Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

KECEMASAN

OLEH :
KELOMPOK 3
TINGKAT 3.C KEPERAWATAN
1.AWAL PRAMUDITYA (P00320021106)
2.HIJRAH AMALIA (P00320021114)
3.KHALID SAIFULLAH RENGGALA (P00320021119)
4.MUSLIMAT (P00320021124)
5.RIANDI (P00320021131)
6.SUFIANI (P00320021139)
7.VIDYA SEPTY AMALIA AKSAN (P00320021141)
8.WA ODE DIAN RAHMAWATI LESTARI (P00320021142)
9.WANDA AYU CANTIKA (P00320021143)
10.WILDA SISNIWATI (P00320021144)
11.ZABRINA PUTRI SUSANTO (P00320021145)

TAHUN AJARAN 2023


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "kecemasan" dengan tepat waktu. Makalah disusun
untuk memenuhi tugas Mata kuliah keperawatan jiwa. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih
kepada bapak ahmad selaku dosen Mata kuliah keperawatan jiwa. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis
menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari,26 juli 2023


Kelompok 3
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kecemasan merupakan suatu emosi yang paling sering di alami oleh manusia. Kadang-
kadang kecemasan sering disebut sebagai bentuk ketakutan dan perasaan gugup yang dialami
seseorang. Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan pada saat tertentu dalam hidupnya
dan dalam tingkatan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena individu merasa tidak
memiliki kemampuan dalam menghadapi hal yang mungkin terjadi dalam hidupnya dimasa
depan. Sebagian besar individu akan merasa cemas dan tegang jika menghadapi situasi tegang,
mengancam atau stress. Namun, perasaan itu adalah suatu reaksi yang normal terhadap stress.
Orang-orang yang mengalami kecemasan maka ia secara samar-samar akan selalu merasa cemas
atau takut pada sebagian besar waktunya.

Selain itu individu juga akan merasa takut akan kemungkinan masalah dan mengalami
kesulitan untuk mengambil keputusan. Menurut Rose (dalam Swandayani, 2000) berpendapat
bahwa kecemasan merupakan suatu hal yang normal apabila terjadi dalam taraf yang sedang
karena berguna untuk meningkatkan usaha, kewaspadaan, dan membantu individu mencapai hal-
hal yang terbaik dari suatu tingkah laku. Namun bersifat patologis apabila frekuensi intensitas
kecemasan, itu terjadi setiap waktu sehingga akan mengganggu kehidupan individu yang
bersangkutan. Setiap orang mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri dalam menghadapi
kecemasan yang timbul, antara lain dengan represi, penyangkalan, kompensasi dan lain-lain.
Kecemasan dapat bersifat normal apabila individu dapat mengatasi keadaan tersebut, dan hal ini
dapat terjadi dalam setiap orang.

Kecemasan normal yang dimiliki seseorang dapat berkembang menjadi suatu hal yang
neurotis apabila individu tidak dapat mengendalikan perasaan-perasaan cemas yang dialaminya.
Kecemasan yang dialami oleh individu dapat menjadi suatu pengalaman yang mengganggu
kemampuan kognitif dan motorik individu. Kecemasan tidak hanya menimbulkan perubahan
psikologis dalam diri individu tetapi juga akan menimbulkan perubahan fisik dalam dirinya.
Kecemasan dapat berkembang menjadi suatu gangguan yang lebih serius dan dapat berakibat
buruk bagi diri individu, akibat yang ditimbulkan tidak hanya pada aspek psikologis tetapi juga
berakibat pada keadaan fisiologis diri individu. Menurut Alopati (dalam Ramaiah, 2003)
kecemasan sebenarnya bukanlah suatu penyakit melainkan hanya suatu gejala. Kebanyakan
orang akan mengalami rasa cemas pada waktu-waktu tertentu dalam kehidupannya. Biasanya
kecemasan muncul sebagai reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan, dan itu akan
berlangsung sebentar saja.

