakan
untuk menghasilkan PET (polyethylene terephthalate), yang berguna untuk
pembuatan wadah plastik dan beberapa barang lainnya.
2.1.4.3. Manfaat
Paracetamol umumnya digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan
nyeri. Paracetamol bekerja untuk mengobati kondisi seperti sakit kepala,
nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, sakit gigi, masuk angin, flu dan
demam. Senyawa ini bisa digunakan untuk mengurangi suhu tinggi.
2.1.5.3. Manfaat
Trinitrobenzena diklasifikasikan sebagai bahan peledak tinggi dan
dimanfaatkan sebagai bahan peledak oleh militer ataupun komersial dalam
pertambangan. Umumnya trinitrobenzena digunakan sebagai bahan peledak
untuk sumur minyak atau operasi pertambangan. Trinitrobenzena juga
digunakan sebagai agen vulkanisir dalam pengolahan karet alam.
2.1.6.3. Manfaat
Trinitrotoluena atau TNT adalah bahan peledak tinggi yang banyak
digunakan oleh militer ataupun industri komersial. Dalam militer digunakkan
dalam granat dan bom. TNT digunakan untuk meledakkan sumur yang dalam
atau peledakkan bawah air. TNT juga bisa digunakan untuk manufaktur
bahan kimia sebagai bahan perantara dalam produksi zat warna.
2.1.7.3. Manfaat
Polistirena dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti pengemasan
untuk makanan, barang elektronik, konstruksi, peralatan rumah tangga,
mesin, otomotif, dan juga dalam dunia medis. Polistirena dibuat untuk
peralatan rumah tangga karena inert, hemat biaya, dan tahan lama. Polistirena
sering ditemukan untuk pembungkus makanan karena polistirena dapat
melindungi makanan dari kerusakan atau pembusukan.
2.1.8.3. Manfaat
Bromobenzena sering digunakan untuk sintesis organik. Contohnya pada
produksi fenil magnesium bromida sebagai perantara sintetik. Selain itu,
bromobenzena juga sering digunakan sebagai zat aditif untuk oli motor dan
sebagai pelarut kristal.
2.1.9.3. Manfaat
BHT dapat digunakan di dalam berbagai industri. BHT bisa digunakan di
dalam bensin kendaraan darat ataupun pesawat, minyak pelumas, cat, dan
plastik. BHT yang sangat murni digunakan untuk industri makanan. BHT
juga dapat ditemukan dalam produk-produk kosmetik.
Benzil alkohol merupakan senyawa yang stabil dalam suhu dan tekanan
normal. Benzil alkohol perlu dihindari dari suhu di atas 100ºC, paparan udara
lembab atau air. Benzil alkohol tidak cocok direaksikan dengan oksidator
kuat dan asam sulfat.
2.1.10.3. Manfaat
Benzil alkohol sering digunakan dalam dunia medis sebagai anestesi
topikal. Senyawa ini juga digunakan dalam pengawet dalam produk
obat-obatan. Umumnya digunakan pada obat yang berbentuk lotion.
Contohnya obat lotion kutu rambut yang bisa mengiritasi kulit kepala.
Benzena merupakan senyawa yang stabil pada saat suhu dan tekanan
normal. Benzena termasuk bahan yang mudah terbakar dikarenakan
kandungan kadar karbon yang tinggi. Benzena merupakan bahan yang tidak
korosif dan dapat mudah bereaksi dengan asam dan halogen.
2.2.1.3. Dampak
Paparan benzena dalam waktu singkat dapat menyebabkan sesak napas,
cepat marah, euforia, gejala iritasi pada mata, hidung, dan saluran
pernapasan, daoat terasa sakit kepala, pusing berputar, mual, atau tanda-tanda
intoksikasi. Paparan benzena yang sangat tinggi juga menimbulkan
kejang-kejang dan kemungkinan hilangnya kesadaran. Makanan atau
minuman yang mempunyai kadar benzena yang tinggi juga dapat
menimbulkan muntah, iritasi lambung, rasa kantuk, pusing, jantung
berdebar-debar hingga menyebabkan kematian.
Paparan benzena yang berulang dan dalam waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan kelainan pada darah dari penyakit anemia hingga leukimia.
Benzena pun bersifat mengiritasi kulit, jika terkena secara langsung dengan
kulit dapat menyebabkan eritema. Sedangkan dampak penghirupan benzena
dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker darah kerusakan sistem
tulang belakang, kerusakan sistem saraf, dan kerusakan imun tubuh. Benzena
juga dapat membuat iritasi pada kulit atau mata. Benzena telah ditetapkan
oleh International Agency for Research on Cancer sebagai bahan yang
karsinogenik sehingga dapat menyebabkan kanker bagi manusia. Pada
wanita, benzena dapat memengaruhi periode menstruasi sehingga tidak
teratur dan dapat mengurangi ukuran ovarium.
