Anda di halaman 1dari 12

Gambaran Swamedikasi Tanaman Obat Untuk Terapi Alternatif Diabetes

Melitus Pada Masyarakat Kota Makassar

Aenun Kaharuddin1, Asni Amin2 dan Hasnaeni3


Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia Jl. Urip Sumoharjo KM.5, Panaikang,
Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90231
*email: 15020170161@umi.ac.id

ABSTRACT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran swamedikasi tanaman obat untuk terapi
alternatif diabetes melitus tipe 2 di kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan gambaran
pengetahuan swamedikasi tanaman obat untuk terapi alternatif diabetes melitus tipe 2 pada
masyarakat Kota Makassar diperoleh data dengan persentase tertinggi sumber informasi
berasal dari keluarga/kenalan/tetangga 56%, tanaman obat diperoleh di halaman rumah 82%,
bentuk sediaan yamg digunakan berupa cairan yang diolah dengan cara direbus 95%, alasan
penggunaan tanaman adalah dapat diperoleh dengan mudah 59%, lama penggunaan selama 2-
3 hari 51%, dan tidak muncul efek samping selama penggunaan dengan persentase tertinggi
96%. Adapun jenis tanaman yang digunakan adalah daun kersen (Muntingia calabura L.)
(49%), daun sambiloto (Andrographis paniculata) (16%), daun salam (Syzygium polyanthum)
(14%), kulit kayu manis (Cinnamomum burmanii) (4%) dan daun afrika (Vernonia
amygdalina Del (3%). Dan tingkat pengetahuan tentang penggunaan tanaman obat dalam
swamedikasi untuk terapi diabates melitus tipe 2 pada masyarakat Kota Makassar diketahui
bahwa swamedikasi, sumber informasi, cara pengolahan tanaman obat, dan tidak
dirasakannya efek samping dalam penggunaannya termasuk dalam kategori sangat baik,
sedangkan untuk penggunaan tanaman obat harus berhati-hati dalam penggunaannya baik
untuk ibu hamil ataupun ibu menyusui termasuk dalam kategori baik.

Kata Kunci: Swamedikasi, Tanaman Obat, Diabetes Melitus tipe 2, Masyarakat Kota
Makassar

PENDAHULUAN gejala penyakit (Rusli, Tahir, Restu, 2017).


Pengobatan sendiri (swamedikasi) Kegiatan swamedikasi ini dilakukan untuk
didefinisikan_sebagai pemilihan dan menangani penyakit-penyakit ringan, akan
penggunaan obat oleh seseorang (atau tetapi tidak menutup kemungkinan
anggota keluarga seseorang) untuk swamedikasi menggunakan obat herbal atau
mengobati kondisi atau gejala yang dikenali obat tradisional dilakukan pada pasien yang
atau didiagnosis sendiri (Ruiz, 2010). menderita penyakit kronis seperti hipertensi
Swamedikasi diartikan sebagai pemilihan ataupun diabetes melitus yang priode
dan penggunaan obat, termasuk pengobatan pengobatannya cukup lama (Rahmawati &
herbal dan tradisional oleh individu untuk Fitriani 2016). Swamedikasi merupakan
merawat diri sendiri dari penyakit atau upaya yang paling banyak dilakukan
1
masyarakat untuk mengatasi gejala penyakit terapi obat dan dilakukan secara terus
sebelum mencari pertolongan tenaga menerus. Kondisi ini membuat pasien
kesehatan (Depkes RI, 2008). Diabetes Melitus menjadi bosan meminum
Meningkatnya tingkat pendidikan, obat (Rahmawati & Fitriani 2016).
informasi dan kesadaran masyarakat akan Pengobatan alternatif yang biasanya
pentingnya arti sehat, mendorong dilakukan oleh pasien Diabetes Melitus
masyarakat untuk melakukan swamedikasi. adalah pemanfaatan obat herbal atau
Termasuk swamedikasi menggunakan obat pengobatan tradisional. (Rahmawati &
tradisional dan cara pengobatan tradisional Fitriani 2016). Tumbuhan obat adalah
sebagai terapi komplementer semakin tanaman yang sebagian atau seluruhnya
meningkat (Wardani & Muhlis, 2020). digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan
Secara turun-temurun, masyarakat telah (Tjitrosoepomo, 2005). Terkait dengan
menggunakan tumbuhan obat untuk kelimpahan keanekaragaman flora, wilayah
penyakit diabetes mellitus. Pengobatan provinsi sulawesi selatan juga masih
dengan herbal mulai menigkat ditemukan berbagai pengobatan tradisional.
popularitasnya. Beberapa tahun ini Khususnya di kota makassar di desa samata
diseluruh dunia terdapat beberapa spesies yang memanfaatkan pengobatan secara
tumbuhan yang populer digunakan dalam tradisional. Menurut data etnofarmasi di
pengobatan diabetes melitus. Bahkan WHO kecematan Samata kabupaten Gowa
merekomendasikan bahwa penggunaan menunjukkan tercatat tidak kurang dari 26
tumbuhan obat dalam kaitannya dengan jenis tumbuhan yang dimanfaatkan.
manajemen terapi diabetes melitus Diketahui tanaman pepaya dan mengkudu
memerlukan penelitian lebih lanjut untuk digunakan untuk pengobatan diabetes
mengevaluasi efektivitas, keamanan, dan melitus (Wahidah & Husain, 2018).
standarisasi penggunaannya (WHO, 1980). Berdasarkan hal yang diuraikan di
atas, maka dilakukan penelitian ini, agar
Diabetes Melitus memperoleh informasi tentang cara
merupakan suatu penyakit menahun swamedikasi diabetes melitus dengan
yang ditandai dengan kadar glukosa tanaman obat yang dilakukan oleh
darah (gula darah) melebihi nilai masyarakat kota makassar.
normal yaitu kadar gula darah
sewaktu sama atau lebih dari 200 METODE PENELITIAN
mg/dl, dan kadar gula darah puasa di Jenis penelitian ini adalah penelitian
atas atau sama dengan 130 mg/dl deskriptif yang menggunakan metode
(Padila, 2013). Diabetes melitus kualitatif dalam bentuk survei dan
merupakan penyakit yang dari tahun menggunakan kuesioner untuk
ketahun mengalami peningkatan mendapatkan informasi dari responden.
jumlah penderita (Schweyer,2015). kuesioner dibagikan kepada responden
Peningkatan penyakit diabetes secara offline dan online. Dalam penelitian
melitus ini juga terjadi di Sulawesi ini yang menjadi populasi adalah
Selatan khususnya di Kota Makassar masyarakat Kota Makassar sedangkan
dimana data penderita diabetes sampel yang digunakan yaitu masyarakat
dikota makassar pada tahun 2016 Kota Makassar yang memenuhi kriteria
sebanyak 4.555 orang (Dinkes Kota inklusi di bawah ini :
Makasssar, 2016). a. Masyarakat yang berdomisili di
Pengelolaan Diabetes Melitus Kota Makassar
memerlukan penanganan secara b. Umur ≥ 20 tahun
multidisplin yang mencakup non obat dan