Kecemasan dapat berpengaruh buruk terhadap pekerjaan seseorang jika frekuensi


kemunculannya sering. Penting sekali untuk diingat bahwa kecemasan itu dapat timbul secara
tersendiri atau bergabung dengan gejalagejala lain dari berbagi gangguan emosi. Kecemasan itu
selalu ada dan memang harus ada dalam setiap kehidupan, namun individu tidak perlu merasa
takut dengan munculnya kecemasan tersebut. Yang paling utama dan harus dilakukan adalah
bagaimana cara menyikapi kecemasan yang terjadi. Dikemukakan oleh Kompas (2008, 28 Juli),
menurut hasil penelitian beberapa ahli yang dilakukan kepada pasien pria menyebutkan bahwa
kecemasan dapat menyebabkan penyakit diabetes pada pria.

Para ahli dari Karolinska Institute Swedia menemukan, pria yang memiliki tingkat stress
psikologis yang tinggi tercatat memiliki risiko dua kali lipat menderita diabetes tipe dua
dibandingkan mereka yang tingkat stress psikologisnya rendah. Namun hubungan antara
tingginya stress psikologis dengan diabetes tidak ditemukan di antara para wanita. Seperti yang
dimuat dalam jurnal Diabetic Medicine, para ahli melibatkan 2.127 pria dan 3.100 wanita yang
lahir antara 1938 hingga 1957 untuk dijadikan obyek penelitian. Pria, yang kadar gula darahnya
normal, diwawancara untuk mengetahui apakah mereka mengalami gejala-gejala stress
psikologis, termasuk kecemasan, insomnia.

Kecemasan yang dimiliki oleh setiap individu dianggap sebagai suatu kelemahan yang
perlu untuk disembunyikan. Dan tanpa disadari, hal ini akan membuat kecemasan menjadi
menetap dalam diri individu tersebut. Individu akan terbiasa dengan pola kehidupan cemas, dan
tanpa disadari menjadi bagian dari kehidupan individu tersebut. Kecemasan yang dialami oleh
individu awalnya dapat bersifat normal, namun karena pola itu tetap berlanjut dalam diri individu
tersebut tanpa adanya proses penyembuhan atau tanpa kesadaran dari individu yang
mengalaminya.
Maka kecemasan itu berkembang menjadi pola dan dapat berkembang menjadi gangguan
yang lebih serius. Kecemasan dapat disebabkan banyak hal, seluruh ingatan yang ditekan selama
masa balita dan masa kanak-kanak dapat berdampak pada kehidupan di masa dewasa, dan
akhirnya menjadi kecemasan. Biasanya merupakan hasil berlebihan terhadap tekanan emosi.
Turun naiknya emosi memang merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Akan tetapi ada
beberapa orang yang merasa lebih tertekan oleh tekanan emosi daripada orang lain.

Kecemasan sering kali berkembang selama jangka waktu panjang dan sebagian besar
tergantung pada seluruh pengalaman hidup seseorang. Peristiwa-peristiwa atau situasi khusus
dapat mempercepat munculnya serangan kecemasan tetapi hanya setelah terbentuk pola dasar
yang menunjukkan reaksi rasa cemas pada pengalaman hidup seseorang.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dalam hidupnya, baik kebutuhan yang bersifat
fisiologis maupun yang bersifat psikologis. Dalam rentang kehidupan yang dijalani, individu
akan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki. Dalam setiap
pemenuhan kebutuhan tersebut, ada yang dapat terpenuhi adapula yang tidak dapat terpenuhi.
Pemenuhan kebutuhan dari setiap manusia tidak hanya bersumber dari dalam diri individu
tersebut, tetapi juga di dukung oleh faktor eksternal yang berasal dari lingkungan luar individu
tersebut. Kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki manusia ini disebut juga kebutuhan dasar, yang
memiliki jenjang pemenuhan, dimulai dari jenjang yang paling rendah sampai kepada jenjang
tertinggi. Sepanjang kehidupan manusia tersebut, kebutuhan tersebut akan saling berkaitan dalam
setiap pemenuhannya.