Fenol merupakan senyawa yang stabil. Fenol perlu dihindari dari paparan
cahaya, udara lembab, atau air, dan juga perlu dihindari dari panas. Fenol
bersifat korosif dengan tembaga. Fenol dapat mengalami reaksi substitusi
dengan brom dan juga dapat bereaksi dengan sulfuryl chloride.
2.2.2.3. Dampak
Kontak pada mata dapat menyebabkan luka bakar bahkan kerusakan
kornea atau kebutaan. Kontak pada kulit juga dapat menyebabkan luka bakar
lalu dapat menyebabkan kulit mengalami perubahan warna menjadi putih dan
mudah keriput. Kontak kulit berulang kali dapat menyebabkan dermatitis
dengan pigmen yang lebih gelap pada kulit. Jika terserap oleh kulit, fenol
dapat menyebabkan keracunan sistemik. Jika tertelan maka akan dapat
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, penurunan tekanan darah,
pelemahan detak jantung, pingsan bahkan kegagalan bernapas hingga
menyebabkan kematian. Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan, edema paru, anoreksia, kehilangan nafsu makan, penurunan
berat badan, diare, dan vertigo. Dampak jangka panjang dapat memengaruhi
darah, liver, ginjal, dan sistem saraf pusat..
Selain berdampak buruk bagi manusia, fenol juga berdampak buruk bagi
lingkungan. Fenol dapat mencemari sumber air tanah karena mempunyai
sifat yang mudah larut dalam air.
Toluena dapat bereaksi secara kuat dengan halogen, oksidator kuat dapat
menyebabkan kebakaran ataupun ledakan dan dapat meledak jika direaksikan
dengan beberapa asam. Toluena dapat dikatakan zat yang stabil dalam
kondisi suhu dan tekanan normal. Toluena perlu dihindari dari panas, cahaya
matahari langsung, percikan, dan nyala api. Toluena dapat mengalami reaksi
hidrogenasi, oksidasi, dan substitusi.
2.2.3.3. Dampak
Iritasi akan terjadi jika terkena kontak pada mata atau kulit. Paparan
berulang atau jangka panjang akan menyebabkan kulit kering dan
pecah-pecah, juga dapat menyebabkan dermatitis. Bila tertelan menyebabkan
efek buruk bagi sistem saraf pusat, dan juga mengakibatkan kerusakan pada
ginjal dan liver.
Anilin merupakan basa lemah. Anilin merupakan zat yang stabil pada saat
suhu dan tekanan normal. Senyawa ini dapat berubah warna jika terpapar
dengan udara atau cahaya. Senyawa ini harus terhindar dari cahaya, sumber
panas, dan paparan udara atau air yang lembab. Anilin dapat mengalami
reaksi halogenasi, pemanasan, hidrogenasi, dan nitrasi.
2.2.4.3. Dampak
Anilin akan menyebabkan iritasi pada mata dan kulit jika terdapat kontak.
Pada mata, anilin dapat menyebabkan lakrimasi, penglihatan yang kabur,
fotofobia, bahkan dapat merusak kornea mata. Jika tertelan anilin maka dapat
merusak hemoglobin dan mengubahnya menjadi methemoglobin, kondisi
bisa semakin parah jika terjadi asfiksia (kekurangan oksigen) hingga melukai
sel-sel pada sistem saraf pusat. Jika anilin terhirup maka akan membuat
iritasi saluran pernapasan, dan mulai ada gejala seperti pusing, mengantuk,
sesak napas, sianosis, dan detak jantung yang tidak teratur. Anilin dapat
merubah warna pada darah menjadi coklat dan juga merusak ginjal, hati, dan
limpa. United States Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan
bahwa anilin memiliki kemungkinan karsinogenik bagi manusia.
Stirena merupakan senyawa yang stabil pada suhu dan tekanan normal.
Stirena perlu dihindari dari sumber panas atau api. Uap dari stirena mudah
meledak jika bereaksi dengan oksigen atau saat terkena panas atau api.
Stirena dihasilkan dari reaksi dehidrogenasi etil benzena dengan katalis
Fe2O3. Stirena dapat mengalami reaksi polimerisasi sehingga membentuk
polistirena.
2.2.5.3. Dampak
Stirena dapat menyebabkan iritasi pada mata jika terjadi kontak,
sedangkan kontak pada kulit dapat menyebabkan dermatitis. Jika terhirup
dapat menyebabkan pembengkakan pada sistem pernapasan, pneumonitis,
dan terdapat gejala-gejala seperti sakit kepala, pusing, lemas, tidak sadar,
hingga menyebabkan kemungkinan kematian. Paparan stirena pun dapat
berakibat buruk pada sistem saraf pusat hingga dapat menyebabkan
kehilangan fungsi saraf pendengaran atau penglihatan. Stirena juga
dinyatakan sebagai senyawa yang mempunyai kemungkinan karsinogenik.
Nitrobenzena merupakan zat yang stabil pada suhu kamar dan dalam
wadah tertutup. Nitrobenzena perlu dihindari dari temperatur tinggi dan
sumber panas atau api. Nitrobenzena akan berbahaya jika direaksikan dengan
HNO3, fenol, AlCl3, anilin, gliserin, AgClO4, N2O4, timah, dan seng.
