Anda di halaman 1dari 31

PENELUSURAN INFORMASI TENTANG

KEGUNAAN DAN DAMPAK DARI SENYAWA


BENZENA DAN TURUNANNYA

Dibuat dan Disusun Oleh :


Nathanael Orin Dion (28)
XII IPA 3

SMAK IPEKA PURI INDAH


JAKARTA BARAT
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Penelitian
● Untuk mengetahui sifat-sifat beberapa turunan benzena yang tidak berbahaya bagi
manusia
● Untuk mengetahui manfaat beberapa turunan benzena yang tidak berbahaya bagi
manusia
● Untuk mengetahui sifat-sifat beberapa turunan benzena yang berbahaya bagi
manusia
● Untuk mengetahui dampak beberapa turunan benzena yang berbahaya bagi manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Senyawa Turunan Benzena yang Tidak Berbahaya
2.1.1. Asam Salisilat (C​7​H​6​O​3​)
2.1.1.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: asam 2-hidroksi benzoat

2.1.1.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Zat ini mempunyai wujud padat seperti serbuk kristal, berwarna putih, dan
tidak berbau.
● Berat molekul: 138.12 g/mol
● Titik didih: 211ºC saat 20 mmHg
● Titik lebur: 159ºC
● Densitas: 1.44 g/cm​3
● Tekanan uap: 0.000082 mmHg

Asam salisilat stabil dalam kondisi suhu dan tekanan normal. Senyawa ini
peka terhadap cahaya. Asam salisilat perlu dihindari dari temperatur tinggi.
Asam salisilat tidak cocok untuk direaksikan dengan oksidator, timbal asetat,
garam besi, alkali, dan iodium. Asam salisilat dapat mengalami reaksi
esterifikasi.
2.1.1.3. Manfaat
Asam salisilat dapat berguna untuk pengobatan infeksi jamur kulit seperti
tinea, karena asam salisilat mempunyai sifat fungisida yaitu sifat dari zat
kimia yang dapat mengendalikan fungi. Asam salisilat juga berfungsi untuk
pengobatan hiperkeratotik dan kondisi seperti ichtyosis atau psoriasis.
Obat-obatan ini biasa diproduksi dalam bentuk topikal seperti krim, salep,
dan gel.

2.1.2. Benzaldehid (C​6​H​5​CHO)


2.1.2.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Benzenecarbaldehyde

2.1.2.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Benzaldehid merupakan zat cair yang berwarna kuning dan memiliki bau
seperti almond. Benzaldehid dapat larut dalam alkohol, eter, aseton, ligroin,
asam sulfat pekat, karbon dioksida cair, amonia cair, metilamin, dietilamin,
kloroform, dan petroleum eter.
● Berat molekul: 106.0414 g/mol
● Titik didih: 178ºC
● Titik lebur: -56ºC
● Tekanan uap: 1 mmHg saat 26.2ºC
● Densitas: 1.0415 g/cm​3​ saat 10ºC

Benzaldehid merupakan senyawa yang stabil. Benzaldehid perlu dihindari


dari temperatur tinggi dan sumber panas atau api. Senyawa ini tidak cocok
untuk direaksikan dengan oksidator kuat. Senyawa ini dapat teroksidasi di
udara menjadi asam benzoat. Senyawa ini dapat bereaksi berbahaya dengan
asam performat. Senyawa ini dapat diperoleh dengan ekstraksi dan distilasi
dari sumber nabati ataupun dapat disintesis dari benzil klorida.

2.1.2.3. Manfaat
Benzaldehid sering digunakan sebagai bahan tambahan pangan untuk
peningkat rasa dan aroma. Senyawa ini digunakan di industri makanan
karena mempunyai aroma mirip dengan bau almond. Benzaldehid alami
ditemukan dalam biji buah aprikot dan digunakan sebagai perasa buah alami.
Benzaldehid juga dapat bermanfaat untuk industri kosmetik sebagai bahan
awal untuk beberapa bahan pewangi.

2.1.3. Asam Tereftalat (C​8​H​6​O​4​)


2.1.3.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Benzene-1,4-dicarboxylic acid

2.1.3.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Asam tereftalat berwujud serbuk padat, berwarna putih, serta memiliki bau
yang sedikit tajam. Asam tereftalat tidak dapat larut dalam air.
● Berat molekul: 166.13 g/mol
● Titik didih: sublimasi >300ºC
● Titik lebur: sublimasi >300ºC
● Tekanan uap: <0.01 mmHg saat 20ºC
● Densitas: 1.51 g/cm​3
Asam tereftalat merupakan senyawa yang stabil dalam suhu dan tekanan
normal. Senyawa ini perlu dihindari dari oksidator kuat dan panas yang
berlebih. Asam tereftalat dapat diproduksi dengan hidropurifikasi.

2.1.3.3. Manfaat
Asam tereftalat sering digunakan untuk bahan pembuatan plastik, serat,
dan juga beberapa serat ​polyester lain. Asam tereftalat awalnya digunakan
untuk bahan baku alternatif produksi ​polyester​. Asam tereftalat digunakan
untuk menghasilkan PET (polyethylene terephthalate), yang berguna untuk
pembuatan wadah plastik dan beberapa barang lainnya.

2.1.4. Paracetamol (C​8​H​9​NO​2​)


2.1.4.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: N-(4-hydroxyphenyl)acetamide

2.1.4.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Paracetamol memiliki wujud bubuk kristal berwarna putih dan tidak
memiliki bau. Paracetamol dapat larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak
larut dalam benzena dan eter.
● Berat molekul: 151.17 g/mol
● Titik didih: tidak tersedia
● Titik lebur: 170ºC
● Densitas: 1293 g/cm​3

Paracetamol merupakan senyawa yang stabil dalam kondisi normal.


