CASE PRESENTATION Kejang Demam
CASE PRESENTATION Kejang Demam
KEJANG DEMAM
Clarissa Tan 01073210044
Dewinta Fitriiandyani 01073200156
NO. MR 1109XXX
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara Alloanamnesis dengan kedua
orang tua pasien.
KELUHAN UTAMA
Pasien datang dengan keluhan kejang yang didahului oleh demam
sejak 15 menit SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
RIWAYAT KEHAMILAN
● Masa kehamilan pertama, dan sehat selama masa kehamilan.
● Rutin kontrol Antenatal Care → dokter kandungan.
● Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan
obat-obatan lainnya disangkal sebelum dan selama masa
kehamilan.
● Ibu pasien menyangkal penyakit darah tinggi, kencing manis,
dan penyakit autoimmune, anemia sebelum dan selama masa
kehamilan.
RIWAYAT KELAHIRAN
Caesar → indikasi bayi letak lintang. Bayi lahir lahir → langsung menangis, sehat tanpa keperawatan pada
NICU.
RIWAYAT NUTRISI
● Kelahiran - 2 bulan : ASI selama 2 bulan sejak kelahiran, → susu formula sejak usia
● 3 bulan : Susu formula → ASI sedikit dan mulai tidak keluar.
● 6 bulan : MPASI bubur nasi disaring halus 1 x ½ gelas aqua + Susu formula
● 9 bulan : MPASI bubur tidak disaring 2-3 x ½ gelas aqua + Susu formula 5-6 x 130ml /hari
● 10 bulan : MPASI bubur tidak disaring 3 x ¾ gelas aqua + daging ayam/ikan cincang halus + sayuran
wortel/bayam (sekitar 4 ruas jari per porsi makan) + susu formula 7-8x 200ml/ hari.
RIWAYAT IMUNISASI
● Hepatitis B 4x, polio 4x, BCG 1x, DTP 3x, Hib 3x, PCV 3x, rotavirus 3x, influenza 1x, MR 1x, JE 1x, hepatitis A
1x
● Imunisasi terakhir → varicella 1 bulan lalu.
RIWAYAT PERKEMBANGAN
● Motorik kasar: duduk dan merangkak untuk bergerak berpindah tempat, berdiri beberapa detik.
● Motorik halus: bermain dengan benda kecil, menggenggam dan membawa dengan jari.
● Bicara dan bahasa: berbicara 3-4 kata belum jelas, mengangguk, menggeleng pada pertanyaan..
● Sosialisasi kemandirian: menunjuk hal yang diinginkan, memperlihatkan rasa marah, bermain dengan
teman sebaya, dan makan sendiri.
RIWAYAT ALERGI
Riwayat alergi pasien (-), Alergi pada keluarga pasien (-).
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
● Riw. Kejang demam → Ayah pasien (1 x pada usia 1 tahun)
● Riwayat penyakit autoimmune, jantung bawaan, keganasan, dan penyakit penyerta lainnya disangkal
pada keluarga pasien.
TANDA-TANDA VITAL
PERNAPASAN 24 x/menit
SUHU 38.6 C
(BB normal)
PEMERIKSAAN FISIK
Kurva Antropometri
Tinggi Badan : 82 cm
TB/U : +2 s/d -2
(Perawakan normal)
PEMERIKSAAN FISIK
Kurva Gizi
(Gizi baik)
PEMERIKSAAN FISIK
Kurva Antropometri
Lingkar Kepala : 46 cm
LK/U : +2 s/d -2
CA (-/-), SI (-/-), pupil bulat isokor 2mm/2mm, RCL (+/+), RCTL (+/+), Mata
Mata
cekung (-)
Auskultasi BU (+)
Macroscopic Microscopic
Color: Yellow Appearance: Clear Erythrocyte: 6
Specific Gravity: 1.025 pH: 5.0 Leucocyte: 2
LE : Negative Epithel: (1+)
Nitrit: Negative Casts: Negative
Protein: Negative Glucose: Negative Crystals: Negative
Keton: Negative Urobilinogen: 0.2 Others: Negative
Bilirubin: Negative Occult Blood: (1+) 25
Resume
Pasien datang dengan keluhan kejang yang didahului oleh demam sejak 15 menit sebelum masuk
rumah sakit. Demam berlangsung sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Kejang kelojotan seluruh
tubuh tanpa didahului salah satu sisi ekstremitas ± 1 menit. Sebelum dan sesudah kejang pasien dalam
keadaan menangis. Pengukuran suhu sebelum kejang 40,2 C. Riwayat kejang demam 1 x pada Ayah
pasien. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ditemukan pasien tampak sakit berat dengan GCS E4M6V5,
nadi 150x/ menit, pernapasan 24x/ menit, dan suhu 38.6 C. Status gizi dan antropometri pasien
berkesan perawakan normal dengan status gizi baik. Pemeriksaan status generalis normal. Pada
pemeriksaan penunjang ditemukan Hb 13.80 (H), monosit 9 (H), ESR 13 (H), Na 133 (L), Occult Blood (1+)
25, erythrocyte 6.
