0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan2 halaman
Kitab Zefanya berbicara tentang penghukuman universal akibat ketidaktaatan manusia kepada Allah, namun di baliknya terdapat janji keselamatan. Zefanya menasihati umat untuk mencari Allah, keadilan, dan kerendahan hati serta berbalik kepada-Nya. Semua tindakan penghukuman Allah merupakan bukti kehadiran dan kasih-Nya untuk menyelamatkan umat.
Kitab Zefanya berbicara tentang penghukuman universal akibat ketidaktaatan manusia kepada Allah, namun di baliknya terdapat janji keselamatan. Zefanya menasihati umat untuk mencari Allah, keadilan, dan kerendahan hati serta berbalik kepada-Nya. Semua tindakan penghukuman Allah merupakan bukti kehadiran dan kasih-Nya untuk menyelamatkan umat.
Kitab Zefanya berbicara tentang penghukuman universal akibat ketidaktaatan manusia kepada Allah, namun di baliknya terdapat janji keselamatan. Zefanya menasihati umat untuk mencari Allah, keadilan, dan kerendahan hati serta berbalik kepada-Nya. Semua tindakan penghukuman Allah merupakan bukti kehadiran dan kasih-Nya untuk menyelamatkan umat.
Kitab Zefanya merupakan sebuah kitab yang berbicara tentang penghukuman
secara universal (Zef. 1-3:8) dan dibalik itu ada janji keselamatan (Zef. 3:9-20). Berbicara mengenai penghukuman secara universal merupakan sebuah tindakan Allah kepada manusia yang tidak memiliki ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Jikalau diperhatikan bahwa dalam ayat 1 dijelaskan bagaimana Allah murka kepada bangsa Israel. Disini Zefanya bernubuat bahwa pada masa Pemerintahan Yosia, Raja Yehuda, akan ada hari dimana bangsa itu akan mengalami hari kesusahan atau hari kesulitan, hari kegemasan, kemusnahan siapapun mereka akan menangis. Semua harta/rumah yang kita bangun dalam dunia ini tidak akan ada artinya semuanya akan musnah. Bangsa itu akan terjerat dalam kekerasan dan penyembahan berhala, dan dengan menghina mengabaikan Tuhan. Berita- Nya untuk bangsa itu mungkin diberikan sebelum gerakan pembaharuan di bawah pimpinan Yosia dan mungkin menjadi motivasi yang mendorong raja untuk meminta rakyatnya membaharui ketaatan kepada Allah dan hukum-Nya. Beberapa waktu yang lalu ada beberapa bencana alam yang menimpa seluruh bangsa Indonesia, seperti tsunami yang melanda Aceh, Nias, Palu dan beberapa kota lainnya yang membuat semuanya hancur, banyak korban jiwa dalam insiden tersebut, membuat kerugian yang cukup besar. Jika dibandingkan, keadaan yang dimaksudkan di teks ini menunjukkan bahwa Tindakan Penghukuman yang dilakukan Allah jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan tsunami yang terjadi di Aceh, Nias, Palu maupun kota-kota lainnya yang ada di Indonesia. Allah akan menyapu bersih manusia, hewan, burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan dilaut dan segala yang ada dibumi akan dimusnahkan oleh Allah. Suatu hukuman yang universal! Namun secara khusus, Tuhan akan menghukum Yehuda (ay. 4). Allah melakukan ini dikarenak ulah manusia sendiri, mereka meninggalkan Dia, dengan melaksanakan penyembahan kepada Allah lain, atau dewa bangsa yang ada sekitar mereka, bangsa itu tidak lain mengikuti apa yang Allah perintahkan (mengabaikan Taurat Tuhan). Zefanya berseru: "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat" (7). Maksud Tuhan disini bahwa seharusnya kita yang sudah. Berdiam diri berarti kita bersikap tenang tidak melakukan reaksi-reaksi yang kasar dan tidak baik. Tenang mencerminkan suatu kemantapan hati dan keyakinan bahwa Tuhan pasti sanggup melakukan segala perkara bagi kita. Sikap tenang ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan doa kita kepada Tuhan, karena "...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15b). Dizaman sekarang ini, banyak orang yang sering melakukan hal seperti ini, ada yang melakukan penyembahan berhala ataupun masih kembali untuk mempercayai leluhur, ada juga yang meninggalkan Tuhan demi memperbaiki kondisi keluarganya. Semua hal-hal yang sudah di nubuatkan itu berasal dari Allah yang menjadi bukti bahwa Allah mengasihi semua umat-Nya, dengan tindakan-tindakan yang kita lakukan Tuhan masih mau memperbaiki hidup kita, seburuk apapun hidup kita, Allah akan membersihkannya. Allah terus menggunakan Zefanya untuk menasihatkan bangsa itu untuk mencari Tuhan, mencari keadilan, dan mencari kerendahan hati. Tindakan seperti ini menunjukkan kepedulian kita, sifat acuh tak acuh harus diubahkan, kita harus mencari Tuhan dalam hidup ini bukan mencari yang lain. Mencari Tuhan berarti berbalik kepada Tuhan, bertobat, dan menghargai Tuhan. Sebab Tuhan telah menghargai umat-Nya. apa yang kita tuju itu sesungguhnya menjadi berhala yang menjauhkan kita dari Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan membenci berhala dan akan menghukum orang-orang yang menyembah berhala (Kel. 20:4-5). Hanya dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita, maka tak akan ada keinginan sedikit pun untuk menukar Tuhan dengan yang lain. Semua tindakan penghukuman secara universal yang Allah lakukan kepada umat- Nya merupakan bukti akan kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya. Allah tidak pernah meninggalkan umatNya walaupun manusia itu sendiri menjauh dari pada-Nya. Dibalik tindakan yang Allah lakukan, ada janji-janji yang Tuhan sudah ungkapkan kepada seluruh bangsa, janji yang sudah dikumandangkan oleh nabi-nabi sebelumnya sebagai bukti kehadiran dan kemahakuasaan Allah yaitu janji Keselamatan. Ketika kita mau mengakui dosa dihadapan Tuhan dan mau berbalik kepada Dia serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Kita menyadari diri sebagai pribadi yang lemah karena jatuh ke dalam dosa, namun Tuhan tetap mengasihi dan memanggil kita untuk bertumbuh dalam kasih. Kesadaran akan dosa bisa juga menjadi jebakan bila kita merasa tidak mendapatkan pengampunan dan putus asa, sehingga membuat kita menjauh dari Tuhan. Untuk itu, tindakan-tindakan yang Allah lakukan dalam hidup ini, jangan dijadikan sebagai penghakiman atau ketidakpedulian Allah kepada kita semua, tetapi anggaplah semua tindakan Allah sebagai kasih Allah yang ingin mengubahkan hidup kita dan menyelamatkan hidup kita. Tetap bersandar dan menaati Dia apapun yang diperintahkan, kita harus siap sedia untuk melaksanakan dan mengerjakannya. Mari mengasihi Allah dengan menaati Dia serta mau mengasihi sesama kita (Mat. 22:37; 39).