Paracetamol perlu dihindari dari kondisi panas. Paracetamol tidak cocok
untuk direaksikan dengan oksidator kuat. Jika dipanaskan atau terbakar
terdapat kemungkinan menghasilkan gas beracun.

2.1.4.3. Manfaat
Paracetamol umumnya digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan
nyeri. Paracetamol bekerja untuk mengobati kondisi seperti sakit kepala,
nyeri otot, radang sendi, sakit punggung, sakit gigi, masuk angin, flu dan
demam. Senyawa ini bisa digunakan untuk mengurangi suhu tinggi.

2.1.5. Trinitrobenzena (C​6​H​3​(NO​2​)​3​)


2.1.5.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: 1,3,5-trinitrobenzene

2.1.5.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Trinitrobenzena memiliki bau seperti almond. Senyawa ini dapat larut
dalam metanol, dietil eter, dan aseton. Tetapi sulit untuk larut dalam air.
● Berat molekul: 213.11 g/mol
● Titik didih: 315ºC
● Titik lebur: 122.5ºC
● Densitas: 1.76 g/cm​3
● Tekanan uap: 32 x 10​-6​ mmHg saat 25ºC

Trinitrobenzena merupakan senyawa yang stabil jika disimpan dalam


kondisi yang tepat dan dalam suhu dan tekanan normal. Senyawa ini perlu
disimpan dengan cara direndam air untuk menghindari kebakaran atau
ledakan. Senyawa ini perlu dihindari dari panas dan cahaya yang berlebih.
Trinitrobenzena yang sudah kering dapat meledak jika ditempatkan dekat
dengan sumber api. Senyawa ini reaktif dengan zat pengoksidasi dan zat
pereduksi.

2.1.5.3. Manfaat
Trinitrobenzena diklasifikasikan sebagai bahan peledak tinggi dan
dimanfaatkan sebagai bahan peledak oleh militer ataupun komersial dalam
pertambangan. Umumnya trinitrobenzena digunakan sebagai bahan peledak
untuk sumur minyak atau operasi pertambangan. Trinitrobenzena juga
digunakan sebagai agen vulkanisir dalam pengolahan karet alam.

2.1.6. Trinitrotoluena (C​6​H​2​(NO​2​)​3​CH​3​)


2.1.6.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: 2,4,6-trinitrotoluene

2.1.6.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Trinitrotoluena memiliki wujud kristal padat pada suhu ruangan, berwarna
kuning, dan tidak berbau. Senyawa ini dapat larut dalam aseton, metil asetat,
benzena, toluena, klorobenzena, kloroform, etil eter, dan etil alkohol.
● Berat molekul: 227.13 g/mol
● Titik didih: 240ºC
● Titik lebur: 80.8ºC
● Tekanan uap: 1.99 x 10​-4​ mmHg saat 20ºC
● Densitas: 1.654 g/cm​3​ saat 20ºC
Trinitrotoluena dibuat dengan cara mencampurkan asam nitrat dan asam
sulfat. Trinitrotoluena merupakan bahan yang mudah meledak jika bereaksi
dengan larutan air dari basa, alkoholat, dan logam, serta sensitif terhadap
induksi mekanik dan termal.

2.1.6.3. Manfaat
Trinitrotoluena atau TNT adalah bahan peledak tinggi yang banyak
digunakan oleh militer ataupun industri komersial. Dalam militer digunakkan
dalam granat dan bom. TNT digunakan untuk meledakkan sumur yang dalam
atau peledakkan bawah air. TNT juga bisa digunakan untuk manufaktur
bahan kimia sebagai bahan perantara dalam produksi zat warna.

2.1.7. Polistirena ( (C​8​H​8​)​n​ )


2.1.7.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: ​poly(1-phenylethane-1,2-diyl)

2.1.7.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Polistirena memiliki wujud padat, tidak berwarna, dan tidak memiliki bau.
Senyawa ini tidak dapat larut dalam air, tetapi larut dalam benzena.
● Berat molekul: tidak tersedia
● Titik didih: tidak tersedia
● Titik leleh: >132.22ºC
● Densitas: 1.04 g/cm​3
Polistirena perlu dihindari dari suhu lebih dari 316ºC, karena dapat
menyebabkan dekomposisi parsial. Bahan kimia yang terlepas dari
dekomposisi ini adalah stirena monomer, benzena, dan hidrokarbon lainnya.
Polistirena reaktif dengan zat pengoksidasi kuat sehingga tidak cocok untuk
direaksikan. Polistirena dapat diproduksi dari stirena monomer.

2.1.7.3. Manfaat
Polistirena dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti pengemasan
untuk makanan, barang elektronik, konstruksi, peralatan rumah tangga,
mesin, otomotif, dan juga dalam dunia medis. Polistirena dibuat untuk
peralatan rumah tangga karena inert, hemat biaya, dan tahan lama. Polistirena
sering ditemukan untuk pembungkus makanan karena polistirena dapat
melindungi makanan dari kerusakan atau pembusukan.

2.1.8. Bromobenzena (C​6​H​5​Br)


2.1.8.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: bromobenzene

2.1.8.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Bromobenzena memiliki wujud cair, tidak berwarna, dan memiliki bau
yang aromatik. Bromobenzena dapat larut dalam alkohol, eter, kloroform,
benzena, dan hidrokarbon minyak bumi.
● Berat molekul: 157.01 g/mol
● Titik didih: 156ºC
● Titik lebur: -30.6ºC
● Tekanan uap: 4.18 mmHg saat 25ºC
● Densitas: 1.495 g/mL saat 20ºC
● Viskositas: 1.124 cP saat 20ºC

Bromobenzena merupakan senyawa yang stabil dalam suhu dan kondisi


normal. Bromobenzena perlu dihindari dari sumber api atau panas dan panas
berlebih. Senyawa ini tidak cocok direaksikan dengan oksidator kuat, logam
alkali tanah, sodium, dan bromobutana.

2.1.8.3. Manfaat
Bromobenzena sering digunakan untuk sintesis organik. Contohnya pada
produksi fenil magnesium bromida sebagai perantara sintetik. Selain itu,
bromobenzena juga sering digunakan sebagai zat aditif untuk oli motor dan
sebagai pelarut kristal.

2.1.9. Butil Hidroksi Toluena (C​15​H​24​O)


2.1.9.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4-methylphenol

2.1.9.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Butil hidroksi toluena (BHT) mempunyai wujud padat seperti kristal dan
tidak berwarna. BHT dapat larut dalam aseton, metanol, dan toluena. BHT
mempunyai kelarutan yang rendah dalam air.
● Berat molekul: 220.35 g/mol
● Titik didih: 265ºC
● Titik lebur: 70ºC
● Densitas: 1.03 g/cm​3​ saat 20ºC
● Tekanan uap: 1.1 Pa saat 20ºC

BHT merupakan senyawa yang tidak reaktif dalam kondisi normal.


Senyawa ini peka terhadap cahaya. BHT perlu dihindari dari oksidator, asam
atau basa kuat, suhu di atas 50ºC, dan cahaya. BHT tidak cocok direaksikan
dengan asam atau basa kuat, tembaga, kuningan, asam klorida, dan logam
peroksida. BHT dapat dihasilkan dengan cara dibutilasi atau distilasi
fraksional.

2.1.9.3. Manfaat
BHT dapat digunakan di dalam berbagai industri. BHT bisa digunakan di
dalam bensin kendaraan darat ataupun pesawat, minyak pelumas, cat, dan
plastik. BHT yang sangat murni digunakan untuk industri makanan. BHT
juga dapat ditemukan dalam produk-produk kosmetik.

2.1.10. Benzil Alkohol (C​7​H​8​O)


2.1.10.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Phenylmethanol

2.1.10.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Benzil alkohol mempunyai wujud cair, tidak berwarna, dan memiliki bau
aromatik.
● Berat molekul: 108.0554 g/mol
● Titik didih: 205ºC
● Titik lebur: -15.3ºC
● Tekanan uap: 0.13 mbar saat 20ºC
● Densitas: 1.045 g/cm​3​ saat 20ºC

Benzil alkohol merupakan senyawa yang stabil dalam suhu dan tekanan
normal. Benzil alkohol perlu dihindari dari suhu di atas 100ºC, paparan udara
lembab atau air. Benzil alkohol tidak cocok direaksikan dengan oksidator
kuat dan asam sulfat.

2.1.10.3. Manfaat
Benzil alkohol sering digunakan dalam dunia medis sebagai anestesi
topikal. Senyawa ini juga digunakan dalam pengawet dalam produk
obat-obatan. Umumnya digunakan pada obat yang berbentuk lotion.
Contohnya obat lotion kutu rambut yang bisa mengiritasi kulit kepala.

2.2. Senyawa Turunan Benzena yang Berbahaya


2.2.1. Benzena (C​6​H​6​)
2.2.1.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Benzena

2.2.1.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Benzena merupakan zat yang mempunyai wujud cair yang tidak berwarna,
sangat beracun serta mudah menguap. Benzena dapt digunakan sebagai
pelarut, pensintesis berbagai senyawa karbon, dan bahan dasar untuk
beberapa senyawa kimia. Benzena mempunyai bau aromatik.
● Berat molekul: 78.11 g/mol
● Densitas: 0.8765 g/cm​3​ saat 20ºC
● Titik didih: 80ºC
● Titik lebur: 5.5ºC
● Tekanan uap: 75 mmHg saat 20ºC
● Viskositas: 0.647 mPa saat 20ºC

Benzena merupakan senyawa yang stabil pada saat suhu dan tekanan
normal. Benzena termasuk bahan yang mudah terbakar dikarenakan
kandungan kadar karbon yang tinggi. Benzena merupakan bahan yang tidak
korosif dan dapat mudah bereaksi dengan asam dan halogen.

2.2.1.3. Dampak
Paparan benzena dalam waktu singkat dapat menyebabkan sesak napas,
cepat marah, ​euforia, gejala iritasi pada mata, hidung, dan saluran
pernapasan, daoat terasa sakit kepala, pusing berputar, mual, atau tanda-tanda
intoksikasi. Paparan benzena yang sangat tinggi juga menimbulkan
kejang-kejang dan kemungkinan hilangnya kesadaran. Makanan atau
minuman yang mempunyai kadar benzena yang tinggi juga dapat
menimbulkan muntah, iritasi lambung, rasa kantuk, pusing, jantung
berdebar-debar hingga menyebabkan kematian.

Paparan benzena yang berulang dan dalam waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan kelainan pada darah dari penyakit anemia hingga leukimia.
Benzena pun bersifat mengiritasi kulit, jika terkena secara langsung dengan
kulit dapat menyebabkan eritema. Sedangkan dampak penghirupan benzena
dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kanker darah kerusakan sistem
tulang belakang, kerusakan sistem saraf, dan kerusakan imun tubuh. Benzena
juga dapat membuat iritasi pada kulit atau mata. Benzena telah ditetapkan
oleh ​International Agency for Research on Cancer sebagai bahan yang
karsinogenik sehingga dapat menyebabkan kanker bagi manusia. Pada
wanita, benzena dapat memengaruhi periode menstruasi sehingga tidak
teratur dan dapat mengurangi ukuran ovarium.

