MAKALAH FITOTERAPI Putri Puspitasari 2220434920
MAKALAH FITOTERAPI Putri Puspitasari 2220434920
Dosen Pengampu :
Kelas C
SURAKARTA
2022
BAB II
A. Pendahuluan
Indonesia sebagai negara yang memiliki beraneka ragam suku dan etnis juga
sangat kaya akan warisan budaya dan tradisi, termasuk dalam hal pengobatan
tradisional yang kebanyakan menggunakan obat dari bahan alam. Obat bahan alam di
Indonesia telah digunakan secara turun-temurun sehingga disebut juga dengan obat
tradisional atau lebih dikenal dengan istilah Jamu. Jamu turunmenurun telah
digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, juga untuk
pengobatan penyakit. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
obat-obatan, maka dituntut adanya kerasionalan dalam penggunaan suatu obat, baik
obat sintetis, maupun obat yang berasal dari bahan alam termasuk Jamu.
Pengembangan obat bahan alam menjadi OHT maupun FF merupakan upaya
pembuktian ilmiah, sehingga keberadaannya dapat digunakan sebagai substitusi atau
komplementer dalam penanganan atau terapi pada kondisi suatu penyakit. Hal ini
tentunya diperlukan banyak riset dan penelitian terhadap bahan alam tersebut sebelum
dapat digunakan sebagai obat bahan alam. Salah satu tujuannya adalah agar
ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku obat kimia sintetis dapat ditekan
sehingga mengurangi volume impor Indonesia.
Informatorium melingkupi juga bagaimana proses bahan baku alam menjadi
produk yang aman, berkhasiat dan bermanfaat untuk dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Pengembangan obat bahan alam menjadi OHT maupun FF merupakan
upaya pembuktian ilmiah, sehingga keberadaannya dapat digunakan sebagai substitusi
atau komplementer dalam penanganan atau terapi pada kondisi suatu penyakit. Hal ini
tentunya diperlukan banyak riset dan penelitian terhadap bahan alam tersebut sebelum
dapat digunakan sebagai obat bahan alam. Salah satu tujuannya adalah agar
ketergantungan Indonesia terhadap bahan baku obat kimia sintetis dapat ditekan
sehingga mengurangi volume impor Indonesia.
Obat Herbal Terstandar (OHT) merupakan pengembangan obat bahan alam
Indonesia yang telah terstandar kandungan bahannya dengan khasiat yang telah
dibuktikan secara uji praklinik, sedangkan Fitofarmaka (FF) merupakan obat bahan
alam yang telah melalui pembuktian uji praklinik dan uji klinik serta telah terstandar
kandungan bahannya. Pengembangan OHT dan FF di Indonesia, selain untuk
mengangkat dan melindungi pemanfaatan tanaman obat asli Indonesia, juga untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan produksi oleh industri dan usaha
di bidang obat tradisional.Informatorium Obat Modern Asli Indonesia (OMAI)
merupakan informasi tentang obat bahan alam yang telah disetujui dan digunakan di
Indonesia dalam bentuk produk Obat Herbal Terstandar (OHT) dan Fitofarmaka (FF).
Kedua jenis produk itu merupakan produk obat hasil pengembangan dari pemanfaatan
bahan-bahan alam di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan obat tradisional?
2. Bagaimana penggolongan obat tradisional?
3. Apa saja review klaim khasiat dari Tolak Angin dari Ektrak Jahe Merah (Zingiber
officionale rhizome) dari sediaan yang ada pada buku informatorium OMAI?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan obat tradisional.