Individu yang tumbuh dalam lingkungan yang mendukung pemenuhan kebutuhannya,


akan tumbuh lurus sesuai dengan jenjangnya. Individu ini akan bergerak menuju tingkat tertinggi
dalam pencapaian kebutuhannya. Individu akan merasa layak dan mampu menjalankan
kehidupan sosialnya sesuai dengan tahap perkembangannya. Sedangkan individu yang tumbuh
dalam kekosongan pemenuhan kebutuhan dasar akan merasa tidak cukup layak sebagai seorang
individu, apalagi seiring dengan bertambahnya usia dan tugas sosial yang harus dikerjakan.
Individu-individu ini akan merasa tidak aman dengan dirinya.

Orang-orang seperti ini akan mudah merasa cemas ketika berada dalam suatu lingkungan
sosial, karena mereka khawatir dengan kelemahankelemahan yang dimiliki akan diketahui oleh
orang banyak. Dan tanpa disadari mereka akan menggunakan topeng untuk menutupi kecemasan
akan diri mereka yang sebenarnya. Dan pada suatu titik tertentu, orang-orang yang terus
memakai topeng untuk menghadapi dunia dan tidak akan berani untuk membukanya. Dampak
lain dari topeng-topeng yang digunakan terlalu banyak adalah kegelisahan yang luar biasa.

B.Rumusan Masalah

1.Apa penyebab kecemasan ?

2.Bagaimana tingkat kecemasan ?

3.Apa Tanda dan gejala kecemasan ?

4.Bagaimana proses keperawatan kecemasan ?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari ini adalah :

1. Mengungkapkan Penyebab,tingkat kecemasan

2. Mengungkapkan tanda dan gejala dalam kecemasan dan proses keperawatan


BAB II
PEMBAHASAN
1.Kecemasan / Anxietas
A. Definisi
Anxietas adalah perasaan yang difius, yang sangat tidak menyenangkan, agak
tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu
atau beberapa reaksi badaniahyang khas dan yang akan datang berulang bagi seseorang
tertentu.Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung
berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air
besan. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dangelisah.“ (Harold I.lief)
“Anenvous condition of unrest”(Leland e.hinsie dan Robert S Cambell ).Anxietas adalah
perasaan tidak senang yang khas yang disebabkan oleh dugaan akan bahaya atau frustrasi
yang mengancam yang akan membahayakan rasa aman, keseimbangan, atau kehidupan
seseorang individu atau kelompok biososialnya.”(j.j groen).

Kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebihan, dan terus-menerus sehubungan
dengan situasi sehari-hari. Dapat terjadi hal-hal seperti jantung berdenyut kencang, napas
tersengal-sengal, berkeringat, dan merasa lelah. Cemas adalah perasaan yang timbul ketika kita
khawatir atau takut akan sesuatu. Rasa takut dan panik adalah hal yang manusiawi. Setelah
beberapa waktu, kita biasanya merasa lebih tenang dan nyaman.

b.Pengerian kecemasan menurut para ahli

a. Menurut Freud,

“kecemasan adalah suatu keadaan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai
dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan
yang tidak menyenangkan ini sering kabur dan sulit menunjuk dengan tepat, tetapi kecemasan itu
sendiri selalu dirasakan.

b. Menurut Nevid,

“kecemasan (anxietas) adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir yang mengeluhkan
bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi.”.
c. Syamsu Yusuf dan Nurikhsan

Berpendapat bahwa “kecemasan pada dasarnya adalah suatu reaksi diri untuk menyadari
suatuancaman (threat) yang tidak menentu.”. Ancaman didefinisikan sebagai segala macam
stimulus yang dapat menyebabkan otak memicu rasa takut, tidak percaya, gelisah atau
ketidakberdayaan pada umumnya.

d. Menurut Corey

“kecemasan adalah keadaan tegang yang memotivasi kita untuk berbuat sesuatu.”.

e.Kecemasan merupakan suatu kondisi emosional yang ditandai dengan rasa takut yang tidak
jelas sumbernya. Ia diliputi oleh kekhawatiran terhadap berbagai hal yang mungkin dialami
dalam perjalanan hidupnya.

f.Menurut Chaplin, kecemasan dapat diartikan sebagai:

1) Perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang


tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut.

2) Rasa takut atau kekhawatiran kronis pada tingkat yang ringan.

3) Kekhawtiran atau ketakutan yang kuat dan meluap-luap.