2.2.2. Fenol (C​6​H​5​OH)


2.2.2.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Benzenol

2.2.2.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Fenol merupakan zat yang mempunyai wujud cair dan tidak berwarna.
Fenol berbau manis, aromatik agak tajam. Fenol dapat larut dalam alkohol,
air, dan beberapa senyawa lainnya.
● Berat molekul: 94.11 g/mol
● Densitas: 1.0722 g/L saat 20ºC
● Titik didih: 182ºC
● Titik lebur: 42.8ºC
● Tekanan uap: 35 mmHg saat 25ºC
● Viskositas: 1.51 cP saat 80ºC; 5.4 cP saat 25ºC

Fenol merupakan senyawa yang stabil. Fenol perlu dihindari dari paparan
cahaya, udara lembab, atau air, dan juga perlu dihindari dari panas. Fenol
bersifat korosif dengan tembaga. Fenol dapat mengalami reaksi substitusi
dengan brom dan juga dapat bereaksi dengan ​sulfuryl chloride.

2.2.2.3. Dampak
Kontak pada mata dapat menyebabkan luka bakar bahkan kerusakan
kornea atau kebutaan. Kontak pada kulit juga dapat menyebabkan luka bakar
lalu dapat menyebabkan kulit mengalami perubahan warna menjadi putih dan
mudah keriput. Kontak kulit berulang kali dapat menyebabkan dermatitis
dengan pigmen yang lebih gelap pada kulit. Jika terserap oleh kulit, fenol
dapat menyebabkan keracunan sistemik. Jika tertelan maka akan dapat
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal, penurunan tekanan darah,
pelemahan detak jantung, pingsan bahkan kegagalan bernapas hingga
menyebabkan kematian. Jika terhirup dapat menyebabkan iritasi pada saluran
pernapasan, edema paru, anoreksia, kehilangan nafsu makan, penurunan
berat badan, diare, dan vertigo. Dampak jangka panjang dapat memengaruhi
darah, liver, ginjal, dan sistem saraf pusat..

Selain berdampak buruk bagi manusia, fenol juga berdampak buruk bagi
lingkungan. Fenol dapat mencemari sumber air tanah karena mempunyai
sifat yang mudah larut dalam air.

2.2.3. Toluena (C​6​H​5​CH​3​)


2.2.3.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: metil benzena

2.2.3.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Toluena merupakan zat cair yang tidak berwarna dan memiliki bau
manis-aromatik. Toluena tidak larut dalam air namun larut dalam etanol, eter,
aseton, dan kloroform.
● Berat molekul: 92.14 g/mol
● Titik lebur: -95ºC
● Titik didih: 110.6ºC
● Densitas: 0.867 g/mL
● Tekanan uap: 28.4 mmHg saat 25ºC
● Viskositas: 0.59 cps saat 20ºC

Toluena dapat bereaksi secara kuat dengan halogen, oksidator kuat dapat
menyebabkan kebakaran ataupun ledakan dan dapat meledak jika direaksikan
dengan beberapa asam. Toluena dapat dikatakan zat yang stabil dalam
kondisi suhu dan tekanan normal. Toluena perlu dihindari dari panas, cahaya
matahari langsung, percikan, dan nyala api. Toluena dapat mengalami reaksi
hidrogenasi, oksidasi, dan substitusi.

2.2.3.3. Dampak
Iritasi akan terjadi jika terkena kontak pada mata atau kulit. Paparan
berulang atau jangka panjang akan menyebabkan kulit kering dan
pecah-pecah, juga dapat menyebabkan dermatitis. Bila tertelan menyebabkan
efek buruk bagi sistem saraf pusat, dan juga mengakibatkan kerusakan pada
ginjal dan liver.

Jika menghirup toluena berkonsentrasi tinggi maka akan memengaruhi


sistem saraf. Gejala ringan paparan toluena berupa kelelahan, kesulitan tidur,
kebingungan, kehilangan ingatan sementara, dan kehilangan nafsu makan.
Paparan berulang dapat menyebabkan inkoordinasi, gangguan kognitif,
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan detak jantung yang tidak
teratur, serta dapat merubah komposisi darah. Bagi wanita, paparan toluena
dapat merusak sistem reproduksi. Paparan toluena pada wanita hamil dapat
menyebabkan keterbelakangan kemampuan mental dan pertumbuhan pada
anak, bahkan bisa menyebabkan kegagalan kehamilan.

2.2.4. Anilin (C​6​H​5​NH​2​)


2.2.4.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: benzenamine
2.2.4.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Anilin merupakan zat cair yang tidak berwarna dan mempunyai bau khas
yang tajam. Anilina dapat larut dalam pelarut organik dan juga air.
● Berat molekul: 93.13 g/mol
● Titik didih: 188ºC
● Titik lebur: -6.30ºC
● Viskositas: 4.435 cP saat 20ºC
● Tekanan uap: 0.48 mmHg saat 25ºC
● Densitas: 1.0217 g/mL saat 20ºC

Anilin merupakan basa lemah. Anilin merupakan zat yang stabil pada saat
suhu dan tekanan normal. Senyawa ini dapat berubah warna jika terpapar
dengan udara atau cahaya. Senyawa ini harus terhindar dari cahaya, sumber
panas, dan paparan udara atau air yang lembab. Anilin dapat mengalami
reaksi halogenasi, pemanasan, hidrogenasi, dan nitrasi.

2.2.4.3. Dampak
Anilin akan menyebabkan iritasi pada mata dan kulit jika terdapat kontak.
Pada mata, anilin dapat menyebabkan lakrimasi, penglihatan yang kabur,
fotofobia, bahkan dapat merusak kornea mata. Jika tertelan anilin maka dapat
merusak hemoglobin dan mengubahnya menjadi methemoglobin, kondisi
bisa semakin parah jika terjadi asfiksia (kekurangan oksigen) hingga melukai
sel-sel pada sistem saraf pusat. Jika anilin terhirup maka akan membuat
iritasi saluran pernapasan, dan mulai ada gejala seperti pusing, mengantuk,
sesak napas, sianosis, dan detak jantung yang tidak teratur. Anilin dapat
merubah warna pada darah menjadi coklat dan juga merusak ginjal, hati, dan
limpa. United States Environmental Protection Agency (EPA) menetapkan
bahwa anilin memiliki kemungkinan karsinogenik bagi manusia.

2.2.5. Stirena (C​6​H​5​CHCH​2​)


2.2.5.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: ethenylbenzena

2.2.5.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Stirena merupakan senyawa yang berwujud cair, tidak berwarna, dan
mempunyai bau yang tajam. Stirena dapat menguap dengan cepat dan dapat
dipolimerisasi.
● Berat molekul: 104.15 g/mol
● Titik didih: 145ºC
● Titik lebur: -30.6ºC
● Densitas: 0.9059 g/mL saat 20ºC
● Tekanan uap: 5 mmHg saat 20ºC
● Viskositas: 0.763 cP saat 20ºC

Stirena merupakan senyawa yang stabil pada suhu dan tekanan normal.
Stirena perlu dihindari dari sumber panas atau api. Uap dari stirena mudah
meledak jika bereaksi dengan oksigen atau saat terkena panas atau api.
Stirena dihasilkan dari reaksi dehidrogenasi etil benzena dengan katalis
Fe​2​O​3​. Stirena dapat mengalami reaksi polimerisasi sehingga membentuk
polistirena.
2.2.5.3. Dampak
Stirena dapat menyebabkan iritasi pada mata jika terjadi kontak,
sedangkan kontak pada kulit dapat menyebabkan dermatitis. Jika terhirup
dapat menyebabkan pembengkakan pada sistem pernapasan, pneumonitis,
dan terdapat gejala-gejala seperti sakit kepala, pusing, lemas, tidak sadar,
hingga menyebabkan kemungkinan kematian. Paparan stirena pun dapat
berakibat buruk pada sistem saraf pusat hingga dapat menyebabkan
kehilangan fungsi saraf pendengaran atau penglihatan. Stirena juga
dinyatakan sebagai senyawa yang mempunyai kemungkinan karsinogenik.

2.2.6. Nitrobenzena (C​6​H​5​NO​2​)


2.2.6.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: nitrobenzena

2.2.6.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Nitrobenzena merupakan senyawa berwujud cair, tidak berwarna, dan
berbau seperti almond. Nitrobenzena merupakan pelarut yang baik.
● Berat molekul: 123.11 g/mol
● Titik didih: 210.9ºC saat 760 mmHg
● Titik lebur: 5.85ºC
● Tekanan uap: 0.3 mmHg saat 25ºC
● Densitas: 1.199 g/cm​3

Nitrobenzena merupakan zat yang stabil pada suhu kamar dan dalam
wadah tertutup. Nitrobenzena perlu dihindari dari temperatur tinggi dan
sumber panas atau api. Nitrobenzena akan berbahaya jika direaksikan dengan
HNO​3​, fenol, AlCl​3​, anilin, gliserin, AgClO​4​, N​2​O​4​, timah, dan seng.
Nitrobenzena dapat mengalami reaksi reduksi, substitusi, dan kondensasi.

2.2.6.3. Dampak
Jika terdapat kontak dengan kulit atau mata akan menyebabkan iritasi. Jika
tertelan ataupun terhirup maka akan menyebabkan kondisi yang disebut
methemoglobinemia yang akan memengaruhi kemampuan darah untuk
membawa dan mengedarkan oksigen. Methemoglobinemia akan
menyebabkan sianosis dimana terjadi perubahan warna kulit menjadi
kebiruan karena kekurangan oksigen pada darah. Gejala-gejala awal berupa
pusing, sakit kepala, muntah, sesak napas, dan detak jantung tidak teratur.
Kondisi ini juga akan terjadi jika terpapar secara berulang dalam konsentrasi
yang tinggi. Paparan dalam waktu lama juga akan berakibat buruk bagi liver,
ginjal, dan dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk darah
serta kelainan pada sumsum tulang.

2.2.7. Klorobenzena (C​6​H​5​Cl)


2.2.7.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: fenil klorida

2.2.7.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Klorobenzena merupakan zat berwujud cair, tidak berwarna, dan memiliki
bau aromatik seperti almond. Klorobenzena dapat larut dalam eter, benzena,
kloroform, dan alkohol. Klorobenzena tidak dapat larut dalam air.
● Berat molekul: 112.56 g/mol
● Titik didih: 132ºC
● Titik lebur: -45.6ºC
● Tekanan uap: 8.8 mmHg saat 20ºC; 12 mmHg saat 25ºC
● Densitas: 1.1058 g/mL saat 20ºC
● Viskositas: 0.8 mPa saat 20ºC

Klorobenzena merupakan senyawa yang stabil pada suhu dan tekanan


normal. Klorobenzena perlu dihindari dari sumber panas atau api dan juga
panas berlebih. Klorobenzena tidak cocok untuk direaksikan dengan
oksidator kuat dan basa.

2.2.7.3. Dampak
Klorobenzena yang terkena kontak pada mata dan kulit akan
menyebabkan iritasi, pada kulit dapat menyebabkan dermatitis. Jika tertelan
ataupun terhirup dapat merusak sistem saraf pusat dengan gejala sakit kepala,
mati rasa, sianosis, mual, kejang otot, hingga dapat menyebabkan
mungkinnya kematian karena gagal napas. Klorobenzena juga dapat
menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

2.2.8. Asam Benzoat (C​7​H​6​O​2​)


2.2.8.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Asam benzoat
2.2.8.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Asam benzoat memiliki wujud padatan kristal berwarna putih. Asam
benzoat tergolong dalam golongan asam karboksilat aromatik.
● Berat molekul: 122.123 g/mol
● Titik didih: 249.2ºC saat 760 mmHg
● Titik lebur: 122.37ºC
● Tekanan uap: 0.0012 mmHg saat 25ºC
● Densitas (padat): 1.316 g/cm​3
● Densitas (cair): 1.029 g/cm​3
● Viskositas: 1.26 cP saat 130ºC

Asam benzoat merupakan senyawa yang stabil saat suhu dan tekanan
normal. Zat ini perlu dihindari dari panas berlebih. Asam benzoat tidak cocok
untuk direaksikan dengan oksidator kuat, basa kuat, dan agen pereduksi kuat.
Asam benzoat dapat mengalami reaksi reduksi, hidrogenasi, substitusi, dan
oksidasi.

