Anda di halaman 1dari 14

1.

Jelaskan keterkaitan diantara biosistesis, metode isolasi dan penentuan struktur senyawa
bahan alam, berikan conothnya!
Jawaban :
Keterkaitan antara biosintesis, metode isolasi, dan penentuan stuktur senyawa bahan
alam sangatlah erat. Dapat dikatakan ketiga proses tersebut terjadi secara berurutan. Suatu
senyawa bahan alam terlebih dahulu di sintesis agar diketahui proses/ reaksi kimia yang
terjadi dalam memperoleh senyawa kimia yang diinginkan. Setelah itu diisolasi dengan
metode tertentu agar dapat dipisahkan dari senyawa lain yang terkandung di dalamnya.
Dengan melakukan isolasi suatu senyawa, maka kita dapat menentukan struktur dari
senyawa tersebut.
Contoh:
Isolasi serbuk kering kulit batang tumbuhan kecapi (2,5 kg) menggunakan
metoda maserasi dengan pelarut heksan pada suhu kamar selama 4 x 72 jam, kemudian
ekstrak heksan yang diperoleh dilakukan evaporasi memakai penguap vakum (rotary
evaporator) diperoleh ekstrak kering heksan sebanyak 38 g. Selanjutnya ampas direndam
kembali dengan pelarut etil asetat pada suhu kamar selama 4 x 72 jam, kemudian ekstrak
etil asetat yang diperoleh dilakukan evaporasi dan diperoleh ekstrak kering etil asetat
sebanyak 102 g.
Hasil pemurnian 15 g ekstrak etil asetat dengan metoda kromatografi kolom
gravitasi dan pengelusian dilakukan secara bergradien menggunakan pelarut heksan, etil
asetat dan metanol diperoleh 485 vial/10 mL. Selanjutnya setelah vial dikeringkan, pada
dinding vial nomor 57 terbentuk kristal berwarna putih kekuningan. Kemudian vial nomor
57 dianalisis dengan KLT dan terdapat noda tunggal. Kemudian dilanjutkan dengan
pencucian dengan heksan diperoleh kristal murni berwarna putih berbentuk jarum sebanyak
32 mg.
Sebelum dilakukan elusidasi struktur senyawa hasil isolasi dengan spektroskopi
terlebih dahulu dilakukan identifikasi dengan menggunakan pereaksi Liebermann-
burchard, hasil identifikasi terbentuk bercak warna merah, hal ini menunjukkan bahwa
senyawa hasil isolasi merupakan senyawa golongan triterpenoid. 
Pengukuran titik leleh senyawa hasil isolasi adalah 224 -226 oC, dengan range titik
leleh 2oC mengindikasikan bahwa senyawa hasil isolasi relatif murni. 
Senyawa golongan triterpenoid jarang yang dianalisis dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis disebabkan karena strukturnya yang tidak
menyerap sinar UV-Vis (Kristanti dkk, 2008). Gambar spektrum ultra violet senyawa hasil
isolasi menunjukkan, lmax (log e, nm): 203 nm. Dari data tersebut menunjukan bahwa senyawa
hasil isolasi adalah golongan triterpSpektrum IR memperlihatkan pita serapan yang melebar
pada bilangan gelombang, u max      : 3453 cm-1, mengindikasikan adanya gugus hidroksil,
pita serapan pada bilangan gelombang, u   max     : 2930 cm-1, merupakan serapan dari C-
H alifatik, pita serapan pada bilangan gelombang, u max : 1691 cm-1, merupakan serapan
dari C=O dari asam karboksilat yang diperkuat dengan adanya pita serapan pada bilangan
gelombang, u m ax : 1114 cm-1, pita serapan pada bilangan gelombang, u   max   : 1454 cm-
1
 CH2 dan pita serapan pada bilangan gelombang, u max : 1384 cm-1 merupakan serapan
dari C-H tekuk dari geminal dimetil yang merupakan ciri khas senyawa triterpenoid yang
mendukung data spektroskopi ultra violet. enoid.
Penentuan struktur terutama dilakukan dengan metoda spektroskopik dan difraksi.
a. Spektroskopi IR
Spektrofotometri inframerah  digunakan untuk identifikasi suatu senyawa
melalui gugus fungsinya. Untuk keperluan elusidasi struktur, daerah dengan
bilangan gelombang 1400 – 4000 cm -1 yang berada dibagian kiri spektrum IR,
merupakan daerah yang khusus berguna untuk identifikasi gugus-gugus fungsional,
yang merupakan absorbsi dari vibrasi ulur. Selanjutnya daerah yang berada
disebelah kanan bilangan  gelombang 1400 cm-1 sering kali sangat rumit karena
pada daerah ini terjadi absorbsi dari vibrasi ulur dan vibrasi tekuk, namun setiap
senyawa organik memiliki absorbsi yang kharakteristik pada daerah ini. Oleh
karena itu bagian spektrum  ini disebut daerah sidikjari (fingerprint region). Saat
ini ada dua macam instrumen yaitu spektroskopi IR dan FTIR (Furier
Transformation Infra Red). FTIR lebih sensitif dan akurat misalkan dapat
membedakan bentuk cis dan trans, ikatan rangkap terkonyugasi dan terisolasi dan
lain-lain yang dalam spektrofotometer IR tidak dapat dibedakan.
b. Spektroskopi UV
spektroskopi ultra violet memiliki kemampuan untuk mengukur jumlah
ikatan rangkap atau konyugasi aromatik didalam suatu molekul. Daerah panjang
gelombang dari spektrum ultra violet berkisar 200 - 400 nm. Penyerapan sinar
ultra violet oleh suatu molekul akan menghasilkan transisi diantara tingkat energi
elektronik molekul tersebut. Transisi tersebut terjadi pada orbital ikatan atau
pasangan elektron bebas dengan orbital anti ikatan.
c. Spektroskpi NMR
Spektroskopi NMR memberikan gambaran mengenai atom-atom hidrogen
dalam sebuah molekul. Spektroskopi NMR merupakan suatu metode Spektroskopi
yang didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti-inti dalam molekul
organik bila berada dalam medan magnet yang kuat.

d.  Spektroskopi massa
Spektometer massa adalah suatu instrumen yang dapat menyeleksi molekul-
molekul gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Teknik ini tidak dapat
dilakukan dengan spektroskopi, akan tetapi nama spektroskopi dipilih disebabkan
persamaannya dengan pencatat fotografi dan spektrum garis optik. Umumnya
spektrum massa diperoleh dengan mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion-ion
yang bergerak cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap
muatan. Proses ionisasi menghasilkan partikel-partikel bermuatan positif, dimana
massa terdistribusi adalah spesifik terhadap senyawa induk. Selain untuk penentuan
stuktur molekul, spektum massa dipakai untuk penentuan analisis kuantitatif.

Chairani, Novi (2013) Penentuan Struktur Senyawa Terpenoid. Diakses pada tanggal 07
Desember 2022 pada laman https://novichairaniocd42.blogspot.com/2013/10/terpenoid-
penentuan-struktur-senyawa.html

2. Jelaskan cara serta pereaksi yang digunakan untuk mengidentifikasi golongan flavonoid
Jawaban :
Senyawa flavonoid dilihat dari strukturnya memiliki dua cincin aromatik yang diikat oleh
tiga atom karbon yang dapat membentuk cincin ketiga. Kedudukan gugus hidroksil fenol
bebas pada inti flavonoid dapat ditentukan dengan menambahkan pereaksi geser ke dalam
larutan cuplikan dan mengamati pergeseran puncak serapan yang terjadi. Dengan
demikian, secara tak langsung cara ini berguna untuk menentukan kedudukan gula atau
metal yang terikat pada salah satu gugus hidroksil fenol. Keuntungan utama cara ini
adalah sedikitnya jumlah sampel yang diperlukan untuk analisis lengkap.
Isolat-isolat yang diperoleh dari hasil KLT preparatif, dilarutkan dengan aseton: air dan
disentrifugasi kemudian dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis. Masing-masing
isolat sebanyak 2 mL dimasukkan dalam kuvet dan diamati spektrumnya pada bilangan
gelombang 200-800 nm. Identifikasi dilanjutkan dengan penambahan pereaksi geser
NaOH 2 M, AlCl3 5 %, CH3COONa, CH3COONa/H3BO3. Kemudian diamati
pergeseran puncak serapannya. Tahapan kerja penggunaan pereaksi geser adalah sebagai
berikut:
a. Isolat yang dapat diamati pada panjang gelombang 200-800 nm, direkam dan dicatat
spektrum yang dihasilkan.
b. Isolat dari tahap 1 ditambah 3 tetes NaOH 2 M kemudian dikocok hingga homogen
dan diamati spektrum yang dihasilkan.
c. Isolat dari tahap 1 kemudian ditambah 6 tetes pereaksi AlCl3 5 % dalam metanol
kemudian dicampur hingga homogen dan diamati spektrumnya.
d. Isolat dari tahap 1 ditambah serbuk natrium asetat kurang lebih 250 mg. Campuran
dikocok sampai homogen menggunakan vortex dan diamati lagi spektrumnya.
Selanjutnya larutan ini ditambah asam borat kurang lebih 150 mg dikocok sampai
homogen dan diamati spektrumnya.
Isolat hasil KLT preparatif yang diduga senyawa flavonoid diidentifikasi dengan
menggunakan spektrofotometer FTIR. 0,2 g pelet KBr ditambahkan dengan satu tetes
isolat yang diduga senyawa flavonoid, dikeringkan kemudian diidentifikasi dengan
-1
spektrofotometer FTIR dengan panjang gelombang 4000-400 cm

Zirconia, Aisyah dkk (2015) Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Daun Kembang Bulan
dengan Metode Perekasi Geser: al Kimiya, Vol. 2, No (1) 9-17 halaman
(JURNAL)

3. Jelaskan dasar ilmiah penggunaan pelarut dan teknik teknik isolasi dan purifikasi senyawa
flavonoid
Jawaban :
a. Dasar ilmiah penggunaan pelarut
Pelarut adalah suatu zat yang melarutkan zat terlarut (cairan, padat atau gas yang
berbeda secara kimiawi), menghasilkan suatu larutan. Pelarut biasanya berupa cairan
tetapi juga bisa menjadi padat, gas, atau fluida superkritis. Kuantitas zat terlarut yang
dapat larut dalam volume pelarut tertentu bervariasi terhadap suhu. Pelarut paling
umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah air. Pelarut lain yang juga
umum digunakan adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga
disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki titik didih rendah dan lebih mudah
menguap, meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk membedakan
antara pelarut dengan zat yang dilarutkan, pelarut biasanya terdapat dalam jumlah
yang lebih besar.
Wikipedia (2022) Pelarut. Diakses pada tanggal 07 Desember 2022 pada laman
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelarut
b. Teknik teknik isolasi senyawa flavonoid
Senyawa flavonoid diisolasi dengan tekhnik maserasi, mempergunakan poelarut
methanol teknis. Ekstraksi methanol kental kemudian dilarutkan dalam air. Ekstrak
methanol–air kemudian difraksinasi dengan n-heksan dan etil asetat. Masing–masing
fraksiyang diperoleh diuapkan, kemudian diuji flavonoid. Untuk mendeteksiadanya
flavonoid dalam tiap fraksi, dilakukan dengan melarutkansejumlah kecil ekstrak
kental setiap fraksi kedalam etanol. Selanjutnya ditambahkan pereaksi flavonoid
seperti: natriumhidroksida, asam sulfat pekat, bubuk magnesium–asam klorida pekat,
atau natrium amalgam–asam klorida pekat. Uji positif flavonoidditandai dengan
berbagai perubahan warna yang khas setiap jenisflavonoid (Geissman, 1962). 
Metode yang biasa digunakan dalam mengisolasi senyawa flavonoid adalah
dengan mengekstrak jaringan segar dengan metanol. Terhadap bahan yang telah
dihaluskan, ekstraksi dilakukan dalam dua tahap. Pertama dengan metanol: air (9:1)
dilanjutkan dengan metanol: air (1:1) lalu dibiarkan 6-12 jam. Penyaringan dengan
corong buchner, lalu kedua ekstrak disatukan dan diuapkan hingga 1/3 volume mula-
muIa, atau sampai semua metanol menguap dengan ekstraksi menggunakan pelarut
heksan atau kloroform (daIam corong pisah) dapat dibebaskan dari senyawa yang
kepolarannya rendah, seperti lemak, terpen, klorofil, santifil.
Cara lain yang dapat dipakai untuk pemisahan adalah ekstraksi cair-cair,
kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas. Isolasi dan
pemurnian dapat dilakukan dengan kromatografi lapis tipis atau kromatografi kertas
preparatif dengan pengembangan yang dapat memisahkan komponen paling baik
(Harborne, 1987). Flavonoid (terutama glikosida) mudah mengalami degradasi
enzimatik ketika dikoleksi dalam bentuk segar. Oleh karena itu disarankan koleksi
yang dikeringkan atau dibekukan. Ekstraksi menggunakan solven yang sesuai dengan
tipe flavonoid yg dikehendaki. Polaritas menjadi pertimbangan utama. Flavonoid
kurang polar (seperti isoflavones, flavanones, flavones termetilasi, dan flavonol)
terekstraksi dengan chloroform, dichloromethane, diethyl ether, atau ethyl acetate,
sedangkan flavonoid glycosides dan aglikon yang lebih polar terekstraksi dengan
alcohols atau campuran alcohol air. 
Chairani, Novi (2013) Isolasi dan Pemurnian Senyawa Flavonoid. Diakses pada
tanggal 07 Desember 2022 pada laman
https://novichairaniocd42.blogspot.com/2013/10/flavonoid-isolasi-dan-
pemurnian-senyawa_29.html
c. Purifikasi senyawa flavonoid
Flavonoid adalah senyawa alami yang banyak ditemukan pada buah dan
sayuran. Mengonsumsi makanan sumber flavonoid dapat mengurangi risiko terkena
berbagai penyakit, mulai dari penyakit infeksi hingga kronis seperti diabetes melitus
dan kanker.
Buah-buahan dan sayuran merupakan sumber makanan yang baik untuk tubuh
karena mengandung serat, vitamin, dan mineral. Selain itu, buah dan sayur juga
mengandung zat alami flavonoid yang memiliki manfaat sebagai antioksidan,
antiradang, antivirus, dan antikanker.
Admin, (2022) Manfaat Flavonoid untuk Kesehatan. Diakses pada tanggal 07
Desember 2022 pada laman https://www.alodokter.com/ini-fakta-flavonoid-
yang-perlu-anda-ketahui

4. Berikan contoh identifikasi sekurang-kurangnya 5 jenis reaksi organik yang terkait dengan
biosintesis flavonoid. Jelaskan reaksinya
Jawaban :
a. Reaksi substitusi
Dalam reaksi substitusi, umumnya suatu kelompok atom atau suatu senyawa
dapat terbentuk dari atom lain atau sekelompok atom lain yang mengarah pada
pembentukan senyawa baru secara bersamaan. Secara mudah, reaksi substitusi dapat
digambarkan dengan lepasnya satu atom dalam suatu senyawa dan digantikan secara
langsung oleh atom atau senyawa lain yang berperan sebagai reaktan untuk mengisi
ruang kosong yang ditinggalkan atom sebelumnya.
Hal itu akan menghasilkan struktur senyawa yang baru karena atom atau
senyawa penggantinya berbeda dari atom awalnya.
Terjadinya reaksi substitusi dapat disebabkan karena berbagai faktor salah
satunya yaitu pengaruh perbedaan elektronegativitas yang akan membuat tarikan
elektron ke salah satu atom dan membuat ikatan yang terjadi menjadi lemah dan
mudah untuk diputuskan. Kita dapat mengambil contoh dari ikatan C-Cl dimana
karbon bermuatan parsial positif karena mengikat klorin yang bersifat elektronegatif
sehingga menarik elektron dari karbon.
Dalam reaksi substitusi nukleofilik (nukleofilik adalah senyawa atau atom yang
bermuatan negatif), sangat penting bagi nukleofil untuk memiliki pasangan elektron
bebas yang memiliki afinitas besar terhadap spesi elektropositif (dalam hal ini yaitu
karbon) sehingga akan lebih mudah dalam mengikat atom karbon elektropositif
tersebut.
Dalam terjadinya reaksi substitusi, terdapat berbagai parameter kondisi yang
harus diatur seperti suhu dan tekanan yang akan mempengaruhi reaksi. Selain itu,
keasaman juga akan berpengaruh sehingga penambahan basa kuat seperti NaOH akan
berperan penting dalam reaksi ini.
Contoh reaksi :

Dapat kita lihat bahwa senyawa awal merupakan CH 3Cl yang direaksikan
dengan NaOH dimana OH berperan sebagai nukleofil.
Terjadinya reaksi substitusi diawali dengan pemutusan ikatan C-Cl sehingga ion
Cl– akan terlepas, setelah itu akan diikuti dengan pembentukan ikatan baru antara C
yang ditinggalkan oleh Cl dengan OH sehingga terbentuk C-OH baru. Oleh karena itu
dihasilkan senyawa akhir berupa CH3OH. Reaksi substitusi ini adalah konversi
senyawa haloalkana menjadi alkohol.
b. Reaksi eliminasi
Jika reaksi substitusi melibatkan pemecahan ikatan dan pembentukan ikatan
baru dalam satu senyawa, maka dalam reaksi eliminasi melibatkan terjadinya
pemindahan atom atom dalam satu senyawa dan menghasilkan ikatan rangkap secara
simultan dengan pelepasan molekul dari satu senyawa menghasilkan dua atau lebih
senyawa.
Secara mudah, reaksi eliminasi adalah pelepasan molekul kecil dari satu
senyawa yang kemudian senyawa yang melepaskan tersebut akan membentuk ikatan
rangkap baru di dalamnya.
Adanya ikatan rangkap yang baru merupakan sebuah perubahan yang secara
kimia akan mempengaruhi keseluruhan senyawa tersebut baik dari segi struktural
maupun sifatnya.

Pada umumnya, terjadinya reaksi eliminasi ini melalui inisiasi eksternal seperti
adanya panas, adanya radikal atau adanya katalis dari senyawa lain yang
ditambahkan. Namun dalam hal ini senyawa lain yang ditambahkan tidak akan
bereaksi dengan senyawa awal, melainkan hanya berperan sebagai katalis saja.
Contoh reaksi:

Contoh reaksi eliminasi yang khas yaitu konversi senyawa etil klorida menjadi etilena.
Dalam reaksi tersebut senyawa etil klorida (CH3CH2Cl) dengan inisiasi tertentu akan
mengeliminasi atau melepaskan molekul HCl yang secara detail terbentuk dari
pelepasan H+ dan Cl– yang kemudian akan bertemu dan membentuk HCl.
Ruang kosong dalam pelepasan dua atom tersebut pada senyawa etil klorida akan
saling berinteraksi menghasilkan ikatan rangkap baru dan terbentuklah senyawa baru
etilena yang memiliki satu ikatan rangkap.
c. Reaksi adisi
Jika dalam reaksi eliminasi terjadi pelepasan molekul kecil menghasilkan suatu
ikatan rangkap, dalam reaksi adisi adalah kebalikan dari reaksi eliminasi. Reaksi adisi
merupakan reaksi penambahan suatu molekul ke dalam senyawa lain yang akan
mengakibatkan pembukaan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal.
Pada umumnya, dalam reaksi adisi ini dua reaktan akan menghasilkan satu
produk akhir reaksi yang memiliki sifat dan struktur berbeda dari awalnya. Terjadinya
reaksi adisi juga disebabkan karena faktor inisiasi tertentu sama seperti pada reaksi
eliminasi.
Namun, pada umumnya reaksi adisi lebih mudah terjadi karena ikatan rangkap
mengandung ikatan phi yang cenderung lemah dan mudah untuk dibuka. Ketika
ikatan phi tersebut terbuka maka dengan mudah molekul lain untuk berikatan dengan
ikatan yang telah terbuka tersebut.
Contoh reaksi

Karena kita berbicara bahwa reaksi adisi merupakan kebalikan dari reaksi eliminasi,
maka kita ambil contoh reaksi kebalikan dari eliminasi. Jika sebelumnya, etil klorida
bereaksi menghasilkan HCl dan etilena, maka dalam reaksi adisi HCl akan bereaksi
dengan etilena untuk menghasilkan etil klorida.
Reaksi ini terjadi dengan inisiasi tertentu yang akan mengakibatkan salah satu ikatan
rangkap tepatnya pada ikatan phi akan terbuka sehingga terjadi kekosongan elektron.
Hal itu akan membuat HCl dengan mudah masuk dalam ikatan tersebut dengan H + ke
dalam sisi yang kelebihan elektron dan Cl– akan masuk dalam sisi yang kekurangan
elektron. Proses ini terjadi akan menstabilkan senyawa menghasilkan tingkat energi
yang lebih rendah.
d. Reaksi penataan ulang
Jenis reaksi organik dasar terakhir yaitu reaksi penataan ulang. Dalam reaksi ini,
terjadi reorganisasi dalam skala struktural dengan kata lain bahwa suatu senyawa
kimia organik dengan struktur tertentu akan mengalami perubahan struktur dengan
adanya penataan ulang yang terjadi dalam satu molekul itu sendiri. Pada umumnya,
reaksi penataan ulang akan menghasilkan isomer dari senyawa itu sendiri.
Reaksi penataan ulang ini umumnya tidak melibatkan zat lain yang bereaksi
terhadapnya. Zat lain mungkin saja berperan sebagai katalis namun tidak akan
bereaksi dengan senyawa awal. Selain adanya katalis, hal yang mungkin
menyebabkan terjadinya penataan ulang adalah kondisi asam basa dalam suatu
senyawa serta adanya pemanasan.
Contoh reaksi :
Reaksi penataan ulang tersebut terjadi pada senyawa alkena yaitu 3,3-dimetil-1-butena
dimana dengan adanya katalis asam dalam hal ini asam kuat akan menginisiasi
senyawa tersebut untuk mengalami reaksi penataan ulang menghasilkan isomernya
yaitu senyawa 2,3-dimetil-2-butena.
Terjadinya penataan ulang ini diawali dengan perpindahan ikatan rangkap yang
berada pada atom karbon nomor 1 menjadi atom karbon nomor 2. Hal ini akan
mempengaruhi senyawa secara keseluruhan baik struktur maupun sifatnya.
Pangestu, Aji (2022) Jenis Reaksi organis dan contohnya. Diakses pada tanggal 07
Desember 2022 pada laman https://www.pakarkimia.com/jenis-reaksi-
organik/

5. Berikan penjelasan tentang jalur biosintesis flavonoid, dan sertakan dengan bagan
reaksinya. Cari artikel tentang teknik identifikasi dan elusidasi struktur dari suatu senyawa
flavonoid
Jawaban :
a. Tentang jalur biosintesis flavonoid, dan sertakan dengan bagan reaksinya
Flavanoid adalah hasil metabolit
sekunder tanaman yang mengandung
inti C-15 phenylpropanoid, yang akan
mengalami penataan kembali, alkilasi,
oksidasi dan glikosilasi. Senyawa ini
memiliki aktivitas antioksidan dan juga
menghambat estrogenic, antiviral,
antibakteriak dan anti kanker. Proses
biosintesis flavanoid merupakan proses
yang panjang. Biosintesis flavanoid
selain terjadi pada tumbuhan dapat
pula terjadi pada khamir (Gambar).
Reaksi mula pertama melibatkan
dua enzim dalam jalur
phenylpropanoid yaitu phenylalanine
ammonia lyase (PAL dan cinnmate 4-hydroxylase 9C4H) bersama-sama dengan
cytochrome P450 reductase. Sistem multienzim ini mengubah phenylalanine menjadi
r-coumaric acid. Kemudian enzim 4-coumaroyl: CoA-ligase akan mengubah r-
coumaric acid menjadi coumaroyl-CoA. Coumaroyl-CoA akan diubah menjadi
Chalcones dan oleh Chalcone isomerase akan terbentuk flavon, isoflavon dan
antosianin.
Nurhidayat, (2013) Biosintesis Flavonoid) diakses pada tanggal 07 Desember 2022
pada laman http://nurhidayat.lecture.ub.ac.id/2013/04/19/biosintesis-
flavanoid/#:~:text=Biosintesis%20flavanoid%20selain%20terjadi%20pada
%20tumbuhan%20dapat%20pula,Sistem%20multienzim%20ini
%20mengubah%20phenylalanine%20menjadi%20r-coumaric%20acid.
b. Teknik identifikasi dan elusidasi struktur dari suatu senyawa flavonoid
Menurut perkiraan, kira-kira 2 dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh
tumbuhan diubah menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya.
Flavonoida terdapat dalam semua tumbuhan hijau. Flavonoida terdapat pada semua
bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nektar, bunga, buah
dan biji. Semua varian flavonoida saling berkaitan karena alur biosintesis yang sama,
yang memasukkan prazat dari alur sikimat dan asetat malonat. Flavonoida pertama
dihasilkan segera setelah kedua alur tersebut bertemu. Flavonoida yang dianggap
pertama kali terbentuk pada biosintesis adalah khalkkon dan semua bentuk lain
diturunkan darinya melalui berbagai alur Markham, 1988. Dalam tubuh manusia,
flavonoida berfungsi sebagai antioksidan sehingga sangat baik untuk pencegahan
kanker. Manfaat lain lain flavonoida adalah melindungi struktur sel, meningkatkan
efektivitas vitamin C, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai anti bioktik
Muhammad, 2011. Dalam dosis kecil flavon bekerja sebagai stimulan pada jantung,
hesperidin mempengaruhi pembuluh darah kapiler, flavon terhidroksilasi bekerja
sebagai diuretik dan antioksidan pada lemak. Kegunaan flavonoida pada tumbuhan
adalah untuk menarik serangga yang membantu proses penyerbukan, membantu
menarik perhatian binatang yang membantu penyebaran biji Sirait, 2007.
Admin (2022) Struktur dasar senyawa flavonoid klasifikasi senyawa flavonoit.
Diakses pada tanggal 7 Desember 2022 pada laman https://text-
id.123dok.com/document/4zp47vrze-struktur-dasar-senyawa-flavonoida-
klasifikasi-senyawa-flavonoida.html

6. Metabolit sekunder adalah golongan senyawa yang terkandung dalam tubuh


mikroorganisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui proses metabolisme sekunder
yang disintesis dari banyak senyawa metabolisme primer, seperti asam amino, asetil
koenzim A, asam mevalonat dan senyawa antara dari jalur shikimate (Herbert, 1995). Pilih
salah satu senyawa organik bahan alam yang paling anda pahami struktur dan sifat-sifat
kimianya. Bagaimana caranya anda mengkarakterisasi senyawa tersebut dan temukan
hubungan keunikan struktur senyawa organik tersebut dengan pemanfaatannya bagi
makhluk hidup
Jawaban :
Mengutip modul Belajar Mandiri, contoh senyawa organik yang ada dalam tubuh
manusia adalah glukosa (monosakarida), asam amino, dan lemak (gliseril tristearat).
Beberapa contoh senyawa organik lain yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari
adalah hidrokarbon alifatik yang berupa bensin, parafin, gas metana, gas asetilena dan
sebagainya. Kemudian, ada pula senyawa aromatik (benzena, piridin, fenol, anilin, dan
tiofen dan sebagainya), alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, dan ester. Pada saat ini
ada sekitar 16 juta senyawa organik yang dikenal. Senyawa organik yang paling dikenal
adalah gula dan bensin. Gula berbentuk kristal putih sedangkan bensin merupakan
campuran hidrokarbon tak berwarna, mudah menguap, dan mudah terbakar. Pada bensin
sendiri ada yang disebut dengan bilangan oktan. Bilangan oktan suatu senyawa bensin
ditentukan oleh banyaknya kadar isooktana dalam bensin. Senyawa organik lain yang
mempunyai efek yang kuat dalam tubuh manusia contohnya alkohol dan kokain. Adanya
senyawa ini dalam tubuh menyebabkan orang mengkonsumsinya merasa gembira padahal
efeknya sangat berbahaya bagi kesehatan. Efek berbahaya bagi tubuh secara rinci dibahas
pada bab zat aditif dan psikotropika
Ulfa, Maria (2022) Mengenal Senyawa Organis dalam Kimia. Diakses pada tanggal 7
Desember 2022 pada laman https://tirto.id/mengenal-senyawa-organik-dalam-
kimia-ciri-ciri-dan-contohnya-go56

7. Salah satu bioaktivitas terpenoid berhubungan dengan hormon laki-laki dan perempuan
(testosteron dan estrogen). Jelaskan gugus fungsi yang mungkin berperan sebagai hormon
baik pada testosteron maupun estrogen
Jawaban :
a. Hormon testoteron
Dalam tubuh manusia hormon Testosteron memiliki banyak fungsi, dan secara
ringkas fungsi tersebut antara lain :
 Memulai pengembangan organ reproduksi internal dan eksternal laki-laki selama
tahap perkembangan janin
 Penting untuk produksi sperma pada masa kehidupan dewasa.
 Memberi sinyal ke tubuh untuk membuat sel-sel darah baru
 Memastikan bahwa otot dan tulang tetap kuat selama dan setelah masa pubertas
 Meningkatkan libido baik pada pria dan wanita.
 Berperan dalam munculnya tanda perubahan fisik dari anak laki-laki menjadi
seorang pria atau pubertas, yang meliputi, pertumbuhan penis, testis, dan kelenjar
prostat; pertumbuhan rambut wajah, rambut badan, dan rambut kemaluan;
perubahan pada suara yang bertambah berat; membangun otot dan tulang yang
kuat; meningkatkan tinggi dan memperbesar badan; menimbulkan perubahan
pada perilaku yang agresif
Muhlisin, Ahmad (2019) Hormon Testoteron. Diakses pada tanggal 7 Desember
2022 pada laman https://www.honestdocs.id/hormon-testosteron
b. Hormon estrogen
Selain mengatur siklus haid dan menopause wanita, estrogen memiliki banyak fungsi.
Berikut fungsi hormon estrogen pada wanita.
 Memperkuat tulang dan gigi
 Menjaga vagina dan saluran kemih
 Memulai siklus menstruasi
 Menjaga kehamilan
 Menjaga kesehatan jantung
 Menurunkan resiko kanker
Herliafifah, Riska (2021) Hormon Estrogen. Diakses pada tanggal 7 Desember 2022
pada laman https://hellosehat.com/wanita/gangguan-hormon-wanita/hormon-
estrogen/

8. Vitamin merupakan nutrien organic yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk berbagai
fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok
dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B, dan ternyata
masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan lagi vitamin-
vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut
dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin. Vitamin yang
larut dalam air, seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks kecuali (vitamin C) dan
vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol menurut abjad (vitamin
A,D,E,K).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam keadaan toksisitas di didalam
tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin. Anda telah mengenal
beberapa jenis vitamin dan kegunaanya untuk kelangsungan hidup manusia. Identifikasi
struktur dua jenis vitamin yang telah anda pahami dengan baik dan jelaskan gugus-gugus
fungsi yang berperan penting terkait dengan khasiatnya bagi kelangsungan makhluk hidup
Jawaban :
Terdapat 2 (dua) kelompok besar Vitamin, yaitu Vitamin yang dapat larut dalam air
(Water Soluble Vitamin) dan Vitamin yang dapat larut dalam Lemak (Fat Soluble
Vitamin). Vitamin-vitamin yang dapat larut dalam air diantaranya adalah Vitamin B dan
Vitamin C, sedangkan Vitamin-vitamin yang dapat larut dalam lemak adalah Vitamin A,
Vitamin D, Vitamin E dan Vitamin K.
a. Vitamin yang dapat larut dalam air salah satunya yaitu vitamin C. Fungsi dari Vitamin
C yaitu penting untuk kesehatan gigi dan gusi serta tulang, Membentuk sel-sel tubuh
dan pembuluh darah, mencegah penyakit kudis, meningkatkan daya tahan tubuh,
sebagai antioksidan.
b. Vitamin yang larut dalam lemak salah satunya yaitu vitamin A. fungsi dari Vitamin A
yaitu penting untuk indra penglihatan, menjaga kesehatan Kulit dan imunitas Tubuh
Dickson (2022) Jenis Jenis Vitamin dan Fungsinya. Diakses pada tanggal 7 Desember
2022 pada laman https://ilmupengetahuanumum.com/jenis-jenis-vitamin-dan-
fungsi-vitamin/

Anda mungkin juga menyukai