Anda di halaman 1dari 16

Langkah-langkah Induksi Matematika adalah sebagai berikut:

p(n) = 1 adalah benar —> (basis).

Misalkan, kita asumsikan p(n) adalah benar —> (induktif).

p (n +1), juga harus benar.

Contoh Soal Induksi Matematika 1:

Misalkan:

Buktikan bahwa :

2+4+6+8+10+12+14+...+2n=n^{2}+n

Bukti :

Pertama, kita buktikan nilai tersebut untuk n = 1. Untuk n = 1, nilai fungsi tersebut adalah 1^{2}+1=2
(benar). Mengerti kan kenapa saya bilang benar?. ‘Benar’ maksudnya bahwa jika deret bilangan tersebut
dijumlah sampai satu suku saja maka penjumlahannya akan bernilai 2 (dua). Kemudian kita cocokkan
dengan rumus yang disebelah kanan yaitu n^{2}+n, ternyata memberikan hasil yang sama yaitu 2 (dua).
Itulah maksud kata ‘benar’ itu gess !.

Kedua, kita buktikan untuk n = k. sehingga deret penjumlahan di atas menjadi :

2+4+6+8+10+12+14+...+2n=n^{2}+n

2+4+6+8+10+12+14+...+2k=k^{2}+k

Untuk n = k ini kita asumsikan bernilai benar.

Ketiga, kita buktikan untuk n = k + 1

2+4+6+8+10+12+14+...+2n=n^{2}+n
2+4+6+8+10+12+14+...+2k+2(k+1)=(k+1)^{2}+(k+1)

(k^{2}+k)+2(k+1)=(k+1)^{2}+(k+1)

ingat :

2+4+6+8+10+12+14+...+2k=k^{2}+k

(k^{2}+k)+2k+2=(k+1)^{2}+(k+1)

Kemudian kita tunjukkan bahwa ruas kiri sama dengan ruas kanan. Yang menjadi acuan atau patokan
adalah rumus yang disebelah kanan. Berarti yang disebelah kiri kita upayakan sama dengan ruas kanan.
Sehingga :

k^{2}+2k+k+2=(k+1)^{2}+(k+1)

Agar ruas kiri berbentuk kuadrat seperti di ruas kanan, maka persamaan di ruas kiri kita atur. Kita tahu
bahwa :

(k+1)^{2}=k^{2}+2k+1

sehingga :

k^{2}+2k+1+k+1=(k+1)^{2}+(k+1)

(k+1)^{2}+(k+1)=(k+1)^{2}+(k+1)
Sampai disini terlihat ruas kiri sama dengan ruas kanan dan bentuk rumusnya bersesuain saat kita
memasukkan n = k.

Karena ketiga rumus penjumlahan di atas benar untuk ketiga langkah, maka dapat disimpulkan bahwa
penjumlahan

2+4+6+8+10+12+14+...+2n=n^{2}+n

terbukti benar .

Contoh 2 # :

Buktikan bahwa :

31+39+47+55+...+(8n+23)=4n^{2}+27n

Bukti :

Pertama, untuk n = 1

Nilai penjumlahan deret tersebut adalah

4.1^{2}+27.1=4+27=31 (Benar)

Kedua, untuk n = k

31+39+47+55+...+(8n+23)=4n^{2}+27n
31+39+47+55+...+(8k+23)=4k^{2}+27k

Ketiga , untuk n = k + 1

31+39+47+55+...+(8k+23)+(8(k+1)+23)=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4k^{2}+27k+8(k+1)+23=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4k^{2}+27k+8k+8+23=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4k^{2}+8k+4+27k+27=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4(k^{2}+2k+1)+27(k+1)=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4(k+1)^{2}+27(k+1)=4(k+1)^{2}+27(k+1)

Bagian terakhir terlihat bahwa ruas kiri dan kanan sama.

Karena langkah pertama, kedua, dan ketiga terpenuhi maka rumus tersebut terbukti.

k^{2}+2k+k+2=(k+1)^{2}+(k+1)

Agar ruas kiri berbentuk kuadrat seperti di ruas kanan, maka persamaan di ruas kiri kita atur. Kita tahu
bahwa :
(k+1)^{2}=k^{2}+2k+1

sehingga :

k^{2}+2k+1+k+1=(k+1)^{2}+(k+1)

(k+1)^{2}+(k+1)=(k+1)^{2}+(k+1)

Sampai disini terlihat ruas kiri sama dengan ruas kanan dan bentuk rumusnya bersesuain saat kita
memasukkan n = k.