2.2.8.3. Dampak
Asam benzoat akan menyebabkan iritasi jika terkena kontak pada mata
atau kulit. Pada mata akan terjadi kemerahan dan juga nyeri. Pada kulit akan
tampak ruam kulit kemerahan, sensasi panas, dan bengkak disertai dengan
gatal-gatal. Jika tertelan maka akan menyebabkan iritasi pada saluran
pencernaan. Penghirupan asam benzoat akan menyebabkan gangguan saluran
pernapasan yang akan mengakibatkan batuk-batuk atau sesak napas.
Dilaporkan juga bahwa terdapat efek pada sistem saraf pusat, liver, dan ginjal
setelah paparan dalam konsentrasi yang tinggi.

2.2.9. Naftalena (C​10​H​8​)


2.2.9.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Bicyclo[4.4.0]deca-1,3,5,7,9-pentana
2.2.9.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia
Naftalena memiliki wujud padat, berwarna putih, dan memiliki bau yang
tajam.
● Berat molekul: 128.17 g/mol
● Titik didih: 218ºC
● Titik lebur: 80ºC
● Tekanan uap: 0.05 mmHg saat 20ºC
● Densitas: 0.99 g/cm​3

Naftalena merupakan senyawa yang stabil pada suhu kamar, dan jika
dalam kondisi wadah atau tempat penyimpanan tertutup. Naftalena perlu
dihindari dari sumber api, kelembapan, panas berlebih, paparan udara atau air
yang lembap, dan uap. Naftalena tidak cocok untuk direaksikan dengan
oksidator kuat.

2.2.9.3. Dampak
Naftalena dapat mengiritasi mata dan kulit jika terjadi kontak. Uap dari
naftalena juga dapat mengiritasi mata. Jika naftalena padat terkena kontak
dengan mata dapat menyebabkan konjungtivitis, cedera pada kornea,
berkurangnya ketajaman visual, hingga dapat menyebabkan katarak. Jika
tertelan akan mengakibatkan kerusakan pada hati dan ginjal. Efek lain dapat
menyebabkan methemoglobinemia yang akan memengaruhi kemampuan
darah untuk membawa oksigen sehingga dapat terjadi sianosis (kondisi
dimana darah kekurangan oksigen), lalu terjadi kejang hingga kematian.
Tertelan naftalena juga dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran
pencernaan dengan gejala nyeri perut, mual, muntah, dan diare. Bahkan
penelanan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan anemia hemolitik
(kondisi kerusakan sel darah merah) dan hemoglobinuria. Penghirupan
naftalena dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan juga dapat
menyebabkan neuritis optik (radang saraf optik). Naftalena merupakan
senyawa yang memiliki kemungkinan karsinogenik pada manusia, terdapat
beberapa bukti yang menyebutkan bahwa naftalena dapat menyebabkan
kanker laring dan kanker usus.

2.2.10. Cumene (C​6​H​5​CH(CH​3​)​2​)


2.2.10.1. Nama IUPAC dan Gambar Struktur
Nama IUPAC: Propan-2-yl benzene

2.2.10.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia


Cumene merupakan zat berwujud cair, tidak berwarna, dan memiliki bau
aromatik yang tajam. Cumene merupakan cairan yang mudah menguap.
Cumene hampir tidak larut dalam air tetapi larut dalam alkohol dan beberapa
pelarut organik lainnya. Cumene termasuk dalam golongan alkil aromatik
hidrokarbon.
● Berat molekul: 120.19 g/mol
● Titik didih: 152.39ºC
● Titik lebur: -96ºC
● Tekanan uap: 8 mmHg saat 20ºC
● Densitas: 0.8619 g/cm​3
● Viskositas: 0.79 mPa saat 20ºC

Cumene merupakan senyawa yang stabil dalam kondisi normal. Senyawa


ini dapat mengalami peroksidasi sehingga dapat membentuk dan
mengakumulasi peroksida yang dapat meledak saat terkena panas atau
guncangan. Cumene sangat berbahaya jika tingkat peroksida terkonsentrasi
melalui distilasi atau penguapan. Cumene perlu dihindari dari sumber panas
atau api, panas berlebih, dan juga kontak lama dengan udara. Cumene tidak
cocok untuk direaksikan dengan oksidator, asam nitrat, nitrit, asam sulfat,
dan asam klorosulfonat.

2.2.10.3. Dampak
Cumene akan menyebabkan iritasi pada mata dan kulit jika terkena
kontak. Pada mata juga bisa menyebabkan konjungtivitis. Iritasi pada kulit
ditandai dengan kulit mengalami kemerahan, kekeringan, dan pecah-pecah
ataupun mengalami rasa terbakar saat bersentuhan, dalam waktu yang lama
akan menyebabkan dermatitis. Jika tertelan akan menyebabkan pneumonitis
dan juga berefek buruk pada sistem saraf pusat. Penghirupan cumene
menyebabkan gangguan saluran pernapasan. Cumene juga dapat
menyebabkan kerusakan limpa jika terpapar berulang kali. Kontak yang
terlalu lama akan menyebabkan cedera pada hati, ginjal, dan paru-paru.