4) Satu dorongan sekunder mencakup suatu reaksi penghindaran yang dipelajari.

2.Penyebab Kecemasan
Ada 4 faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola dasar yang menunjukan reaksi rasa
cemas:
a.Lingkungan

lingkungan atau sekitar tempat tinggal anda mempengaruhi cara berpikir anda tentang diri anda
sendiri dan orang lain.Hal ini bisa saja disebabkan pengalaman anda dengan keluarga,dengan
sahabat Dengan rekan sekerja dan lain-lain kecemasan wajar timbul jika anda merasa tidak aman
terhadap lingkungan Anda
b.emosi yang ditekan

kecemasan bisa terjadi jika anda tidak mampu menemukan jalan keluar untuk perasaan Anda
dalam hubungan personal ini benar terutama jika anda menekan rasa marah atau frustasi dalam
jangka waktu yang lama sekali kemudian yang ketiga

c. Sebab-sebab fisik

Pikiran dan tubuh senantiasa saling berinteraksi dan dapat menyebabkan timbulnya kecemasan
ini biasanya terlihat dalam kondisi seperti misalnya kehamilan semasa remaja dan sewaktu pulih
dari suatu penyakit selama ditimpa kondisi-kondisi ini baru perubahan perasaan lazim muncul
dan ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan keturunan sekalipun gangguan emosi ada yang
ditemukan dalam keluarga-keluarga tertentu ini bukan merupakan penyebab penting di
kecemasan.

3.Penggolongan Anxietas

1.Anxietas Ringan

Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian
khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk
belajar, bertindak, menyelesaikan masalah, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri.Anxietas
ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada
tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada.

a.Respon Fisiologis
b.Sesekali nafas pendek
c.Nadi dan tekanan darah naik
d.Gejala ringan pada lambung
e.luka berkerut dan bibir bergetar
f.Ketegangan otot ringan
g.Rileks atau sedikit gelisah
b.Respon Kognitif
a.Mampu menerima rangsang yang kompleks
b.Konsentrasi pada masalah
c.Menyelesaikan masalah secara efektif
d.Perasaan gagal sedikit
e.Waspada dan memperhatikan banyak hal
f.Terlihat tenang dan percaya diri
g.Tingkat pembelajaran optimal

c.Respon Perilaku dan Emosi


a.Tidak dapat duduk tenang
b.Tremor halus pada tangan
c.Suara kadang-kadang meninggi
d.Sedikit tidak sabar
e.Aktivitas
f.menyendiri

2.Anxietas Sedang
Ansietas sedang merupakan perasaan yang mengganggu bahwa ada sesuatu yang benar-benar
berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Misalnya, seorang wanita mengunjungi
ibunya untuk pertama kali dalam beberapa bulan dan merasa bahwa ada sesuatu yang sangat
berbeda. Ibunya mengatakan bahwa berat badannya turun banyak mtanpa ia berupaya
menurunkannya. Pada tingkat ini lahan persepsiterhadap lingkungan menurun, individu
lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan mengesampingkan hal yang lain.

a.Respon fisiologis
b.Ketegangan otot sedang
c.Tanda-tanda vital meningkat
d.Pupil dilatasi, mulai berkeringat
e.Sering mondar-mandir, memukulkan tangan
f.Suara berubah: suara bergetar, nada suara tinggi
Kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebihan, dan terus-menerus sehubungan dengan
situasi sehari-hari. Dapat terjadi hal-hal seperti jantung berdenyut kencang, napas tersengal-
sengal, berkeringat, dan merasa lelah.

B.Rentang respon kecemasan

1) Respon Adaptif

Hasil yang positif akan didapatkan jika individu dapat menerima dan mengatur kecemasan.
Kecemasan dapat menjadi suatu tantangan, motivai yang kuat untuk menyelesaikan masalah, dan
merupakan sarana untuk mendapatkan penghargaan yang tinggi. Strategi adaptif biasanya
digunakan seseorang untuk mengatur kecemasan antara lain dengan berbicara kepada orang lain,
menangis, tidur, latihan, dan menggunakan teknik relaksasi.