Karena ketiga rumus penjumlahan di atas benar untuk ketiga langkah, maka dapat disimpulkan bahwa
penjumlahan

2+4+6+8+10+12+14+...+2n=n^{2}+n

terbukti benar .

Contoh 2 # :

Buktikan bahwa :

ertama, untuk n = 1

Nilai penjumlahan deret tersebut adalah

4.1^{2}+27.1=4+27=31 (Benar)
Kedua, untuk n = k

31+39+47+55+...+(8n+23)=4n^{2}+27n

31+39+47+55+...+(8k+23)=4k^{2}+27k

Ketiga , untuk n = k + 1

31+39+47+55+...+(8k+23)+(8(k+1)+23)=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4k^{2}+27k+8(k+1)+23=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4k^{2}+27k+8k+8+23=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4k^{2}+8k+4+27k+27=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4(k^{2}+2k+1)+27(k+1)=4(k+1)^{2}+27(k+1)

4(k+1)^{2}+27(k+1)=4(k+1)^{2}+27(k+1)

Bagian terakhir terlihat bahwa ruas kiri dan kanan sama.

Induksi matematika adalah : Metode pembuktian untuk proposisi perihal bilangan bulat, induksi
matematika merupakan

teknik pembuktian yang baku di dalam matematika, induksi matematika dapat mengurangi langkah-
langkah pembuktian bahwa semua bilangan bulat termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran
dengan hanya sejumlah langkah terbatas.
Contoh :

Jumlah bilangan

bulat positif dari 1 sampai n adalah n(n+1)/2

Bukti :

Misalkan n = 6 à p(6) adalah “Jumlah bilangan bulat positif dari 1

sampai 6 adalah 6(6+1)/2” terlihat bahwa :

1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 = 21 è 6(7)/2 = 21

Sehingga

proposisi (pernyataan) tersebut benar

Prinsip Induksi Sederhana

Misalkan p(n) adalah proposisi bilangan bulat positif dan ingin dibuktikan bahwa p(n) adalah benar
untuk semua bilangan bulat positif n. Maka langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut

1. p(n) benar

2.

Jika

p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n ³ 1

Sehingga p(n)

benar untuk semua bilangan bulat positif n.

Basis induksi

F Digunakan untuk memperlihatkan bahwa pernyataan benar

bila n diganti dengan 1, yang merupakan bilangan bulat positif terkecil

F Buat implikasi untuk fungsi berikutnya benar untuk

setiap bilangan bulat positif

Langkah induksiian) yang menyatakan bahwa p(n)

benar.

F Asumsi tersebut dinamakan hipotesis induksi.


Bila kedua langkah tersebut benar maka pembuktian bahwa p(n) benar untuk semua bilangan positif n.

Contoh :

Gunakan induksi matematika untuk membuktikan bahwa jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama
adalah n2.

Basis induksi

p(1) benar à jumlah 1 buah bilangan ganjil positif pertama adalah

12 = 1

Langkah induksi

Misalkan p(n) benar à asumsi bahwa :

1+3+5+…+(2n-1)

= n2

Adalah benar (hipotesis induksi)

Perlihatkan bahwa p(n+1) juga benar, yaitu :

1+3+5+…+(2n-1)+(2n+1)

= (n+ 1)2

Hal ini dapat ditunjukkan sebagai berikut :

1+3+5+…+(2n-1)+(2n+1)

= [1+3+5+…+(2n-1)]+(2n+1)

=n2 + (2n+1)

=n2 + 2n + 1

Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka untuk

jumlah n buah bilangan ganjil positif pertama adalah n2.

Prinsip Induksi yang Dirampatkan

Prinsip induksi sederhana dapat dirampatkan (generalized)

Misalkan p(n) adalah pernyataan perihal bilangan bulat

n ³ n0.

Untuk membuktikannya perlu menunjukkan bahwa :

1.
p(n0)

benar

2.

Jika

p(n) benar, maka p(n+1) juga benar untuk setiap n ³ n0

sehingga

p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0

Contoh soal

Buktikan dengan induksi matematika bahwa 3n

< n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6

Jawab :

Misalkan p(n) adalah proposisi bahwa 3n

< n! untuk n bilangan bulat positif yang lebih besar dari 6

Basis induksi

p(7) benar à 37 < 7! « 2187 < 5040

Langkah induksi

Misalkan bahwa p(n) benar, yaitu asumsikan bahwa 3n

< n! adalah benar. Perlihatkan juga bahwa p(n+1) juga benar, yaitu 3n+1

< (n+1)!

Hal ini dapat ditunjukkan sbb :

3n+1 < (n+1)!

3 . 3n < (n+1) . 3n . 3 / (n+1) < n!

Menurut hipotesis induksi, 3n < n!,

sedangkan untuk n > 6, nilai 3/(n+1) < 1, sehingga 3/(n+1) akan

memperkecil nilai di ruas kiri persamaan. Efek nettonya, 3n .

3/(n+1) < n! jelas benar

Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti

bahwa 3n < n! untuk n bilangan bulat positif lebih besar

dari 6.
Prinsip Induksi Kuat

Prinsip induksi yang lebih kuat adalah sbb :

1.

p(n0)

benar

2.

Jika

p(n0), p(n0+1), …, p(n) benar, maka p(n+1) juga benar

untuk setiap n ³ n0

sehingga

p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0

Versi induksi yang lebih kuat mirip dengan induksi

sederhana, perbedaannya adalah pada langkah (ii) :

F hipotesis induksi yang lebih kuat

bahwa semua pernyataan p(1), p(2), …, p(n) adalah

benar

F Hipotesis induksi sederhana

bahwa p(n) benar

Prinsip induksi kuat memungkinkan kita mencapai

kesimpulan yang sama meskipun memberlakukan andaian yang lebih banyak.

Contoh soal :

Bilangan bulat positif disebut prima jika dan hanya

jika bilangan bulat tersebut habis dibagi dengan 1 dan dirinya sendiri.

Buktikan dengan induksi matematika (prinsip induksi kuat) bahwa setiap bilangan

bulat positif n(n ³ 2)

dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.

Jawab :

Misalkan p(n) adalah proposisi setiap bilangan bulat


positif n(n ³ 2)

dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima

Basis induksi

p(2) benar à 2 sendiri adalah bilangan prima dan 2 dinyatakan sebagai

perkalian dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri

Langkah induksi

Misalkan p(n) benar, asumsikan bahwa bilangan 2, 3, …,

n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau lebih) bilangan prima

(hipotesis induksi). Perlihatkan juga bahwa p(n+1) benar, yaitu n + 1

juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima.

Hal ini dapat ditunjukkan sbb :

Jika n + 1 bilangan prima à perkalian satu atau lebih bilangan prima

Jika n + 1 bukan bilangan prima à terdapaat bilangan bulat positif a yang membagi habis

n + 1 tanpa sisa

(n+1)/a

= b atau (n+1) = ab

dimana

2 £ a £ b £ n.

Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan

sebagai perkalian satu atau lebih bilangan prima.

Ini berarti bahwa n+1 jelas dapat dinyatakan sebagai

perkalian bilangan prima, karena n+1 = ab

Langkah (i) dan (ii) dibuktikan benar, maka terbukti

bahwa setiap bilangan bulat positif n(n ³ 2)

dapat dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima.

Bentuk Induksi Secara Umum

Membuat bentuk umum metode induksi sehingga dapat

diterapkan tidak hanya untuk pembuktian proposisi yang menyangkut himpunan


bilangan bulat positif tetapi juga pembuktian yang menyangkut himpunan obyek

yang lebih umum.

Syaratnya himpunan obyek tersebut harus mempunyai :

1.

Keterurutan

2.

Elemen

terkecil

Relasi biner “<“ pada himpunan X dikatakan terurut

dengan baik (atau himpunan X dikatakan terurut dengan baik dengan “<“) bila

memiliki properti berikut :

3.

Diberikan

x, y, z Î X, jika x < y dan y < z maka x < z

4.

Diberikan

x, y Î X. Salah satu dari kemungkinan ini benar : x < y

atau y < x atau x = y

5.

Jika

A adalah himpunan bagian tidak kosong dari X, terdapat elemen x Î A sedemikian sehingga x £ y untuk
semua y Î A. Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak

kosong dari X mengandung “elemen terkecil”

Misalkan X terurut baik oleh “<“ dan p(x) adalah

pernyataan perihal elemen x dari X. Pembuktian bahwa p(x) benar untuk semua x Î X. Untuk
pembuktiannya hanya perlu menunjukkan bahwa

p(x0) benar, yang dalam hal ini x0 adalah

elemen terkecil di dalam X


Jika p(y) benar untuk y < x, maka p(x) juga benar

untuk setiap x > x0 di dalam X

Sehingga p(x) benar untuk

semua x Î X

Soal :

Tinjau barisan bilangan yang didefinisikan sbb :

0 jika

m = 0 dan n = 0

Sm,n =

Sm-1, n + 1 jika n =

Sm, n-1 + 1 jika n ¹ 0

Sebagai

contoh :

S0,0 = 0

S1,0 = S0,0 + 1 = 0 + 1 = 1

S0,1 = S0,0 + 1 = 1 S1,1 = S1,0 + 1 =

1+1=2

S2,0 = S1,0 + 1 = 2 S2,1 = S2,0 + 1 =

2 + 1 = 3,…

Buktikan dengan induksi matematik bahwa untuk pasangan

tidak negatif m dan n, Sm,n = m+n

Jawab :

Basis induksi

(0,0) elemen terkecil di dalam X, maka Sm,n

=0+0=0

Langkah induksi

Buktikan semua (m,n) > (0,0) di dalam X bahwa jika

Sm’,n’ = m’ + n’ benar untuk semua (m’,n’) < (m,n) maka Sm,n


= m+n juga benar.

Andaikan bahwa Sm’,n’ = m’ + n’ benar untuk

semua (m’,n’) à hipotesis induksi

Tunjukkan juga bahwa Sm,n =m + n baik untuk

n = 0 atau n ¹ 0.

Kasus 1 :

Jika n = 0 maka dari definisi Sm,n = Sm-1,n

+1

Karena (m-1, n) < (m, n) maka dari hipotesis induksi

Sm-1,n = (m-1) + n sehingga Sm,n

= Sm-1,n +1 = (m-1)+n+1=m+n

Kasus 2 :

Jika n ¹ 0 maka dari definisi Sm,n = Sm,n-1

+1

Karena (m, n-1) < (m, n) maka dari hipotesis

induksi

Sm,n-1 = m + (n-1) sehingga Sm,n

= Sm,n-1 +1 = m+(n-1)+1=m+n

Langkah (i) dan (ii) sudah dibuktikan benar, maka

terbukti bahwa untuk pasangan tidak negatif m dan n, Sm,n

= m+n

embuktian Deret

Sebelum masuk pada pembuktian deret, ada beberapa hal yang perlu dipahami dengan baik
menyangkut deret.

Jika P(n) : u1 + u2 + u3 + … + un = Sn , maka

P(1) : u1 = S1

P(k) : u1 + u2 + u3 + … + uk = Sk

P(k + 1) : u1 + u2 + u3 + … + uk + uk+1 = Sk+1


Pembuktian Keterbagian
Pernyataan “a habis dibagi b” bersinonim dengan :

a kelipatan b

b faktor dari a

b membagi a

Jika p habis dibagi a dan q habis dibagi a, maka (p + q) juga habis dibagi a.

Sebagai contoh, 4 habis dibagi 2 dan 6 habis dibagi 2, maka (4 + 6) juga habis dibagi 2.

Pembuktian Pertidaksamaan

Berikut sifat-sifat pertidaksamaan yang sering digunakan:

1. Sifat transitif

a > b > c ⇒ a > c atau

a<b<c ⇒ a<c

2. a < b dan c > 0 ⇒ ac < bc atau

a > b dan c > 0 ⇒ ac > bc

3. a < b ⇒ a + c < b + c atau

a>b ⇒ a+c>b+c

Mari kita coba untuk latihan menggunakan sifat-sifat diatas untuk menunjukkan implikasi “jika P(k)
benar maka P(k + 1) juga benar”.

Misalkan
P(k) : 4k < 2k

P(k + 1) : 4(k + 1) < 2k+1

Jika diasumsikan P(k) benar untuk k ≥ 5, tunjukkan P(k + 1) juga benar !

Ingat bahwa target kita adalah menunjukkan

4(k + 1) < 2k+1 = 2(2k) = 2k + 2k (TARGET)

Kita dapat mulai dari ruas kiri pertaksamaan diatas

4(k + 1) = 4k + 4

4(k + 1) < 2k + 4 (karena 4k < 2k)

4(k + 1) < 2k + 2k (karena 4 < 4k < 2k)

4(k + 1) = 2(2k)

4(k + 1) = 2k+1

Berdasarkan sifat transitif kita simpulkan

4(k + 1) < 2k+1

Mengapa 4k dapat berubah menjadi 2k ?

Berdasarkan sifat 3, kita diperbolehkan menambahkan kedua ruas suatu pertaksamaan dengan bilangan
yang sama, karena tidak akan merubah nilai kebenaran pertaksamaan tersebut. Karena 4k < 2k benar,
akibatnya 4k + 4 < 2k + 4 juga benar.

Darimana kita tahu, 4 harus diubah menjadi 2k ?

Perhatikan target. Hasil sementara kita adalah 2k + 4 sedangkan target kita adalah 2k + 2k.

Untuk k ≥ 5, maka 4 < 4k dan 4k < 2k adalah benar, sehingga 4 < 2k juga benar (sifat transitif). Akibatnya
2k + 4 < 2k + 2k benar (sifat 3).

Anda mungkin juga menyukai