Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IMAN SARO BATE’E

MATA KULIAH : TAFSIRAN NABI-NABI


DOSEN PENGAJAR : YAMONAHA LAOLI, S.Th

REFLEKSI PEMBACA KITAB ZEFANYA

Kitab Zefanya merupakan sebuah kitab yang berbicara tentang penghukuman


secara universal (Zef. 1-3:8) dan dibalik itu ada janji keselamatan (Zef. 3:9-20). Berbicara
mengenai penghukuman secara universal merupakan sebuah tindakan Allah kepada
manusia yang tidak memiliki ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Jikalau diperhatikan
bahwa dalam ayat 1 dijelaskan bagaimana Allah murka kepada bangsa Israel. Disini
Zefanya bernubuat bahwa pada masa Pemerintahan Yosia, Raja Yehuda, akan ada hari
dimana bangsa itu akan mengalami hari kesusahan atau hari kesulitan, hari kegemasan,
kemusnahan siapapun mereka akan menangis. Semua harta/rumah yang kita bangun dalam
dunia ini tidak akan ada artinya semuanya akan musnah. Bangsa itu akan terjerat dalam
kekerasan dan penyembahan berhala, dan dengan menghina mengabaikan Tuhan. Berita-
Nya untuk bangsa itu mungkin diberikan sebelum gerakan pembaharuan di bawah pimpinan
Yosia dan mungkin menjadi motivasi yang mendorong raja untuk meminta rakyatnya
membaharui ketaatan kepada Allah dan hukum-Nya. Beberapa waktu yang lalu ada
beberapa bencana alam yang menimpa seluruh bangsa Indonesia, seperti tsunami yang
melanda Aceh, Nias, Palu dan beberapa kota lainnya yang membuat semuanya hancur,
banyak korban jiwa dalam insiden tersebut, membuat kerugian yang cukup besar. Jika
dibandingkan, keadaan yang dimaksudkan di teks ini menunjukkan bahwa Tindakan
Penghukuman yang dilakukan Allah jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan tsunami yang
terjadi di Aceh, Nias, Palu maupun kota-kota lainnya yang ada di Indonesia. Allah akan
menyapu bersih manusia, hewan, burung-burung di udara, bahkan ikan-ikan dilaut dan
segala yang ada dibumi akan dimusnahkan oleh Allah. Suatu hukuman yang universal!
Namun secara khusus, Tuhan akan menghukum Yehuda (ay. 4). Allah melakukan ini
dikarenak ulah manusia sendiri, mereka meninggalkan Dia, dengan melaksanakan
penyembahan kepada Allah lain, atau dewa bangsa yang ada sekitar mereka, bangsa itu
tidak lain mengikuti apa yang Allah perintahkan (mengabaikan Taurat Tuhan). Zefanya
berseru: "Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat" (7).
Maksud Tuhan disini bahwa seharusnya kita yang sudah. Berdiam diri berarti kita bersikap
tenang tidak melakukan reaksi-reaksi yang kasar dan tidak baik. Tenang mencerminkan
suatu kemantapan hati dan keyakinan bahwa Tuhan pasti sanggup melakukan segala
perkara bagi kita. Sikap tenang ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan dan doa kita
kepada Tuhan, karena  "...dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya
30:15b).
Dizaman sekarang ini, banyak orang yang sering melakukan hal seperti ini, ada
yang melakukan penyembahan berhala ataupun masih kembali untuk mempercayai leluhur,
ada juga yang meninggalkan Tuhan demi memperbaiki kondisi keluarganya. Semua hal-hal
yang sudah di nubuatkan itu berasal dari Allah yang menjadi bukti bahwa Allah mengasihi
semua umat-Nya, dengan tindakan-tindakan yang kita lakukan Tuhan masih mau
memperbaiki hidup kita, seburuk apapun hidup kita, Allah akan membersihkannya. Allah
terus menggunakan Zefanya untuk menasihatkan bangsa itu untuk mencari Tuhan, mencari
keadilan, dan mencari kerendahan hati. Tindakan seperti ini menunjukkan kepedulian kita,
sifat acuh tak acuh harus diubahkan, kita harus mencari Tuhan dalam hidup ini bukan
mencari yang lain. Mencari Tuhan berarti berbalik kepada Tuhan, bertobat, dan menghargai
Tuhan. Sebab Tuhan telah menghargai umat-Nya. apa yang kita tuju itu sesungguhnya
menjadi berhala yang menjauhkan kita dari Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan membenci
berhala dan akan menghukum orang-orang yang menyembah berhala (Kel. 20:4-5). Hanya
dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat hidup kita, maka tak akan ada keinginan sedikit
pun untuk menukar Tuhan dengan yang lain.
Semua tindakan penghukuman secara universal yang Allah lakukan kepada umat-
Nya merupakan bukti akan kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya. Allah tidak pernah
meninggalkan umatNya walaupun manusia itu sendiri menjauh dari pada-Nya. Dibalik
tindakan yang Allah lakukan, ada janji-janji yang Tuhan sudah ungkapkan kepada seluruh
bangsa, janji yang sudah dikumandangkan oleh nabi-nabi sebelumnya sebagai bukti
kehadiran dan kemahakuasaan Allah yaitu janji Keselamatan. Ketika kita mau mengakui
dosa dihadapan Tuhan dan mau berbalik kepada Dia serta mendekatkan diri kepada Tuhan.
Kita menyadari diri sebagai pribadi yang lemah karena jatuh ke dalam dosa, namun Tuhan
tetap mengasihi dan memanggil kita untuk bertumbuh dalam kasih. Kesadaran akan dosa
bisa juga menjadi jebakan bila kita merasa tidak mendapatkan pengampunan dan putus
asa, sehingga membuat kita menjauh dari Tuhan. Untuk itu, tindakan-tindakan yang Allah
lakukan dalam hidup ini, jangan dijadikan sebagai penghakiman atau ketidakpedulian Allah
kepada kita semua, tetapi anggaplah semua tindakan Allah sebagai kasih Allah yang ingin
mengubahkan hidup kita dan menyelamatkan hidup kita. Tetap bersandar dan menaati Dia
apapun yang diperintahkan, kita harus siap sedia untuk melaksanakan dan
mengerjakannya. Mari mengasihi Allah dengan menaati Dia serta mau mengasihi sesama
kita (Mat. 22:37; 39).

Anda mungkin juga menyukai