2) Respon Maladaptif

Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan mekanisme koping yang disfungsi
dan tidak berkesinambungan dengan yang lainnya. Koping maladaptif mempunyai banyak jenis
termasuk perilaku agresif, bicara tidak jelas, isolasi diri, banyak makan, konsumsi alkohol,
berjudi, dan penyalahgunaan obat terlarang.

C.Tingkat Kecemasan

Tingkat kecemasan dapat diklasifikasikan ke dalam 4 kategori yaitu ringan, sedang berat Dan
panik

a.kecemasan ringan

kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan


menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan persepsinya kecemasan ringan
dapat memodifikasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas manifestasi yang
muncul pada tingkat ini adalah kelelahan iritable persepsi meningkat kesadaran tinggi mampu
untuk belajar motivasi meningkat dan tingkah laku yang sesuai situasi
b.kecemasan sedang

memungkinkan seseorang memusatkan pada masa yang penting dan mengesampingkan yang lain
sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
terarah manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat kecepatan denyut
jantung pernapasan meningkat ketegangan otot meningkat bicara cepat dengan volume tinggi
persepsi menyempit mampu untuk belajar namun tidak optimal kemampuan konsentrasi
menurun perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas mudah
tersinggung tidak sabar mulai lupa marah dan menangis.

C. kecemasan berat

kecemasan berat sangat mengurangi persepsi seseorang seseorang dengan kecemasan berat
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir
tentang hal lain orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan
perhatiannya akan diprestasi yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing sakit kepala
nosea tidak dapat tidur atau insomnia sering kencing diare palpitasi persepsi menjempit tidak
bisa belajar secara efektif berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan
kecemasan tinggi perasaan tidak berdaya bingung disorientasi

d. Panik

Panik berhubungan dengan terpengarangan ketakutan dan teror karena mengalami kendali orang
yang sedang panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan tanda dan
gejala yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas dilatasi pupil kalau aplikasi pucat
diaforesis pembicaraan inquirement tidak dapat merespon terhadap perintah yang sederhana
berteriak menjerit mengalami halusinasi dan delusi.

D.Tanda dan gejala

 Merasa selalu tegang.

 Merasa cemas, bahkan untuk hal yang sepele.

 Merasa uring-uringan.

 Merasa resah dan tidak bisa tenang.


 Merasa selalu ketakutan.

 Merasa sulit konsentrasi.

 Merasa mual dan ingin muntah.

 Merasa sakit perut.

 Merasa sakit kepala.

 Detak jantung berdetak lebih cepat.

 Keluar keringat yang berlebihan.

 Badan gemetar.

 Otot di sekujur tubuh terasa tegang.

 Menjadi mudah terkejut.

 Napas menjadi pendek.

E. Proses Keperawatan

Perawat yang bekerja diRumah Sakit dapat berkolaborasi dengan anggota keluarga
sebagai focus intervensi. Sehingga asuhan keperawatan yang dilakukan dapat secara optimal
dengan pendekatan antar anggota keluarga dan akan mempengaruhi kesehatan klien menjadi
lebih baik. Proses keperawatan adalah suatu perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan,merencanakan,dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu
klien untuk mencapai dan memelihari kesehatannya semaksimal mungkin.

Disamping itu juga dalam menetapkan langkah langkah proses keperawatan sebagai suatu
proses pengumpulan data, pengkajian,perencanan,dan implementasi. Sehingga proses
keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat ilmiah,sistematis,dinamis, kontinu
dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien. Keluarga
merupakan subsistem komunitas sebagai suatu sistem sosial yang bersifat unik dan dinamis.

Oleh karena itu seorang perawat komunitas perlu memberikan intervensi pada keluarga
untuk membantu keluarga dalam mencapai derajat kesehatan yang diinginkan,dengan mengambil
langkah peningkatan pemberdayaan peran keluarga. Keluarga juga suatu kumpulan sosial yang
terdiri dari kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai peran sosial yang saling
berbedabeda dengan ciri yang saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain tergantung
kedapa setiap individu itu sendiri.