DIAGNOSA
● An. Benzion, usia 1 tahun 3 bulan, datang dengan keluhan kejang yang didahului oleh demam sejak 15 menit sebelum
masuk rumah sakit, selama kurang lebih satu menit.
● Kejang kelojotan seluruh tubuh, kejang fokal (-)
● Suhu sebelum kejang → 40,2 C.
● Riwayat kejang demam → Ayah pasien.
● Kejang demam sendiri diartikan sebagai bangkitan kejang umum terjadi pada anak usia 6 bulan - 5 tahun yang terjadi
● Kejang demam → kejang yang oleh kenaikan suhu tubuh tinggi secara tiba-tiba >38 C, tanpa pencetus dari suatu
penyakit seperti penyakit SSP, elektrolit, trauma, dan gejala sisa penggunaan obat-obatan.
● Kejang demam pada patofisiologi predisposisi genetik 10-20% garis keturunan pertama.
Febrile seizure - statpearls - NCBI bookshelf (no date). Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448123/ (Accessed: April 27, 2023).
Maniu, I. et al. (2021) “Inflammatory biomarkers in febrile seizure: A comprehensive bibliometric, review and visualization analysis,” Brain Sciences, 11(8), p. 1077. Available at: https://doi.org/10.3390/brainsci11081077
●
● Kejang demam sederhana → kejang didahului demam yang berlangsung singkat (<15 menit), dengan bentuk
kejang umum tonik atau klonik tanpa gerakan fokal, dan tanpa pengulangan pada 24 jam
● Kejang demam kompleks → kejang yang berlangsung lama (>15 menit), dengan bentuk kejang fokal atau satu
sisi, maupun kejang umum yang didahului oleh kejang parsial, dan terjadi pengulangan kejang dalam 24 jam.
● Pada pemeriksaan fisik : CM, dan TTV normal selain suhu tubuh (38,6 C).
● Antropometri pasien berkesan perawakan normal dengan status gizi baik.
● Status generalis dalam batas normal, tidak ditemukan adanya tanda - tanda dehidrasi yang dialami pasien.
● Dehidrasi → berkurangnya cairan total tubuh (intraselular dan ekstraselular), juga dikaitkan dengan
abnormalitas dari elektrolit tubuh,
● Gejala demam, pada keadaan cairan tubuh yang hilang → tubuh akan kesulitan dalam meregulasi suhu
tubuh → menimbulkan gejala demam.
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. UKK Nefrologi IDAI. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011.
Noer, M.S., Prasetyo, Sp.A, dr. R.V. and Sp.BS, dr. W.S. (2018) “Hematuria Mikroskopik,” in D.N.A.S. Sp.A (ed.) Hematuria Pada Anak. Cetakan Pertama. Mulyorejo, Surabaya: Airlangga University Press, pp. 4–4.
●
Penyebab umum dehidrasi anak → diare akut, 70-90% infeksi dari virus (rotavirus, norovirus, dan enteroviruses),
20% bakteri (Salmonella, Shigella, and Escherichia coli).
Gejala dan manifestasi klinis yang ditimbulkan bervariasi berdasarkan derajat beratnya dehidrasi.
● Derajat ringan (3-5%), → asimtomatik + gejala muntah, dan diare.
● Derajat sedang (6-10%) → perubahan status mental, lesu, laju nadi naik, pulsasi turun, memanjangnya
waktu pengisian kapiler, pernapasan cepat, cekung pada mata dan ubun-ubun, turgor kulit menurun, dan
jumlah urin yang menurun.
● Derajat berat (>10%), → perubahan status mental yang lebih menurun, laju nadi naik, pulsasi lemah,
memanjangnya waktu pengisian kapiler, tekanan darah turun, pernapasan cepat, air mata yang sedikit
atau tidak keluar, cekung pada mata dan ubun-ubun, dan jumlah urin yang sangat sedikit.
