Anda di halaman 1dari 2

Laporan CHAPEL 2

Nama (NIM)      : Nathanael Orin Dion (01071210145)


Hari/Tanggal     : Kamis, 17 Februari 2022
Tempat             : Rumah
Pembicara         : Bpk. Deni Telaumbanua
Nats Alkitab      : Yosua 4 : 1-24

Pernyataan:
Di hadapan Allah yang Maha Tahu, saya menuliskan bahwa saya telah mengikuti chapel
pada tanggal di atas dan jika ditemukan plagiarisme dalam laporan ini, maka saya bersedia
mendapatkan nilai F pada mata kuliah ini.

I. POKOK PIKIRAN KHOTBAH


Diawali dengan dijelaskan bahwa Monas adalah suatu ikon untuk kota Jakarta untuk
menggambarkan bagaimana perjuangan bangsa Indonesia meraih kemerdekaan dan
kebebasan. Ketika ada kejadian terkadang ada juga disertai dengan monumen / ikon untuk
mengingatkan terhadap kejadian tersebut. Di dalam Alkitab juga ada monumen seperti ini,
Tuhan memerintahkan Yosua untuk membuat monumen dalam hal ini adalah batu
peringatan. Pada ayat 1-9, Tuhan memerintahkan Yosua sebagai pemimpin baru dari bangsa
Israel untuk memasuki tanah perjanjian yaitu Kanaan. Saat sebelum memasuki tanah
perjanjian tersebut bangsa Israel perlu melewati atau menyebrangi sungai Yordan. Dimana
dalam penyebrangan sungai yordan tersebut telah diatur sedemikian rupa oleh Tuhan. Lalu
Tuhan meminta untuk masing-masing dari ke-12 suku dari bangsa Israel untuk mengambil
batu dari sungai Yordan tersebut. Batu tersebut yang nantinya akan menjadi batu
peringatan, bahwa Tuhan telah menyertai bangsa Israel sepanjang perjalanannya hingga ke
tanah perjanjian. Allah lah yang membawa mereka keluar dari Mesir, membebaskan
mereka, dan mengikat perjanjian dengan merka bahwa bangsa Israel adalah umat-Nya. Batu
peringatn tersebut juga mengingatkan mereka terhadap allah perjanjian ini. Bahwa bangsa
Israel mempunyai Allah yang besar, yang Mahakuasa, yang dapat membebaskan mereka
dan menyertai mereka ke tanah perjanjian. Ini lah sebabnya mereka pelru tanda pengingat
agar tetap diwariskan turun temurun dan tidak dilupakan oleh generasi selanjutnya. Allah
telah berjanji untuk membebaskan dan menyertai mereka, bangsa Israel pun perlu
menghormati janji tersebut dengan menghidupi perjanjian tersebut dengan berpegang
teguh pada perintah Allah, bahwa mereka harus selalu ingat untuk hidup taat dalam Tuhan.

II. REFLEKSI PRIBADI


Dari khotbah kali ini saya diingatkan bahwa Tuhan yang kita percayai itu besar dan
Mahakuasa. Ia dapat menyertai kita setiap saat dan Ia lah yang menolong kita dalam setiap
aspek kehidupan kita. Dia membantu kita ketika kita susah dan membimbing kita untuk
terus di jalan yang benar. Namun saya diingatkan juga bahwa masih banyak dari umat
Kristen ketika mereka mencapai kesuksesan, terkadang mereka cenderung melupakan
Tuhan. Mereka hanya mencari Tuhan di saat-saat susah saja dan ketika sudah di puncak
kesuksesan Tuhan yang tadinya mereka andalkan, mereka tinggalkan dan lupakan.
Terkadang banyak dari kita juga lupa akan perintah-perintah Allah, terkadang kita masih
sering mengikuti keinginan daging kita dan hidup terus di dalam dosa. Tak sedikit juga dari
kita yang hanya mencari Tuhan untuk mendapatkan sesuatu, sementara ketika kita sudah
mendapat hal yang kita inginkan, kita kembali melupakan Tuhan. Disini diingatkan kembali
bahwa kita sebagai Umat-Nya perlu sadar bahwa hidup ini bukan tentang kita. Karena apa
yang kita dapatkan saat ini bukan karena usaha kita sendiri, namun ada juga kebaikan dan
kemurahan hati Tuhan untuk menolong, tangan Tuhan ambil andil dalam setiap perjalanan
kehidupan yang kita jalani saat ini.

III. KOMITMEN PRIBADI


Dari khotbah kali ini saya berkomitmen untuk tetap setia kepada Tuhan. Saya ingin terus
mengandalkan Tuhan di hidup saya baik dalam keadaan sulit ataupun keadaan senang. Saya
ingin terus bersyukur atas kebaikan Tuhan di hidup saya. Saya ingin selalu mengingat bahwa
Tuhan lah yang membantu saya setiap hari nya melewati segala permasalahan yang saya
hadapi. Saya ingin terus memuji nama-Nya dan mengikuti perintah-Nya. Saya ingin untuk
hidup taat dalam Tuhan dan mengucap syukur atas kasih-Nya yang Ia berikan kepada saya.

Anda mungkin juga menyukai