2.3. Contoh yang Ada di Rumah


Contoh produk yang mengandung senyawa turunan
benzena yang ada di rumah saya adalah panadol. Panadol
mengandung Paracetamol (C​8​H​9​NO​2​) yang merupakan
senyawa turunan benzena. Panadol merupakan salah satu
obat untuk meredakan gejala flu dan batuk tidak berdahak.
Satu tablet dari panadol mengandung 500mg paracetamol.
DAFTAR PUSTAKA
A. Paula Dionísio et al. 2012. ​Natural Food Additives, Ingredients, and Flavourings, diakses
dari ​https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9781845698119500116
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 1990. ​Public Health Statement for
Nitrobenzene, ​diakses dari ​https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp140-c1-b.pdf
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 1995. ​Toxicological Profile for
1,3-dinitrobenzene and 1,3,5-trinitrobenzene, diakses dari
https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp74.pdf
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 1995. ​Toxicological Profile for
2,4,6-trinitrotoluene, d​ iakses dari ​https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp81.pdf
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 2002. ​Aniline, d​ iakses dari
https://www.atsdr.cdc.gov/toxfaqs/tfacts171.pdf
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 2005. ​Public Health Statement for
Naphthalene, 1-Methylnaphthalene, and 2-Methylnaphthalene, ​diakses dari
https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp67-c1-b.pdf
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 2012. ​Public Health Statement for Styrene,
diakses dari ​https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp53-c1-b.pdf
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 2015. ​Public Health Statement for Toluene,
diakses dari ​https://www.atsdr.cdc.gov/ToxProfiles/tp56-c1-b.pdf
Agency for Toxic Substances & Disease Registry. 2020. ​Toxicological Profile for
Chlorobenzene, d​ iakses dari ​https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp131-c4.pdf
British Pharmacopoeia. 2013. ​Safety Data Sheet: Paracetamol Assay Standard, diakses dari
https://www.pharmacopoeia.com/Catalogue/Preview?uri=%2Fcontent%2Ffile%2Fproducts
%2Fhealthandsafety%2FCat_371_GB.pdf
CEPSA Quimica. 2009. ​Material Safety Data Sheet: Purified Terephthalic Acid (PTA), diakses
dari ​https://www.atlanticbulk.com/wp-content/uploads/2016/12/PTA.pdf
ChemicalSafetyFacts.org. ​What is Polystyrene? Uses, Benefits, and Safety Facts, d​ iakses dari
https://www.chemicalsafetyfacts.org/polystyrene/
Destian, Ridwan Aldo dan Feirina Erfira. 2019. ​Prarancangan Pabrik Asam Tereftalat dari
Hidrolisis Dimetil Tereftalat Kapasitas 70.000 Ton/Tahun, ​diakses dari
https://edoc.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/17907/05.1%20bab%201.pdf
Fisher Scientific. 1997. ​Material Safety Data Sheet: Chlorobenzene, ​diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/04730.htm
Fisher Scientific. 1997. ​Material Safety Data Sheet: Nitrobenzene, reagent ACS, diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/16590.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Aniline, ​diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/01530.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Benzaldehyde, d​ iakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/02590.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Benzene, diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/02610.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Benzoic acid, ​diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/02720.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Benzyl alcohol, 99%, diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/95485.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Bromobenzene, ​diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/03420.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Naphthalene, ​diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/16120.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Phenol Liquid, diakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/18384.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Salicylic Acid, d​ iakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/20315.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Styrene monomer, inhibited, d​ iakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/22100.htm
Fisher Scientific. 1999. ​Material Safety Data Sheet: Toluene, d​ iakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/23590.htm
Fisher Scientific. 2000. ​Material Safety Data Sheet: Cumene, d​ iakses dari
https://fscimage.fishersci.com/msds/02169.htm
Fisher Scientific. 2014. ​Safety Data Sheet: Butylated Hydroxy Toluene, ​diakses dari
https://beta-static.fishersci.com/content/dam/fishersci/en_US/documents/programs/educatio
n/regulatory-documents/sds/chemicals/chemicals-b/S25212.pdf
Halimah, Nurul. 2014. ​Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat
Kapasitas 9.500 Ton/Tahun, ​diakses dari ​http://eprints.ums.ac.id/32340/2/BAB%20I.pdf
Huda, Aimatul. 2017. ​Prarancangan Pabrik Asam Benzoat dengan Proses Oksidasi Toluena
dan Katalis Kobalt Asetat Kapasitas 40.000 Ton/Tahun, d​ iakses dari
http://eprints.ums.ac.id/50115/5/BAB%20I.pdf
Mahdi Balali-Mood et al. 1996. ​Salicylic Acid, d​ iakses dari
http://www.inchem.org/documents/pims/pharm/pim642.htm
Meliasari, Tri dan Sri Mawarni. 2020. ​Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Asam Tereftalat
Kapasitas 200.000 Ton/Tahun, ​diakses dari
https://repository.unsri.ac.id/32723/76/RAMA_24201_03031181621034_0015125503_01_f
ront_ref.pdf
National Center for Environmental Health. 2018. ​Facts About Benzene, ​diakses dari
https://emergency.cdc.gov/agent/benzene/basics/facts.asp
National Health Service. 2019. ​Paracetamol for adults, d​ iakses dari
https://www.nhs.uk/medicines/paracetamol-for-adults/
New Jersey Department of Health. 2008. ​Hazardous Substance Fact Sheet: Bromobenzene,
diakses dari ​https://nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/0258.pdf
New Jersey Department of Health. 2008. ​Hazardous Substance Fact Sheet: Cumene, d​ iakses
dari ​https://nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/0542.pdf
New Jersey Department of Health. 2009. ​Hazardous Substance Fact Sheet: Benzoic Acid,
diakses dari ​https://www.nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/0209.pdf
New Jersey Department of Health. 2012. ​Hazardous Substance Fact Sheet: Naphthalene,
diakses dari ​https://nj.gov/health/eoh/rtkweb/documents/fs/1322.pdf
OECD SIDS. 2002. ​2,6-di-tert-butyl-p-cresol (BHT), ​diakses dari
https://hpvchemicals.oecd.org/ui/handler.axd?id=6D30349E-EF9F-496C-A2AF-6D497D4F
1CCA
Oxford Lab Fine Chem LLP. ​Material Safety Data Sheet: Paracetamol 98%, diakses dari
https://www.oxfordlabchem.com/msds/PARACETAMOL.pdf
Perdana, M. Febri Rezsha. 2019. ​Pra Rancangan Pabrik Anilin dari Hydrogenasi Nitrobenzen
Fase Uap dengan Kapasitas 3.000 Ton/Tahun, ​diakses dari
http://repository.ubharajaya.ac.id/2958/2/20151023004_M.%20Febri%20Rezha%20Perdana
_BAB%20I.pdf
Purba, Michael dan Eti Sarwiyati. 2018. ​KIMIA 3 untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Research and Production Enterprise “Zarya” Ltd. 2008. ​Material Safety Data Sheet:
Trinitrotoluene (TNT) MSDS, d​ iakses dari
http://www.zaryachem.com/uploads/imageOriginal/0/94.pdf
Santoso, Angela Vionna dan Alex Susanto. 2019. ​Prarencana Pabrik Monoklorobenzena,
diakses dari ​http://repository.wima.ac.id/18732/2/BAB%201.pdf
Santoso, Suryo Dwi. 2011. ​Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam Asetat
Kapasitas 12.000 Ton per Tahun, ​diakses dari ​http://eprints.ums.ac.id/12263/2/BAB_I.pdf
Sentra Informasi Keracunan Nasional. 2011. ​Benzaldehid, ​diakses dari
http://ik.pom.go.id/v2016/katalog/Benzaldehid.pdf
Sentra Informasi Keracunan Nasional. 2012. ​Toluen, ​diakses dari
http://ik.pom.go.id/v2016/katalog/Toluen.pdf
Septario, Wankin. 2011. ​Pra Rancangan Pabrik Asam Benzoat dari Toluena dan Oksigen
Menggunakan Mangan Asetat sebagai Katalis dengan Kapasitas 6.000 Ton/Tahun, d​ iakses
dari ​http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28841/Chapter%20II.pdf
TCI America. 2006. ​Material Safety Data Sheet: 1,3,5-Trinitrobenzene, diakses dari
https://cloudfront.zoro.com/enhanced_pdf/ZQ_7nKhiou.PDF
ThermoFisher Scientific. 2009. ​Safety Data Sheet: Terephthalic acid, d​ iakses dari
https://www.fishersci.co.uk/chemicalProductData_uk/wercs?itemCode=10487190
United States Environmental Protection Agency. 1991. ​Polystyrene, diakses dari
https://www3.epa.gov/ttnchie1/ap42/ch06/final/c06s06-3.pdf
United States Environmental Protection Agency. 1992. ​Chlorobenzene, ​diakses dari
https://www.epa.gov/sites/production/files/2016-09/documents/chlorobenzene.pdf
United States Environmental Protection Agency. 1992. ​Phenol, diakses dari
https://www.epa.gov/sites/production/files/2016-09/documents/phenol.pdf
United States Environmental Protection Agency. 2009. ​Provisional Peer-Reviewed Toxicity
Values fot Benzyl alcohol, ​diakses dari
https://cfpub.epa.gov/ncea/pprtv/documents/Benzylalcohol.pdf
United States Environmental Protection Agency. 2009. ​Toxicological Review of Bromobenzene,
diakses dari ​https://iris.epa.gov/static/pdfs/1020tr.pdf
United States Environmental Protection Agency. 2013. ​Provisional Peer-Reviewed Toxicity
Values for Butylated Hydroxytoluene (BHT), d​ iakses dari
https://cfpub.epa.gov/ncea/pprtv/documents/Butylatedhydroxytoluene.pdf
Videolar S.A. 2008. ​MSDS: Polystyrene (General Purpose) (GPPS), diakses dari
https://www.che.iitb.ac.in/online/system/files/545/chemical_msds_entry/polystyrene+MSD
S_0.pdf
Wijati, Sugi. 2013. ​Prarancangan Pabrik Bisfenol-A dari Fenol dan Aseton Kapasitas 100.000
Ton per Tahun, ​diakses dari ​http://eprints.ums.ac.id/26242/2/Bab-1.pdf
Winata, Susanty Dewi. ​Dampak dan Monitoring pada Pekerja Terpapar Benzena, d​ iakses dari
http://ejournal.ukrida.ac.id/ojs/index.php/Meditek/article/download/1262/1323
World Health Organization. 1999. ​Cumene,​ diakses dari
https://www.who.int/ipcs/publications/cicad/cicad18_rev_1.pdf
World Health Organization. 2000. ​Benzoic Acid and Sodium Benzoate, d​ iakses dari
https://www.who.int/ipcs/publications/cicad/cicad26_rev_1.pdf
World Health Organization. 2010. ​Exposure to Benzene: A Major Public Health Concern,
diakses dari ​https://www.who.int/ipcs/features/benzene.pdf
Wulanda, Vepilia. 2018. ​Degradasi Senyawa Fenol Secara Fotokatalisis dengan Menggunakan
Katalis TiO​2 ​/​C, ​diakses dari ​http://scholar.unand.ac.id/38596/2/BAB%201.pdf
Zhou, J.-H. 2006. ​Studies in Surface Science and Catalysis, ​diakses dari
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0167299106815910

Anda mungkin juga menyukai