Vega RM, Avva U. Pediatric Dehydration. [Updated 2022 Aug 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436022.
●
● Penyebab demam dapat dipikirkan oleh karena virus → klinis demam kenaikan suhu tinggi secara tiba tiba
(khas pada infeksi virus).
● Hb dan ESR yang meningkat, hitung leukosit dengan adanya kenaikan monosit dengan rasio
monosit/limfosit pada 0,25%, dan neutrofil/limfosit 1,52%.
● Urinalisis pasien : Occult Blood (1+) 25, erythrocyte 6 → Hematuria mikroskopik
● Kenaikan hemoglobin → dehidrasi → volume plasma turun → perubahan konsentrasi antara plasma darah
dan hemoglobin.
● Monosit → tidak signifikan sebagai indikator infeksi bakteri / virus
● Hematuria mikroskopik (Eritrosit >5/lapang pandang) → false-positif terhadap myoglobinuria, oksidasi, dan
dehidrasi akut yang menyebabkan lemah dan kerusakan pada filtrasi ginjal.
Pardede SO, Tambunan T, Alatas H, Trihono PP, Hidayati EL. Konsensus infeksi saluran kemih pada anak. UKK Nefrologi IDAI. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011.
Noer, M.S., Prasetyo, Sp.A, dr. R.V. and Sp.BS, dr. W.S. (2018) “Hematuria Mikroskopik,” in D.N.A.S. Sp.A (ed.) Hematuria Pada Anak. Cetakan Pertama. Mulyorejo, Surabaya: Airlangga University Press, pp. 4–4.
Infeksi virus → demam tinggi tiba-tiba → kejang demam
Dehidrasi Akut
Hematuria mikroskopik
Tatalaksana
Tatalaksana Awal : Pasien datang sudah tidak dalam
keadaan kejang
1. Airway : Clear
2. Breathing : 24 x/menit → SpO2 100%
3. Circulation :
a. IV Perifer : RL 1000 ml/24 jam
b. Cek GDS : 88 mg/dL
Tatalaksana Saat Kejang
Tatalaksana
Medikamentosa
Pada pasien ini seharusnya tidak diberikan karena demam pasien yang muncul 1
hari atau dalam fase akut dan bersuhu tinggi diantara 39-40 derajat, didapatkan
skor sepsis qSOFA dengan nilai 1 (laju napas 24x/min), serta pasien tidak sedang
mengalami penyakit kronis dan tidak ada gangguan pada sistem imun atau
imunokompromais.
National Center for Biotechnology Information [Internet]. Cefotaxime. [cited 2023May1]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560653/
Tatalaksana
Rawat Inap → Observasi 24 jam
Laino, D., Mencaroni, E. and Esposito, S. (2018) “Management of pediatric febrile seizures,” International Journal of Environmental Research and Public Health, 15(10), p. 2232. Available at: https://doi.org/10.3390/ijerph15102232.
EDUKASI
● Edukasi saat kejang terjadi
● Edukasi cegah kejang demam
● Edukasi perkembangan
● Edukasi pemberian susu formula
EDUKASI PERKEMBANGAN
An. Benzion → tanda kemampuan perkembang
dengan berbicara 3-4 kata dan belum jelas, belum
dapat untuk berdiri untuk waktu yang lama dan hanya
dapat merangkak untuk berpindah tempat maupun
menggapai sesuatu.
MOTORIK KASAR
KASAR
Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
MOTORIK HALUS
Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
BICARA BAHASA
Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
SOSIALISASI KEMANDIRIAN
Buku SDIDTK Bab I-V. Kementrian Kesehatan RI; 2016 [cited 2023Apr24]. Available from: https://banpaudpnf.kemdikbud.go.id/
EDUKASI NUTRISI
Edukasi pemberian nutrisi diberikan untuk mencegah adanya kelebihan nutrisi
yang dapat menyebabkan obesitas pada anak.
● Susu formula An. Benzion adalah 7-8x 200 ml/ hari + MPASI →
berlebih atas perhitungan dengan kebutuhan kalori sesuai dengan
berat badan ideal menurut tinggi badan, BB ideal (menurut TB) x RDA
menurut usia tinggi (usia dimana TB saat ini berada pada persentil
50).
● Maka didapatkan perhitungan →, 11 kg x 100 = 1100.
● Ibu pasien dapat menyediakan MPASI + susu formula dengan total
kalori 1100.
● Makanan keluarga diberikan 3x ¾ mangkuk (250ml)/hari + kudapan
2x.
TERIMAKASIH