Anda di halaman 1dari 91

MODUL KULIAH

ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK

Azmi Mangalisu
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

Mata kuliah ini membahas tentang aneka ternak


berupa kelinci, puyuh, mencit dan berbagai amela
ternak lainnya. Produksi aneka ternak yang dibahas
pada mata kuliah ini mengenai pengertian, teknik
budidaya dan manfaat aneka ternak.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

MATERI PEMBELAJARAN
1. Produksi Kelinci

2. Produksi Lebah

3. Produksi Puyuh

4. Produksi Walet

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


ILMU PRODUKSI ANEKA
TERNAK
Azmi Mangalisu
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PENGERTIAN ANEKA TERNAK

Berbagai jenis hewan yang sengaja dipelihara dan


dikembangbiakkan, selain jenis ternak yang biasa
dipelihara (ayam, sapi, kerbau, kambing, domba, babi,
kuda).

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PENGERTIAN ANEKA TERNAK


Jenis hewan tersebut termasuk ke dalam komiditi
aneka ternak atau Miscellanous Livestock.

Aneka ternak juga meliputi satwa harapan yaitu


hewan liar yang memiliki prosepek baik untuk
ditangkarkan dan dikembangbiakkan.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PENGERTIAN ANEKA TERNAK


Aneka ternak adalah ternak-ternak yang tidak
dalam satu class.

Jenis aneka ternak berbeda pada beberapa daerah


bahkan negara.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

JENIS ANEKA TERNAK


1. Kelinci (Lepus cuniculus)
2. Lebah (Apis species)
3. Puyuh (Coturnix coturnix)
4. Bekicot
5. Walet
6. Kodok
7. Burung Unta
8. Semut Ranrang
9. Rusa
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

JENIS ANEKA TERNAK


10. Cacing Sutra
11. Cacing Tanah
12. Burung Merpati
13. Burung Hias
14. Bekicot
15. Mencit
16. Jangkrik
17. Ulat Hongkong
18. Ulat Sutera
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

KELINCI

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

LEBAH

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PUYUH

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

WALET

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

CACING SUTRA

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

CACING TANAH

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

MENCIT

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

ULAT SUTERA

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PRODUK ANEKA TERNAK


1. Sumber pangan yaitu daging, telur, madu, sarang
burung, walet.
2. Pakan
3. Sumber Sandang yaitu kulit, bulu, sutera
4. Fancy (hewan kesayangan)
5. Kosmetik dan obat-obatan : lilin, royal jelly, lintah,
cacing.
6. Hewan percobaan laboratorium
7. Tenaga Kerja
8. Pupuk organik
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
PRODUKSI TERNAK
KELINCI
Azmi Mangalisu
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SEJARAH SINGKAT
Ternak ini semula hewan liar yang sulit
dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak 2000 tahun
silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan
dan sebagai hewan percobaan.
Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak
kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi
tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup
di hampir seluruh dunia.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SEJARAH SINGKAT
Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi
penduduk relatif tinggi, Adanya penyebaran
kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda,
di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci,
Jawa disebut trewelu dan sebagainya.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

JENIS KELINCI
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci
diklasifikasikan sebagai berikut:
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

MANFAAT
Manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu dan
daging yang sampai saat ini mulai laku keras di
pasaran.

Selain itu hasil ikutan masih dapat dimanfaatkan


untuk pupuk, kerajinan dan pakan ternak.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

ALASAN BETERNAK KELINCI


1. Dapat memanfaatkan lahan sempit
2. Biaya produksi relatif murah sehingga tidak
membutuhkan modal besar
3. Pemeliharaan dan perawatannya mudah
4. Ternak penghasil daging berkualitas dengan kadar
lemak rendah
5. Hasil sampingnya masih bisa dimanfaatkan
6. Ketersediaan pakan yang melimpah
7. Termasuk ternak yang prolific
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PENGELOMPOKKAN KELINCI

1. Berdasarkan bentuk tubuh

2. Berdasarkan berat badan

3. Berdasarkan jenis bulu

4. Bersadarkan ukuran tubuh

5. Berdasarkan tujuan pemeliharaan

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BERDASARKAN BENTUK TUBUH

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BERDASARKAN BERAT BADAN


1. Kelinci besar, memiliki berat 6 kg ke atas.

2. Kelinci sedang, mempunyai berat 4 -6 kg.

3. Kelinci kecil, mempunyai berat sampai dengan 2 –

4 kg.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BERDASARKAN JENIS BULU


1. Bulu kelinci normal, mayoritas kelinci memiliki

jenis bulu ini. Terdiri dari 2 jenis bulu Fly-back


dan Rollback.

2. Bulu kelinci Rex

3. Bulu kelinci Satin

4. Bulu kelinci Wool

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BERDASARKAN UKURAN TUBUH


1. Small Rabbit Breeds ; di bawah 6 pon (2,7 kg)

2. Medium Rabbit Breeds ; di atas 6 pon (2,7 kg)

hingga 9 pon (4,1 kg)

3. Large Rabbit Breeds ; di atas 9 pon (4,1 kg)

hingga 11 pon (5 kg)

4. Giant Rabbit Breeds ; di atas 11 pon (5 kg +)

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu
BERDASARKAN TUJUAN
PEMELIHARAAN
1. Daging ; yang dikembangkan untuk dijual sebagai
penghasil daging
2. Fancy ; sebagai ternak hias atau hewan kesayangan

3. Penelitian ; dipelihara dan dikembangbiakkan khusus


untuk tujuan penelitian atau percobaan
4. Tekstil ; dikembangkan untuk digunakan kulit bulu,
sebagai pengganti kulit bulu hewan eksotis lainnya.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BUDIDAYA KELINCI
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam usaha
ternak kelinci adalah sebagai berikut :

1. Persiapan lokasi

2. Pembuatan kandang

3. Penyediaan bibit

4. Penyediaan pakan
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSYARATAN LOKASI

1. Dekat sumber air

2. jauh dari tempat kediaman

3. bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising

4. terlindung dari predator.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA DAN


PERLENGKAPAN
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dengan suhu
ideal 210C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12
jam dan melindungi ternak dari predator.
Untuk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan
pemisahan antara jantan dan betina. Kandang berukuran
200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup untuk 12 ekor
betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran
50x30x45 cm.
Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan
dan minum yang tahan pecah dan mudah dibersihkan.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA DAN


PERLENGKAPAN
Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan
menjadi 3 yaitu :
1. kandang induk. Untuk induk/kelinci dewasa atau
induk dan anak-anaknya,
2. kandang jantan, khusus untuk pejantan dengan
ukuran lebih besar
3. Kandang anak lepas sapih.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BENTUK KADANG
1. Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran,

ditempatkan dalam ruangan dan cocok untuk kelinci muda.

2. Kandang sistem ranch ; dilengkapi dengan halaman

pengumbaran.

3. Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar

untuk satu ekor dengan konstruksi Flatdech Battery (berjajar),

Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid).

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMBIBITAN
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama
pemeliharaan kelinci tersebut. Untuk tujuan jenis
bulu maka jenis Angora, American Chinchilla dan
Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang untuk
tujuan daging maka jenis Belgian, Californian,
Flemish Giant, Havana, Himalayan dan New
Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMILIHAN BIBIT DAN CALON INDUK


Bila peternakan bertujuan untuk daging, dipilih jenis
kelinci yang berbobot badan dan tinggi dengan
perdagingan yang baik, sedangkan untuk tujuan bulu
jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik
pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik untuk
keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak
mudah nervous, tidak cacat, mata bersih dan terawat,
bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERAWATAN BIBIT DAN CALON INDUK

Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang


baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang
perlu perhatian adalah pemberian pakan yang
cukup, pengaturan dan sanitasi kandang yang
baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SISTEM PEMULIABIAKAN
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik dan
mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan
dibedakan dalam 3 kategori yaitu:
1. In Breeding (silang dalam), untuk mempertahankan dan
menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
2. Cross Breeding (silang luar), untuk mendapatkan keturunan
lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
3. Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), untuk mendapat
bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang
merupakan perpaduan 2 keunggulan bibit.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

REPRODUKSI DAN PERKAWINAN


Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai
dewasa pada umur 5 bulan (betina dan jantan).
Bila terlalu muda kesehatan terganggu dan dan
mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali
mengawini, sebaiknya kawinkan dengan betina
yang sudah pernah beranak.
Waktu kawin pagi/sore hari di kandang pejantan
dan biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan,
setelah itu pejantan dipisahkan.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PROSES KELAHIRAN
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan
selama 30-32 hari.
Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dengan meraba
perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila
terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan.
Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang
beranak untuk memberi kesempatan menyiapkan
penghangat dengan cara merontokkan bulunya.
Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dengan
kondisi anak lemah, mata tertutup dan tidak berbulu.
Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMELIHARAAN
1. Sanitasi dan tindakan preventif

2. Pengontrolan penyakit

3. Perawatan ternak

4. Pemberian pakan

5. Pemeliharaan kandang

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SANITASI DAN TINDAKAN PREVENTIF

Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering


agar tidak jadi sarang penyakit.

Tempat yang lembab dan basah menyebabkan


kelinci mudah pilek dan terserang penyakit kulit.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PENGONTROLAN PENYAKIT

Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya


gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik
dan mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini
segera dikarantinakan dan benda pencemar juga
segera disingkirkan untuk mencegah wabah
penyakit.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERAWATAN TERNAK
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu.
Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dengan isi 2-3
ekor/kandang dan disediakan pakan yang cukup dan
berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu untuk
mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat
dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada
kelinci jantan dengan membuang testisnya.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMBERIAN PAKAN
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan
meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran
meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun
turi dan daun kacang panjang, biji-bijian/pakan
penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi,
kacang tanah, sorghum, dedak dan bungkil-
bungkilan.
Untuk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn
berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko
pakan ternak.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMBERIAN PAKAN
Pakan dan minum diberikan dipagi hari sekitar
pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang
dicampur sedikit air.
Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya
dan pukul 18.00 rumput diberikan dalam jumlah
yang lebih banyak.
Pemberian air minum perlu disediakan di
kandang untuk mencukupi kebutuhan cairan
tubuhnya.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMELIHARAAN KANDANG
Lantai/alas kandang, tempat pakan dan minum, sisa
pakan dan kotoran kelinci setiap hari harus
dibersihkan untuk menghindari timbulnya penyakit.
Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang untuk
membunuh bibit penyakit.
Dinding kandang dicat dengan kapur/ter. Kandang
bekas kelinci sakit dibersihkan dengan kreolin/lysol.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
PRODUKSI LEBAH

Azmi Mangalisu
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SEJARAH LEBAH
Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah
lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia
berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang
pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya.
Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat
dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly,
pollen, malam (lilin) dan sebagainya. Selanjutnya
manusia mulai membudidayakan dengan memakai
gelodog kayu dan pada saat ini dengan sistem stup.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SEJARAH LEBAH
Di Indonesia lebah ini mempunyai nama
bermacam-macam, di Jawa disebut tawon gung,
gambreng, di Sumatera barat disebut labah gadang,
gantuang, kabau, jawi dan sebagainya. Di Tapanuli
disebut harinuan, di Kalimantan disebut wani dan
di tataran Sunda orang menyebutnya tawon Odeng.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

JENIS LEBAH
Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas
insekta famili Apini dan genus Apis.

Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak


terdapat di Indonesia adalah A. cerana, A. Dorsata
A. Florea. Jenis unggul yang sering dibudidayakan
adalah jenis A. mellifera.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

JENIS LEBAH
Menurut asal-usulnya lebah dibagi 4 jenis berdasar
penyebarannya:

1. Apis cerana

2. Apis mellifera

3. Apis Dorsata

4. Apis Florea
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

MANFAAT
1. Madu sebagai produk utama berasal dari nektar bunga merupakan
makanan yang sangat berguna bagi pemeliharaan kesehatan,
kosmetika dan farmasi.
2. Royal jelly dimanfaatkan untuk stamina dan penyembuhan
penyakit, sebagai bahan campuran kosmetika, bahan campuran
obat-obatan.
3. Pollen (tepung sari) dimanfaatkan untuk campuran bahan
obatobatan/ kepentingan farmasi.
4. Lilin lebah (malam) dimanfaatkan untuk industri farmasi dan
kosmetika sebagai pelengkap bahan campuran.
5. Propolis (perekat lebah) untuk penyembuhan luka, penyakit kulit
dan membunuh virus influensa.
6. Keuntungan lain dari beternak lebah madu adalah membantu
dalam proses penyerbukan bunga tanaman sehingga didapat hasil
yang lebih maksimal.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSAYARATAN LOKASI
Suhu ideal yang cocok bagi lebah adalah sekitar 260C, pada
suhu ini lebah dapat beraktifitas normal. Suhu di atas 100C
lebah masih beraktifitas. Di lereng pegunungan/dataran
tinggi yang bersuhu normal (250C) seperti Malang dan
Bandung lebah madu masih ideal dibudidayakan.
Lokasi yang disukai lebah adalah tempat terbuka, jauh dari
keramaian dan banyak terdapat bunga sebagai pakannya.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BUDIDAYA LEBAH

1. Persiapan sarana dan prasarana


2. Pembibitan

3. Pemeliharaan

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA


1. Perkandangan
A. Suhu
Perubahan suhu dalam stup hendaknya tidak terlalu
cepat, oleh karena itu ketebalan dinding perlu diperhatikan
untuk menjaga agar suhu dalam stup tetap stabil. Yang umum
digunakan adalah kayu empuk setebal 2,5 cm.
B. Ketahanan terhadap iklim
Bahan yang dipakai harus tahan terhadap pengaruh hujan,
panas, cuaca yang selalu berubah, kokoh dan tidak mudah hancur
atau rusak.
C. Konstruksi
Konstruksi kandang tradisional dengan menggunakan
gelodok dari bambu, secara modern menggunakan stup kotak
yang lengkap denganframenya.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA

2. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam budidaya
lebah terdiri dari: masker, pakaian kerja dan sarung
tangan, pengasap, penyekat ratu, sangkar ratu, sapu
dan sikat, tempat makan, pondamen sarang, alat-
alat kecil,peralatan berternak ratu dan lain-lain.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMBIBITAN
1. Pemilihan bibit dan calon induk
2. Perawatan bibit dan calon induk
3. Sistem pemuliabiakan
4. Reproduksi dan perkawinan
5. Proses penetasan

???
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMELIHARAAN

1. Sanitasi, Tindakan Preventif dan Perawatan

2. Pengontrolan penyakit

3. Pemberian pakan

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SANITASI
Pada pengelolaan lebah secara modern lebah ditempatkan pada
kandang berupa kotak yang biasa disebut stup. Di dalam stup
terdapat ruang untuk beberapa frame atau sisiran.

Dengan sistem ini peternak dapat harus rajin memeriksa,


menjaga dan membersihkan bagian-bagian stup seperti
membersihkan dasar stup dari kotoran yang ada, mencegah
semut/serangga masuk dengan memberi tatakan air di kaki stup
dan mencegah masuknya binatang pengganggu.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PENGONTROLAN PENYAKIT

Pengontrolan ini meliputi menyingkirkan lebah


dan sisiran sarang abnormal serta menjaga
kebersihan stup.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMBERIAN PAKAN
Cara pemberian pakan lebah adalah dengan menggembala
lebah ke tempat di mana banyak bunga. Jadi disesuaikan
dengan musim bunga yang ada. Dalam penggembalaan yang
perlu diperhatikan adalah :
1. Perpindahan lokasi dilakukan malam hari saat lebah
tidak aktif.
2. Bila jarak jauh perlu makanan tambahan (buatan).
3. Jarak antar lokasi penggembalaan minimum 3 km.
4. Luas areal, jenis tanaman yang berbunga dan waktu
musim bunga.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMBERIAN PAKAN
Tujuan utama dari penggembalaan ini adalah untuk menjaga kesinambungan
produksi agar tidak menurun secara drastis.

Pemberian pakan tambahan di luar pakan pokok bertujuan untuk mengatasi


kekurangan pakan akibat musim paceklik/saat melakukan pemindahan stup saat
penggeembalaan.

Pakan tambahan tidak dapat meningkatkan produksi, tetapi hanya berfungsi untuk
mempertahankan kehidupan lebah.

Pakan tambahan dapat dibuat dari bahan gula dan air dengan perbandingan 1:1 dan
adonan tepung dari campuran bahan ragi, tepung kedelai dan susu kering dengan
perbandingan 1:3:1 ditambah madu secukupnya.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
PRODUKSI PUYUH

Azmi Mangalisu
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SEJARAH
Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang,
ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu.
Burung puyuh disebut juga gemak (bhs. Jawa-indonesia).
Bahasa asingnya disebut “quail”, merupakan bangsa burung
(liar) yang pertama kali diternakan di amerika serikat, tahun
1870. Dan terus dikembangkan ke penjuru dunia. Sedangkan di
indonesia puyuh mulai dikenal, dan diternak semenjak akhir
tahun 1979. Kini mulai bermunculan di kandangkandang
ternak yang ada di indonesia.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

KLASIFIKASI
Kelas : Aves (Bangsa Burung)
Ordo : Galiformes
Sub Ordo : Phasianoidae
Famili : Phasianidae
Sub Famili : Phasianinae
Genus : Coturnix
Species : Coturnix-coturnix japonica
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

MANFAAT
1. Telur dan dagingnya mempunyai nilai gizi dan rasa
yang lezat
2. Bulunya sebagai bahan aneka kerajinan atau perabot

rumah tangga lainnya


3. Kotorannya sebagai pupuk kandang ataupun
kompos yang baik dapat digunakan sebagai pupuk
tanaman
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSYARATAN LOKASI
1. Lokasi jauh dari keramaian dan pemukiman penduduk
2. Lokasi mempunyai strategi transportasi, terutama jalur
sapronak dan jalurjalur pemasaran
3. Lokasi terpilih bebas dari wabah penyakit
4. Bukan merupakan daerah sering banjir
5. Merupakan daerah yang selalu mendapatkan sirkulasi
udara yang baik.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA KANDANG


Penyiapan sarana kandang disini maksudnya menyiapakan kandang untuk

tempat tinggal puyuh serta bagaimana memodifikasi kandang agar burung

puyuh tidak gampang stress dan produksi telur menjadi meningkat.

Dalam sistem perkandangan yang perlu diperhatikan adalah temperature

yang ideal dan normal berkisar 20-25 derajat celcius. Adapun kandang yang

biasanya digunakan untuk budidaya burung puyuh,antara lain :

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA KANDANG


1. Kandang untuk induk petelur, kandang ini digunakan untuk pembibitan. Ukuran,
luas dan tinggi kandang ini semua sama dan kepadatannya pun boleh sama.

2. Kandang untuk anak puyuh dikhususkan untuk anak puyuh pada umur stater
yakni umur anakan puyuh 1 hari hingga 2-3 mingguan. Kandang ini sangat
berguna bagi anakan puyuh untuk menjaga tubuh puyuh tersebut tetap hangat
sehingga tidak rentan terhadap penyakit dan infeksi berbagai virus.

3. Kandang untuk puyuh grower (usia 3-6 mingguan) dan layer (usia lebih dari 6
minggu) dan bentuk ukuran kandang sama dengan untuk induk petelur,serta
alas kandang umumnya terbuat dari kawat ram.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN BIBIT UNGGUL


Dalam penyiapan bibit puyuh yang unggul harus
memperhatikan dulu tujuan dalam pemeliharaan puyuh
tersebut. Ada tiga tujuan dalam memelihara burung puyuh,
yaitu
1. Untuk produksi telur konsumsi maka dibutuhkan bubut
ketam betina yang sehat, bebas dari penyakit.
2. Untuk produksi daging puyuh maka harus dipilih bibit
puyuh jantan dan betina petelur yang unggul.
3. Untuk tujuan pembibitan.
Untuk hal ini pilihlah bibit puyuh betina yang baik produksi
telurnya, dan puyuh jantan yang siap membuahi puyuh
betina agar menjamin hasil telur tetas yang baik dan
berkualitas tinggi.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMELIHARAAN BURUNG PUYUH


Dalam pemeliharaan burung puyuh ada beberapa point yang harus
diperhatikan, antara lain :
1. Pemberian pakan (makan) dan minum, pemberian pakan pada
burung puyuh dapat berupa bentuk pallet, remah-remah dan
tepung. Pada puyuh anakan sebaiknya diberi pakan 2 kali dalam
sehari, yaitu pagi dan sore. Sedangkan untuk puyuh remaja/dewasa
sebaiknya diberikan satu kali dalam sehari yaitu pada pagi hari
2. Sanitasi dan pencegahan, untuk mencegah timbulnya penyakit
ternak pada burung puyuh, sebaiknya sanitasi lingkungan kandang
harus dijaga dengan baik dan agar tidak menyebabkan penyakit
yang tidak di inginkan.
3. Penerangan kandang dan sirkulasi kandang dalam pemeliharaan
burung puyuh maka yang harus diperhatikan adalah
memperhatikan ketersediaan cahaya matahari yang cukup supaya
puyuh mendapat vitamin D yang cukup dan alami dari sinar
matahari tersebut.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PANEN DAN PASCAPANEN


Beternak puyuh petelur hasil utamanya yaitu telur yang kaya akan

nutrisi berupa protein yang tinggi. Bahkan telurnya bisa dipanen setiap

hari sesuai dengan jumpah puyuh yang dibudidaya.

Tidak hanya menghasilkan telur, tetapi juga menghasilkan daging

afkiran. Sedangkan untuk pasca panen, kita bisa melakukan tindakan

seperti pembersihan kandang, pengerukan dan pendistribusian telur ke

pasar-pasar tradisional atau rumah-rumah makan.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


PRODUKSI WALET

Azmi Mangalisu
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SEJARAH SINGKAT
Burung Walet merupakan burung pemakan
serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur.
Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan
ukuran tubuh sedang/kecil, dan memiliki sayap
berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya
sangat kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini
tidak pernah hinggap di pohon.
Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di
gua-gua atau rumah-rumah yang cukup lembab,
remang-remang sampai gelap dan menggunakan
langitlangit untuk menempelkan sarang sebagai tempat
beristirahat dan berbiak.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SENTRA PETERNAKAN
Sentra Peternakan burung
walet banyak terdapat di
Sumatera, Jawa Barat, Jawa
Timur dan Jawa Tengah.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

KLASIFIKASI
Klasifikasi burung walet adalah sebagai berikut:
Superorde : Apomorphae
Orde : Apodiformes
Family : Apodidae
Sub Family : Apodenae
Tribes : Collacaliini
Genera : Collacalia
Species : Collacaliafuciphaga

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

MANFAAT
Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya
yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini
selain mempunyai harga yang tinggi, juga dapat
bermanfaat bagi dunia kesehatan.
Sarang walet berguna untuk menyembuhkan
paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah
dan penambah tenaga.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSYARATAN LOKASI
Persyaratan lingkungan lokasi kandang adalah:
1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000
m dpl.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh
kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung
buas pemakan daging.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka,
pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah
yang paling tepat.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

BUDIDAYA WALET

1. Persiapan Sarana Dan Prasarana

2. Persiapan Bibit

3. Pemeliharaan

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA

1. Suhu, Kelembaban dan Penerangan


Gedung untuk kandang walet harus memiliki
suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip
dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar
antara 24-26 0C dan kelembaban ± 80-95%.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA


2. Bentuk dan Konstruksi Gedung
Umumnya, rumah walet seperti bangunan gedung
besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m2 sampai 10×20 m2.
Makin tinggi bubungan dan semakin besar jarak antara
bubungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih
disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh
pepohonan tinggi.
Tembok gedung dibuat dari dinding berplester
sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bagian dalam
tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan
semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk
mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk
mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA


2. Bentuk dan Konstruksi Gedung
Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-
sarang dibuat dari kayukayu yang kuat, tua dan tahan lama,
awet, tidak mudah dimakan rengat. Atapnya terbuat dari
genting.
Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room
sebagai tempat berputarputar dan resting room sebagai
tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat
keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm2
dibuat di bagian atas.
Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan
kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke
timur dan dinding lubang dicat hitam.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN BIBIT
Umumnya para peternak burung walet melakukan dengan
tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan
rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut.
Untuk memancing burung agar lebih banyak lagi, pemilik
rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman suara
burung Walet. Ada juga yang melakukan penumpukan jerami yang
menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai bahan makanan
burung walet.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERSIAPAN BIBIT INDUK


Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang
diusahakan agar mau bersarang di dalam gedung
baru. Cara untuk memancing burung sriti agar masuk
dalam gedung baru tersebut dengan menggunakan
kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran
ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu
burung kembali mencari makan.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PEMELIHARAAN

1. Perawatan ternak

2. Sumber pakan

3. Pemberian pakan

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERAWATAN TERNAK
Anak burung walet yang baru menetas tidak berbulu dan
sangat lemah. Anak walet yang belum mampu makan sendir perlu
disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari.
Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan
pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu
dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh
diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara
mesin.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

PERAWATAN TERNAK
Setelah berumur ± 10 hari saat bulu-bulu sudah
tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak
khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang
diletakan ditengah atau pojok kotak.
Setelah berumur 43 hari, anak-anak walet yang
sudah siap terbang dibawa ke gedung pada malam hari,
kemudian dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi
rak minimal 2 m dari lantai.
Dengan ketinggian ini, anak walet akan dapat
terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara
terbang walet dewasa.
SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI
Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

SUMBER PAKAN
Burung walet merupakan burung liar yang mencari
makan sendiri. Makanannya adalah serangga-serangga kecil
yang ada di daerah pesawahan, tanah terbuka, hutan dan
pantai/perairan.
Untuk mendapatkan sarang walet yang memuaskan,
pengelola rumah walet harus menyediakan makanan
tambahan terutama untuk musim kemarau. Beberapa cara
untuk mengasilkan serangga adalah:
a. menanam tanaman dengan tumpang sari.
b. budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk.
c. membuat kolam dipekarangan rumah walet.
d. menumpuk buah-buah busuk di pekarangan rumah.

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI


Ilmu Produksi Aneka Ternak || Azmi Mangalisu

TERIMA KASIH
JJJ

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN MUHAMMADIYAH SINJAI

Anda mungkin juga menyukai