434-Article Text-735-1-10-20220809
434-Article Text-735-1-10-20220809
434-Article Text-735-1-10-20220809
Bella Yusita
bellayusita06@gmail.com
Puskesmas Sukamulya
A. ABSTRAK
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang merupakan coronavirus
jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Cara yang paling
efektif memutus penularan Covid-19 yaitu dengan menerapkan 3T (Testing, Tracing,
Treatment) dan 3M (Memakai Masker, Menjaga Jarak Aman, dan Mencuci Tangan) yang
merupakan satu paket protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 pada
masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan faktor predisposisi, faktor
pemungkin, serta faktor pendorong terhadap perilaku pencegahan Covid-19 pada
masyarakat.
Penelitian menggunakan metode literature review terhadap beberapa artikel yang memenuhi
kriteria kelayakan yang telah ditetapkan. Artikel yang memenuhi syarat sejumlah 18 artikel
kemudian dibaca, dibuat ringkasannya lalu dianalisis dan diberikan pandangan dari
peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan perilaku
pencegahan Covid-19 di Indonesia adalah pengetahuan (13 buah jurnal), sikap (5 buah
jurnal), pendidikan (2 buah jurnal), kenyamanan menggunakan APD (1 buah jurnal) serta
jenis kelamin (1 buah jurnal). Faktor pemungkin adalah sarana prasarana (2 buah jurnal),
akses informasi (1 buah jurnal) serta sistem pengawasan (1 buah jurnal) dan faktor
pendorong adalah dukungan keluarga (2 buah jurnal).
B. LATAR BELAKANG
Volume 02 Nomor 13 Agustus 2022 Page 1
Jurnak Bidkesmas Respati
Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan
coronavirus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada
setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS).
World Health Organization (WHO) telah menetapkan Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) sebagai pandemi global pada Rabu, 11 Maret 2020. Penetapan tersebut
didasarkan pada sebaran 118 ribu kasus yang menjangkiti 114 negara. Sebelumnya Covid-19
pertama kali terdeteksi di kota Wuhan, RRT pada akhir desember 2019, dan kemudian
menjadi wabah di Januari 2020. Presiden RI Joko Widodo, juga telah mengumumkan kasus
pertama positif Covid-19 di Indonesia pada Senin, 2 Maret 2010 yang ditularkan melalui
transmisi dari manusia ke manusia (Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, 2020).
Cara yang paling efektif dalam memutus penularan Covid-19 yaitu dengan menerapkan
3T (Testing, Tracing, Treatment) dan 3M yang terdiri dari Memakai Masker, Menjaga Jarak
Aman, dan Mencuci Tangan yang merupakan satu paket protokol kesehatan yang sangat
diperlukan oleh masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19 (Satuan Tugas Penanganan
Covid-19, 2020).
Hasil monitoring kepatuhan protokol kesehatan tingkat nasional per tanggal 13 Juni 2021
didapatkan hasil 89.37% masyarakat memakai masker serta 88.01% masyarakat menjaga
jarak dan menghindari kerumunan (Satuan Tugas Pencegahan Covid-19, 2021). Adapun hasil
survei perilaku pencegahan pada masyarakat di masa pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (2021) pada tanggal 13-20 Juli 2021 menunjukkan bahwa terdapat
88.6% masyarakat menggunakan 1 masker saat di luar rumah, 54.5% menggunakan 2
masker, 74.8% mencuci tangan selama 20 detik dengan sabun/ hand sanitizer, 78.5%
masyarakat menghindari kerumunan dan sebanyak 66.7% masyarakat menerapkan menjaga
jarak minimal 2 meter.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan literature review mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan literature review mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan Covid-19 di Indonesia.
C. METODOLOGI PENELITIAN
D. HASIL PENELITIAN
Peneliti Tahun Lokasi Judul Tujuan Metode Hasil
sosialisasi
petugas kesehatan
dengan kepatuhan
masyarakat
dengan nilai p
0,676
Satria, Beni et 2021 Kecamatan Hubungan Untuk desain Terdapat
al Datuk Lima Karakteristik mengetahui cross hubungan yang
Puluh, Batu Responden Dan hubungan sectional signifikan antara
Bara Dukungan karakteristik tingkat
Keluarga responden dan pendidikan (p:
Dengan dukungan 0,045) dan
Kepatuhan keluarga dengan dukungan
Terhadap kepatuhan keluarga (p:
Protokol terhadap 0,018) dengan
Kesehatan protokol kapatuhan
Pencegahan kesehatan terhadap protokol
Covid-19 pencegahan kesehatan. Tidak
Covid-19 ada hubungan
yang signifikan
antara umur (p:
0,187) dan jenis
kelamin (p:
0,762) dengan
kapatuhan
terhadap protokol
kesehatan.
Sari, Reni 2021 Malangjiwan Hubungan Untuk desain ada hubungan
Puspita & Uji menganalisis cross antara tingkat
Utami Tingkat hubungan antara sectional pengetahuan
Pengetahua pengetahuan dengan sikap
n Dan Sikap dan sikap dalam dalam penerapan
penerapan protokol
Dalam protokol kesehatan selama
Penerapan kesehatan pada masa pandemi
Karangtaruna di Covid-19 dengan
Protokol Dusun nilai p = 0,001
Kesehatan Malangjiwan
Di Karang
Taruna
Dusun
Malangjiwa
n
Ruliati & 2021 Jombang Hubungan mengetahui analitik Hasil uji chi-
Inayatul Aini Pengetahuan Hubungan kolerasiona square
Tentang Virus Pengetahuan l menunjukan p=
Corona Tentang Virus 0,089 ≥ α (0,05),
dengan Corona dengan tidak terdapat
Kepatuhan Kepatuhan hubungan
Pemakaian Pemakaian Pengetahuan
Masker di Luar Masker di Luar Tentang Virus
Rumah Rumah Corona dengan
Kepatuhan
Pemakaian
Masker di Luar
Rumah
Ghiffari, 2020 Kelurahan Faktor - Faktor Untuk desain Hasil penelitian
Ahmad et al 16 Ulu Yang mengetahui cross mendapati ada
Mempengaruhi faktor - faktor sectional hubungan
Ketidakpatuhan yang bermakna antara
Masyarakat mempengaruhi ketidakpatuhan
Menggunakan ketidakpatuhan memakai masker
Masker Pada masyarakat dengan
Saat Pandemi menggunakan pengetahuan (p-
Covid - 19 Di masker pada value 0,000),
Palembang saat pandemi sikap (p-value
covid - 19 di 0,000),
Palembang kenyamanan (p-
value 0,000),
ketersediaan
sarana (p-value
0,000), akses
informasi (p-
value 0,000), dan
sistem
pengawasan (p-
value 0,000)
pencegahan
covid-19 di kota
depok (masing-
masing memiliki
nilai p = 0,0001;
pvalue < 0,05).
Sukesih et al 2021 Desa Ploso, Tingkat untuk desain ada hubungan
Kec. Jati, Pendidikan Dan mengetahui cross antara tingkat
Kab. Kudus Pengetahuan tingkat sectional pendidikan
Dengan pendidikan dan dengan perilaku
Perilaku Upaya pengetahuan upaya
Pencegahan dengan perilaku pencegahan
Covid-19 Pada upaya Covid-19 p value
Masyarakat pencegahan sebesar 0,004,
Covid-19 pada serta ada
masysrakat hubungan antara
pengetahuan
dengan perilaku
upaya
pencegahan
Covid-19 p value
sebesar 0,000.
Patimah, Iin et 2021 Kabupaten Hubungan untuk desain hasil uji statistik
al Garut Tingkat mengetahui cross diperoleh p-value
Pengetahuan apakah terdapat sectional 0,06 (>0,05),
dengan Perilaku hubungan antara dapat
Pencegahan pengetahuan disimpulkan tidak
Penularan mengenai terdapat
Covid-19 pada pencegahan hubungan yang
Masyarakat penularan cukup signifikan
Covid-19 antara tingkat
dengan perilaku pengetahuan
pencegahan tentang
penularan pencegahan
Covid-19 pada Covid-19 dengan
masyarakat di perilaku
Kabupaten pencegahan
Garut penyebaran
Covid-19
Wiranti et al 2020 Depok Determinan untuk melihat desain faktor yang
Kepatuhan faktor yang cross berhubungan
Masyarakat memiliki sectional dengan
Kota Depok hubungan kepatuhan, yaitu
Terhadap dengan jenis kelamin
Kebijakan kepatuhan (p=0,005), tingkat
Pembatasan masyarakat pendidikan
Sosial Berskala terhadap (p=0,036),
Besar Dalam kebijakan pengetahuan
Pencegahan PSBB di Kota (p=0,014), dan
Covid-19 Depok sikap (p=0,000).
dengan yang dikatakan oleh hal ini terjadi setelah orang melakukan
Mujiburrahman bahwa pengetahuan penginderaan terhadap suatu objek
sangat menentukan setiap individu tertentu. Penginderaan terjadi melalui
sehingga akan mempengaruhi perilaku panca indera manusia, yakni indera
dalam kehidupan sehari-hari. Karena penglihatan, pendengaran, penciuman,
semakin tinggi tingkat pengetahuan rasa dan raba. Sebagian besar
seseorang maka semakin mudah untuk pengetahuan manusia diperoleh melalui
menentukan apa yang harus ia pilih dan mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).
apa yang ia harus lakukan dalam Pengetahuan tentang berbagai cara
kehidupannya (Mujiburrahman, 2020). dalam mencapai pemeliharaan
Sejalan dengan yang dikatakan oleh kesehatan, cara menghindari penyakit,
Wulandari (2021), pengetahuan maka akan meningkatkan pengetahuan
merupakan suatu unsur dalam masyarakat (Priyanto dalam
membentuk perilaku diri seseorang. Mujiburrahman, 2020).
Pada dasarnya, perilaku individu Dalam meningkatkan perilaku
ditentukan oleh pengetahuan individu itu pencegahan Covid-19 pada masyarakat,
sendiri. Pengetahuan adalah salah satu diperlukan pengetahuan yang baik.
hal yang menjadi dasar untuk menangani Sejalan dengan penelitian yang
kasus Covid-19 dalam menekan angka dilakukan oleh Purnamasari dan Anisa
penularan sehingga memberikan tahun 2020 hasil penelitiannya
kesadaran dalam upaya pencegahan menunjukkan bahwa pengetahuan
Covid-19. masyarakat Kabupaten Wonosobo
tentang Covid-19 berada pada kategori
Penelitian yang dilakukan oleh Ray Baik (90%) dan menunjukkan perilaku
dkk. tahun 2021 mengenai hubungan yang baik. Penelitian Kasim dkk (2021)
antara pengetahuan, sikap dan perilaku menunjukkan bahwa masyarakat yang
masyarakat terhadap pencegahan tidak memiliki pengetahuan baik
pandemi Covid-19 di kota Tanjung Balai berpeluang 0,573 kali untuk tidak patuh
memperoleh nilai p= 0,0001 (< 0,05) terhadap protokol kesehatan Covid-19
yang artinya terdapat hubungan antara sama halnya dengan penelitian
pengetahuan masyarakat terhadap Syaiddurahmah dkk (2020)
pencegahan Covid-19. Penelitian menunjukkan adanya hubungan
selanjutnya dilakukan oleh bermakna antara pengetahuan physical
Mujiburrahman dkk (2020), penelitian distancing dengan perilaku physical
ini menggunakan uji spearman dan distancing. Responden yang memiliki
diperoleh hasil nilai p value= 0,001 hal pengetahuan baik terkait physical
ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan distancing berpeluang 1,7 kali untuk
Ho ditolak yang artinya terdapat berperilaku physical distancing baik
hubungan yang signifikan antara dibandingkan dengan responden yang
pengetahuan dengan perilaku memiliki pengetahuan physical
pencegahan Covid-19 pada masyarakat distancing buruk.
di Dusun Potorono Banguntapan Bantul Adanya pandemi Covid-19 ini
D.I. Yogyakarta. memaksa masyarakat harus banyak
Perilaku pencegahan masyarakat mencari tahu tentang penyakit ini guna
dapat dilihat melalui pengetahuannya sebagai langkah untuk pencegahan agar
mengenai pencegahan Covid-19. tidak terinfeksi (Kundaryanti et al,
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan
Volume 02 Nomor 13 Agustus 2022 Page 9
Jurnak Bidkesmas Respati
Salah satu cara untuk mengurangi mempengaruhi pria dan wanita dalam
penularan Covid-19 adalah dengan membuat keputusan. Pria lebih
menggunakan APD. Salah satu APD cenderung menganggap pencapaian
yang diwajibkan atau disarankan untuk prestasi sebagai persaingan sehingga
mencegah penularan Covid-19 adalah untuk mencapai kesuksesan akan
masker. APD merupakan alat yang bersaing dan lebih mengarah untuk
dipakai oleh pekerja untuk melindungi melakukan pelanggaran peraturan yang
pekerja dari bahaya yang ditimbulkan di sudah ditetapkan. Sementara wanita
tempat kerja yang mengakibatkan patuh dengan peraturan yang ada
kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat sehingga wanita lebih fokus
kerja (Neraz dan Tri, 2021). melaksanakan tugas dan hubungan kerja
Pencegahan penularan Covid-19 yang baik dengan sesamanya (Gilligan
pada level individu dilakukan dengan dalam Satria, 2021). Adanya perbedaan
berbagai cara, salah satunya dengan sifat pada setiap gender dapat mendasari
menggunakan masker, kenyamanan adanya perbedaan tingkat kepatuhan
dalam menggunakan masker dapat dalam melaksanakan protokol kesehatan,
mempengaruhi perilaku pencegahan menurut Wiranti (2020) perempuan
pada masyarakat. Responden yang memiliki sifat penuh kasih sayang,
memiliki kepatuhan menggunakan merasa bertanggung jawab terhadap
masker yang tinggi (32.8%) dan sendang kesejahteraan orang disekitarnya, serta
(61.2%) adalah mereka yang merasakan lembut. Sedangkan laki-laki cenderung
kenyamanan saat menggunakan masker. memiliki sifat agresif, senang
Ketidaknyamanan saat menggunakan berpetualang, kasar, suka keleluasaan
masker dapat berupa sulit bernapas, tali dan lebih berani mengambil risiko,
masker membuat telinga terasa sakit, dalam hal ini risiko yang ada salah
mengiritasi area sekitar masker dan lain satunya adalah terkena Covid-19. Jenis
sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, kelamin perempuan cenderung lebih
peneliti merekomendasikan masyarakat peduli terhadap kondisi lingkungan dan
untuk dapat memilih jenis masker yang kesehatannya. Perempuan juga memiliki
dapat membuat nyaman, untukk kecenderungan berperilaku baik
mengurangi rasa sulit bernapas dapat dibandingkan laki-laki.
dilakukan dengan mengurangi kecepatan Hal ini sejalan dengan penelitian
bernapas, masker medis hanya boleh yang dilakukan oleh Wiranti dkk di kota
digunakan sekali pakai dan cuci masker Depok pada tahun 2020, berdasarkan uji
secara teratur jika menggunakan masker hubungan menggunakan uji Chi-square
kain, hal ini dapat menurangi iritasi pada didapatkan nilai p value 0,005 (< 0,05)
wajah di area masker. yang artinya terdapat hubungan antara
jenis kelamin dengan kepatuhan
e. Hubungan jenis kelamin dengan masyarakat terhadap kebijakan PSBB.
perilaku pencegahan Covid-19 Namun, berbeda dengan penelitian yang
Berdasarkan hasil review yang dilakukan oleh Satria dkk. tahun 2021
dilakukan terdapat satu artikel dari 18 yang menyatakan jenis kelamin tidak
artikel yang membahas hubungan antara berhubungan dengan protokol
jenis kelamin dengan perilaku pencegahan Covid-19.
pencegahan Covid-19. Perbedaan nilai Menurut Hungu (dalam Suhardin,
dan sifat berdasarkan jenis kelamin akan 2016) jenis kelamin (sex) adalah
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sarana pecegahan Covid-19. Seperti hal nya,
adalah segala sesuatu yang dapat dipakai disediakan tempat cuci tangan di tempat-
sebagai alat dalam mencapai maksud tempat yang strategis, selalu tersedianya
atau tujuan. Dan prasarana adalah segala masker di tempat umum untuk
sesuatu yang merupakan penunjang masyarakat yang ditemukan tidak
utama terselenggaranya suatu proses menggunakan masker saat bepergian dan
(usaha, pembangunan, proyek). Sarana dibuatkan pembatas jarak di tempat-
Kesehatan adalah tempat yang tempat yang yang biasa antre seperti
digunakan untuk menyelenggarakan kasir, loket dan lain-lain.
upaya kesehatan.” (Pasal 1 Angka 4 UU
Nomor 23 Tahun 1992 Tentang b. Hubungan akses informasi dengan
Kesehatan). perilaku pencegahan Covid-19
Sarana adalah segala jenis peralatan, Berdasarkan hasil review yang
perlengkapan kerja dan fasilitas yang dilakukan terdapat satu artikel dari 18
berfungsi sebagai alat utama atau artikel yang membahas hubungan antara
pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, akses informasi dengan perilaku
dan juga dalam rangka kepentingan yang pencegahan Covid-19. Seseorang yang
berhubungan dengan organisasi kerja. mempunyai informasi tentang Covid-19,
Sementara prasarana adalah peralatan maka ia akan mampu untuk menentukan
pembantu atau juga peralatan utama, dan bagaimana dirinya harus berperilaku
kedua alat tersebut, berfungsi untuk terhadap Covid -19 tersebut (BNPB,
mewujudkan suatu tujuan yang ingin 2020). Menurut Rohmawati (dalam
dicapai (Fatimah dalam Nismawati dan Taufia 2017) keterpaparan informasi
Marhtyni, 2020). kesehatan terhadap individu akan
Tersedianya sarana prasarana yang mendorong terjadinya perilaku
memadai akan mendukung tingginya kesehatan. Informasi yang di peroleh
perilaku pencegahan Covid-19 yang dari berbagai sumber akan
baik. Sejalan dengan penelitian Kasim mempengaruhi tingkat pengetahuan
dkk tahun 2020 menunjukkan bahwa seseorang. Seseorang banyak
dari 235 orang masyarakat yang tidak memperoleh informasi maka ia
patuh terdapat mengaku tidak tersedia cenderung mempunyai pengetahuan
sarana berjumlah 158 orang (40,2%). yang luas. Semakin sering orang
Penelitian ini menunjukkan bahwa membaca, pengetahuan akan lebih baik
variabel yang paling berpengaruh daripada hanya sekedar mendengar atau
terhadap kepatuhan masyarakat terhadap melihat saja (Notoatmodjo, 2003).
protokol kesehatan Covid-19 adalah Perilaku pencegahan didukung oleh
ketersediaan sarana dengan nilai informasi yang memadai. Sumber
p=0,003 dan Exp(B)/ OR sebesar 1,904. informasi adalah media yang berperan
Artinya, responden yang tidak memiliki penting bagi seseorang dalam
ketersediaan sarana berpeluang 1,904 menentukan sikap dan keputusan untuk
kali untuk tidak patuh terhadap protokol bertindak. Meningkatkan minat
kesehatan Covid-19. masyarakat mendorong bagi masyarakat
Berdasarkan hal tersebut perlu itu sendiri untuk selalu berusaha mencari
diadakannya pelengkapan sarana dan informasi dalam berbagai bentuk.
