Anda di halaman 1dari 4

BERUBAH

Berubah itu sulit, tetapi tidak mau berubah itu fatal


akibatnya. Jadi, mau pilih sulit atau fatal? Pilihlah sulit.
Berubah adalah bukti bahwa kita adalah anak-anak
terang yang sudah benar-benar berubah untuk berbuah.

"Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi


sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu
hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya
berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran" (Ef.
5:8-9). Kalau belum, maka kita belum selaras atau sama
dengan firman Tuhan, dan hidup kita masih berantakan.
Proses penyelarasan butuh berubah untuk berbuah.
Butuh dirapikan supaya teratur. Perhatikan tiga kata
kunci ini:

1. Kebaikan: agathosune (Uprightness of heart and life


atau keselarasan antara hati dengan hidup Anda).
"Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.
Tuhan sudah dekat" (Fil. 4:5)!

2. Keadilan: dikaiosune (Integrity to purify life atau


integritas untuk memurnikan hidupmu). "Saudara-
saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki
janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari
semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan
demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut
akan Allah" (2 Kor. 7:1). Kemurnian adalah perjalanan
kehidupan kita. Proses membuat sesuatu menjadi murni
dengan menghilangkan isi pokok atau inti yang kotor,
membahayakan dan tidak diinginkan.

3. Kebenaran: aletheia (Truly in truth atau benar-benar


hidup dalam kebenaran).

Kadang proses penyelarasan atau merapikan itu perlu


diguncangkan. Mengapa? Agar tinggal tetap apa yang
tidak terguncangkan. Waktu kita mengalami
guncangan, itu baik bagi kita. Ini bagian dari rancangan
Tuhan. Hari-hari ini kita mengalami perubahan besar
yang tidak bisa dilewatkan/ditolak begitu saja. Dengan
pandemi global, pasti ada perubahan hidup (Life
Changing). Pilihannya: apakah Anda mau berubah dari
dalam diri (kesadaran atau by willingness) ataukah
keadaan di luar yang memaksa Anda (by force).
"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang
hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan
hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging,
adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah
mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku"
(Gal. 2:20).

Kita harus naik kelas rohani. Tidak ada jalan untuk naik
kelas, selain harus lewat ujian. Hari-hari ini kita sedang
menghadapi ujian bersama. Untuk terus naik kelas,
pasti terus ada ujian. Jangan takut ujian, sebab dapat
mendatangkan kebaikan bagi kita, tetapi takutlah bila
kita tidak mau belajar. Kita semua menghadapi ujian,
tetapi mungkin dalam hal berbeda, misalnya untuk tidak
takut. "Setiap jalan orang adalah lurus menurut
pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji
hati" (Ams. 21:2).

Tidak semua orang lulus ujian. Jika kita mempersiapkan


diri & mau belajar, kita akan lulus! Kadang dalam ujian
pun, kalau kita bertanya/berdoa kepada Guru Agung
kita, Tuhan Yesus, sepertinya tidak ada jawaban. Tahun
Dimensi yang Baru hanya akan dipercayakan pada
orang-orang yang telah mengalami ujian, lalu memilih
menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Hal
menyedihkan dalam hidup ini adalah ikut ujian, tetapi
tidak lulus!

Jika kita masih hidup & sehat hari ini, itu menjadi ruang
kesaksian bagi kita kepada orang-orang lain untuk
memberitakan Kabar Baik dan kasih Tuhan. "Aku ini,
TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud
penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah
membentuk engkau dan memberi engkau menjadi
perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk
bangsa-bangsa" (Yes. 42:6). Segala sesuatu di dunia ini
sifatnya sementara, termasuk COVID-19! Yang sifatnya
kekal itu adanya hanya di surga! Tetaplah tenang dalam
situasi tegang.

Berubahlah selagi masih ada kesempatan. "I'm gonna


make the rest of my life, the best time of my life."

Anda mungkin juga menyukai