Anda di halaman 1dari 4

Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran dengan Rumus ABCD

Menurut Lukmanul Hakiim (2008) yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran adalah
arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses pembelajaran. Dalam setiap kegiatan
sepatutnya mempunyai tujuan. Karena tujuan menuntun kepada apa yang hendak
dicapai, atau sebagai gambaran tentang hasil akhir dari sesuatu kegiatan. Dengan
mempunyai gambaran jelas tentang hasil yang hendak dicapai itu dapatlah diupayakan
berbagai kegiatan ataupun perangkat untuk mencapainya.
Selanjutnya Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008) dalam perumusan tujuan haruslah
memiliki ketentuan sebagai berikut :
a.       Learner Oriented, yaitu berpatokan kepada perilaku siswa bukan perilaku guru.
Sehingga dalam perumusannya kata-kata siswa secara eksplisit harus dituliskan.
Selain itu perilaku yang diukur harus mungkin dapat dilakukan siswa bukan
perilaku yang tidak mungkin dilakukan siswa.
Contohnya : Setelah menyimak penjelasan guru, siswa kelas XII MA dapat
membuat berita berdasarkan rumus 5 W + 1 H.
Atau : Setelah melakukan diskusi kelompok, siswa kelas XI MA dapat
menafsirkan makna yang terkandung pada pasal 3 kode etik jrnalistik.
b.      Operational, yaitu rumusan tujuan harus dibuat secara spesifik dan operasional
sehingga mudah untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Dalam hal ini tidak
terlepas dari penggunaan kata kerja operasional menurut Bloom dan Anderson.
Sebab penggunaan kata yang masih umum (banyak penafsiran) akan
menghasilkan perilaku siswa yang umum dan demikian sebaiknya penggunaan
kata kerja yang khusus akan menghasilkan perilaku yang khusus pula.
Contoh penggunaan kata yang bersifat umum :
Setelah menyimak penjelasan guru, siswa kelas X MA dapat memahami cara
membuat berita berdasarkan rumus 5 W + 1 H. Kata memahami adalah kata
yang bersifat umum karena masih memerlukan kata kerja operasional lain sebagai
indikator untuk menentukan bahwa siswa memahami, misalnya membuat berita,
menyusun berita, menulis berita, dan lainnya.
Contoh yang lebih spesifik :
Setelah mengkaji berbagai sumber belajar, siswa kelas XI MA dapat
mengemukakan tiga contoh pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam
kehidupan bermasyarakat.
c.       Formula ABCD (Adience, Behaviour, Conditioning, Degree)
Menurut Baker (1971) yang dikutip dari Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008)
bahwa tujuan pembelajaran yang baik adalah mengandung unsur Adience,
Behaviour, Conditioning, Degree, biasanya unsur Conditioning (C) berada diawal
kalimat tujuan, baru diikuti unsur yang lain.
Adapun penjelasan dari Formula Baker sebagai berikut :
Audience, artinya sasaran sebagai pembelajar yang perlu
A dijelaskan secara spesifik agar jelas untuk siapa tujuan
tersebut diberikan.
Misalnya: Siswa kelas V MI, Kelas IX MTs, Kelas XII
MA, dan lainnya.
Behaviour, adalah perilaku spesifik yang diharapkan
dilakukan atau dimunculkan siswa setelah pembelajaran
B berlangsung. Behaviour ini dirumuskan dalam bentuk
kata kerja operasional.
Misalnya: Merinci, Membedakan, Mengidentifikasi,
Mengklasifikasikan, dan lainnya.
Conditioning, yaitu keadaan yang harus dipenuhi atau
dikerjakan siswa pada saat dilakukan pembelajaran.
C Misalnya: Dengan cara mengamati, Dengan berdiskusi,
Dengan menyimak penjelasan guru, Dengan membaca
buku sumber, Dengan menggunakan kamus, Dengan
menggunakan internet, dan lainnya.
Degree, adalah batas minimal tingkat keberhasilan
terendah yang harus dipenuhi dalam mencapai perilaku
D yang diharapkan. Penentuan ini tergantung jenis materi,
dan penting tidaknya materi.
Misalnya: 3 contoh, 4 jenis, minimal 4 macam, dan
lainnya.
 Berikut ini adalah contoh-contoh rumusan tujuan pembelajaran yang memenuhi
formula ABCDE:
1.      “Setelah mengkaji berbagai sumber belajar, siswa kelas XII MA dapat
menguraikan kembali proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara”
Audience Siswa kelas XII MA
Behaviour Menguraikan
Conditioning Setelah mengkaji berbagai sumber belajar
Degree Proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
 2.      “Setelah mengamati tayangan video, siswa kelas VII MTs dapat menjelaskan
proses metamorfosis kupu-kupu”
Audiensce Siswa kelas VII MTs
Behaviour Menjelaskan
Conditioning Setelah mengamati tayangan video
Degree Proses metamorfosis Kupu-kupu
 3.      “Setelah mempelajari Peta Wilayah Indonesia, siswa kelas III MI dapat
menyebutkan 5 pulau besar di Indonesia”
Audience Siswa kelas III MI
Behaviour Menyebutkan
Conditioning Setelah mempelajari Peta Wilayah
Indonesia
Degree 5 pulau besar di Indonesia
 B.  Kesimpulan
Penggunaan kata kerja operasional dalam merumuskan tujuan pembelajaran adalah
mutlak dan guru harus jeli memilih KKO agar tepat sesuai dengan materi dan perilaku
yang akan diukur pada peserta didik dapat dicapai dan terlihat. Dengan kata kerja yang
lebih spesifik itu juga akan memudahkan guru dalam pengorganisasian materi ajar,
metode yang akan dipakai, maupun model pembelajaran yang akan digunakan sehingga
pesan pembelajaran yang disampaikan terhadap peserta didik dapat dicapai dengan
optimal sesuai dengan indikator atau penanda yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar. 
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran akan lebih mudah bagi guru jika menggunakan
rumus ABCD (Audience, Behaviour, Conditioning, Degree) sehingga setiap rumusan
tujuan pembelajaran mengandung empat unsur perilaku yang terukur dari setiap diri
peserta didik. 
Daftar Kepustakaan
1.  Permendikbud No. 103 Tahun 2004 Tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Menengah.
2.      Hakiim, Lukmanul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : CV Wacana
Prima.
3.      Susilana, Rudi. dan Cepi Riyana. 2008. Hakekat, Pegembangan, Pemanfaatan,
dan Penilaian. Bandung : CV Wacana Prima.

Anda mungkin juga menyukai