Penginjilan Adalah Transformasi
Penginjilan Adalah Transformasi
TRANSFORMASI
Home Artikel Warta Jemaat Penginjilan Adalah Transformasi
0 32
By GKI Perniagaan Artikel Warta Jemaat November 13, 2020
Kisah Para Rasul 2:37-47
Pada hari Pentakosta, setelah turunnya Roh Kudus dan memenuhi orang
percaya di Yerusalem, Petrus berkhotbah menyampaikan berita Injil kepada
orang banyak (Kis. 2:14-36). Kemudian di ayat 37 dikatakan bahwa “Ketika
mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya
kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: ‘Apakah yang harus kami
perbuat, saudara-saudara?’” Kemudian Petrus menjawab mereka di ayat 38-39:
“Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu
dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu
akan menerima karunia Roh Kudus. Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-
anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil
oleh Tuhan Allah kita.” Jadi ada tantangan transformasi dalam hidup orang
yang telah menerima anugerah Injil. Orang-orang banyak itu telah terharu
mendengar berita Injil, dan ini adalah karya Roh Kudus. Namun setelah
“terharu” atau menerima berita Injil, orang-orang percaya ditantang untuk
hidup dalam transformasi, yakni bertobat dan memberi diri dibaptis.
Kehidupan dalam pertobatan sejati inilah yang dilakukan oleh jemaat mula-
mula (Kis. 2:41-47). Mereka memberi diri dibaptis (ay. 41); bertekun dalam
pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, memecah roti dan berdoa (ay.
42); saling berbagi dan hidup dalam kepentingan bersama (ay. 44-45); hidup
beribadah dan memuji Tuhan (ay. 46); dan hidup menjadi berkat bagi orang
sekitar (ay. 47). Kehidupan yang dinyatakan dalam kehidupan jemaat mula-
mula ini merupakan contoh kehidupan orang percaya yang mengalami
pertobatan sejati yang menghasilkan transformasi hidup. Akan tetapi, apa yang
sebenarnya membuat mereka ini bersatu dan bertobat? Kekuatan apa atau
kekuatan siapa yang membuat orang-orang percaya itu bebas dari harta benda
mereka, dan ingin memenuhi kebutuhan, dan penuh kegembiraan dan
kemurahan hati dan pujian dan doa ketika mereka makan bersama hari demi
hari?
Tidak adanya perasaan takut akan Tuhan memiliki efek langsung pada hidup
yang harusnya ditransformasi oleh firman. Tanpa perasaan tersebut hidup kita
dalam mengumpulkan harta benda hanya untuk diri kita sendiri, mengabaikan
orang-orang yang membutuhkan, kita meremehkan persekutuan, dan fokus
akan apa kita doakan adalah untuk pribadi kita sendiri, bukan untuk kehendak
dan kemuliaan Tuhan. Maka dari itu, agar kita terhindar pada sikap dan
tindakan demikian, kita perlu minta pertolongan Tuhan sehingga kita punya
perasaan kagum, hormat, takut kepada Tuhan. Kiranya Tuhan memampukan
kita hidup dalam Injil yang mengubah/mentransformasi kita menjadi ciptaan
baru, yang hidup hanya ingin menyenangkan dan memuliakan Tuhan.