2
c. Penderita diabetes melitus tipe 2
minimal ≥ 3 bulan
d. Pernah melakukan swamedikasi
menggunakan obat tradisional atau Tabel 2. Karakteristik Sosiodemografi
tanaman obat untuk pengobatan Responden
diabetes melitus tipe 2 Karakteristik Sosiodemografi Jumlah Persentase
e. Bersedia menjadi informan Responden Responde (%)
n (n)
f. Dapat mengisi kuesioner
Usia
Teknik pengambilan sampel dengan cara
purposive sampling dan snow ball dengan 21-30 5 5
jumlah sampel yang digunakan sebanyak 31-40 12 11
110 responden. Dimana penentuan jumlah 41-50 39 35
sampel menggunakan rumus slovin. 51-60 44 40
60-70 10 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Swamedikasi atau disebut juga Jenis Kelamin
dengan pengobatan sendiri adalah upaya
yang dilakukan seseorang baik untuk Perempuan 72 65
mengobati penyakit ataupun gejala penyakit Laki-laki 38 35
yang dirasakan. Dimana salah satu bentuk Tingkat Pendidikan
swamedikasi yang dilakukan yaitu
Tidak sekolah 9 8
menggunakan tanaman obat yang
SD 26 24
mengandung senyawa yang berkhasiat SMP 14 13
sebgai obat. Salah satu kegiatan SMA 40 37
swamedikasi yang dilakukan yaitu terhadap D3 2 1
penyakit kronis seperti penyakit diabetes S1 19 17
melitus yang salah satu menajemen Pekerjaan
terapinya menggunakan tanaman yang Mahasiswa 2 1
Ibu Rumah Tangga 45 41
berkhasiat obat. Pada penelitian ini Karyawan Swasta 1 1
melibatkan 110 responden diberbagai Tidak Bekerja 29 27
kecamatan yang ada di Kota Makassar yang Pegawai Negri Sipil 4 4
dapat di lihat pada tabel dibawah ini. Security 1 1
Tenaga Pendidik 2 1
Wiraswasta 26 24
Tabel 1. Jumlah responden di beberapa Pendapatan
kecamatan di Kota Makassar < Rp. 1.000.000 12 11
Rp. 1.000.000 - 2.000.000 16 15
Nama Kecamatan Jumlah Persentase Rp. 3.000.000 - 4.000.000 7 6
Responden (%) > Rp. 4.000.000 9 8
(n) Tidak Ada Keterangan 66 60
Bringkanaya 18 16 Total 110 100
Bontoala 9 8
Makassar 11 10
Mamajang 2 2
Hasil penelitian menunjukkan
Manggala 11 10 karakteristik sosiodemografi responden
Panakukang 28 25 dengan hasil presentase tertinggi
Rappocini 2 2 masyarakat yang menderita penyakit
Tamalate 4 4 diabetes tipe 2 pada usia (51-60 tahun)
Tamalanrea 22 20
Ujung Tanah 1 1
sebanyak 40%, hal ini disebabkan karena
Wajo 2 2 pada usia tersebut terjadinya proses
Jumlah 110 100 penuaan sehingga fungsi tubuh secara

3
fisiologis menurun terutama fungsi Daun
Muntingia
calabura
Muntingiac
Direbus
2 kali
49
pankreas sebagai penghasil hormon insulin Kersen
L.
eae sehari

sehingga terjadi penurunan sekresi insulin Daun


Chromola
ena 1 kali
dan pengendalian glukosa darah yang tinggi Kopasanda odorata
Asteraceae Direbus
sehari
1

kurang optimal (Imelda, 2018). Responden L.


