Anda di halaman 1dari 24

BAB 3 ANALISA DETAIL

Pada bab ini dijelaskan secara detail


analisa yang digunakan baik dari analisa
kebijakan, potensi permasalahan serta
analisa kebutuhan terhadap kondisi masing-
masing kampung di Wilayah Perencanaan.

3.1 Analisa Kebijakan


Analisa kebijakan didasarkan pada kebijakan RTRW Kabupaten Manokwari Selatan
serta kebijakan dari RPJM Kabupaten Manokwari Selatan. Kebijakan-kebijakan ini menjadi
dasar dalam penentuan pengembangan kawasan dan arahan-arahan pengembangan
infrastruktur kawasan.

Analisa kebijakan dimaksud dapat dilihat pada matriks berikut:

Tabel 3.1 Analisa Kebijakan


Analisa Terkait Wilayah
No. Sumber Isi Kebijakan
Perencanaan
1 RTRW Penataan ruang Kabupaten Manokwari Selatan Tujuan penataan ruang
Kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah Kabupaten dalam RTRW menjadi
Manokwari Manokwari Selatan yang aman, nyaman, produktif, dan dasar dalam
Selatan berkelanjutan berbasis pertanian, perikanan, pariwisata, pengembangan kawasan
dan pertambangan dengan tetap memperhatikan kedepan dimana basis
kelestarian lingkungan hidup dan perlindungan terhadap ekonomi berupa
Analisa Terkait Wilayah
No. Sumber Isi Kebijakan
Perencanaan
bencana. pertanian, perikanan dan
Salah satu kebijakan penataan ruang terkait dengan pariwisata di Distrik Mom
masterplan kampung antara lain: Waren akan lebih
 peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan ditonjolkan.
jaringan prasarana permukiman, transportasi,
telekomunikasi, energi, sumberdaya air yang dapat
mendukung peningkatan dan pemerataan pelayanan
masyarakat;
 pengembangan potensi perikanan dan peningkatan
produksi pertanian sebagai potensi unggulan daerah
yang mampu menopang serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
Program-program dalam RTRW terkait dengan wilayah Program-program yang
perencanaan antara lain: sudah ditetapkan dalam
 Pengembangan terminal Tipe B arahan RTRW, menjadi
 Pengembangan pelabuhan pengumpan masukan program dalam
 Pemantapan kawasan lindung sempadan menciptakan sinkronisasi
 Pengembangan kawasan pariwisata Gunung Botak program kabupaten dan
dan kawasan wisata alam lingkungan sehingga
saling terkoneksi.
2. RPJM Visi Pembangunan adalah Di dalam visi dan misi
Kabupaten “Kabupaten Manokwari Selatan yang Maju, pembangunan daerah,
Manokwari Mandiri, Bermartabat, dan Lestari” pengembangan
Selatan Misi yang berkaitan dengan penyusunan Masterplan Kabupaten Manokwari
kampung antara lain: Selatan lebih kepada
 Menciptakan Kemandirian Ekonomi peningkatan kemandirian
 Memanfaatkan Sumber Daya Alam Untuk ekonomi dan
Kesejahteraan Masyarakat pemanfaatan SDA untuk
kesejahteraan masyarakat
dengan memperhatikan
lingkungan. Tentunya
infrastruktur yang akan
dibangun memiliki egek
ganda sebagai
peningkatan aksesbilitas
dan komunikasi kawasan
serta peningkatan
kesejahteraan
masyarakat.
Sumber: Hasil Analisa, 2016

3.2 identifikasi pengembangan wilayah strategis cepat


tumbuh
Proses penggolongan kampung yang tergolong kawasan strategis cepat tumbuh
dilakukan berdasarkan hasil analisis scoring (pembobotan) dan potensi eksisting yang ada
secara alamiah maupun kelengkapan insfrastruktur dan sarana prasarana yang diakomodasi
secara artifisial. Indikator yang digunakan untuk penggolongan kampung ini disesuaikan
dengan prinsip-prinsip dari penentuan dari kawasan strategis cepat tumbuh yaitu
memperhatikan faktor aksesibilitas wilayah, aktivitas ekonomi, hierarki wilayah (jumlah
penduduk), dan kebijakan terkait. Berdasarkan hal tersebut diperoleh kampung yang
berpotensi dijadikan sebagai Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Distrik Momi Waren yaitu
kampung Dembek, Kampung Yekwandi dan Kampung Demini. Untuk itu diperlukan identifikasi
pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh yang meliputi pengembangan sektor /
komoditi unggulan, identifikasi pengembangan pusat pertumbuhan, pengembangan wilayah
belakang / area dampak, identifikasi pengembangan kebijakan.

Kata kunci yang paling penting adalah mengintegrasikan antara upaya pengembangan
sector ekonomi unggulan, dengan isu pusat pertumbuhan kawasan. Dalam hal ini, keberadaan
pusat pertumbuhan dipakai sebagai market baru sekaligus menciptakan brand image baru.
Tentu saja butuh waktu dan proses yang cukup panjang, namun dengan skema yang konsisten
dan terarah, hal tersebut tidak mungkin tidak untuk dilaksanakan.

Salah satu hal terpenting yang bisa dilakukan untuk memulai proses tersebut adalah
dengan mempertinggi nilai tambah, serta memperluas cakupan manfaat ekonomi yang
nantinya diterima oleh masyarakat. Peningkatan nilai tambah bisa dilakukan dengan 2 cara,
yaitu sistem pengolahan lanjut, serta diversivikasi produk. Cakupan manfaat ekonomi menjadi
salah satu penting karena secara umum memang terjadi perubahan skema ekonomi, dari
ekonomi kerakyatan, menjadi ekonomi korporasi. Kondisi ini wajib diperhatikan, karena jika
hal tersebut yang terjadi, maka yang mendapatkan kemaslahatan hanyalah segelintir orang
pengusaha besar, dan bukannya masyarakat luas, sebagai pihak yang paling berhak untuk bisa
menikmati proses ini.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka peran pemerintah sebagai katalisator proses


ini terbagi menjadi beberapa poin, yaitu:

Penyediaan infrastruktur yang terfokus

Mempermudah proses percepatan pertumbuhan wilayah tanpa mengabaikan


keberpihakan kepada masyarakat banyak

Mengatur secara konsisten keterhubungan antar sector dari sisi aliran kegiatan maupun
aliran modal

Membantu pengembangan sector unggulan mulai dari sisi hulu-tengah-hilir

Memperhatikan sisi pengelolaan, mulai dari SDM, dan juga lingkungan.


Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, Pusat pertumbuhan terdapat di
Kampung Dembek, Kampung Demini dan Kampung Yekwandi. Dari 3 Kampung ini mempunyai
peran masing-masing. Yaitu Kampung Dembek sebagai pusat pertumbuhan karena berada
pada jalan utama dengan pengembangan fasilitas perkotaan dan pusat perkantoran
pemerintahan kabupaten dan pendukung Distrik Momi Waren sebagai pendukung PKL
sedangkan Kampung Demini dikarenakan posisi serta kelengkapan fasilitas seperti terminal
dan pasar dan Kampung Yekwandi sebagai kampung yang memiliki potensi pengembangan
pariwisata (Gunung Botak) dan pengembangan pertanian/perikanan. Karena letak ketiga
Kampung yang saling berdekatan dan membentuk garis pusat pertumbuhan di Distrik Momi
Waren. Berikut skema pertumbuhan wilayah ketiga kampung tersebut.

Peta 3.1 Skema Pertumbuhan Kawasan Distrik Momi Waren


3.3 Analisa Kependudukan
Perkembangan penduduk sangat dipengaruhi oleh kecepatan perkembangan wilayah
menjadi sebuah wilayah yang mempunyai daya tarik kawasan secara sosial dan ekonomi.
Seiring dengan perkembangan pendududuk maka akan berpengaruh pada pola hidup
masyarakatnya. Dalam hal ini adalah meningkatnya jumlah kebutuhan pemakaian air bersih
dan buangannya. Disamping itu dengan bertambahnya jumlah penduduk akan berpengaruh
terhadap perubahan konservasi lahan, untuk selanjutnya akan berpengaruh terhadap besarnya
peresapan (infiltrasi) dan limpasan permukaan (Surface Run Off).

Pada dasarnya model dan metode analisa yang dipergunakan adalah dalam bentuk
metode analisa kuantitatif dan kualitatif yang penggunaannya tergantung pada tujuan dan
hasil analisa yang dibutuhkan serta kondisi dan kelengkapan data yang diperoleh.

Asumsi dasar aplikasi linear growth model adalah bahwa tingkat pertumbuhan
penduduk jumlahnya konstan dari tahun ke tahun dan jumlah pertumbuhan tidak tergantung
pada jumlah penduduk pada suatu tahun tertentu. Perhitungan proyeksi kependudukan hingga
tahun 2036 untuk Distrik Momi Waren dengan metode linear adalah:

Tabel 3.2 Perhitungan Penduduk dengan Metode Linear di Distrik Momi Waren

Sumber : Hasil Analisa, 2016


Gambar 3.1 Linear Trend Model
Dilihat dari perhitungan diatas, diketahui bahwa hasil proyeksi terlalu kecil untuk
kebutuhan fasilitas dan utilitas. Mengingat potensi pengembangan kawasan yang sangat besar,
maka dilakukan proyeksi penduduk menggunakan asumsi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Perhitungan Penduduk dengan Metode Asumsi di Distrik Momi Waren

Sumber : Hasil Analisa, 2016


Gambar 3.2 Pertumbuhan Penduduk Menggunakan Asumsi
Untuk kemudian penduduk berdasarkan asumsi dijadikan dasar dalam perumusan
kebutuhan sarana dan prasarana di Distrik Momiwaren.

Tabel 3.4 Proyeksi Penduduk Tiap Kampung di Distrik Momi Waren

Sumber : Hasil Analisa, 2016


Gambar 3.3 Pertumbuhan Penduduk Tiap Kampung Menggunakan Asumsi

3.4 Analisa Kebutuhan Sarana Dan Infrastruktur


3.4.1 Kebutuhan Fasilitas Umum

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kebutuhan dari fasilitas yang ada pada tingkat
pertumbuhan penduduk didalam beberapa tahun kedepan. Analisis yang digunakan untuk
perhitungan pelayanan dari fasilitas ini adalah dengan menggunakan SNI 03-1733-2004 dan
untuk mengetahui perlu tidaknya penambahan fasilitas tersebut akan dibandingkan dengan
keberadaan fasilitas yang ada pada tahun terkhir dimana data didapatkan (eksisting).

3.4.1.1 Sarana Pemukiman


Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia yang selain berfungsi sebagai tempat
berteduh dan melakukan kegiatan sehari-hari dalam keluarga, juga berperan besar dalam
pembentukan karakter keluarga. Sehingga selain harus memenuhi persyaratan teknis
kesehatan dan keamanan, rumah juga harus memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
Arahan penanganan perumahan di Distrik Momi Waren lebih ke arah penanganan sebagai
berikut:

Rehabilitasi rumah RTLH

Sosialisasi mengenai perizinan dalam pembangunan perumahan

Sosialisasi mengenai rumah tahan gempa.


3.4.1.2 Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana perdagangan dan jasa tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah dengan
bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan, selain berdasarkan jumlah penduduk yang akan
dilayani, juga mempertimbangkan pendekatan desain keruangan unit-unit atau kelompok
lingkungan yang ada. Tentunya hal ini dapat terkait dengan bentukan grup bangunan/blok
yang nantinya terbentuk sesuai konteks lingkungannya. Sedangkan penempatan penyediaan
fasilitas ini akan mempertimbangkan jangkauan radius area layanan terkait dengan kebutuhan
dasar sarana yang harus dipenuhi untuk melayani pada area tertentu.

Adapun standar teknis yang berlaku untuk fasilitas perdagangan dan jasa berdasarkan
SNI No. 03-1733 tahun 2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di
Perkotaan adalah sebagai berikut:

Warung/Kios (skala pelayanan 250 penduduk) dengan luas lahan yang dibutuhkan 50 m2
termasuk gudang kecil. Apabila merupakan bangunan tersendiri (tidak bersatu dengan
rumah tinggal), luas tanah yang dibutuhkan adalah 100 m2.

Pusat Pertokoan dan atau pasar lingkungan skala pelayanan kampung sebesar 30.000
penduduk. Luas tanah yang dibutuhkan 13.500 m2. Bangunan pusat pertokoan/pasar
lingkungan harus dilengkapi dengan : tempat parkir, sudah termasuk kebutuhan luas
tanah, terminal kecil atau pangkalan untuk pemberhentian kendaraan, pos keamanan,
pemadam kebakaran serta mushola

Pasar dengan penduduk pendukung 30.000 jiwa berlokasi di pusat lingkungan, luas lahan
yang dibutuhkan 10.000 m2 sarana pelengkap parkir, pos polisi, PMK, tempat ibadah.
Tabel 3.5 Analisa Kebutuhan Perdagangan dan Jasa
Jumlah Penduduk
Prediksi Kebutuhan Perdagangan
Thn 2015 Thn 2021 Thn 2026 Thn 2031 Thn 2036
dan jasa
2.378 2.809 3.556 5.637 13.628
Toko/warung (250 jiwa) 9 11 14 23 55
Pusat perbelanjaan (30.000 jiwa) - - - - -
Pasar (30.000 jiwa) 1 1 1 1 1
Sumber : Hasil analisa, 2016

Dari data diatas, hingga akhir tahun perencanaan hanya dibutuhkan pengembangan
kios/warung/toko. Untuk selanjutnya arahan penanganan adalah mengintensifkan dan
merehabilitasi keberadaan Pasar di Kampung Demini agar lebih layak dan optimal.

3.4.1.3 Sarana Pelayanan Pendidikan


Prediksi kebutuhan fasilitas pendidikan di Distrik Momi Waren didasarkan pada
prediksi penduduk Perkotaan Karangrejo Tahun 2012-2032. Adapun standar kebutuhan lahan
fasilitas pendidikan yang diambil dari SNI No. 03-1733 tahun 2004 tentang Tata Cara
Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan adalah sebagai berikut:

Taman Kanak-Kanak (TK)

Standar teknis fasilitas pendidikan TK meliputi 2 ruang kelas masing-masing berjumlah 35-
40 murid, radius maksimal 500 m untuk melayani 1.250 penduduk, dengan luas lahan 500
m2 dan skala pelayanan unit lingkungan atau di tengah kelompok perumahan.

Sekolah Dasar (SD)

Standar untuk SD adalah 6 ruang kelas masing-masing 30 murid dengan radius maksimal
500 m untuk melayani 1.600 penduduk, dengan luas lahan 2.000 m2, dan skala pelayanan
unit lingkungan.

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

Standard kebutuhan SLTP adalah 3 ruang kelas masing-masing menampung 30 murid


untuk melayani 4.800 penduduk, dengan luas lahan 9.000 m2 dan skala pelayanan Distrik.

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Standard kebutuhan SMU adalah untuk 3 ruang kelas masing-masing menampung


sebanyak 30 murid untuk melayani 4.800 penduduk dengan luas lahan 12.500 m2 dan
skala pelayanan Distrik.
Di Distrik Momi Waren terdapat 3 Taman Kanak-Kanak (TK), 8 Sekolah Dasar (SD), 3
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 2 Sekolah Menengah Atas (SMA). Adapun proyeksi
kebutuhan fasilitas ini adalah :

Tabel 3.6 Analisa Sarana Pendidikan


Jumlah Penduduk
Prediksi Kebutuhan Sarana Pendidikan Thn 2015 Thn 2021 Thn 2026 Thn 2031 Thn 2036
2.378 2.809 3.556 5.637 13.628
Taman Kanak (1.250 jiwa) 3 3 3 4 11
Sekolah Dasar (1.600 jiwa) 8 8 8 8 8
Sekolah Menengah Pertama (4.800 jiwa) 3 3 3 3 3
Sekolah Menengah Atas (4.800 jiwa) 2 2 2 2 2
Sumber: Hasil Analisa, 2016

Hingga akhir tahun perencanaan dibutuhkan penambahan Taman Kanak-kanak. Untuk


penanganan fasilitas pendidikan lebih ke arah rehabilitasi bangunan, penambahan ruang kelas
dan tenaga pendidik.

3.4.1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan


Sarana kesehatan berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan
masyarakat sekaligus untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk. Dasar penyediaan sarana
ini adalah didasarkan pada jumlah penduduk yang dilayani oleh sarana tersebut. Sarana yang
dibutuhkan sebagai berikut :

Posyandu yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan untuk anak-anak usia balita
dengan jumlah penduduk pendukung 1.250 jiwa, luas lahan yang dibutuhkan 60 m2, dan
radius pencapaian 500 meter dengan lokasi di tengah kelompok tetangga tidak
menyeberang jalan

Tempat Praktek Dokter merupakan fasilitas kesehatan yang tersebar di pemukiman


penduduk. Dalam menghitung menghitung proyeksi digunakan asumsi bahwa 1 unit
tempat praktek dokter dapat melayani 5.000 penduduk dengan luas lahan yang
dibutuhkan 300 m2.

Apotek, berfungsi untuk melayani penduduk dalam pengadan obat-obatan, baik untuk
penyembuhan maupun pencegahan. Penduduk pendukung 30.000 jiwa, luas lahan yang
dibutuhkan 250 m2 dengan radius pencapaian 1500 m.

Puskesmas, yang berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam penyembuhan penyakit, selain
melaksanakan program pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit di wilayah
kerjanya. Jumlah penduduk pendukung adalah 120.000 jiwa, luas lahan yang dibutuhkan
1.000 m2, radius pencapaian 3.000 m dan lokasinya dapat bergabung dengan kantor
kecamatan. Dan fasilitas lain sesuai kebutuhan.

Dari hasil perhitungan/analisa, kebutuhan fasilitas kesehatan di Distrik Momi Waren


antara lain:

Pengembangan dan pengoptimalan baik dari kualitas dan kuantitas tenaga untuk fasilitas
Puskesmas

Pengembangan dan pengoptimalan baik dari kualitas dan kuantitas tenaga untuk fasilitas
Puskesmas Pembantu

Penambahan fasilitas pelayanan puskesmas keliling menggunakan armada roda 4.

Penambahan tenaga dokter

Penambahan fasilitas berupa apotik (kondisi eksisting belum ada).

3.4.1.5 Sarana Pelayanan Peribadatan


Sarana peribadatan merupakan sarana kehidupan untuk mengisi kebutuhan rohani
yang perlu disediakan di lingkungan perumahan yang direncanakan selain sesuai peraturan
yang ditetapkan, juga sesuai dengan keputusan masyarakat yang bersangkutan. Oleh karena
itu, berbagai macam agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat penghuni yang
bersangkutan, maka kepastian tentang jenis dan jumlah fasilitas peribadatan yang akan
dibangun baru dapat dipastikan setelah lingkungan perumahan dihuni setelah beberapa
waktu. Pendekatan perencanaan yang diatur dengan memperkirakan populasi dan jenis agama
serta kepercayaan dan kemudian merencanakan alokasi tanah dan lokasi bangunan
peribadatan sesuai dengan tuntutan religius.

Mayoritas penduduk kawasan perencanaan beragama kristen, sehingga kebutuhan


fasilitas peribadatan lebih banyak adalah berupa gereja. Adapun penanganan mengenai sarana
peribadatan antara lain:

Peningkatan kualitas sarana peribadatan

Pengembangan RTH pada sarana peribadatan

Penambahan sarana peribadatan disesuaikan dengan kebutuhan dan


capaian/keterjangkauan.
3.4.2 Kebutuhan Infrastruktur

3.4.2.1 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Jalan


Analisa prasarana jalan pada kampung-kampung yang termasuk kedalam wilayah
kawasan Distrik Momi Waren mencakup kebutuhan prasarana jalan dan jenis perkerasan jalan
yang ada. Metode yang digunakan dalam merumuskan kebutuhan jalan ini adalah metode
yang terdapat dalam Permen PU Nomor 1 Tahun 2014 tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang dan dibandingkan dengan target pada Sasaran Pokok Pembangunan
Nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

A. Peningkatan Kualitas Layanan Jalan

Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk


melayani kebutuhan masyarakat melalui peningkatan kualitas layanan jalan
provinsi/kabupaten/kota adalah tingkat kondisi jalan (baik dan sedang) 60% pada tahun 2019.
Hal tersebut berarti pada tahun 2019, kondisi jalan provinsi/kabupaten/kota berada pada
kondisi baik dan sedang adalah 60% dari jumlah panjang jalan provinsi/kabupaten/kota.

Penentuan persentase tersebut mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


Nomor 22/PRT/M/2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
03/PRT/M/2010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) di Lingkungan Kementerian
PU, yang menetapkan 5 (lima) IKU dalam program penyelenggaraan jalan, antara lain :

Sasaran strategis : meningkatnya kualitas layanan jalan nasional dan pengelolaan jalan
daerah

Tingkat kemantapan jalan


Tingkat fasilitas penyelenggaraan jalan daerah menuju 60% kondisi mantap
Tingkat penggunaan jalan nasional.
Sasaran strategis : meningkatnya kapasitas jalan nasional

Panjang peningkatan struktur/pelebaran jalan


Panjang jalan baru dibangun
Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di wilayah perencanaan adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di Distrik Momi Waren

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Dari perhitungan diatas, untuk memenuhi target SPM maka perlu perbaikan da
rehabilitasi serta peningkatan kualitas jalan pada Kampung Siwi, Kampung Dembek dan
Kampung Nenei Pantai/Nij.

Sedangkan berdasarkan sasaran RPJMN 2015-2019, sasaran mantap jalan hingga akhir
tahun 2019 adalah 100% sehingga perhitungan berdasarkan target RPJMN dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 3.8 Perhitungan Kualitas Layanan Jalan di Wilayah Perencanaan Berdasarkan


Target RPJMN

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Dari target diatas, apabila diimplementasikan dalam rencana penanganan jalan tiap
tahunnya adalah sebagai berikut.

Peningkatan kualitas jalan

Penambahan kelengkapan jalan


Identifikasi potensi-potensi pengembangan jalan baru.

B. Penyediaan Konektivitas Wilayah

Persentase target capaian standar pelayanan minimal penyediaan jalan untuk


melayani kebutuhan masyarakat melalui penyediaan konektivitas wilayah
provinsi/kabupaten/kota adalah 100% pada tahun 2019. Hal tersebut berarti pada tahun 2019,
konektivitas wilayah provinsi/kabupaten/kota adalah 100% dari jumlah panjang jalan
provinsi/kabupaten/kota.

Hasil perhitungan untuk SPM Konektivitas Wilayah perencanaan adalah sebagai


berikut:

Tabel 3.9 Perhitungan SPM Konektivitas Jalan di Distrik Momi Waren

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Berdasarkan hasil analisa diatas, SPM Konektivitas jalan di Distrik Momi Waren sudah
mencapai 100%. Kondisi jalan arteri yang cukup bagus meningkatkan aksesbilititas wilayah ini.
Berdasarkan SPM, target aksesbilitas dari wilayah Kawasan ini menuju pusat kegiatan di
sekitarnya harus sama dengan 100%. Mengingat kondisi wilayah perencanaan yang dilalui jalan
arteri maka pencapaian SPM untuk wilayah cepat tumbuh Distrik Momi Waren dianggap sudah
tercapai. Hanya saja dibutuhakn akses angkutan umum yang rutin menuju lokasi. Namun untuk
lebih memaksimalkan aksesbilitas penduduk maka kebutuhan sarana prasarana dititikberatkan
pada beberapa hal, antara lain :

Perbaikan jalan yang rusak

program rabat jalan untuk jalan yang masih berupa jalan tanah

Penambahan penerangan jalan dan kelengkapan jalan


3.4.2.2 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Air Minum
Target pencapaian SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60
liter/orang/hari pada tahun 2019 adalah 81,77%. Hasil perhitungan berdasarkan SPM di
wilayah perencanaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10 Perhitungan SPM Air Bersih di Wilayah Perencanaan

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Berdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa dari tingkat pelayanan SPM dan
RPJMN hingga target tahun 2019 semua kampung belum tercapai. Kebutuhan air minum lebih
ditekankan pada sosialisasi, mempertahankan kualitas air dan pembangunan sumur pompa
dan atau kran umum (sudah memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas air). Sedangkan
rencana jangka panjang adalah dengan survei mengenai potensi sumber air yang nantinya bisa
untuk dikembangkan perpipaan.

3.4.2.3 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Drainase


SPM sistem jaringan drainase skala kota sehingga persentase penduduk yang terlayani
sistem jaringan drainase skala kota tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm selama 2 jam, lebih
dari 2 kali setahun) yang tertangani adalah 50% pada tahun 2019.

A. Ketersediaan Pelayanan Jaringan Drainase

Tersedianya sistem jaringan drainase adalah ukuran pencapaian kegiatan kebutuhan


masyarakat akan penyediaan sistem drainase di wilayahnya, baik bersifat struktural yaitu
pencapaian pembangunan fisik yang mengikuti perkembangan perkotaannya, maupun bersifat
non struktural yaitu terselenggaranya pengelolaan dan pelayanan drainase oleh Pemerintah
Kota/Kabupaten yang berupa fungsionalisasi institusi pengelola drainase dan penyediaan
peraturan yang mendukung penyediaan dan pengelolaannya.

SPM Pelayanan jaringan drainase adalah sebagai berikut:


Tabel 3.11 SPM Pelayanan Jaringan Drainase Distrik Momi Waren

Sumber: Hasil Analisa, 2016

Dari tabel diatas diketahui bahwa dari segi ketersediaan jaringan semua kampung
belum sesuai dengan target SPM. Sehingga dibutuhkan penambahan jaringan drainase pada
jalan-jalan lingkungan yang masih belum terdapat jaringan. Adapun arahan pengembangan
sistem drainase di adalah sebagai berikut :

Pembangunan Saluran Drainase Baru

Pemantapan jaringan Drainase

Perbaikan jaringan yang telah ada secara berkala

Pembangunan tanggul pada sungai dan anak sungai yang melewati permukiman
penduduk

Untuk meningkatkan daya serap air ke dalam tanah, maka pada kawasan-kawasan
permukiman baru harus direncanakan lubang resapan bipori sebagai syarat pengurusan
IMB. Sedangkan untuk kawasan perumahan lama tidak diwajibkan mempunyai sumur
resapan ini tetapi diharapkan penduduk di kawasan tersebut dapat membuat lubang
resapan bipori. lubang resapan bipori pada kawasan perumahan tersebut, keberadaan
ruang terbuka juga dapat dapat berfungsi sebagai daerah resapan.

B. Pengurangan Luas Genangan

Genangan yang dimaksud adalah air hujan yang terperangkap di suatu kawasan, yang
tidak bisa mengalir ke badan air terdekat. Jadi bukan banjir yang merupakan peristiwa
meluapnya air sungai melebih palung sungai.

Mengenai SPM luas genangan, dikarenakan pada semua wilayah tidak terjadi
genangan yang melebihi 2 jam, maka SPM ini tidak dilakukan perhitungan.
3.4.2.4 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Air Limbah
Fasilitas sistem pengelolaan air limbah permukiman yang memadai adalah satu
kesatuan sistem fisik (teknis) dan non fisik (non teknis) berupa unit pengolahan setempat
(tangki septik/MCK komunal) dan/atau berupa sistem pengolahan terpusat (pengaliran air
limbah dari sambungan rumah melalui jaringan perpipaan yang kemudian diolah pada instalasi
pengolahan air limbah baik skala kawasan maupun skala kota/regional).

SPM pengelolaan air limbah permukiman yang memadai adalah jumlah penduduk
yang terlayani sistem pengelolaan air limbah pada tahun 2019 sebesar 60%. Sedangkan
berdasarkan RPJMN untuk target sanitasi pengelolaan limbah domestik hingga tahun 2019
adalah 100%.

Dari perhitungan diketahui bahwa berdasarkan SPM pelayanan pengelolaan air limbah
di wilayah perencanaan belum sesuai target sehingga dibutuhkan peningkatan akses
pelayanan pengelolaan air limbah sehingga ada beberapa hal penting agar pelayanan lebih
optimal diantaranya:

Sosialisasi mengenai cara hidup bersih dan sehat

Rehabilitasi MCK umum

Menambah MCK/Sanimas untuk mencapai target pelayanan

Apabila dimungkinkan dapat dibangun IPAL Komunal

Bantuan jambanisasi

3.4.3 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan


Terdapat 2 variabel yang dihitung berdasarkan rujuan dari Permen PU No 1 Tahun
2014 tentang SPM untuk menghitung pelayanan persampahan di wilayah perencanaan.
Sedangkan untuk menghitung kebutuhan sarana persampahan, maka perlu diketahui
mengenai jumlah timbulan sampah di wilayah perencanaan.

Secara umum, sumber sampah yang ada di Distrik Momi Waren berasal dari rumah
tangga, aktivitas perdagangan, sampah pasar, sampah dari jalan, dengan persentase buangan
sampah terbesar berasal dari rumah tangga.

Perkiraan volume sampah yang dihasilkan oleh permukiman maupun fasilitas


menggunakan standar:

Potensi Sampah (Qk)


Untuk perhitungan potensi volume sampah yang dihasilkan penduduk digunakan
pendekatan dengan menggunakan rumus:

Qi = q x p

Di mana:

Qk : potensi volume sampah yang dihasilkan

q : koefisien kuantitas sampah (q =1,803 liter/orang/hari).

p : jumlah penduduk

Untuk jumlah sampah domestik, non domestik serta jalan dilakukan penghitungan dengan
cara:

Daerah yang tidak terdapat sarana Industri


Sampah Domestik = Qk x 87,5 %
Sampah non Domestik = Qk x 2,5 %
Sampah Jalan = Qk x 10 %
Kapasitas Sampah yang Terangkut Ke TPS
Volume = Jumlah gerobak sampah x Volume satu gerobak sampah
Di mana, Volume satu gerobak sampah = 1.000 – 1.500 liter.
Hasil Perhitungan kebutuhan sarana persampahan di Wilayah perencanaan adalah
sebagai berikut.

Tabel 3.12 Perkiraan Produksi Sampah di Distrik Momi Waren


Tabel 3.13 Kebutuhan Prasarana Persampahan di Distrik Momi Waren

Rekomendasi untuk rencana sarana dan prasarana persampahan di Distrik Momi


Waren antara lain:

Pengembangan sistem pelayanan persampahan melalui pengangkutan

Pengembangan TPS pada masing-masing kampung

Pengangkutan dari TPS menuju TPA difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten

Pengangkutan dari bak sampah warga menuju TPS difasilitasi oleh kelembagaan
Kampung.

3.5 Analisa Penentuan Prioritas


Prioritas program di Distrik Momi Waren untuk masing-masing Kampung adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.14 Program Prioritas masing-masing Kampung Di Distrik Momi Waren


Distrik Dembek
Prioritas Program
No. Program/Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Perumahan
2 Jalan
3 Air Minum
4 Air Limbah
5 Drainase
6 Persampahan
7 Sarana Pelayanan Umum
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Distrik Demini
Prioritas Program
No. Program/Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Perumahan
2 Jalan
3 Air Minum
4 Air Limbah
5 Drainase
6 Persampahan
7 Sarana Pelayanan Umum
Sumber: Hasil Analisa, 2016

Distrik Yekwandi
Prioritas Program
No. Program/Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Perumahan
2 Jalan
3 Air Minum
4 Air Limbah
5 Drainase
6 Persampahan
7 Sarana Pelayanan Umum
Sumber: Hasil Analisa, 2016

Distrik Gaya Baru


Prioritas Program
No. Program/Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Perumahan
2 Jalan
3 Air Minum
4 Air Limbah
5 Drainase
6 Persampahan
7 Sarana Pelayanan Umum
Sumber: Hasil Analisa, 2016

Distrik Waren
Prioritas Program
No. Program/Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Perumahan
2 Jalan
3 Air Minum
4 Air Limbah
5 Drainase
6 Persampahan
7 Sarana Pelayanan Umum
Sumber: Hasil Analisa, 2016
Distrik Siwi
Prioritas Program
No. Program/Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Perumahan
2 Jalan
3 Air Minum
4 Air Limbah
5 Drainase
6 Persampahan
7 Sarana Pelayanan Umum
Sumber: Hasil Analisa, 2016

Distrik Nenei Pantai/Nij


Prioritas Program
No. Program/Kegiatan
I II III IV V VI VII
1 Perumahan
2 Jalan
3 Air Minum
4 Air Limbah
5 Drainase
6 Persampahan
7 Sarana Pelayanan Umum
Sumber: Hasil Analisa, 2016
bab 3 Analisa Detail.............................................................................................................. 3-1
3.1 Analisa Kebijakan ....................................................................................................... 3-1
3.2 identifikasi pengembangan wilayah strategis cepat tumbuh .................................... 3-2
3.3 Analisa Kependudukan ............................................................................................... 3-5
3.4 Analisa Kebutuhan Sarana Dan Infrastruktur ............................................................ 3-8
3.4.1 Kebutuhan Fasilitas Umum ................................................................................ 3-8
3.4.1.1 Sarana Pemukiman ................................................................................................ 3-8
3.4.1.2 Sarana Perdagangan dan Jasa ................................................................................ 3-9
3.4.1.3 Sarana Pelayanan Pendidikan .............................................................................. 3-10
3.4.1.4 Sarana Pelayanan Kesehatan ............................................................................... 3-11
3.4.1.5 Sarana Pelayanan Peribadatan ............................................................................ 3-12
3.4.2 Kebutuhan Infrastruktur .................................................................................. 3-13
3.4.2.1 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Jalan .................................................. 3-13
3.4.2.2 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Air Minum ......................................... 3-16
3.4.2.3 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Drainase ............................................ 3-16
3.4.2.4 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Air Limbah ......................................... 3-18
3.4.3 Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan ................................ 3-18
3.5 Analisa Penentuan Prioritas ..................................................................................... 3-20

Tabel 3.1 ....................................................................................................................... Analisa Kebijakan


.................................................................................................................................................... 3-1
Tabel 3.2 ................................... Perhitungan Penduduk dengan Metode Linear di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................... 3-5
Tabel 3.3 ..................................Perhitungan Penduduk dengan Metode Asumsi di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................... 3-6
Tabel 3.4 ........................................................ Proyeksi Penduduk Tiap Kampung di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................... 3-7
Tabel 3.5 ............................................................................... Analisa Kebutuhan Perdagangan dan Jasa
.................................................................................................................................................. 3-10
Tabel 3.6 ......................................................................................................... Analisa Sarana Pendidikan
.................................................................................................................................................. 3-11
Tabel 3.7 ............................................. Perhitungan SPM Kualitas Layanan Jalan di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................. 3-14
Tabel 3.8 ...... Perhitungan Kualitas Layanan Jalan di Wilayah Perencanaan Berdasarkan Target RPJMN
.................................................................................................................................................. 3-14
Tabel 3.9 .................................................... Perhitungan SPM Konektivitas Jalan di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................. 3-15
Tabel 3.10 ............................................................. Perhitungan SPM Air Bersih di Wilayah Perencanaan
.................................................................................................................................................. 3-16
Tabel 3.11 ......................................................... SPM Pelayanan Jaringan Drainase Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................. 3-17
Tabel 3.12 ................................................................Perkiraan Produksi Sampah di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................. 3-19
Tabel 3.13 .................................................. Kebutuhan Prasarana Persampahan di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................. 3-20
Tabel 3.14 ...................................... Program Prioritas masing-masing Kampung Di Distrik Momi Waren
.................................................................................................................................................. 3-20

Peta 3.1 ....................................................................Skema Pertumbuhan Kawasan Distrik Momi Waren


.................................................................................................................................................... 3-4

Gambar 3.1 ................................................................................................................Linear Trend Model


.................................................................................................................................................... 3-6
Gambar 3.2 ................................................................... Pertumbuhan Penduduk Menggunakan Asumsi
.................................................................................................................................................... 3-7
Gambar 3.3 ........................................... Pertumbuhan Penduduk Tiap Kampung Menggunakan Asumsi
.................................................................................................................................................... 3-8

Anda mungkin juga menyukai