2. Untuk mengetahui penggolongan obat tradisional.
3. Untuk mengetahui klaim khasiat dari Tolak Angin dari Ektrak Jahe Merah
(Zingiber officionale rhizome) dari sediaan yang ada pada buku informatorium
OMAI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan Informasi obat Modern Asli Indonesia (OMAI) dimasa pandemic Covid-19
Tolak Angin adalah obat yang dapat meredakan gejala masuk angin seperti rasa meriang,rasa
mual, perut kembung, keluar keringat dingin, kepala pusing dan capek-capek serta melegakan
tenggorokan, meredakan batuk
Nama Produk : Tolak Angin
Komposisi : Tiap 15 ml mengandung:
Ekstrak bahan yang terdiri dari 30%:
- Oryza sativa 20 %
- Foeniculum vulgare fructus 10 %
- Helicteres isorae fructus 10 %
- Eugenia caryophilata folium 10 %
- Zingiber officionale rhizoma 10 %
- Amomi compacti fructus 5%
- Myristica fragrantis semen 5 %
- Cinnamomum burmanni cortex 5 %
- Centella asiatica herba 5 %
- Parkia roxburgii semen 5 %
- Mentha arvensis herba 10 %
- Usnea thallus 5 %
- Mel depuratum
- 70 % Natrium benzoate 0,04 %
- Kalium sorbat 0,04 %
Bentuk sediaan : Cairan obat dalam
Klaim yang disetujui : Baik untuk masuk angin yang ditandai dengan demam,
pusing, meriang, perut mual, kembung, mata berair,
tenggorokan kering dan panas dingin, juga baik diminum saa
sakit perut, mabuk perjalanan, kecapaian maupun kurang
tidur, tolak angin dapat memelihara/menjaga daya tahan
tubuh
Aturan pakai :
- Untuk daya tahan tubuh, minum 2 sachet setiap hari
selama 7 hari atau lebih Jika masuk angin, sakit
perut/diare minum 3-4 sachet perhari
- Sebelum melakukan perjalanan, minum 1 sachet atau 1-3
sachet pada waktu mabuk perjalanan
- Saat kecapaian dan kurang tidur minum 1 sachet
Kemasan : Dus, 5, 6, 10 & 12 sachet @ 15 ml
Peringatan/Perhatian : Tidak direkomendasikan bagi wanita hamil
Penyimpanan : Simpan di tempat kering dan terhindar dari matahari
langsung. Simpan pada suhu di bawah 30oC
MENURUT RISET :
1. Jurnal Pertama
Judul Jurnal:
Red ginger wedang to strengthen immune system against covid-19 of children
living in an orphanage
Kandungan :
Wedang jahe merah adalah minuman tradisional Indonesia yang berkhasiat
bagi kesehatan manusia yaitu menghangatkan tubuh, melancarkan sistem
pernafasan, mengatasi rasa mual, dan mengatasi gangguan pencernaan.
Penggunaan jahe merah pada wedang jahe merah karena jahe merah
mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan jenis jahe lainnya,
terutama jika ditinjau dari segi kandungan senyawa kimia dalam rimpangnya,
yang terdiri dari zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri yang tinggi.
Kandungan zingiberene pada minyak atsiri jahe merah adalah 21,38% pada
perlakuan basah dan 19,61% kondisi kering.
Mekanisme :
Gingerol pada jahe merah memiliki aktivitas antibakteri, antioksidan,
antikarsinogenik, antiinflamasi, antimutagenik, dan antitumor. Jahe merah
dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen yaitu Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli.
2. Jurnal Kedua
Judul Jurnal :
Medicinal properties of Zingiber officinale Used in Treatment of Cough
Kandungan :
Protein, besi, kalsium dan kandungan fosfor masingmasing adalah 5,98 g, 4,37
g, 4,53 g, 9,41 mg, 104,02 mg dan 204,75 mg per 100g, seng, tembaga,
mangan dan total kromium adalah 1,08 mg, 0,641 mg dan 10,74 mg dan total
kromium masing-masing adalah 83,37 g per 100 g. Vitamin C dan total
kandungan karotenoid ditemukan masing-masing 10,97 dan 92,96 mg per 100
g. Ekstrak jahe juga mengandung senyawa polifenol.