Syzygium
berjenis kelamin perempuan dan status Daun Salam polyanthu Myrtaceae Direbus
2 kali
sehari
14
pekerjaan yaitu ibu rumah tangga adalah m
Androgra
kategori responden yang paling banyak Daun phis Acanthacea
Direbus
2 kali
16
menderita penyakit diabetes tipe 2, hal ini Sambiloto paniculat
a
e sehari

terkait erat dengan faktor kebiasaan dan Annona


Annonacea 1 kali
pola hidup, umumnya ibu rumah tangga Daun Sirsak muricata
L
e
Direbus
sehari
1

serigkali disibukkan oleh kegiatan rutin Smallanth


rumah tangga sehingga tidak ada waktu Daun
Insulin
us
sonchifoli
Asteraceae Direbus
2 kali
sehari
1
untuk berolahraga, dan rutinitas us
menyiapkan hidangan makanan sehari-hari Kayu
Caesalpin
ia sappan Fabaceae Direbus
3 kali
1
baik makanan pokok ataupun cemilan serta Secang
L.
sehari

pascamenopouse yang membuat distribusi Ketumbar


Coriandru
m sativum Apiaceae Direbus
2 kali
seming 1
lemak tubuh menjadi mudah terakumilasi L gu
sehingga perempuan beresiko menderita Kulit Kayu
Cinnamo
mum Lauraceae Direbus
2-3 kali
4
diabetes melitus (Imelda, 2018). Manis
burmannii
sehari
Orthosiph
Kumis 2-3 kali
on Lamiaceae Direbus 2
a. Gambaran Pengetahuan Masyarakat Kucing
aristatus
sehari

Tentang Swamedikasi Tanaman Obat Hasil penelitian tabel 3.


Untuk Terapi Alternatif Diabetes Menunjukkan persentase tertinggi
Melitus Tipe 2 di Kota Makassar. penggunaan tanaman obat untuk diabetes
Berikut tabel data tanaman obat melitus tipe 2 oleh masyarakat Kota
yang digunakan untuk terapi alternatif Makassar adalah daun kersen sebesar 49%
untuk mengatasi diabetes melitus tipe 2 di yang menggunakan. Daun kersen
Kota Makassar (Muntingia calabura L.) merupakan salah
satu tumbuhan yang mengandung bahan
Tabel 3. Data tanaman obat untuk terapi
aktif yang berkhasiat sebagai penurunan
alternatif yang digunakan masyarakat Kota
glukosa dalam darah. Bahan aktif yang
Makassar dalam mengatasi diabetes melitus
terkandung dalam daun kersen yaitu
Tipe 2.
flanovoid. Senyawa dari flavonoid yang
Cara Aturan Nilai diduga memiliki aktifitas dalam
Nama
Spesies Family pengola Pakai guna
Lokal
han (%)
menurunkan kadar glukosa darah adalah
Bawang Allium Amaryllida
Direbus
1 kali kuersetin. Dimana mekanisme kerja
putih
Buah
sativum L.
Phaleria
ceae sehari kuersetin dalam menurunkan kadar glukosa
Mahkota macrocar
Thymelaea
ceae
Direbus
2 kali
sehari
darah yakni menjaga sel pankreas tetap
Dewa pa
Morinda
bekerja secara normal. Selain itu flanovoid
Buah
Mengkudu
citrifolia Rubiaceae Direbus
2 kali
sehari
dapat merangsang penyerapan glukosa pada
L.
Momordic
jaringan perifer dan mengatur kerja enzim
Buah Pare
a Cucurbitace
Direbus
1-2 kali yang terlibat dalam jalur metabolisme
charantia
L.
ae sehari karbohidrat. Daun kersen mengandung
Kulit Buah Salacca
Arecaceae Direbus
1 kali saponin dan flavonoid yang dapat
Salak zalacca
Vernonia
sehari menghambat penyerapan gula darah dari
Daun 1-2 kali
amygdalin Asteraceae Direbus
Afrika sehari
a Del

4
usus, sehingga karbohidrat tidak banyak digunakan untuk menurunkan kadar
diserap oleh usus (Norma, 2019). glukosa dalam darah. Daun afrika memiliki
Daun sambiloto (Andrographis kandungan senyawa kimia berupa
paniculata) adalah tumbuhan yang dapat flavonoid, saponin, tanin, steroid. Senyawa
digunakan untuk menurunkan kadar Flavonoid juga dapat menghambat GLUT 2
glukosa dalam darah. Sambiloto (Glukosa Transporter) mukosa usus
mengandung bahan aktif yang dapat sehingga dapat menurunkan absorbsi
menurunkan glukosa dalam darah yaitu glukosa. Hal ini menyebabkan pengurangan
andrografolid yang memiliki rasa yang penyerapan glukosa dari usus sehingga
pahit. Kandungan andrografolid pada kadar glukosa darah menurun (Song J,
ekstrak sambiloto tersebut dapat 2014). Saponin bekerja menghambat enzim
merangsang pelepasan insulin dan α-glukosidase. Enzim α-glukosidase
menghambat absorbsi glukosa melalui merupakan enzim yang berperan dalam
penghambatan enzim alfa glukosidase dan mengubah karbohidrat menjadi glukosa.
alfa -amilase (Fitriani, Layal & Kamila, Dengan demikian, apabila enzim α-
2017). glukosidase dihambat maka kadar glukosa
Daun salam (Syzygium polyanthum) darah akan menurun (Nuzulut, 2016). Tanin
adalah tumbuhan yang dapat digunakan bekerja dengan cara mengendapkan protein
untuk menurunkan kadar glukosa dalam selaput lendir di permukaan usus halus dan
darah. Daun salam memiliki kandungan membentuk suatu lapisan yang melindngi
senyawa tannin, flavonoid, saponin, dan usus halus, sehingga proses absorbsi
minyak atsiri. Flavonoid yang terkandung glukosa dihambat dan mengakibatkan
di dalam daun salam merupakan salah satu terjadi penurunan kadar glukosa darah (Mei
golongan senyawa yang dapat menurunkan & Suyatna, 2006).
kadar glukosa darah (Nublah, 2011). Daun Buah mengkudu (Morinda citrifolia
salam mempunyai kemampuan sebagai L.) adalah tumbuhan yang dapat digunakan
astringen yaitu dapat mempresipitasikan untuk menurunkan kadar glukosa dalam
protein selaput lendir dan membentuk suatu darah. Buah mengkudu mengandung
lapisan yang melindungi usus, sehingga senyawa kimia berupa alkaloid xeronin,
menghambat asupan glukosa yang guecertin, flavonoid, polisakarida, vitamin
mengakibatkan laju penurunan glukosa A, vitamin C, antraquinon (moridon,
darah (Widowati, 2008). nordam, nakantal, ribiandin, glikosida
Kulit kayu manis (Cinnamomum antraquinon) (Sulistyaningsih, 2006).
burmannii) adalah tumbuhan yang dapat Adapun efek dari buah mengkudu terhadap
gigunakan untuk menurunkan kadar penurunan kadar glukosa darah dikarenakan
glukosa dalam darah. Kulit kayu manis buah mengkudu mengandung prekursor
memiliki kandungan alkaloid, protein, alami xeronin yang dinamakan proxeronin.
tannin, glikosida, flavonoid, saponin, asam Proxeronin diubah menjadi xeronin alkaloid
cinnamat, polifenol, dan cinnamaldehid. dalam tubuh oleh enzim yang bernama
Berbagai penelitian melaporkan bahwa proseroninase (Johnson & Gad, 2007).
cinnamaldehid mampu meningkatkan Buah pare (Momordica charantia
transport glukosa oleh GLUT4 pada sel L.) merupakan tanaman yang populer
adipose dan otot sehingga mampu dimanfaatkan sebagai obat antidiabetik.
menurunkan glukosa darah secara Berdasarkan analisis fitokimia ditemukan
signifikan (Lakhsmi et al., 2009). bahwa kandungan buah pare berupa
Daun afrika (Vernonia amygdalina flavonoid, tanin, saponin, steroid, dan
Del) adalah tumbuhan yang dapat terpenoid. Dengan berbagai kandungan

5
senyawa tersebut dipercaya dapat dan minyak atsiri. Senyawa yang dapat
menurunkan kadar glukosa darah melalui menurunkan kadar glukosa darah adalah
beberapa mekanisme diantaranya melalui senyawa flavonoid yaitu dengan cara yaitu
stimulasi penggunaan glukosa di otot skelet, dengan menghambat absorpsi glukosa,
menghambat pengambilan glukosa di usus, meningkatkan toleransi glukosa,
menghambat diferensiasi adiposa, dan merangsang pelepasan insulin atau
supresi terhadap enzim yang berperan bertindak seperti insulin, meningkatkan
dalam proses gluconeogenesis (Joseph & ambilan glukosa oleh jaringan perifer serta
Jini, 2013). mengatur enzim-enzim yang berperan
Bawang putih (Allium sativum L.) dalam metabolisme karbohidrat
merupakan tanaman yang digunakan untuk (Brachmachari, 2011).
menurunkan kadar glukosa dalam darah. Daun insulin (Smallanthus
Bawang putih mengandung alisin yang sonchifolius) merupakan tanaman yang
digunakan sebagai agen antidiabetes. dapat digunkan untuk menurunkan kadar
Mekanisme kerja alisin pada bawang putih glukosa dalam darah. Daun insulin
sebagai antidiabetes bekerja melalui insulin mempunyai kandungan senyawa yang dapat
di dalam plasma, yaitu dengan menurunkan kadar glukosa dalam darah
meningkatkan sekresi insulin dari sel beta yaitu tanin, flavonoid dan saponin. Dimana
pankreas. Alisin pada bawang putih mekanisme tanin dalam menurunkan kadar
menstimulasi sel beta pankreas untuk glukosa dalam darah dengan cara
menghasilkan lebih banyak insulin, dengan meningkatkan glikogenesis. Flavonoid
cara tersebut, glukosa di dalam darah akan dapat menghindari absorbsi gula,
masuk kedalam jaringan tubuh dengan menstimulasi pengambilan glukosa pada
adanya insulin yang diberikan dari stimulasi jaringan perifer. Saponin dapat
alisin bawang putih tersebut (Jain, Rains, & menghambat GLUT-1 sehingga
Jones, 2006). menurunkan absorbansi glukosa (Blasiak,
Buah mahkota dewa (Phaleria 2003; Dalimarta, 2005; Geethaa et al, 2010;
macrocarpa) merupakan tanaman yang Ejelonu, Elekofehinti & Adanlawo, 2017).
digunakan untuk menurunkan kadar Daun kopasanda (Chromolaena
glukosa dalam darah. Buah mahkota dewa odorata L.) merupakan tanaman yang dapat
mengandung senyawa kimia flavanoid, digunakan untuk menurunkan kadar
alkaloid, dan saponin. Senyawa alkaloid glukosa dalam darah. Dimana daun
dan saponin yang sifatnya larut dalam air kopasanda memiliki kandungan senyawa
dapat menurunkan glukosa dalam darah yang perperan dalam menurunkan glukosa
dengan menghambat absorbsi glukosa di dalam darah yaitu flavonoid. Mekanisme
usus, menghambat transporter glukosa, flavonoid yaitu menghindari absorbsi
meningkatkan pemanfaatan glukosa di glukosa atau memperbaiki toleransi
jaringan perifer dan penyimpanan glikogen glukosa. Flavonoid juga dapat menstimulasi
serta peningkatan sensitifitas reseptor pengambilan glukosa pada jaringan perifer,
insulin di jaringan (Darma & Marpaung, mengatur aktivitas dan ekspresi enzim yang
2020). terlibat dalam jalur metabolisme
Daun sirsak (Annona muricata L.) karbohidrat. Flavonoid dapat berperan
merupakan tanaman yang dapat digunakan dalam perbaikan kerusakan jaringan sel β
untuk menurunkan kadar glukosa dalam Langerhans pankreas yang diakibatkan oleh
darah. Daun sirsak mempunyai banyak radikal bebas, sehingga kerusakan sel β
kandungan senyawa, diantaranya flavonoid, Langerhans pankreas yang lebih luas dapat
fitosterol, kalsium oksalat, alkaloid, murisin dicegah dan hormon insulin dapat

6
diproduksi kembali. Keadaan tersebut darah. Penelitian Suarsana (2009),
memungkinkan kadar glukosa darah dapat menyebutkan senyawa flavonoid jenis
terkontrol dalam batas normal (Suryani & quercetin dapat menurunkan kadar gula
Aulanni’am, 2013). darah mencit dengan cara merangsang sel β
Kayu secang (Caesalpinia sappan pankreas untuk memproduksi insulin lebih
L.) adalah tumbuhan yang dapat digunakan banyak.
untuk menurunkan glukosa dalam darah.
Kayu secang mengandung senyawa aktif Tabel 4. Sumber informasi tanaman obat
yang berperan dalam menurunkan kadar untuk terapi alternatif yang digunakan
glukosa dalam darah yaitu senyawa aktif masyarakat Kota Makassar dalam
brazilin yang merupakan golongan mengatasi diabetes melitus tipe 2
flavonoid yang dimana mekanisme dari
Sumber Informasi Jumlah
flavonoid yaitu dapat berperan dalam
Responden Persentase(%)
perbaikan kerusakan jaringan sel β
(n)
Langerhans pankreas yang diakibatkan oleh Berdasarkan pengalaman
radikal bebas, sehingga kerusakan sel β 23 21
secara turun temurun
Langerhans pankreas yang lebih luas dapat Keluarga/kenalan/tetangga 62 56
dicegah dan hormon insulin dapat Media massa
diproduksi kembali. Keadaan tersebut online(google)/offline 11 10
(tv,radio,koran)
memungkinkan kadar glukosa darah dapat Media social (Facebook,
terkontrol dalam batas normal (Suryani & 13 12
instagram, whatsapp)
Aulanni’am, 2013). Tenaga Kesehatan 1 1
Biji ketumbar (Coriandrum sativum Jumlah 110 100
L.) mengandung senyawa yang bersifat Keluarga/kenalan/tetangga
mampu menurunkan kadar gula darah dan memiliki peranan penting dalam
membantu dalam proses metabolisme memberikan informasi mengenai obat
karbohidrat diantaranya adalah riboflavin, tradisional karena selalu berinteraksi,
niasin dan flavonoid. Salah satu senyawa berkomunikasi dan memberikan informasi
yang terdapat didalam flavonoid adalah bagi responden.
senyawa kuersetin. Kuersetin merupakan
senyawa inhibitor enzim α-amilase yang Tabel 5. Cara memperoleh tanaman obat
berfungsi untuk pemecahan karbohidrat untuk terapi alternatif yang digunakan
quercetin memiliki potensi inhibisi enzim masyarakat Kota Makassar dalam
yang paling kuat. Dengan adanya inhibisi di mengatasi diabetes melitus tipe 2
dalam enzim ini, proses pemecahan dan
Cara Memperoleh
absorbsi karbohidrat akan terganggu, Tanaman obat Jumlah
persentase
sehingga kadar gula darah dapat diturunkan Responden
(%)
(Yulianti, Sudiastiti & Nugroho, 2015). (n)
Buah salak (Salacca zalacca) Apotik 1 1
merupakan tanaman yang dapat Halaman rumah 90 82
menurunkan kadar glukosa dalam darah. Pasar 14 13
Penjual jamu gendong 1 1
Bagian yang dapat menurunkan kadar Toko online 1 1
glukosa dalam darah yaitu pada kulit buah Tokoh herbal/toko
salak yang mengandung senyawa kimia jamu 3 2
berupa flavonoid. Kandungan flavonoid Jumlah 110 100
dalam kulit buah salak memiliki peranan Berdasarkan hasil penelitian
penting dalam menurunkan kadar gula menunujukkan bahwa persentase tertinggi

7
cara memperoleh tanaman obat yaitu Jumlah 110 100
diperoleh dari halaman rumah yaitu 82%. Berdasarkan hasil penelitian
Responden lebih banyak memperoleh persentase tertinggi alasan menggunakan
tanaman obat di halaman rumah karena tanaman obat yang paling banyak yaitu
disekitaran rumah mereka banyak tumbuh dapat diperoleh dengan mudah sebesar
tanaman yang digunakan dan ada beberapa 59%. Dimana tanaman obat yang digunakan
yang menanam sendiri dan digunakan untuk kebanyakan responden peroleh dari
pengobatannya. halaman rumah sehingga mudah didapatkan
oleh responden pada saat ingin
Tabel 6. Bentuk sediaan yang digunakan menggunakan tanaman tersebut selain itu
untuk swamedikasi tanaman obat untuk alasan penggunaan tanaman obat juga
terapi alternatif diabetes melitus tipe 2 di responden memilih karena terbuat dari
Kota Makassar bahan alam yang dimana responden
mempercayai obat tradisional tidak
Jumlah
Bentuk Sediaan Persentase (%) memiliki efek samping.
Responden (n)
Cairan (teh
seduh, sirup) 105 95 Tabel 8. Lama penggunaan tanaman obat
Serbuk 2 2 yang digunakan masyarakat Kota Makassar
Dalam bentuk dalam swamedikasi untuk terapi alternatif
utuh 1 1 diabetes melitus tipe 2
Daun
dikeringkan 1 1 Lama Jumlah
Pil 1 1 Menggunakan Responden Persentase (%)
Jumlah 110 100 Tanaman Obat (n)
Berdasarkan hasil penelitian 1 hari 40 36
menunjukkan persentase tertinggi bentuk 2-3 hari 56 51
sediaan yang digunakan yaitu cairan 1 minggu 13 12
> 1 bulan 1 1
sebesar 95%. Dimana responden dalam Jumlah 110 100
pengolahan tanaman obat yang digunakan Berdasarkan hasil penelitian
dengan cara meracik sendiri dengan cara menunjukkan bahwa persentase tertinggi
merebus atau dengan menyeduh tanaman lama penggunaan tanaman obat yang paling
obat yang digunakan karena hal tersebut banyak yaitu 2-3 hari sebesar 51%. Karena
lebih mudah dilakukan. responden mengonsumsi tanaman obat
ketika gula darahnya naik dan ketika sudah
Tabel 7. Alasan menggunakan tidak mengalami gejala-gejala peningkatan
swamedikasi tanaman obat yang digunakan glukosa darah, maka responden berhenti
masyarakat Kota Makassar dalam mengonsumsi tanaman obat tersebut.
swamedikasi untuk terapi alternatif diabetes
melitus tipe 2 Tabel 9. Efek samping tanaman obat yang
digunakan masyarakat Kota Makassar
Jumlah
Alasan Menggunakan Responden Persentase dalam swamedikasi untuk terapi alternatif
Obat Tradisional (n) (%) diabetes melitus tipe 2
Dapat diperoleh dengan
mudah 65 59 Jumlah Persentase
Efek Samping
Efek samping yang Responden (n) (%)
dirasakan kecil atau Tidak muncul
hampir tidak ada efek efek samping 106 96
samping 13 12 Sakit kepala 1 1
Terbuat dari bahan alam 25 23 Maag 1 1
Harga yang lebih murah 7 6 Mual muntah 2 2

8
Jumlah 110 100 tanaman obat yang anda
komsumsi?
Berdasarkan hasil penelitian Apakah anda tidak 106 96 Sangat baik
menunjukkan persentase tertinggi merasakan efek tidak
menyenangkan setelah
responden tidak merasakan efek samping mengomsumsi tanaman
setelah mengonsumsi tanaman obat sebesar obat?
67 61 B
96%. Hal ini karena penggunaan tanaman Apakah anda ai
obat dalam swamedikasi terapi alternatif mengetahui penggunaan k
tanaman obat harus
DM tipe 2 umumnya hanya digunakan berhati-hati jika
dalam jangka waktu pendek yaitu 2-3 hari diberikan pada ibu
hamil, ibu menyusui
saat terjadi kenaikan kadar glukosa darah agar tidak menimbulkan
seperti yang dijelaskan pada tabel 9. Untuk efek yang tidak di
inginkan?
lama menggunakan tanaman obat hanya 1
Berdasarkan tabel 10. Mengenai
hari, 2-3 hari, 1 minggu dan lebih dari 1
tingkat pengetahuan tentang penggunaan
bulan penggunaan dan sesuai cara
tanaman obat dalam swamedikasi untuk
pengolahan, dan memilih tanaman dengan
terapi diabates melitus tipe 2 pada
sesuai penyakit yang di alami. Selain itu
masyarakat Kota Makassar diketahui bahwa
efek samping obat tradisional relatif kecil
swamedikasi, sumber informasi, cara
atau bahkan tidak ada efek samping, yang
pengolahan tanaman obat, yang digunakan
dimana hal tersebut merupakan kelebihan
termasuk dalam kategori sangat baik.
dari penggunaan obat tradisional (Katno &
Masyarakat memiliki tingkat pengetahuan
Purnomo, 2004).
tentang penggunaan tanaman obat harus
b. Tingkat Pengetahuan tentang berhati-hati dalam penggunaannya baik
Penggunaan Tanaman Obat dalam untuk ibu hamil ataupun ibu menyusui
Swamedikasi Untuk Terapi Alternatif dengan kategori baik. Untuk pengetahuan
Diabetes Melitus Tipe 2 pada masyarakat tentang efek samping dari
masyarakat Kota Makassar. tanaman yang digunakan diperoleh data
tingkat pengetahuan yang sangat baik,
Tabel 10. Tingkat pengetahuan tentang karena dalam pertanyaan lanjutan yang
penggunaan tanaman obat dalam dikemukakan dalam kuisioner, responden
swamedikasi terapi alternatif diabetes menjawab tidak merasakan gejala efek
melitus tipe 2 di Kota Makassar samping setelah mengkonsumsi tanaman
obat dalam upaya swamedikasi untuk terapi
Pertanyaan Responden Persentase Keterangan
Menjawab (%) alternatif diabetes tipe 2 yang dapat dilihat
Ya pada tabel 10, hal ini juga didukung dari
Apakah anda pernah 110 100 Sangat baik
melakukan pengobatan data penggunaan swamedikasi tanaman
sendiri tanpa resep obat yang dilakukan masyarakat Kota
dokter menggunakan
obat tradisional/tanaman Makassar yaitu 2-3 hari saja, dimana
obat? diketahui efek samping tanaman obat lebih
Apakah anda dalam 92 84 Sangat baik
penggunaan tanaman kecil dibandingkan obat sintetik karena
obat yang diperoleh dari adanya efek komplementer dan sinergi dari
informasi keluarga/
tetangga sudah merasa beberapa komponen kimia yang terdapat
cukup dengan informasi dalam satu bagian (simplisia) atau jenis
tersebut dan tidak
mencocokkan kembali tanaman (Katno & S.Pramono, 2004).
informasi tersebut
dengan data yang
KESIMPULAN
diinternet atau buku? Berdasarkan hasil penelitian yang
Apakah anda
mengetahui cara
110 100 Sangat baik dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
pengolahan pada

9
1. Gambaran pengetahuan masyarakat Blasiak J., et al. 2003. Free Radical
tentang swamedikasi tanaman obat untuk Scavengers Can Modulate the DNA-
terapi diabetes melitus tipe 2 di Kota Damaging Action of Alloxan. Acta
Makassar diperoleh data dengan Biocem.
persentase tertinggi sebagai berikut :
sumber informasi berasal dari Brachmachari, G. 2011. ‘Bio-flavonoids wit
keluarga/kenalan/tetangga sebesar 56%, promising antidiabetic potentials: A
tanaman obat untuk swamedikasi critical survey’, pp.187-212.
diperoleh di halaman rumah sebesar
82%, bentuk sediaan yamg digunakan Dalimartha, S. 2005. Ramuan Tradisional
berupa cairan yang diolah dengan cara Untuk Pengobatan Diabetes
direbus sebesar 95%, alasan penggunaan Mellitus. Penebar Swadaya. Bogor.
tanaman adalah dapat diperoleh dengan
mudah sebesar 59%, lama penggunaan Darma, W. & Marpaung, M. P. 2020.
selama 2-3 hari sebesar 51%, dan tidak Analisis Jenis dan Kadar Saponin
muncul efek samping selama Ekstrak Akar Kuning (Fibraurea
penggunaan dengan persentase tertinggi chloroleuca Miers) Secara
96%. Gravimetri. vol.3. pp.51-59
2. Jenis tanaman obat yang digunakan
untuk swamedikasi terapi alternatif Depkes RI. 2008. Materi Pelatihan
diabetes melitus tipe 2 oleh masyarakat Peningkatan Pengetahuan dan
Kota Makassar dan persentasenya yaitu Keterampilan Memilih Obat Bagi
daun kersen (Muntingia calabura L.) Tenaga Kesehatan. Jakarta:
sebesar 49%, daun sambiloto Departemen Kesehatan Republik
(Andrographis paniculata) sebesar 16%,
Indonesia. pp. 6-8, 9, 10.
daun salam (Syzygium polyanthum)
sebesar 14%, kulit kayu manis Dinas Kesehatan Kota Makassar. 2016.
(Cinnamomum burmanii) sebesar 4%,
Profil Kesehatan Kota Makassar
daun afrika (Vernonia amygdalina Del)
sebesar 3%, dan lain-lain sebesar 1%. Tahun 2016.
3. Tingkat pengetahuan tentang
Ejelonu, O.C, Elekofehinti O.O, Adanlawo
penggunaan tanaman obat dalam
I. G. 2017. Tithonia diversifolia
swamedikasi untuk terapi diabates
saponin-blood lipid interaction and
melitus tipe 2 pada masyarakat Kota
its influence on immune system of
Makassar diketahui bahwa swamedikasi,
normal wistar rats. vol.87. pp. 589-
sumber informasi, cara pengolahan
593.
tanaman obat, dan tidak dirasakannya
efek samping dalam penggunaannya
Fitriani, N., Layal, K. dan Kamila, K. 2017.
termasuk dalam kategori sangat baik,
Aktivitas Antidiabetes Kombinasi
sedangkan untuk penggunaan tanaman
Ekstrak Etanol Daun Andrographis
obat harus berhati-hati dalam
Paniculata dan Vernonia
penggunaannya baik untuk ibu hamil
Amygdalina.. 7(2): 104.
ataupun ibu menyusui termasuk dalam
kategori baik.
Geethaa, et.,all. 2010. Brine Shrimp
DAFTAR PUSTAKA
Lethality and Acute Oral Toxicity
Studies on Swetenia Mahagoni

