Anda di halaman 1dari 14

Nama : Zaenal Muttaqin

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK
GURU (SMP AL-Halim, As-Syarifiyah dan SMP AL-Musadadiyah)

A.Latar Belakang Masalah


UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 yang menyebutkan “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah Menengah
Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar. Di
tingkat SMP pendidikan dan pmebelajaran memberikan peekanan dan peletakan pondasi
dalam menyaiapkan generasi yang di harapakan lulusannya memiliki pengetahuan,
keterampilan, kepribadian, dan kompetensi untuk mengahadapi persaingan di zaman yang
semakin berkembang dan maju.
Standar pendidik dan tenga kependidikan merupakan salah satu indikasi yang
dinilai langsung berkaitan dengan mutu pendidikan. Hal tersebut menunjukan bahwa
untuk mencapai mutu lulusan berkualitas, mutu tenaga pendidik (guru) kependidikan
(kepala sekolah), pengawas, laboran pustakawan dan tenaga administrasi harus selalu di
tingkatkan/dioptimalkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut harus adanya proses
manajeman yang baik dan terarah karena akan mempengaruhi proses pendidikan yang
nantinya akan berpengaruh terhadap mutu lulusan.
Guru sebagai komponen pendidikan memiliki peran penting dalam mencetak
sumber daya manusia yang potensial dalam bidang pembangunan profesionalisme guru
sebgai pendidik memiliki tugas utama, mendidik, membimbing mengajar melatih dan
mengarahkan dan mengevaluasi siswa pada pendidikan formal dasar, dan pendidikan
menengah. Untuk itu guru harus memiiki kompetensi Kompetensi guru Begitu penting
peran supervisi akademik kepala sekolah dalam menggerakan semua warga sekolah untuk
bersama sama bersinergi dalam mencapai visi dan misi yang telah direncanakan.
Sebagaimana Mulyasa (2013) dalam iis (2017:30) mengemukakan bahwa kepala sekolah
harus bisa mengatur strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan
melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan dalam menunjang prorgram sekolah’’.
dan umpan balik yang obyektif, sehingga dengan cara itu guru dapat menggunakan
balikan tersebut untuk memperbaiki kinerja mengajarnya” (Depdikbud, 2004;130)
dalam iis (2017:12).
Salah satu aspek penting dari peran kepala sekolah adalah memberdayakan
guru-guru dan memberikan wewenang yang sangat luas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran (Musfah,2015). Kompetensi guru yang berhubungan dengan pengelolaan
pembelajaran peserta didik adalah kompetensi pedagogik (pasal 10 ayat (1) UU No.14
tahun 2005 tentang guru dan dosen) lebih lanjut pada Bab penjelasan Pasal 28 ayat 3
PP 19 tahun 2005 tentang SNP yang dimaksud dengan kompetensi Pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi : 1) Menguasai
karakteristik dari aspek fisik, spirirtual, sosial, kultural, emosional dan intelektual 2)
Menguasi pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik 3)
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu 4)
Menyelenggarakan Pembelajaran yang mendidik 5) Memanfaatkan teknologi dan
informasi dan komunikasi untuk mendidik (6) Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. (7)
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik. (8)
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. (9) Memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran. (10) Melakukan
tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Setiap guru yang memilki kompetensi pedagogik tentu akan memiliki ciri-ciri
seperti yang diatas. Untuk mengetahahui ada tidaknya permasalahan mengenai
Kompetensi pedagogik guru di SMP swasta di Kabupaten Garut maka peneliti
melakukan pengumpulan data dengan teknik wawancara terstruktur terbuka. Hasilnya
dapat dilihat sebagai berikut ini
Tabel 1.1.
Permasalahan Rendahnya Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik
Guru SMP Al Halim Garut
No. Indikator Jumlah Guru Presentase