prasarana untuk memudahkan Sumber informasi itu dapat diperoleh
masyarakat dalam meningkatkan dengan bebas mulai dari teman sebaya,
penelitian Ghiffari dkk tahun 2020 artikel yang membahas hubungan antara
menunjukkan bahwa masyarakat yang dukungan keluarga dengan perilaku
mendapat sistem pengawasan baik pencegahan Covid-19. Seperti yang
66.2% memiliki kepatuhan yang sedang. dikatakan oleh Vicka dan Theresia
Hasil uji hubungan antara sistem (2016) bahwa dukungan keluarga
pengawasan dengan kepatuhan berpengaruh penting dalam pelaksanaan
menggunakan masker didapatkan nilai p pengobatan berbagai jenis penyakit
value sebebsar 0.000 yang artinya kronis dan dukungan keluarga sangat
terdapat hubungan yang signifikan berpengaruh terhadap kesehatan mental
antara sistem pengawasan dengan anggota keluarganya. Melalui dukungan
kepatuhan. keluarga pasien akan merasa ada yang
Dalam pencegahan Covid-19 memperhatikan. Dukungan keluarga
pengawasan diperlukan untuk menjaga dapat diwujudkan dengan memberikan
kepatuhan masyarakat dalam perhatian, bersikap empati, memberikan
menerapkan protokol kesehatan. Tidak dorongan, memberikan saran,
hanya pemerintah, keluarga, rekan kerja memberikan pengetahuan, dan
bahkan tetangga dapat menjadi sebagainya.
pengawas sebagai pengingat atau Dukungan keluarga adalah
menasehati masyarakat lain yang tidak keikutsertaan keluarga untuk
patuh terhadap protokol kesehatan. memberikan bantuan kepada salah satu
Peneliti merekomendasikan bagi anggota keluarga yang membutuhkan
pemangku kebijakan untuk pertolongan baik dalam hal pemecahan
meningkatkan sistem pengawasan masalah, pemberian keamanan, dan
dengan memberikan sanksi bagi peningkatan harga diri. (Vicka &
masayarakat yang tidak patuh. Theresia, 2016).
Untuk mendukung perilaku
3. Faktor pendorong dan perilaku pencegahan Covid-19 diperlukan adanya
pencegahan Covid-19 dukungan dari keluarga. Sejalan dengan
Berdasarkan hasil penelitian penelitian Satria et al tahun 2021
didapatkan bahwa dari 18 jurnal yang menunjukkan bahwa responden yang
diteliti didapatkan bahwa faktor tidak patuh berjumlah 235 orang.
reinforcing yang berhubungan dengan Mayoritas responden yang tidak patuh
perilaku pencegahan Covid-19 adalah tidak mendapat dukungan keluarga
dukungan keluarga. sebanyak 137 orang (34,8%). Hasil
Faktor pendorong (Reinforcing analisis antara dukungan keluarga
Factor) adalah faktor yang mendorong dengan kepatuhan diperoleh nilai p<0,05
seseorang untuk berperilaku sehat (p=0,018) yang artinya terdapat
ataupun berperilaku sakit, mendorong hubungan yang signifikan. Pada
atau memperkuat terjadinya perilaku penelitiannya Kundari dkk (2020)
seperti dukungan dari keluarga maupun menyatakan bahwa masyarakat yang
tokoh masyarakat (Notoatmodjo, 2011). cukup mendapatkan dukungan keluarga
a. Hubungan dukungan keluarga berpeluang 2,736 kali untuk memiliki
dengan perilaku pencegahan perilaku baik dalam mencegah Covid-19
Covid-19 dibandingkan mereka yang kurang
Berdasarkan hasil review yang mendapatkan dukungan keluarga. Hasil
dilakukan terdapat dua artikel dari 18 uji hubungan antara dukungan keluarga