10
(Linn) Jacq. Seed Methanolic Mei, D. H., & Suyatna, F.D. (2006). Efek
Extract. vol.2(4). pp.215-220 Hipoglikemik Daging Buah
Mahkota Dewa (phaleria macropa
Imelda, S. 2018. Faktor-Faktor Yang (scheff) boerl.) Terhadap Kadar
Mempengaruhi Terjadinya Diabetes Gula Darah Manusia Sehat Setelah
Melitus Di Puskesmas Harapan Pembebanan glukosa. Jurnal
Universitas Medicina, 3(25), 114-
Raya Tahun 2018. Akademi
120
Kebidanan Dharma Husada.
Pekanbaru. Vol.8. Norma, H.N., 2019. Pengaruh Revusan
Daun Kersen Terhadap Penurunan
Jain, S.K. Rains, J. & Jones, K. 2006. Gula Darah sewaktu Pada Klien
Effect of curcumin on protein Diabetes Melitus Tipe II Di Wilayah
glycosylation, lipid peroxidation, and Kerja Puskesmas Klasaman Kota
oxygen radical generation in human Sorong Tahun 2018. Ilm Prakt
red blood cells exposed to high Kesehat Masy Sulawesi Tenggara.
glucose levels. Free Radic Biol Med. 2019;3(2):6–10.
Johnson, M. D, & Gad, S.C. 2007. The Rat. Nublah, 2011. Identifikasi Golongan
Dalam: Gad SC. Animal Models in Senyawa Penurun Kadar Glukosa
Toxicology. Edisi ke-2. New York: Darah Tikus Putih (Rattus
Taylor & Francis. h. 152-96. norvegicus Berkenhout, 1769)
Hiperglikemia pada Daun Sukun
Joseph, B. & Jini, D. 2013. Antidiabetic (Artocarpus altilis (park.) fosberg),
Effects of Momordica Tesis, Universitas Gajah Mada.
harantia(Bitter Melon) and It’s
Medical Potency. Asian Pasific Nuzulut Fiana & Dwita Oktaria. 2016.
Pengaruh Kandungan Dalam
Journal of of Tropical Disease 3.
Daging Buah Mahkota Dewa
Katno & Pramono, S. 2004. Tingkat (Phaleria macrocarpa) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah.
Manfaat dan Keamanan Tanaman
Fakultas Kedokteran. Universitas
Obat dan Obat Tradisional. Balai Lampung.
Penelitian Tanaman Obat
Tawangmangu. Fakultas Farmasi. Padila. 2013. Buku Ajar Keperawatan
Universitas Gajah Mada. Gerontik. NUMED. Yogyakarta
Yogjakarta.
Rahmawati, D., & Fitriani, R, 2016.
Lakhsmi, Baddireddi Subadra., Sujatha, et Analisis Penggunaan Obat Herbal
al. 2009. Cinnamic Acid, From Pada Pasien Diabetes Mellitus Di
The Bark of Cinnamomum cassia, RSUD A.W Sjahranie Samarinda.
Regulates Glucose Transport via Fakultas Farmasi Universitas
Activation of GLUT4 and L6 Mulawarman. pp.158
Myotube in a Phosphatidilinositol 3- Ruiz, M. 2010. Risks of Self-Medication
kinaseindependent manner. Journal Practices. Current Drug Safety,
of Diabetes, 1, 99-106. 5(4), 315–323.

11
Rusli., Tahir, M., Restu, 2017. Karateristik Universitas Negri Semarang. pp. 59-
Masyarakat Yang Melakukan 63
Swamedikasi Di Beberapa Toko
Obat Di Kota Makassar Wardani, W. T., & Muhlis, M. 2020.
Pengetahuan dan Pola Swamedikasi
Schweyer, L. 2015. Diabetes and quality of Penggunaan Obat Tradisional dan
life. Revue de l‟Infirmiere, 64(211), Cara Pengobatan Tradisional
45–46. https://doi.org/10.1016/j. Sebagai Terapi Komplementer di
revinf.2015.02.017 Wilayah Kerja Yandu Wredasari 07,
Warungboto, Umbulharjo,
Song J, Kwon O, Chen S, Daruwala R, Eck Yogyakarta. Vol.1. No.2. pp.52
P, Park JB, Levine M. 2014.
Flavonoid inhibition Of SVCT1 Dan WHO, 1980. Expert committee on diabetes
GLUT2, Intestinal Transporter For mellitus. Second Report. WHO
Vitamin C and Glucose. J. Biol. Technical Report Series. Geneva
Chem
Widowati, W. 2008. Potensi Antioksidan
Suryani, N. H. T. & Aulanni’am. 2013. sebagai Antidiabetes, jkm,Vol. 7
Pengaruh Ekstrak Metanol Biji No.2,193-202.
Mahoni terhadap Peningkatan
Kadar Insulin, Penurunan Ekspresi Yulianti, O. Sudiastiti & Nugroho, R. A.
TNF- dan Perbaikan Jaringan 2015. Efek Ekstrak Biji Ketumbar
Pankreas Tikus. J Kedokteran (Coriandrum sativum L.) terhadap
Brawijaya. 27(3):137–45. Histologi Pankreas Mencil (Mus
musculus L.) Diabetik Aloksan.
Sulistyaningsih, Y.2006. Pembuatan Tablet FMIPA UNMUL. Samarinda.
Ekstrak Kering Buah mengkudu
(Morinda citrifolia L.) dengan
Variasi Bahan Pengisi
Menggunakan Metode Granulasi
Kering, Skripsi. Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, G. 2005. Taksonomi


Tumbuhan Obat-obatan. UGM.
Yogyakarta

Wahidah, B. F, & Husain, F, 2018.


Etnobotani Tumbuhan Obat Yang
Dimanfaatkan Oleh Masyarakat
Desa Samata Kecematan Somba
Opu Kabupaten Gowa Sulawesi
Selatan. Jurusan Biologi F. Saintek
UIN Walisongo Semarang, Jurusan
Sosiologi dan Antropologi FIS

12

Anda mungkin juga menyukai