Keluarga harus mempunyai karakteristik yang dapat membuat perubahan kearah yang
lebih baik lagi yaitu pertama keluarga harus mempunyai sifat terbuka dengan adanya
keterbukaan satu dengan yang lain maka akan dapat mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapi anggota keluarga yang sedang sakit. Kualitas keluarga adalah kondisi keluarga yang
mencakup aspek pendidikan,kesehatan,ekonomi,sosial budayya,kemandirian keluarga,dan
mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mecapai keluarga yang
dapat membantu kesejahteraan kesehatan pasien.

Dalam proses keperawatan dalam menangani kecemasan pada keluarga pasien diRumah
Sakit peran perawat sangat membantu keluarga dalam menyelesaikan masalah anggota
keluarganya serta melakukan perawatan kesehatan keluarga seoptimal mungkin.

1. Perawat sebagai pendidik yang diperlukan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga pasien sehingga anggota keluarga akan dapat melakukan program asuhan keperawatan
secara baik dan benar sesuai dengan prosuder yang ada di Rumah Sakit.

2. Perawat sebagai koordinator bertujuan untuk pelayanan yang komperensif agar tidak terjadi
keselahan yang fatal waktu memberikan asuhan keperawatan.

3. Perawat sebagai pelaksana agar kinerja anggota keluarga dengan klien berjalan dengan baik
diRumah Sakit yang harapannya nanti dapat melakukan asuhan keperawatan kepada anggota
keluarga yang sakit

4. Perawat sebagai pengawas kesehatan dengan melakukan kunjungan rumah dengan teratur
untuk melakukan suatu pengkajian tentang kesehatan yang sudah dilakukan

5. Perawat sebagai konsultan yaitu perawat menjadi narasumber dalam mengatasi masalah
kesehatan klien. Maka perawat harus bisa memberikan jawaban yang tepat dan membina
hubungan yang baik dengan anggota keluarga dengan sikap terbuka dan dapat terpercayaa
6. Perawat sebagai kolaborasi dengan komunitas yang juga bekerja didalam di Rumah Sakit
dengan tenaga kesehatan lainnya dan juga kepada anggota keluarga agar asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan lancer sehingga cepat menyembuhkan klien

7. Perawat fasilitator disini peran perawat membantu meningkatkan derajat kesehatan klien
secara optimal dan perawat harus juga mengetahui sistem pelayanan kesehatan yaitu sistem
rujukan dan dana sehat

8. Perawat sebagai penemu kasus atau masalah klien dalam mengidentifikasi penyakit klien sejak
dini sehinnga akan mempermudah asuhan keperawatan yang akan dilakukan selanjutnya
Perawat sebagai modifikasi lingkungan harus dapat menciptakan lingkungan yang baik dan
bersih,mulai dari lingkungan di Rumah Sakit,lingkungan rumah,maupun lingkungan sekitarnya
sehingga dapat terciptanya lingkungan yang sehat.
BAB III

PENUTUP

a.Kesimpulan

1. Kecemasan adalah hal yang wajar dialami oleh setip manusia, baik tua, muda laki-laki dan
perempuan

2. Kecemasan yang berlebih dapat menimbulkan gangguan fisik seperti rasa sulit tidur dan
mudah panik.

3. Selain menimbulkan gangguan fisik, kecemasan dapat menyebabkan gangguan psikis yang
salah satunya adalah dispepsia.

4. Dispepsia adalah keluhan rasa tidak enak pada saluran cerna bagian atas, disertai dengan
gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat kenyang, kembung, bersendawa, nafsu
makan menurun, mual, muntah, dan dada terasa panas. Hal ini disebabkan karena rasa cemas
yang berlebih.

B.Saran

1. Kenali pemicu kecemasan dan rasa takut dengan cara menenangkan diri secara fisik dan
mental.

2. Bangun kepecayaan diri dan lawan rasa takut yang menghampiri.

3. Berpikir positif agar terhindar dari perasaan cemas.


Daftar Pustaka

1.ramaiah savitri kecemasan,Bagaimana mengatasi penyeababnya Jakarta 2003

2. https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/3439

3. https://jurnal.umko.ac.id/index.php/eksponen/article/download/135/114

4.https://books.google.co.id/books?id

Anda mungkin juga menyukai