Nitrobenzena dapat mengalami reaksi reduksi, substitusi, dan kondensasi.
2.2.6.3. Dampak
Jika terdapat kontak dengan kulit atau mata akan menyebabkan iritasi. Jika
tertelan ataupun terhirup maka akan menyebabkan kondisi yang disebut
methemoglobinemia yang akan memengaruhi kemampuan darah untuk
membawa dan mengedarkan oksigen. Methemoglobinemia akan
menyebabkan sianosis dimana terjadi perubahan warna kulit menjadi
kebiruan karena kekurangan oksigen pada darah. Gejala-gejala awal berupa
pusing, sakit kepala, muntah, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur.
Kondisi ini juga akan terjadi jika terpapar secara berulang dalam konsentrasi
yang tinggi. Paparan dalam waktu lama juga akan berakibat buruk bagi liver,
ginjal, dan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk darah
serta kelainan pada sumsum tulang.
2.2.7.3. Dampak
Klorobenzena yang terkena kontak pada mata dan kulit akan
menyebabkan iritasi, pada kulit dapat menyebabkan dermatitis. Jika tertelan
ataupun terhirup dapat merusak sistem saraf pusat dengan gejala sakit kepala,
mati rasa, sianosis, mual, kejang otot, hingga dapat menyebabkan
mungkinnya kematian karena gagal napas. Klorobenzena juga dapat
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
Asam benzoat merupakan senyawa yang stabil saat suhu dan tekanan
normal. Zat ini perlu dihindari dari panas berlebih. Asam benzoat tidak cocok
untuk direaksikan dengan oksidator kuat, basa kuat, dan agen pereduksi kuat.
Asam benzoat dapat mengalami reaksi reduksi, hidrogenasi, substitusi, dan
oksidasi.
2.2.8.3. Dampak
Asam benzoat akan menyebabkan iritasi jika terkena kontak pada mata
atau kulit. Pada mata akan terjadi kemerahan dan juga nyeri. Pada kulit akan
tampak ruam kulit kemerahan, sensasi panas, dan bengkak disertai dengan
gatal-gatal. Jika tertelan maka akan menyebabkan iritasi pada saluran
pencernaan. Penghirupan asam benzoat akan menyebabkan gangguan saluran
pernapasan yang akan mengakibatkan batuk-batuk atau sesak napas.
Dilaporkan juga bahwa terdapat efek pada sistem saraf pusat, liver, dan ginjal
setelah paparan dalam konsentrasi yang tinggi.
Naftalena merupakan senyawa yang stabil pada suhu kamar, dan jika
dalam kondisi wadah atau tempat penyimpanan tertutup. Naftalena perlu
dihindari dari sumber api, kelembapan, panas berlebih, paparan udara atau air
yang lembap, dan uap. Naftalena tidak cocok untuk direaksikan dengan
oksidator kuat.
2.2.9.3. Dampak
Naftalena dapat mengiritasi mata dan kulit jika terjadi kontak. Uap dari
naftalena juga dapat mengiritasi mata. Jika naftalena padat terkena kontak
dengan mata dapat menyebabkan konjungtivitis, cedera pada kornea,
berkurangnya ketajaman visual, hingga dapat menyebabkan katarak. Jika
tertelan akan mengakibatkan kerusakan pada hati dan ginjal. Efek lain dapat
menyebabkan methemoglobinemia yang akan memengaruhi kemampuan
darah untuk membawa oksigen sehingga dapat terjadi sianosis (kondisi
dimana darah kekurangan oksigen), lalu terjadi kejang hingga kematian.
Tertelan naftalena juga dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran
pencernaan dengan gejala nyeri perut, mual, muntah, dan diare. Bahkan
penelanan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan anemia hemolitik
(kondisi kerusakan sel darah merah) dan hemoglobinuria. Penghirupan
naftalena dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan juga dapat
menyebabkan neuritis optik (radang saraf optik). Naftalena merupakan
senyawa yang memiliki kemungkinan karsinogenik pada manusia, terdapat
beberapa bukti yang menyebutkan bahwa naftalena dapat menyebabkan
kanker laring dan kanker usus.
2.2.10.3. Dampak
Cumene akan menyebabkan iritasi pada mata dan kulit jika terkena
kontak. Pada mata juga bisa menyebabkan konjungtivitis. Iritasi pada kulit
ditandai dengan kulit mengalami kemerahan, kekeringan, dan pecah-pecah
ataupun mengalami rasa terbakar saat bersentuhan, dalam waktu yang lama
akan menyebabkan dermatitis. Jika tertelan akan menyebabkan pneumonitis
dan juga berefek buruk pada sistem saraf pusat. Penghirupan cumene
menyebabkan gangguan saluran pernapasan. Cumene juga dapat
menyebabkan kerusakan limpa jika terpapar berulang kali. Kontak yang
terlalu lama akan menyebabkan cedera pada hati, ginjal, dan paru-paru.