1 Kurang Menguasai karakteristik 5 20,8 %


dari aspek fisik, spirirtual, sosial,
kultural, emosional dan
intelektual anak

2 Kurang Menguasi pembelajaran 6 25 %


dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik

3 Kurang memanfaatkan teknologi 10 2,4 %


dan informasi dan komunikasi
untuk mendidik

4. Metode pembelajaran kurang 4 16,6 %


variatif

Jumlah Guru 24 100,00

Sumber : Kepala Sekolah SMP Al Halim Garut Tahun 2021


Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 24 guru. menunjukkan adanya penyimpangan
antara harapan dengan kondisi yang terjadi seperti lima guru (20,8% ) kurang Menguasai
karakteristik dari aspek fisik, spirirtual, sosial, kultural, emosional dan intelektual, enam guru
(25%), Kurang Menguasi pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, sepuluh guru (2,4
%) Kurang memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi untuk mendidik, Metode
pembelajaran kurang variatif empat guru (16,6%). hal ini menunjukan bahwa masih kurang
optimalnya kompetensi pedagogik guru.
Tabel 1.2
Permasalahan Rendahnya Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP Al-
Musadadiyah
No. Indikator Jumlah Guru Presentase

1 Kurang Menguasai karakteristik 4 15,38%


dari aspek fisik, spirirtual, sosial,
kultural, emosional dan
intelektual

2 Kurang Menguasi pembelajaran 6 23,07%


dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik
3 Kurang memanfaatkan teknologi 5 19,2 %
dan informasi dan komunikasi
untuk mendidik

4 Metode pembelajaran kurang 4 15,38%


variatif

Jumlah Guru 26 100,00

Sumber : Kepala Sekolah SMP Al Musadadiyah Garut Tahun 2021


Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 26 guru. menunjukkan adanya penyimpangan
antara harapan dengan kondisi yang terjadi seperti lima guru (15,3% ) kurang Menguasai
karakteristik dari aspek fisik, spirirtual, sosial, kultural, emosional dan intelektual, enam guru
(23,07%), Kurang Menguasi pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, sepuluh guru
(19,2 %) Kurang memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi untuk mendidik,
Metode pembelajaran kurang variatifn empat guru (15,3%). hal ini menunjukan bahwa masih
kurang optimalnya kompetensi pedagogik guru.
Permasalahan Rendahnya Motivasi Kerja dan Kompetensi Pedagogik Guru di SMP
As-Syarifiyah
No. Indikator Jumlah Guru Presentase

1 Kurang Menguasai karakteristik 4 15,38%


dari aspek fisik, spirirtual, sosial,
kultural, emosional dan
intelektual

2 Kurang Menguasi pembelajaran 6 23,07%


dan prinsip-prinsip pembelajaran
yang mendidik

3 Kurang memanfaatkan teknologi 5 19,2 %


dan informasi dan komunikasi
untuk mendidik

4 Metode pembelajaran kurang 4 15,38%


variatif
Jumlah Guru 26 100,00

Sumber : Kepala Sekolah SMP Al Musadadiyah Garut Tahun 2021


Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 26 guru. menunjukkan adanya penyimpangan
antara harapan dengan kondisi yang terjadi seperti lima guru (15,3% ) kurang Menguasai
karakteristik dari aspek fisik, spirirtual, sosial, kultural, emosional dan intelektual, enam guru
(23,07%), Kurang Menguasi pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran, sepuluh guru
(19,2 %) Kurang memanfaatkan teknologi dan informasi dan komunikasi untuk mendidik,
Metode pembelajaran kurang variatifn empat guru (15,3%). hal ini menunjukan bahwa masih
kurang optimalnya kompetensi pedagogik guru.
Apabila kompetensi pedagogik guru tidak segera diatasi, tentu akan berakibat negatif
seperti memunculkan sikap dan perilaku yang tidak profesional, dan rendahnya kemampuan
guru. Implikasi negatif dari rendahnya kompetensi pedagogik guru tentu akan berdampak
terhadap out put sekolah pada umumnya. Setelah dianalisis, diketahui bahwa salah satu
penyebab masalahnya itu adalah fungsi kepala sekolah sebagai supervisor akademik di SMP
Kabupaten Garut belum terlaksana secara optimal.
. Karena Kedudukan kepala sekolah (Samana, 1994) sebagai administrator, manajer,
dan supervisor di sekolah mempunyai peranan untuk mengatur, mengorganisasi, serta
mendayagunakan segala sumber daya yang dimiliki oleh sekolah guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dengan demikian manajemen kepala sekolah dalam hal ini manjemen
akademik sangat dibutuhkan dalam mengelola pendidikan disekolah. Perubahan kemajuan
zaman yang semakin cepat mengakibatkan persaingan dalam menghasilkan lulusan yang
mampu beradaptasi dengan zaman dan disini kepala sekolah sangat berperan agar dapat
mengimbangi perubahan tersebut.

Supervisi akademik adalah untuk meningkatkan profesional guru dan meningkatkan


kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang baik Depdikbud 1999 (dalam Faturohman
dan Suryana).

Bahkan penelitian terdahulu atau sebelumnya pernah dilakukan oleh (Wahyudi,


2016) yang berjudul Pengaruh Supervisi Akademik Dan Motivasi Kerja Kepala Sekolah
Terhadap Kompetensi Guru SD Negeri pada penelitian tersebut Terdapat pengaruh yang
signifikan Supervisi akademik dengan Kompetensi guru. Hal tersebut dapat dilihat pada
kontribusi yang diberikan Supervisi akademik dengan Kompetensi pedagogik Guru SD
Kecamatan Sintang mencapai 0,196 tergolong pada tingkat pengaruh sangat rendah yang
berarti masih ada pengaruh yang positif antara Supervisi akademik dengan Kompetensi
pedagogik Guru. ini menunjukan bahwa masih perlu peningkatan supervisi akademik kepala
sekolah kepada kompetensi pedagogik guru.
Dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh (Nizamudin, 2019) yang berjudul “
Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik guru’’ pada penelitian
tersebut menunjukan bahwa terdapat beberapa cara dalam meningkatkan kompetensi
pedagogik guru, yaitu peningkatan kemampuan guru, optimalisasi pemanfaatan teknologi,
pelaksaaan supervisi rutin dan penerapan disiplin yang ketat. Dalam penelitian yang
dilakukan (iis Yeti,2017) yang berjudul “Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru” pada penelitian tersebut menunjukan bahwa
Supervisi akademik kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan dengan
rata-rata angka questioner berpengaruh cukup terhadap kompetensi pedagogik guru.
Berdasarkan beberapa teori terkait variabel X dan Y serta hasil penelitian terdahulu,
tentunya menarik peneliti untuk melakukan penelian lanjut dengan variabel yang sama,
tetapi subjek dan waktu yang berbeda. Melalui penelitian ini, peneliti akan melakukan
penelitian lanjut antara peran kepala sekolah sebagai supervisor akademik dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru dengan menganbil populasi dan sampel sebagai
subjek penelitian yaitu pada staf guru atau pengajar pada guru SMP sekecamatan Tarogong
Kaler (SMP AL-Musadadiyah, SMP as-Syarifiyah dan SMP AL-halim) yang ada di
Kabupaten Garut Sehubungan hal tersebut, peneliti berkehendak untuk melakukan penelitian
dengan menjadikan kepala sekolah sebagai variabel bebas dan Kompetensi pedagogik guru
sebagai variabel terikat. Populasi yang akan dijadikan subjek penelitiannya adalah semua
guru SMP AL-Halim, SMP as-Syarifiyah dan SMP AL-Musadadiyah Garut melalui judul
penelitian : ”Pengaruh Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Akademik dalam
meningkatkan Kompetensi Pedagogik guru SMP Swasta Se Kecamatan Tarogong Kaler di
Kabupaten Garut (SMP AL-Halim Garut dan SMP AL-Musadadiyah) ” Melalui penelitian
ini, diharapkan hasilnya dapat bermanfaat untuk pengambil kebijakan, praktisi, serta
penelitian lanjut guna pengembangan keilmuan manajemen khususnya manajemen akademik
kepala sekolah.

A. Perumusan dan – Pembatasan Masalah Penelitian

1. Perumusan Masalah
Permasalahan peran kepala sekolah merupakan permasalahan yang belum
terpecahkan sejalan dengan kompleksitas perubahan lingkungan, baik dalam sisi
perencanaan, pelaksanaan maupun penilaian.
Berbagai peran kepala sekolah terus dibina baik peran sebagai Edukator, Manajer,
Administrator, Supervisor, Leader, Inovator maupun sebagai Motivator akan tetapi belum
memberikan dampak yang berarti bagi peningkatan kompetensi guru baik pedagogik, sosial,
kepribadian maupun profesional. Sehingga berdampak negative belum optimalnya dalam
penigkatan mutu pembelajaran maupun terciptanya guru model yang diharapkan.
2. Pembatasan Masalah Penelitian
Permasalahan yang mendasar dari subjek penelitian berupa masih rendahnya Motivasi
Kerja Guru dan kompentensi pedagogik guru seperti: Kurangnya semangat kerja, Kurang
memahami karakteristik peserta didik, kurang mampu mengembangkan potensi peserta didik.
Mengacu pada pokok permasalahan rendahnya kompetensi pedagogik guru, serta teori
supervisor kepala sekolah sebagai salah satu teori yang digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut, maka peneliti menyusun rumusan masalah penelitiannya yaitu : “ Apakah
supervisor akademik kepala sekolah memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan
Motivasi Kerja dan kompetensi pedagogik guru ? “Untuk memudahkan proses pemecahan
masalah, permasalahan tersebut dapat dirinci menjadi tiga pertanyaan, yaitu :
1. Apakah supervisor akademik kepala sekolah berpengaruh terhadap peningkatan
Motivasi Kerja dan kompetensi pedagogik guru SMP AL-Halim dan SMP AL-
Musadadiyah Garut ?
2. Bagaimana pengaruh supervisor akademik kepala sekolah berpengaruh terhadap
peningkatan Motivasi Kerja dan kompetensi pedagogik guru SMP AL-Halim dan
SMP AL-Musadadiyah Garut ?
3. Adakah hubungan positif atau signifikan supervisor akademik kepala sekolah
berpengaruh terhadap peningkatan Motivasi Kerja dan kompetensi pedagogik guru
SMP AL-Halim dan SMP AL-Musadadiyah Garut ?

B. Tujuan penelitian Dan Manfaat penelitian

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan teori supervisor
akademik guna dapat memahami, memecahkan, dan mengantisipasi permasalahan
kompetensi pedagogik guru di SMP AL-Halim, SMP as-Syarifiyah dan SMP AL-
Musadadiyah Garut . Sedangkan
2. secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
- Supervisor akademik kepala sekolah berpengaruh terhadap peningkatan Motivasi
Kerja dan kompetensi pedagogik guru di SMP AL-Halim, SMP as-Syarifiyah dan
SMP AL-Musadadiyah Garut.
- Bagaimana pengaruh supervisor akademik kepala sekolah berpengaruh terhadap
Motivasi Kerja peningkatan kompetensi pedagogik guru SMP AL-Halim, SMP as-
Syarifiyah dan SMP AL-Musadadiyah Garut
hubungan positif atau signifikan supervisor akademik kepala sekolah terhadap
peningkatan Motivasi Kerja dan kompetensi pedagogik guru di SMP AL-Halim,
SMP as-Syarifiyah dan SMP AL-Musadadiyah Garut

3. Manfaat/signifikansi penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat atau signifikansi untuk pihak-
pihak terkait seperti :
a. Manfaat teoritis :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan hasanah keilmuan
berkaitan dengan Peran kepala sekolah sebagai supervisor akademik dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik guru.
b. Manfaat Praktis :
- Kepala sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi kepala sekolah sebagai supervisor
akademik untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru SMP swasta
sekeecamatan tarogong kaler Kabupaten Garut
- Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk lebih meningkatkan kompetensi
pedagogik guru di SMP swasta sekecamatan tarogong kaler Kabupaten Garut
- Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi guru untuk meningkatkan kompetensi
pedagogik guru melalui peran kepala sekolah sebagai supervisor akademik pada
SMP AL-Halim Garut. SMPAs-Syarifiyah dan SMPAl-Musadadiyah.
.
C. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara
teoritis dianggap paling mungkin dan tinggi tingkat kebenarannya (Darmawan, 2017, hlm. 7).
Berdasarkan kajian teori terkait serta permasalahan penelitian, maka peneliti menyusun
hipotesis penelitian : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Peran Supervisor
akademik kepala sekolah dalam meningkatkan Motivasi Kerja dan kompetensi pedagogik
guru.

D. Prosedur penelitian dan Analisis Data


Secara umum penelitian ini terbagi dalam tiga tahap yang harus dilakukan, yaitu tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir seperti diuraikan di bawah ini.
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan terdapat beberapa langkah, berikut diuraikan langkah-langkah
tersebut :
1. Penyusunan latar belakang penelitian dan rumusan masalah penelitian.
2. Menentukan tujuan penelitian
3. Merumuskan hipotesis penelitian
4. Menyusun manfaat/signifikansi penelitian
5. Menyusun sistimatika penulisan
6. Mengumpulkan, mempelajari dan mengambil kajian pustaka sebagai landasan teori
7. Menentukan metode penelitian (desain, partisipan, populasi dan sampel,definisi
operasional dan operasionalisasi variabel penelitian,teknik pengumpulan data, jenis
dan sumber data, uji validitas dan reliabilitas intrumen penelitian, prosedur penelitian,
analis data, penentuan lokasi dan jadwal penelitian).
2. Tahap pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, dilakukan langkah-langkah :
a) Menyebarkan kuesioner untuk uji validitas dan reliabilitas intrumen penelitian
b) Melakukan pengolahan dan penghitungan uji validitas dan reliabilitas instrumen
penelitian
c) Menyebarkan kuesioner untuk memperoleh jawaban respoden terkadap variabel
penelitian
d) Pengolahan dan analisis data mulai dari pengumpulan data hasil
kuisioner/wawancara; pengolahan data mulai dari editing data, codeting data
sampai tabulasi data; analisis data mulai dari penyajian data, uji statistik sampai
kepada interpretasi data.
3. Tahap akhir
Pada tahap akhir dilakukan langkah-langkah :
a) Melakukan dan menyusun narasi pembahasan dari temuan penelitian
b) Membuat narasi simpulan, implikasi dan rekomendasi hasil penelitian
c) Membuat laporan hasil penelitian (Tesis).
Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diarahkan untuk menguji
hipotesis penelitian. Teknik analisis data pada pengujian hipotesis dalam penelitian
kuantitatif menggunakan statistik. Satistik yang digunakan didasarkan pada macam data dan
bentuk hipotesis. Macam data dan bentuk hipotesis menentukan penggunaan teknik korelasi
sebagaimana tulisan Sugiyono (2007 : 175-176) “...apabila macam datanya ordinal, bentuk
hipotesisnya asosiatif (hubungan), maka pengujian hipotesinya menggunakan statistik
spearman rank correlation”. Siegel (1997 : 250 ) juga menulis bahwa: “Untuk hipotesis
asosiatif dan datanya skala ordinal, korelasi rank spearman cocok dipakai”. Demikian juga
dalam penelitian ini, karena macam datanya ordinal dan bentuk hipotesisnya asosiatif, maka
pengujian hipotesisnya menggunakan teknik korelasi rank spearman.
Adapun prosedur uji statistik yang akan dilakukan mengacu kepada tulisan Siregar
(2014, hlm. 381-382) sebagai berikut :
1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat :
Ho : tidak ada hubungan antara model pembelajaran konstektual dengan kemampuan
membaca

Ha : ada hubungan antara model pembelajaran konstektual dengan kemampuan


membaca.

2) Membuat hipotesis dalam bentuk model


statistik Ho : rs = 0
Ha : rs ≠ 0
3) Menentukan risiko kesalahan
Peluang membuat kesalahan dalam mengambil keputusan menolak hipotesis yang
benar yang dilambangkan dengan α atau taraf signifikan. Dalam hal ini taraf
signifikannya sebesar 5 % atau 0,05.
4) Kaidah pengujian
Pengujian dua arah
Jika rshitung> rs tabel , maka Ho ditolak.
Pengujian satu arah (kiri)
Jika rs hitung> - rstabel , maka Ho ditolak
Pengujian satu arah (kanan)
Jika rshitung> rs tabel, maka Ho ditolak
5) Menghitung rhitung
Untuk menghitung rhitung :menggunakan rumus sebagaimana ditulis oleh

Siegel (1997, hlm. 259-263) :

6 di2
rs  1  t 1
N3N

Dimana :

r = Koefisien korelasi rankspearman

di = Selisih rank “ X ” dan rank “ Y “

N = Jumlah sampel/responden

6) Menghitung r tabel
Nilai rtabeldapat dicari dengan menggunakan tabel rho(Spearman).
Pedoman interpretasi koefisien korelasi yang digunakan sebagaimana ditulis
oleh Sugiyono ( 2007, hlm.214) sebagai berikut :
Tabel 3.5

Pedoman interpretasi koefisien korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

7) Membandingkan antara r hitung dengan r tabel dengan tujuan untuk


mengetahui hipotesis mana yang akan diterima berdasarkan kaidah pengujian.
8) Membuat keputusan
Menerima atau menolah Ho.
Seperti halnya uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, Untuk uji hipotesis pun
peneliti menggunakan fasilitas software SPSS versi 2.0 dengan alat bantu Komputer. Hal ini
sesuai dengan prinsip pengolahan data sebagaimana ditulis oleh Santoso (2016, hlm. 9) :”...
dengan bantuan komputer, pengolahan data statistik hingga dihasilkan informasi yang relevan
menjadi lebih cepat dan lebih akurat”.

E. Populasi dan sampel


1. Populasi
Menurut Santoso (2016, hlm. 4) yang disebut populasi adalah : “ Populasi adalah
sebagai sekumpulan data yang mengidentifikasi suatu fenomena”. Selanjutnya Santoso
(2016, hlm. 5) menjelaskan tentang prinsip penentuan populasi sebagai berikut :”...definisi
populasi lebih tergantung pada kegunaan dan relevansi data yang dikumpulkan”.

2. Teknik sampling
Sampel adalah bagian dari populasi atau populasi bisa dibagi dalam beberapa jenis
sampel (Santoso, 2016, hlm. 5). Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik penarikan
sampel sampling jenuh, teknik sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah
populasi, teknik sampling ini biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari
100 , karerna pada penelitian ini jumlah populasi nya 50 orang maka. Populasi tersebut
dijadikan sampel sehingga sampel pada penelitian ini berjumlah 50 orang.
DAFTAR PUSTAKA

Sinambela, L.P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta :

PT Rineka Cipta.

Mulyasa, E. 2013. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosdakarya.

Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan (Teori, Kebijakan, dan Praktik). Jakarta:

Prenamedia Group.

Irwanto, (2016). Kompetensi Pedagogik. Surabaya: Genta Group Production

Media Online

principals leadership, academic supervision on work motivation and performance.

Universitas negeri Semarang. Online. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/


eduman (diakses tanggal 11 Maret 2022)

The Contribution of Academic Supervision and Teacher Working Group on Teachers’


Pedagogical Competence Universitas Negeri Makassar. Online. Tersedia di
https://ojs.unm.ac.id/JEST/article/view/15468/10723 (diakses tanggal 11 Maret 2021)

(http://www.pengertianmenurutparaahli.net, posting tgl. 22. bln. Januari 2021 pukul. 08.35).

http://repository.radenfatah.ac.id/5884/3/BAB%202.pdf

epositori.uinalauddin.ac.id/11937/1/Kompetensi%20Guru%20dalam%20Kajian20Pendidikan

%20Agama%20Islam%20%

Anda mungkin juga menyukai