Mekanisme :
- Menangkal radikal bebas dan memediasi stres oksidatif dalam sel
- Menurunkan stimulus batu
3. Jurnal Ketiga
Judul Jurnal :
Benefits Of Red Ginger (Zingiber officinale) For Health
Kandungan :
Energi 79 kkal, Karbohidrat 17,86 g, Serat 3,60 g, Protein 3,57 g, Sodium 14
mg, Zat besi 1,15 g, Potasium 33 mg, Vitamin C 7,7 mg, serta jenis zat gizi
lainnya dalam rimpang jahe dengan kuantitas rendah, adalah magnesium,
fosfor, zeng, folat, vitamin B6, vitamin A, riboflavin, dan niacin.
Mekanisme
Rimpang jahe merah berkhasiat menghangatkan badan, penambah nafsu
makan, peluruh keringat, serta mencegah dan mengobati masuk angin. Di
samping itu, jahe juga berkhasiat mengatasi radang tenggorokan (bronchitis),
rematik, sakit pinggang, nyeri lambung, meningkatkan stamina tubuh,
meredakan asma, mengobati kepala pusing, mencegah gangguan pencernaan,
mengurangi nyeri otot dan sendi (karena aktivitas gingerol, gingerdione,
zingeron dan oleoresin).
4. Jurnal Keempat
Judul Jurnal :
Zingiberis officinalle rhizome as a Cough Suppressant Herbal Drugs
Kandungan :
Kandungan vitamin A, vitamin B, vitamin C, lemak, protein, pati, asam
organik, dammar, zingeron, sineol, dan oleoresin.
Mekanisme :
Kekerja dengan cara mendorong keluar partikel-partikel asing dan kotoran
yang masuk; menangkal radikal bebas dari udara agar tidak masuk ke tubuh;
mengurangi peradangan sehingga mengurangi rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat batuk.
5. Jurnal Kelima
Judul Jurnal :
The Role Of Drink From Ginger Extract For Improving Community Health
Kandungan
Jahe memiliki beberapa kandungan kimia yang berbeda. Beberapa kandungan
kimia pada tiga jenis jahe adalah minyak atsiri, pati dan serat. Selain
kandungan-kandungan tersebut, rimpang jahe juga mengandung senyawa
fenolik. Beberapa komponen bioaktif dalam ekstrak jahe antara lain (6)-
gingerol, (6)- shogaol, diarilheptanoid dan curcumin. Rimpang jahe juga
mempunyai aktivitas antioksidan yang melebihi tokoferol. Kandungan lain
yang terdapat pada jahe antara lain minyak atsiri yang terdiri dari senyawa-
senyawa seskuiterpen, zingiberen, zingeron, oleoresin, kamfena, limonen,
borneol, sineol, sitral, zingiberal, dan felandren. Kandungan senyawa aktif
yang terdapat di dalam jahe sebagian besar adalah gingerol.
Mekanisme
Sebagai antioksidan. Senyawa fenol merupakan jenis antioksidan yang sering
digunakan dalam bahan pangan. Di samping senyawa fenol, bahan-bahan
alami termasuk rempah-rempah juga mengandung senyawa-senyawa
antioksidan lain berupa protein, amin, dan asam-asam organik. Rempah-
rempah telah terbukti memiliki senyawa antioksidan yang diperlukan untuk
mengatasi serangan radikal bebas. Komponen bioaktif yang berbentuk fenol
pada jahe, yakni zingiberen, curcumin, filandren, gingerol, dan shogaol.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2020. Informatorium Obat Modern Asli Indonesia
(OMAI) di Masa Pandemi COVID-19. Ditjen POM .
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2000. Parameter standar umum ekstrak
tumbuhan obat, Jakarta, Indonesia.
Sampurno, 2007. Jamu dan obat tradisional cina dalam perspektif medik dan bisnis. Makalah
pada Seminar Nasional Jamu dan Obat Tradisional Cina Dalam Realitas Medik dan
Prospek Bisnis. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta.