Anda di halaman 1dari 50

CASE PRESENTATION

KEJANG DEMAM
Clarissa Tan 01073210044
Dewinta Fitriiandyani 01073200156

dr. Fransisca Handy B.W.A, Sp.A


ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
NAMA An. Benzion Melviano Tama Sitohang

USIA 1 tahun 3 bulan

JENIS KELAMIN Laki-laki

TANGGAL LAHIR 8 Januari 2022

TANGGAL MASUK RS Senin, 3 April 2023

NO. MR 1109XXX
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis dengan kedua
orang tua pasien.

KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan kejang yang didahului oleh demam
sejak 15 menit SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

● Pasien datang dengan keluhan kejang yang didahului oleh demam


sejak 15 menit SMRS.
● Demam telah berlangsung sejak 1 hari SMRS.
● Kejang dikatakan berlangsung selama 1 menit, kelojotan seluruh tubuh
tanpa didahului oleh salah satu sisi ekstremitas.
● Sebelum dan sesudah kejang pasien dalam keadaan menangis.
● Pengukuran suhu tubuh (termometer digital ketiak) → 40,2” C.
● Ayah pasien memberikan pertolongan dengan membalurkan minyak
kayu putih pada seluruh tubuh (kepala-tubuh-ekstremitas)
● Setelah kejang berhenti pasien dikatakan langsung menangis, dan
langsung dibawa pada instalasi gawat darurat.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
● Batuk, pilek, mual-muntah disangkal.
● BAB cair disangkal, dan BAK dalam keadaan normal.
● Nafsu makan pasien sedikit berkurang → makan bersisa kurang lebih
⅓ dari porsi biasa, konsumsi air sedikit berkurang, dan susu formula
masih pada porsi normal
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Keluhan serupa (-)

RIWAYAT KEHAMILAN
● Masa kehamilan pertama, dan sehat selama masa kehamilan.
● Rutin kontrol Antenatal Care → dokter kandungan.
● Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan
obat-obatan lainnya disangkal sebelum dan selama masa
kehamilan.
● Ibu pasien menyangkal penyakit darah tinggi, kencing manis,
dan penyakit autoimmune, anemia sebelum dan selama masa
kehamilan.
RIWAYAT KELAHIRAN
Caesar → indikasi bayi letak lintang. Bayi lahir lahir → langsung menangis, sehat tanpa keperawatan pada
NICU.

RIWAYAT NUTRISI
● Kelahiran - 2 bulan : ASI selama 2 bulan sejak kelahiran, → susu formula sejak usia
● 3 bulan : Susu formula → ASI sedikit dan mulai tidak keluar.
● 6 bulan : MPASI bubur nasi disaring halus 1 x ½ gelas aqua + Susu formula
● 9 bulan : MPASI bubur tidak disaring 2-3 x ½ gelas aqua + Susu formula 5-6 x 130ml /hari
● 10 bulan : MPASI bubur tidak disaring 3 x ¾ gelas aqua + daging ayam/ikan cincang halus + sayuran
wortel/bayam (sekitar 4 ruas jari per porsi makan) + susu formula 7-8x 200ml/ hari.
RIWAYAT IMUNISASI
● Hepatitis B 4x, polio 4x, BCG 1x, DTP 3x, Hib 3x, PCV 3x, rotavirus 3x, influenza 1x, MR 1x, JE 1x, hepatitis A
1x
● Imunisasi terakhir → varicella 1 bulan lalu.

RIWAYAT PERKEMBANGAN
● Motorik kasar: duduk dan merangkak untuk bergerak berpindah tempat, berdiri beberapa detik.
● Motorik halus: bermain dengan benda kecil, menggenggam dan membawa dengan jari.
● Bicara dan bahasa: berbicara 3-4 kata belum jelas, mengangguk, menggeleng pada pertanyaan..
● Sosialisasi kemandirian: menunjuk hal yang diinginkan, memperlihatkan rasa marah, bermain dengan
teman sebaya, dan makan sendiri.

RIWAYAT ALERGI
Riwayat alergi pasien (-), Alergi pada keluarga pasien (-).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
● Riw. Kejang demam → Ayah pasien (1 x pada usia 1 tahun)
● Riwayat penyakit autoimmune, jantung bawaan, keganasan, dan penyakit penyerta lainnya disangkal
pada keluarga pasien.

RIWAYAT SOSIAL, EKONOMI, & LINGKUNGAN


● Pasien saat ini tinggal bersama kedua orangtuanya.
● Pasien merupakan masyarakat dengan ekonomi menengah.
● Lingkungan tempat tinggal bersih, bebas asap rokok, jauh dari pinggir jalan raya, sanitasi dan ventilasi
udara-air memadai cukup & bersih, dan paparan sinar matahari cukup masuk kedalam rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
KESADARAN UMUM Tampak sakit berat

KESADARAN E4 M6 V5 (Compos Mentis)

TANDA-TANDA VITAL

NADI 150 x/menit

PERNAPASAN 24 x/menit

SUHU 38.6 C

SpO2 100% Room Air


PEMERIKSAAN FISIK
Status Antropometri & Gizi

Berat Badan : 11.2 kg


Tinggi Badan : 82 cm
Lingkar Kepala : 46 cm
BB/U : +2 s/d -2 (BB normal)
TB/U : +2 s/d -2 (Perawakan normal)
BB/TB : +1 s/d -1 (Gizi baik)
LK/U : +2 s/d -2 (normal)
PEMERIKSAAN FISIK
Kurva Antropometri

Berat Badan : 11.2 kg


BB/U : +2 s/d -2

(BB normal)
PEMERIKSAAN FISIK
Kurva Antropometri

Tinggi Badan : 82 cm
TB/U : +2 s/d -2

(Perawakan normal)
PEMERIKSAAN FISIK
Kurva Gizi

Berat Badan : 11.2 kg


Tinggi Badan : 82 cm
BB/TB : +2 s/d -2

(Gizi baik)
PEMERIKSAAN FISIK
Kurva Antropometri

Lingkar Kepala : 46 cm
LK/U : +2 s/d -2

(Lingkar Kepala Normal)


PEMERIKSAAN FISIK
Kulit Warna kulit sawo matang, sianosis (-), lesi (-), perdarahan (-), jaringan parut (-),

Kepala Normosefali, rambut warna hitam merata.

Wajah Normofasies, edema (-), deformitas (-).

CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, RCL (+/+), RCTL (+/+), Mata
Mata
cekung (-)

Hidung Sekret (-/-)

Telinga Sekret (-/-), normotia


THT
Tonsil T1/T1, hiperemis (-)
Tenggorokan
Faring hiperemis (-), uvula intak di tengah

Leher KGB (-)


PEMERIKSAAN FISIK
Bentuk dada normal, pengembangan dada simetris,
Inspeksi
statis dan dinamis. Retraksi intercostal (-)

Paru-paru Palpasi Pengembangan dada simetris kiri kanan

Perkusi Sonor pada lapang seluruh lapang paru

Auskultasi VBS (+/+), Rh (-/-), Wh(-/-)

Inspeksi Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi Iktur cordis tidak teraba


Jantung
Perkusi Tidak dilakukan

Auskultasi S1S2 reguler, murmur (-), gallop (-)


PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen Inspeksi Distensi (-)

Auskultasi BU (+)

Perkusi Timpani seluruh regio abdomen

Palpasi Supel, NT epigastrium (-), hepar dan spleen tidak


teraba, turgor kulit normal.

Ekstremitas Akral hangat, CRT<2s, edema (-), deformitas (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Biochemistry
Hb : 13.80 (H) Na : 133 (L)
Ht : 40.80 K : 4.4
Eritrosit : 5.08 Cl : 99
Leukosit : 8.31
Diff. count : 0/0/3/52/36/9
Trombosit : 215
ESR : 13 (H)
MCV : 80.30
MCH : 27.20
MCHC : 33.80
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urinalysis

Macroscopic Microscopic
Color: Yellow Appearance: Clear Erythrocyte: 6
Specific Gravity: 1.025 pH: 5.0 Leucocyte: 2
LE : Negative Epithel: (1+)
Nitrit: Negative Casts: Negative
Protein: Negative Glucose: Negative Crystals: Negative
Keton: Negative Urobilinogen: 0.2 Others: Negative
Bilirubin: Negative Occult Blood: (1+) 25
Resume
Pasien datang dengan keluhan kejang yang didahului oleh demam sejak 15 menit sebelum masuk
rumah sakit. Demam berlangsung sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Kejang kelojotan seluruh
tubuh tanpa didahului salah satu sisi ekstremitas ± 1 menit. Sebelum dan sesudah kejang pasien dalam
keadaan menangis. Pengukuran suhu sebelum kejang 40,2 C. Riwayat kejang demam 1 x pada Ayah
pasien. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ditemukan pasien tampak sakit berat dengan GCS E4M6V5,
nadi 150x/ menit, pernapasan 24x/ menit, dan suhu 38.6 C. Status gizi dan antropometri pasien
berkesan perawakan normal dengan status gizi baik. Pemeriksaan status generalis normal. Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 13.80 (H), monosit 9 (H), ESR 13 (H), Na 133 (L), Occult Blood (1+)
25, erythrocyte 6.
DIAGNOSA

Kejang demam sederhana ec. Infeksi Virus,


dengan dehidrasi ringan-sedang
TATALAKSANA
AWAL
1. Airway: patensi jalur napas pasien, obstruksi pada jalur napas pasien (-)
2. Breathing: Saturasi oksigen→100% RA.
TATALAKSANA
Non-medikamentosa
Circulation:
Perhitungan kebutuhan cairan Holiday Segar, kekurangan cairan saat demam, dan dehidrasi:
● ((10kgbb pertama x 100 ml) + (10kgbb kedua x 50ml))
= ((10 kg x 100 ml) + (1,2 kg x 50 ml))
= 1060 ml/ 24 jam
● Perhitungan kebutuhan cairan tambahan saat demam (kenaikan suhu 1 C):
= ((10kgbb pertama x 100 ml) + (10kgbb kedua x 50ml)) x 12%
= 1060 ml/24 jam x 12%
= 127,2 ml/24 jam
● Perhitungan cairan dehidrasi
= ((10kgbb pertama x 100 ml) + (10kgbb kedua x 50ml)) x 5%
= 53 ml/24 jam

Total Kebutuhan cairan pasien : 1240,2 ml/ 24 jam.


Dengan kemampuan intake pasien yang masih dapat makan dan minum walaupun tidak dalam keadaan normal sehari-hari, maka
diberikan terapi cairan RL 1000ml / 24jam IV.
TATALAKSANA
MEDIKAMENTOSA EDUKASI
● Paracetamol 125 mg Supp SD ● Edukasi penggunaan Stesolid
● Paracetamol 4 x125 mg PO Pulv ● Edukasi cegah kejang demam
● Diazepam 5 mg Supp PRN ● Edukasi perkembangan
● Edukasi pemberian susu formula
PROGNOSIS
Ad Vitam : dubia ad bonam
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
ANALISA KASUS

● An. Benzion, usia 1 tahun 3 bulan, datang dengan keluhan kejang yang didahului oleh demam sejak 15 menit sebelum
masuk rumah sakit, selama kurang lebih satu menit.
● Kejang kelojotan seluruh tubuh, kejang fokal (-)
● Suhu sebelum kejang → 40,2 C.
● Riwayat kejang demam → Ayah pasien.

● Kejang demam sendiri diartikan sebagai bangkitan kejang umum terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun yang terjadi

pada kenaikan suhu rektal diatas 38 C → proses ekstrakranium.

● Kejang demam → kejang yang oleh kenaikan suhu tubuh tinggi secara tiba-tiba >38 C, tanpa pencetus dari suatu

penyakit seperti penyakit SSP, elektrolit, trauma, dan gejala sisa penggunaan obat-obatan.

● Kejang demam pada patofisiologi predisposisi genetik 10-20% garis keturunan pertama.

Ismael Soetomenggolo (1999) Buku Ajar Neurologi Anak. XI. (1983).

Febrile seizure - statpearls - NCBI bookshelf (no date). Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448123/ (Accessed: April 27, 2023).
Maniu, I. et al. (2021) “Inflammatory biomarkers in febrile seizure: A comprehensive bibliometric, review and visualization analysis,” Brain Sciences, 11(8), p. 1077. Available at: https://doi.org/10.3390/brainsci11081077

● Kejang pertama kali, kurang lebih 1 menit.


● Kejang kelojotan seluruh tubuh.
● Lonjakan suhu → 40,2 C sebelum kejang.

● Kejang demam sederhana → kejang didahului demam yang berlangsung singkat (<15 menit), dengan bentuk
kejang umum tonik atau klonik tanpa gerakan fokal, dan tanpa pengulangan pada 24 jam
● Kejang demam kompleks → kejang yang berlangsung lama (>15 menit), dengan bentuk kejang fokal atau satu
sisi, maupun kejang umum yang didahului oleh kejang parsial, dan terjadi pengulangan kejang dalam 24 jam.

ILAE, Commission on Epidemiology and Prognosis. Epilepsia 1993; 34:592-8.


Byeon, J.H., Kim, G.-H. and Eun, B.-L. (no date) Prevalence, incidence, and recurrence of febrile seizures in Korean children based on National Registry data, https://doi.org/10.3988/jcn.2018.14.1.43. Available at:
https://doi.org/10.3988%2Fjcn.2018.14.1.43 (Accessed: April 27, 2023).
Nelson, K.B. and Ellenberg, J.H. (1978) “Prognosis in children with febrile seizures,” Pediatrics, 61(5), pp. 720–727. Available at: https://doi.org/10.1542/peds.61.5.720
Annegers, J.F. et al. (1987) “Factors prognostic of unprovoked seizures after febrile convulsions,” New England Journal of Medicine, 316(9), pp. 493–498. Available at: https://doi.org/10.1056/nejm198702263160901

● Pada pemeriksaan fisik : CM, dan TTV normal selain suhu tubuh (38,6 C).
● Antropometri pasien berkesan perawakan normal dengan status gizi baik.
● Status generalis dalam batas normal, tidak ditemukan adanya tanda - tanda dehidrasi yang dialami pasien.

● Dehidrasi → berkurangnya cairan total tubuh (intraselular dan ekstraselular), juga dikaitkan dengan
abnormalitas dari elektrolit tubuh,
● Gejala demam, pada keadaan cairan tubuh yang hilang → tubuh akan kesulitan dalam meregulasi suhu
tubuh → menimbulkan gejala demam.

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. UKK Nefrologi IDAI. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011.
Noer, M.S., Prasetyo, Sp.A, dr. R.V. and Sp.BS, dr. W.S. (2018) “Hematuria Mikroskopik,” in D.N.A.S. Sp.A (ed.) Hematuria Pada Anak. Cetakan Pertama. Mulyorejo, Surabaya: Airlangga University Press, pp. 4–4.

Penyebab umum dehidrasi anak → diare akut, 70-90% infeksi dari virus (rotavirus, norovirus, dan enteroviruses),
20% bakteri (Salmonella, Shigella, and Escherichia coli).

Gejala dan manifestasi klinis yang ditimbulkan bervariasi berdasarkan derajat beratnya dehidrasi.
● Derajat ringan (3-5%), → asimtomatik + gejala muntah, dan diare.
● Derajat sedang (6-10%) → perubahan status mental, lesu, laju nadi naik, pulsasi turun, memanjangnya
waktu pengisian kapiler, pernapasan cepat, cekung pada mata dan ubun-ubun, turgor kulit menurun, dan
jumlah urin yang menurun.
● Derajat berat (>10%), → perubahan status mental yang lebih menurun, laju nadi naik, pulsasi lemah,
memanjangnya waktu pengisian kapiler, tekanan darah turun, pernapasan cepat, air mata yang sedikit
atau tidak keluar, cekung pada mata dan ubun-ubun, dan jumlah urin yang sangat sedikit.

Vega RM, Avva U. Pediatric Dehydration. [Updated 2022 Aug 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436022.

● Penyebab demam dapat dipikirkan oleh karena virus → klinis demam kenaikan suhu tinggi secara tiba tiba
(khas pada infeksi virus).
● Hb dan ESR yang meningkat, hitung leukosit dengan adanya kenaikan monosit dengan rasio
monosit/limfosit pada 0,25%, dan neutrofil/limfosit 1,52%.
● Urinalisis pasien : Occult Blood (1+) 25, erythrocyte 6 → Hematuria mikroskopik

● Kenaikan hemoglobin → dehidrasi → volume plasma turun → perubahan konsentrasi antara plasma darah
dan hemoglobin.
● Monosit → tidak signifikan sebagai indikator infeksi bakteri / virus
● Hematuria mikroskopik (Eritrosit >5/lapang pandang) → false-positif terhadap myoglobinuria, oksidasi, dan
dehidrasi akut yang menyebabkan lemah dan kerusakan pada filtrasi ginjal.

Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. UKK Nefrologi IDAI. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011.
Noer, M.S., Prasetyo, Sp.A, dr. R.V. and Sp.BS, dr. W.S. (2018) “Hematuria Mikroskopik,” in D.N.A.S. Sp.A (ed.) Hematuria Pada Anak. Cetakan Pertama. Mulyorejo, Surabaya: Airlangga University Press, pp. 4–4.
Infeksi virus → demam tinggi tiba-tiba → kejang demam

Dehidrasi akut asimtomatik / mekanisme tubuh


terhadap patogen → regulasi suhu tubuh↗↙

Dehidrasi Akut

Melemahnya dan kerusakan pada filtrasi ginjal

Hematuria mikroskopik
Tatalaksana
Tatalaksana Awal : Pasien datang sudah tidak dalam
keadaan kejang
1. Airway : Clear
2. Breathing : 24 x/menit → SpO2 100%
3. Circulation :
a. IV Perifer : RL 1000 ml/24 jam
b. Cek GDS : 88 mg/dL
Tatalaksana Saat Kejang
Tatalaksana
Medikamentosa

1. Paracetamol 125 mg Supp SD


2. Paracetamol 4 x 125 mg PO Pulv
3. Diazepam 5 mg Supp PRN
4. Cefotaxime 3 x 330 mg IV
Tatalaksana

Cefotaxime → antibiotik golongan beta-laktam yang diklasifikasikan sebagai


sefalosporin generasi ketiga berguna dalam mengobati strain bakteri yang
rentan mempengaruhi saluran pernapasan bagian bawah, saluran genito-kemih,
sistem saraf pusat, infeksi intra-abdomen, infeksi kulit, dan septikemia.

Pada pasien ini seharusnya tidak diberikan karena demam pasien yang muncul 1
hari atau dalam fase akut dan bersuhu tinggi diantara 39-40 derajat, didapatkan
skor sepsis qSOFA dengan nilai 1 (laju napas 24x/min), serta pasien tidak sedang
mengalami penyakit kronis dan tidak ada gangguan pada sistem imun atau
imunokompromais.

National Center for Biotechnology Information [Internet]. Cefotaxime. [cited 2023May1]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560653/
Tatalaksana
Rawat Inap → Observasi 24 jam

Kejang demam pasien merupakan kejang demam yang pertama kali


terjadi.

Indikasi atas dilakukannya rawat inap pada kejang demam anak:


(1). Kejadian kejang demam pertama.
(2). Kejang demam kompleks.
(3). Kejang demam pada bayi berusia kurang dari 6 bulan,.
(4). Kejang didahului demam melebihi 41 C.
(5). Kejang demam dengan adanya kelainan neurologis.

Laino, D., Mencaroni, E. and Esposito, S. (2018) “Management of pediatric febrile seizures,” International Journal of Environmental Research and Public Health, 15(10), p. 2232. Available at: https://doi.org/10.3390/ijerph15102232.
EDUKASI
● Edukasi saat kejang terjadi
● Edukasi cegah kejang demam
● Edukasi perkembangan
● Edukasi pemberian susu formula
EDUKASI PERKEMBANGAN
An. Benzion → tanda kemampuan perkembang
dengan berbicara 3-4 kata dan belum jelas, belum
dapat untuk berdiri untuk waktu yang lama dan hanya
dapat merangkak untuk berpindah tempat maupun
menggapai sesuatu.
MOTORIK KASAR
KASAR

Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
MOTORIK HALUS

Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
BICARA BAHASA

Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
SOSIALISASI KEMANDIRIAN

Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
EDUKASI NUTRISI
Edukasi pemberian nutrisi diberikan untuk mencegah adanya kelebihan nutrisi
yang dapat menyebabkan obesitas pada anak.

● Susu formula An. Benzion adalah 7-8x 200 ml/ hari + MPASI →
berlebih atas perhitungan dengan kebutuhan kalori sesuai dengan
berat badan ideal menurut tinggi badan, BB ideal (menurut TB) x RDA
menurut usia tinggi (usia dimana TB saat ini berada pada persentil
50).
● Maka didapatkan perhitungan →, 11 kg x 100 = 1100.
● Ibu pasien dapat menyediakan MPASI + susu formula dengan total
kalori 1100.
● Makanan keluarga diberikan 3x ¾ mangkuk (250ml)/hari + kudapan
2x.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai