Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL KOMPLIKASI DENGAN


ANEMIA PADA NY. E UMUR 18 TAHUN G1P0000 UK 11-12 MINGGU
DI PUSKESMAS PRANGGANG KEC. PLOSOKLATEN KAB. KEDIRI

Oleh :

VITA HAYIN RAHMAWATI


NIM 201908128

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

2019/2020
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU

HAMIL KOMPLIKASI DENGAN ANEMIA NY. E UMUR 18 TAHUN

G1P0000 UK 11-12 MINGGU TM III DI PUSKESMAS PRANGGANG

KAB. KEDIRI” di Puskesmas Pranggang telah disetujui oleh pembimbing.

Hari/tanggal : Januari 2020

Kediri, Januari 2020

Mahasiswa

Vita Hayin Rahmawati

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Ita Eko Suparni,SSiTM.Keb Farida Hidayati S.ST


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan “ Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Hamil KOMPLIKASI DENGAN ANEMIA PADA NY. E UMUR 18

TAHUN G1P0000 UK 11-12 MINGGU DI PUSKESMAS PRANGGANG

KEC. PLOSOKLATEN KAB. KEDIRI.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan menyusun laporan ini tidak lepas

dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak yang diberikan kepada penulis.

Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu selama penyusunan laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini karena keterbatasan pengetahuann dan kemampuan yang

penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran yang bermanfaat guna perbaikan dan

kesempurnaan makalah ini sangat penulis harapkan.

Kediri, Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan......................................................................................................3
1.3 manfaat....................................................................................................3
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA
2.1 Kajian dari sumber pustaka.....................................................................5
2.2 Kajian dari jurnal penelitian...................................................................17
BAB 3 Tinjauan Kasus
3.1 Data subjektif.........................................................................................22
3.2 Data Objektif..........................................................................................25
3.3 Analisa data/Diagnosa............................................................................28
3.4 Intervensi................................................................................................28
3.5 Implementasi..........................................................................................28
3.6 Evaluasi..................................................................................................30
BAB 4 Pembahasan
4.1 Pembahasan............................................................................................31
BAB 5 Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan.............................................................................................37
5.2 Saran.......................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang

didalam rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat

masa konsepsi hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari

ovulasi hingga partus yang diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak

melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014). Kondisi kesehatan calon ibu pada

masa awal kehamilan akan mempengaruhi tingkat keberhasilan kehamilan

serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih didalam rahim maupun

yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat menjaga perilaku

hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kondisi

calon ibu pada masa kehamilan (Johnson, 2016).

kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan

normal juga dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015).

Patologi pada kehamilan merupakan suatu gangguan komplikasi atau

penyulit yang menyertai ibu saat kondisi hamil (Sukarni & Wahyu, 2013).

Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu

kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu 2

bahkan setelah persalinan (Manuaba, 2011). Ibu hamil yang mengalami

gangguan medis atau masalah kesehatan akandimasukan kedalam kategori


risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan asuhan pada kehamilan

menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan

suatu bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat

disebabkan pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan.

Hal ini dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat

oleh kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk

kematian ibu hamil yang diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri,

2017).

Berdasarkan pengamatan World Health Organization (WHO) Tahun

2015, angka kematian ibu dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas adalah

sebesar 303.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000 jiwa

(WHO, 2015). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi

jika dibandingkan Negara-negara Association South East Asian (ASEAN),

dimana pada tahun 2012 angka kematian ibu sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup (Infodatin, 2013).

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan

pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa

memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per

100.000 kelahiran hidup. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2013 menunjukkan AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran

hidup (BKKBN, 2013).


Bila melihat target MDGs 2015 untuk AKI, target Indonesia adalah

menurunkan AKI mencapai 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan posisi

359 3 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 maka akan sangat sulit

bagi pemerintah untuk mencapai target penurunan AKI sebesar 102 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Melonjaknya AKI tidak terlepas

dari kegagalan program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB)

(Saputra, 2013).

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi

jika di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di

Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).

Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar

(49,5%), kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian

Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun

2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga,

2016).

Data provinsi Jawa Timur sendiri untuk tiga tahun terakhir cenderung

menurun. Hal ini bisa di pahami mengingat selama ini sudah dilakukan

dukungan beberapa program dari provinsi ke kabupaten/kota berupa beberapa

fasilitas yang baik dari segi manajemen program KIA maupun pencatatan

maupun pelaporan, peningkatan ketrampilan dari petugas di lapangan sendiri

serta melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan program KIA.


Menurut MDGs tahun 2015 target untuk AKI sebesar 102/100.000

kelahiran hidup. Dan angka ini mengalami penurunan di bandingkan pada

tahun 2014 yang telah mencapai 93,52% per 100.000 kelahiran hidup, untuk

penyebab kematian tertinggi pada ibu tahun 2015 adalah eklamsia yaitu

sebesar 162 (31%) sedangkan penyebab terkecilnya adalah infeksi sebesar 34

(6%). Sedangkan untuk masalah yang terkait 3 dengan KIA, bahwa AKB

stagnan di angka 25,3/1000 KH (Dinkes Provinsi Jawa Timur, 2015).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka di dapatkan suatu perumusan

masalah yaitu “Bagaimana Penerapan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil

KomplikasiPada Ny. E Umur 18 Tahun di puskesmas Pranggang Kecamatan

Plosoklaten Kabupaten Kediri’

1.3Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melaksanakan“Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Hamil Ny“E” G1P0000 Umur Kehamilan 11-12 Minggu di Puskesmas

Pranggang Memberikan asuhan kebidanan secara continuty of care

pada ibu hamil trimester I.


1.3.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif Asuhan Kebidanan Pada

Ny“E” G1P0000 Umur Kehamilan 11-12 Minggu di Puskesmas

Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

b. Melakukan analisa pada px dengan Asuhan Kebidanan Pada Ibu

hamil Ny“E” G1P0000 Umur Kehamilan 11-12 Minggu di

Puskesmas Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

c. Melakukan Perencanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny“E”

G1P0000 Umur Kehamilan 11-12 Minggu di Puskesmas Pranggang

Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

d. Melakukan Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil

Ny“E” G1P0000 Umur Kehamilan 11-12 Minggu di Puskesmas

Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri

e. Melakukan Evaluasi pada Hamil Ny“E” G1P0000 Umur Kehamilan

11-12 Minggu di Puskesmas Pranggang Kecamatan Plosoklaten

Kabupaten Kediri

1.4 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa mengerti mengenai penatalaksaan pada ibu hamil, mahasiswa

mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil, dan mengerti tindakan

segera yang harus dilakukan.


2. Bagi Lahan Peraktek

Dapat menjadi bahan masukan bagilahan peraktek dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan pada

Ibu Hamil sesuai standar pelayanan.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber referensi, sember bacaan dan bahan pengajaran terutama

yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin

yang sedang tumbuh didalam tubuhnya. Kehamilan biasanya berkisar 40

minggu atau 9 bulan, dihitung dari awal periode menstruasi sampai

melahirkan (Sarwono, 2012). Kehamilan merupakan suatu proses

reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar dapat berlangsung dengan

baik kehamilan mengandumg kehidupan ibu maupun janin (Purwaningsih,

dkk 2010). Masa kehamilan dimulai dari awal bertemunya sperma dan

ovum hingga lahirnya janin (Sulistyawati, 2013).

2. Kehamilan komplikasi

Kehamilan komplikasi berisiko akan menyebabkan terjadinya

bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu maupun

terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan, melahirkan

ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan nifas

normal. Kehamilan risiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang

kehamilannya mempunyai risiko lebih tinggi dan lebih besar dari normal

umumnya kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang bayinya) dengan

adanya risiko terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun sesudah

proses persalinanya kelak (Haryati N., 2012).


Komplikasi dalam kehamilan merupakan kejadian patologis

penyertaan yang terjadi saat kehamilan. Menurut Rukiyah,AY. dan Lia

Yulianti (2010) Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester I dan

II adalah kejadian yang sering timbul pada kehamilan trimester I dan II,

yaitu:

1) Anemia kehamilan; yaitu keadaan penurunan hemoglobin dan jumlah

eritrosit dibawah nilai normal, atau biasa disebut kurang darah.

Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah

atau kurang zat besi. Factor yang menyebabkan anemia defisiensi besi

adalah kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, gangguan

absorbs di usus, perdarahan akut atau kronis. Anemi defisiensi pada

wanita hamil berkaitan dengan defisiensi besi dan perdarahan akut.

2) Hyperemisis gravidarum; Wiknosastro (2005) dalam Rukiyah (2010)

bahwa Hyperemisis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan pada ibu hamil hingga dapat mempengaruhi berat badan ibu,

turgor kulit dan timbul aseton dalam urine. Hal ini juga dapat dikatakan

berat bial ibu hamil selalu muntah setiap kali minum atau makan,

akibatnya tubuh sangat lemas, muka pucat, dan frekuensi buang air

kecil menurun drastic, aktifitas sehari-hari menjadi terganggu dan

keadaan umum menurun.

3) Abortus atau keguguran; yaitu keluarnya hasil konsepsi sebelum

mampu hidup di luar kandungandengan berat badan kurang dari 1000 g,

atau umur kehamilan kurang dari 22 minggu.


4) Kehamilan dengan degenerasi penyakit trofoblas; yaitu penyimpangan

kehamilan dengan terjadi degenerasi hidrofik dari jonjot koreon,

sehingga berupa buah anggur yang mengandung banyak cairan dan

hormone (Manuaba, Ayucandranita, 2009).

5) Kehamilan Ektopik terganggu; adalah kehamilan yang terjadi bila sel

telur dibuahi berimplementasi dan tumbuh di luar endometrium kavum

uteri. Sedangkan Komplikasi dan penyulit kehamilan pada Trimester III

adalah kejadian yang timbul pada kehamilan trimester III, yaitu:

a. Kehamilan dengan hypertensi; yaitu tekanan darah yang lebih

tinggi dari 140/90 mmHg yang disebabkan karena kehamilan itu

sendiri, memiliki potensi yang menyebabkan gangguan serius pada

kehamilan.

b. Preeklamsi; yaitu penyakit dengan tanda-tanda hipertensi,

proteinuria dan edem yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini

umumnya terjadi dalam triwulan ketiga pada kehamilan tetapi

dapat terjadi sebelum, misalnya pada mola hydatidosa.

c. Eklampsia; adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam

persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang

(bukan karena kelainan saraf) dan atau koma dimana sebelumnya

sudah menunjukkan gejala-gejala pre-eklampsia.


3. Faktor yang mempengaruhi risiko tinggi pada kehamilan

a. Pendidikan

Semakin baik tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin

baik pola fikir yang terbentuk, sehingga pola pikir yang baik tersebut

akan membuat seseorang semakin terbuka terhadap hal-hal baru dan

mampu menerima informasi dengan baik. Pendidikan akan

mempengaruhi terbentuknya pengetahuan, sikap maupun perilaku

seseorang menjadi lebih baik. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu

hamil maka semakin baik pula tingkat kesadaran mengenai pentingnya

kesehatan sehingga perilaku kesehatan juga akan semakin membaik

(Purwanto, 2011).

b. Usia

Usia juga mempengaruhi resiko kehamilan pada seorang

wanita. Rentang usia yang memiliki resiko tinggi dalam kehamilan

adalah kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, pada usia kurang

dari 20 tahun kebutuhan zat besi meningkat dan pengetahuannya masih

rendah tentang kehamilan sampai menyusui, demikian pula pada usia

lebih dari 35 tahun kondisi fisik sudah menurun dan daya tahan tubuh

juga tidak lagi optimal serta rentan terhadap komplikasi penyakit

sehingga akan lebih beresiko untuk hamil (Henderson, 2012).

c. Pekerjaan

Ibu bekerja untuk mencari nafkah bagi kepentingan dirinya

sendiri maupun keluarganya, faktor bekerja saja tidak terlalu memberi


peran terhadap timbulnya suatu masalah pada ibu hamil akan tetapi

kondisi kerja yang menonjol serta aktivitas yang berlebihan dan

kurangnya istirahat saat bekerja berpengaruh besar terhadap kehamilan

dan kesehatan janin yang di kandungnya (Depkes RI, 2010).

d. Paritas

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh

seorang wanita (BKKBN, 2011). Menurut Manuaba (2010) paritas

merupakan peristiwa dimana seorang wanita pernah melahirkan bayi

dengan lama masa kehamilan antara 38 hingaa 42 minggu. Paritas

menurut Prawihardjo (2010) dibedakan menjadi tiga, yaitu :

1. Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan seorang bayi dengan

cukup umur dan hidup sehat.

2. Multipara/multigravida yaitu wanita yang telah melahirkan seorang

bayi hidup lebih dari satu kali.

3. Grandemultipara yaitu wanita yang pernah melahirkan sebanyak

lima kali atau lebih dan biasanya mengalami kesulitan dalam

kehamilan dan persalinannya. Jarak kehamilan juga merupakan hal

penting untuk diperhatikan, Jarak kehamilan yang optimal adalah

lebih dari 36 bulan kehamilan sebelumnya,sedangkan jarak

kehamilan yang dekat adalah kurang dari 2 tahun.


e. Tinggi badan

Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm,

memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena

lebih mungkin memiliki panggul yang sempit (Nurhayati, N., 2012).

4. Anemia Kehamilan

Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar

hemoglobin dibawah nilai normal. Pada penderita anemia lebih sering

disebut dengan kurang darah, kadar sel darah merah dibawah nilai normal

(Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010).

Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya

kadar zat warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut

sebagai hemoglobin. (Manuaba, 2010).

Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah

kekurangan zat besi.Hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia

pada kunjungan pertama kehamilan.Bahkan, jika tidak mengalami anemia

pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia pada

kehamilan lanjutannya (Proverawati, 2011).

1. Tanda dan gejala anemia pada Ibu Hamil

Bila kadar Hb < 7gr% maka gejala dan tanda anemia akan jelas. Nilai

ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu

hamil berdasarkan kriteria WHO tahun 1972 ditetapkan 3 kategori

1) Normal > 11gr%

2) Ringan 8-11gr%
3) Berat <8gr% (Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk, 2010)

Gejala yang mungkin timbul pada anemia adalah keluhan lemah,

pucat dan mudah pingsan walaupun tekanan darah masih dalam

batas normal (Feryanto, Achmad, 2011).

Menurut Proverawati (2011) banyak gejala anemia selama

kehamilan, meliputi:

a. Merasa lelah atau lemah

b. Kulit pucat progresif

c. Denyut jantung cepat

d. Sesak napas

e. Konsentrasi terganggu

2. Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

penyebab anemia secara umum adalah:

1) Kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, misalnya

faktor kemiskinan.

2) Penyerapan zat besi yang tidak optimal, misalnya karena diare.

3) Kehilangan darah yang disebabkan oleh perdarahan menstruasi

yang banyak, perdarahan akibat luka.

Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah

kekuangan zat besi.Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang

merupakan komponen pembentuk Hb. Oleh karena itu disebut

“Anemia Gizi Besi”.


Anemia gizi besi dapat terjadi karena hal-hal berikut ini:

a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak

mencukupi kebutuhan.

b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.

c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh. (Achmad,

2011)

3. Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena

perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan

pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% pada

trimester II kehamilan dan maksimum terjadi pada pada bulan ke-9,

menurun sedikit menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah

partus (Ai Yeyeh, dkk, 2010).

4. Faktor Resiko Anemia Dalam Kehamilan

Tubuh berada pada resiko tinggi untuk menjadi anemia selama

kehamilan jika:

1) Mengalami dua kehamilan yang berdekatan

2) Hamil dengan lebih dari satu anak

3) Sering mual dan muntah

4) Tidak mengkonsumsi cukup zat besi

5) Hamil saat masih remaja

6) Kehilangan banyak darah (misalnya dari cedera atau selama

operasi) (Atikah, 2011)


5. Pengaruh Anemia Pada Kehamilan

Tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia.Anemia

juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel

tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen.Pada wanita hamil

anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan

persalinan.Resiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan

bayi lahir rendah dan angka kematian perinatal meningkat. Pengaruh

anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan

hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan (Abortus, partus

prematurus), gangguan proses persalinan (atonia uteri, partus lama),

gangguan pada masa nifas (daya tahan terhadap infeksi dan stress,

produksi ASI rendah) dan gangguan pada janin (abortus, mikrosomia,

BBLR, kematian perinatal) (Ai Yeyeh, dkk, 2010).

6. Pencegahan Anemia Kehamilan

Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya

anemia jika sedang hamil. Makan makanan yang tinggi kandungan zat

besi (seperti sayuran berdaunan hijau, daging merah dan kacang tanah)

dapat membantu memastikan bahwa tubuh menjaga pasokan besi yang

diperlukan untuk berfungsi dengan baik.Pemberian vitamin untuk

memastikan bahwa tubuh memiliki cukup zat besi dan folat.Pastikan

tubuh mendapatkan setidaknya 27 mg zat setiap hari.Jika mengalami

anemia selama kehamilan, biasanya dapat diobati dengan mengambil

suplemen zat besi.Pastikan bahwa wanita hamil diperiksa pada


kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia (Atikah,

2011).

7. Pengobatan Anemia Kehamilan

Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet

mengandung 200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang

sedang hamil dan menyusui, kebutuhan zat besinya sangat tinggi

sehingga perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak

remaja.Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan

dianjurkan minum 1 (satu) tablet setiap hari selama haid. Untuk ibu

hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah paling sedikit selama 90

hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.

Perawatan diarahkan untuk mengatasi anemia.Transfusi darah

biasanya dilakukan untuk setiap anemia jika gejala yang dialami cukup

parah (Atikah, 2011).

2.2 Hasil penelitian berdasarkan Jurnal Ilmiah

Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Puskesmas Tenayan

Raya Pekan Baru Tahun 2013

Paritas menunjukkan hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia

pada ibu hamil . Paritas > 3 orang menyebabkan anemia kehamilan 3,2 kali

dibandingkan dengan paritas 1-3 orang (CI 95% : OR = 1,66 – 6,16). Hasil

penelitian ini ditunjang oleh teori Seorang ibu yang sering melahirkan

mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila


tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi, karena selama hamil zat-zat gizi

akan berbagi untuk ibu dan janin yang dikandungnya. Semakin sering

seorang wanita melahirkan maka semakin besar risiko kehilangan darah dan

berdampak pada penurunan kadar Hb. Setiap kali wanita melahirkan, jumlah

zat besi yang hilang diperkirakan sebesar 250mg (wikjosastro, 2005). Hal

yang sama ditemukan oleh Rohas (2010) yaitu bahwa ibu hamil dengan

paritas tinggi berisiko 33,0 kali untuk anemia.

Kecukupan konsumsi zat besi selama hamil menunjukkan hubungan

sebab akibat dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Konsumsi zat besi <30

butir/bulan menyebabkan anemia pada ibu hamil 3 kali dibandingkan ibu

hamil dengan konsumsi zat besi ≥ 30 butir/bulan (CI 95% : OR = 1,59-

5,80).Ditemukannya teori yang mendukung, Menurut teori Wiknjosastro,dkk

(2005) keperluan akan zat besi pada kehamilan akan bertambah terutama

pada trimester akhir, pada proses pematangan sel darah merah zat besi

diambil dari transferin plasma yaitu cadangan besi dalam serum. Apabila

cadangan plasma tidak cukup maka akan mudah terjadi anemia. Hal yang

sama ditemukan oleh Buana (2004), ibu hamil yang mendapatkan /

mengkonsumsi tablet besi <30 tablet/bulan mempunyai peluang 2,286 kali

untuk menderita anemia dibanding ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi

>30 tablet/bulan.

Pendidikan menunjukkan hubungan sebab akibat dengan kejadian

anemia pada ibu hamil. Pendidikan rendah dapat menyebabkan terjadinya

anemia pada ibu hamil 2,4 kali dibandingkan dengan pendidikan tinggi (CI
95% : OR = 1,24-4,50). Anemia banyak terjadi pada kelompok penduduk

dengan tingkat pendidikan yang rendah. Kelompok ini umumnya kurang

memahami akibat dari anemia, kurang mempunyai akses informasi anemia

dan penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan makanan bergizi yang

mengandung zat besi lebih tinggi, sehingga pada penduduk yang tingkat

pendidikannya lebih rendah cenderung terkena anemia dari pada yang

berpendidikan tinggi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Buana (2004) bahwa ibu hamil yang mempunyai tingkat pendidikan yang

rendah mempunyai peluang 3,523 kali untuk menderita anemia dibandingkan

ibu yang berpendidikan tinggi.

Status KEK menunjukkan hubungan sebab akibat dengan kejadian

anemia pada ibu hamil. Status KEK dapat menyebabkan terjadinya anemia

pada ibu hamil 2,8 kali dibandingkan dengan ibu hamil tidak KEK (CI 95% :

OR = 1,44-2,50). Menurut Hardinsyah (2000) menyebutkan bahwa 41%

(2,0juta) ibu hamil menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi pada

ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas dari keadaan sosial, ekonomi,

dan bio-sosial dari ibu hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan,

tingkat pendapatan, konsumsi pangan, umur, paritas, dan sebagainya yang

bisa berujung pada anemia. Penlitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Buana (2004) bahwa ibu hamil yang mempunyai ukuran lila

yang berisiko KEK mempunyai peluang 4,455 kali menderita anemia

dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mempunyai resiko.


BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL KOMPLIKASI DENGAN

ANEMIA PADA NY. W UMUR 38 TAHUN G3P2002 UK 26 4/7 MINGGU

TM III DI PUSKESMAS PRANGGANG KAB. KEDIRI

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Bidan Di : Puskesmas

Tanggal : 22 Januari 2020 Pukul : 09. 00 wib

1.1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : Ny. E Nama Suami : Tn. J

Umur : 18 Thn Umur : 25 Thn

Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Ds. Sumberagung

1.1.2 Alasan kunjungan saat ini

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan nya

1.1.3 Keluhan utama

Ibu mengatakan mual muntah dan sering mengalami lemas, malas

beraktifitas
1.1.4 Riwayat menstruasi

 Menarche : 14 tahun

 Siklus menstruasi : 28 Hari (teratur)

 Lama : 3-7 hari

 Banyaknya darah : 2-3 x ganti pembalut

 Konsistensi : Cair

 Dysmenorhoe : Tidak

 Flour albus : Tidak

 HPHT : 20-07-19

 HPL : 27-04-20

1.1.5 Status perkawinan

 Kawin : 1 kali

1.1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas Anak


N Suami
Umur Peny. penol jenis temp Peny. Peny. L/ BB/ Meny H/ KB Ket
o. ke
P PB usui M
1. Hamil 11-12
ini mgg

1.1.7 Riwayat kehamilan sekarang

 Hamil yang ke : 1 (Satu)

 Umur kehamilan :11-12 Minggu

 Gerak anak sekarang :-

 Periksa kehamilan : TM I : Periksa/tidak, berapa kali: 2 x

TM II : Periksa/tidak, berapa kali: -

TM III : Periksa/tidak, berapa kali: -


 Riwayat imunisasi TT : TT 5

 Status TT : Lengkap

 Pernah mendapatkan tablet Fe : Ya

 Fe diminum teratur :Ya

1.1.8 Riwayat kesehatan keluarga

a. Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa :

b. Penyakit keturunan

 Jenis penyakit

- Hipertensi : Tidak ada

- DM : Tidak ada

- ASMA : Tidak ada

c. Penyakit lain dalam keluarga

 Jenis penyakit

- TBC : Tidak ada

- Hepatitis : Tidak ada

1.1.9 Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit menahun : Tidak ada

 Penyakit menurun : Tidak ada

 Penyakit menular : Tidak ada

1.1.10 Keadaan psikososial

a. Kehamilan ini diharapkan

Alasan : tidak menunda kehamilan setelah menikah


b. Kehamilan ini direncanakan

Alasan :

c. Harapan terhadap kehamilan sekarang

- Jenis kelamin : Perempuan / Laki-laki

- Penolong : Bidan

- Tempat bersalin : PBM

1.1.11 Latar belakang budaya dan dukungan keluarga

 Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil : 7 bulanan

 Dukungan dari suami :Memberi semangat dan perhatian yang

lebih

 Dukungan dari keluarga yang lain :Memberi dukungan dan

perhatian

1.1.12 Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Makan dan minum : 2-3 x / hari

Porsi : 1/5 porsi (Nasi, lauk, dan sayur

(pilih-pilih)

Keluhan yang dirasakan : lemas, mual, muntah

b. Pola Eliminasi

BAB : 1 x/hari

BAK : 5-7 x/hari

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada


c. Pola istirahat tidur

Siang 1 jam, malam 6-8 jam

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

d. Pola Aktivitas

Membersihkan rumah, memasak, dan istirahat

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

e. Pola seksualitas

1x dalam seminggu ( tidak pasti )

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

f. Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll sebelum hamil : Tidak ada

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll selama hamil : Tidak ada

g. Personal Hygiene

Mandi dan gosok gigi : 2 x / hari

Ganti celana dalam dan pembalut : 2-3 x/ hari

Cara membersihkan genetalia : Dari depan ke belakang

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

3.2 DATA OBJEKTIF

3.2.1 Pemeriksaan Umum

 Kesadaran : Composmentis

 TD :100/80 mmhg

 Suhu : 36, 5 ° C
 Nadi : 80 x/m

 RR : 20 x/m

 BB

- sebelum hamil : 52 kg

- Sekarang : 59 kg

 TB : 153 cm

 LILA : 23,5 cm

 TBJ :-

3.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. INSPEKSI

- Kepala : Rambut hitam, tidak ada ketombe, rambut tidak

rontok

- Muka : Kelopak mata :- Kanan : Simetris

- Kiri : Simetris

Conjungtiva : -Kanan : Pucat

-Kiri : Pucat

Sklera : -Kanan : Tidak ikterik

-Kiri : Tidak ikterik

- Mulut : Bibir : Lembab

Lidah : Tampak bersih

Gigi : Tidak ada caries

- Hidung : Simetris

Sekret: Tidak ada


Kebersihan : Bersih

- Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid: Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

- Dada : Simetris kanan dan kiri

Pembesaran payudara : Tidak ada

Hiperpigmentasi : Areola

Papila mammae : Menonjol

Keluaran : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

- Perut : Pembesaran : Sesuai UK

Bekas luka operasi : Ada

Linea : Tidak ada

Striae : Ada

Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

- Genetalia : Tidak dilakukan

Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : Tidak ada

Varises : Tidak ada

b. PALPASI

Leher : Pembesaran vena jugularis : Tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid: Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

Dada : Benjolan/ Tumor : Tidak ada


Keluaran : Tidak ada

Perut : Pembesaran lien/ liver : Tidak ada

 Leopold I : TFU 9cm

 Leopold II : Balt +

 Leopold III : Tidak dilakukan

 Leopold IV : Tidak dilakukan

c. AUSKULTASI:

DJJ : Tidak dilakukan

d. PERKUSI

Reflek Patela : Kanan +, Kiri +

Perut : Tidak kembung

e. Pemeriksaan panggul luar

Tidak dilakukan

f. Pemeriksaan dalam (bila ada indikasi)

Tidak dilakukan

g. Pemeriksaan laboratorium ( 22/01/2020)

- Hb : 9,1 gr

- Golongan darah : O+

- Albuminuria : (-)

- Reduksi Urine : (-)

- HBsAg : NR (Non Reaktif)

- HIV/PITC : NR (Non Reaktif)


h. Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

3.3 ANALISA/DIAGNOSA:

Diagnosa :Ny. E usia18 tahun G1P000 UK 11-12 minggu janin tunggal

hidup intra uteri dengan anemia

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : KIE tentang dampak anemia dan asupan makanan yang

bergizi

3.4 INTERVENSI

1. Jelaskan hasil pemeriksaan

R: Klien mengerti tentang keadaannya saat ini

2. Jelaskan tentang kehamilan dengan anemia

R : mengetahui tentang anemia pada kehamilan

3. Berikan penjelasan tentang dampak anemia dan cara mengatasi anemia

R : mengetahui cara mengatasi anemia pada kehamilan

4. Anjurkan untuk tetap meminum tablet fe yang di berikan

R : mencegah terjadi anemia yang lebih parah dan mengurangi risiko

perdarahan

5. Berikan terapi sesuai usia kehamilan

R : memberikan KIE dan tablet Fe

6. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan bila ada keluhan

R : kunjungan ulang sebulan lagi atau bila ada keluhan sewaktu-waktu


3.5 IMPLEMENTASI

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan laboratorium kadar Hb 9,1 gr

2. Menjelaskan mengenai anemia pada kehamilan yang dialami oleh ibu

3. Menjelaskan pada ibu tentang dampak anemia pada kehamilan dan cara

mengatasi anemia yang dialami ibu

4. Menganjurkan ibu untuk menghabiskan tablet Fe sesuai resep yang

diberikan

5. Memberikan terapi Fe pada ibu dan memberikan KIE tentang anemia

yang dialami oleh ibu

6. Menganjurkan ibu untuk periksa jika sewaktu-waktu adalah keluhan

3.6 EVALUASI

Tanggal 22 Januari 2020

S : Ibu mengatakan sudah mengerti KIE yang diberikan oleh bidan

O : Ibu dapat mengulangi kembali KIE yang sudah diberikan

A : Ny. E usia 18 tahun uk 11-12 minggu dengan anemia

P : - Menjelaskan tentang anemia pada kehamilan

- Menjelaskan tentang dampak anemia pada kehamilan

- Menjelaskan tentang cara mengatasi anemia pada kehamilan

- Memberiakn terapi Fe

- Menganjurkan perikssa sewaktu-waktu bila ada keluhan


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah komplikasi

kehamilan yang dapat muncul melalui tanda bahaya kehamilan. Pengetahuan

ibu hamil dalam mengenali tanda bahaya dapat menjadi salah satu penentu

perawatan kehamilan untuk mencegah komplikasi.

1. Data Subjektif

Berdasarkan dari data subjektif didapatkan keluhan Ny. E Pada kasus diatas

tidak ada keluhan.

2. Data Objektif

Menurut teori data yang diperoleh melalui pemeriksaan inspeksi,

palpasi, auskultasi, dan perkusi yang dilakukan secara berurutan data

tersebut meliputi : Pemeriksaan Fisik, Pemeriksaan Sistemis, Pemeriksaan

Penunjang.

Pada langkah ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari

pemeriksaan yang dilakukan langsung kepada pasien dan semua sumber

yang berkaitan dengan kondisi klien. Dalam prakteknya pengkajian sudah

dilakukan sesuai dengan teori, meliputi pengkajian data objektif, sehingga

dalam melakukan pengkajian data objektif sudah dilakukan sesuai dengan

teori yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
3. Diagnosa Kebidanan / Analisa

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan

sehingga ditemukan masalah atau diagnose spesifik. Dilahan prektek

interpretasi data sudah dilakukan sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktek.

Diagnose pada Ny E Usia 18 tahun Uk 11-12 Minggu TM III dengan

KIE tentang Anemia.

4. Intervensi / Perencanaan

Menurut teori jenis rencana manajemen disesuaikan dengan

interprestasi data yang berhubungan dengan interpretasi data dasar yang

sudah ada. Pada kasus ini perencanaan sudah dibuat sesuai dengan teori dan

interpretasi data yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dengan praktek.

6. Evaluasi

Menurut teori evaluasi dilakukan untuk mengevaluasi keaktifan asuhan

yang sudah diberikan meliputi teratasi masalah apakah sudah sesuai dengan

diagnosanya. Pada kasus ini evaluasi sudah dibuat sesuai dengan teori dan

perencanaan serta pelaksanaan yang ada, sehingga dalam kasus ini tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik.


Pada kasus Ny E evaluasi sudah dilakukan dengan teori. Evaluasi pada

kasus ini adalah hasil pemeriksaan telah disampaikan, pendidikan kesehatan

tentang tanda bahaya kehamilan, Ny E dapat menjelaskan kembali informasi

yang telah disampaikan bidan dengan baik.


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Pemeriksaan kehamilan penting dilakukan untuk memantau kesehatan

ibu dan janin.Kenyamanan ibu hamil adalah aspek penting yang perlu

diperhatikan. Untuk meningkatkan kenyamanan selama hamil, ibu hamil

dianjurkan untuk selalu menjaga kesehatan ibu dan bayi, menjaga pola

istirahat serta memenuhi kebutuhan nutrisi.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Ibu hamil

Mendapatkan suatu sumber informasi dan sebagai sumber

pengetahuan mengenai masalah kehamilan.

5.2.2 Bagi Institusi Kesehatan

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan meningkatkan pengetahuan

dan informasi mengenai masalah persiapan kehamilan dan bahaya

kehamilan.

5.2.3 Bagi Penulis

Meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang

ibu hamil sehingga kedepannya dapat memberikan asuhan yang

komprehensif dan meningkatkan pelayanan berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2010). Asuhan Kebidanan I. Jakarta: CV. Trans
Info Media

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan , Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:EGC.

2011. Anemia dan anemia kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Ananta. 2009. Permasalah Pada Kehamilan . Jakarta : Rineka Cipta

Kurniawan. 2011. Bahaya Yang Sering Terjadi Pada Kehamilan


Curtis,G.B.2002. Tanya Jawab Seputar Kehamilan. Jakarta.

Hanifa, W. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Kusmiyati, Y. DKK. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Jakarta

Prawirohardjo, 2001. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.


Yayasan Bina Pustaka

WHO. 2013. Pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan


rujukan .Jakarta kemkes.

Manuba, 2010 :ilmu kebidanan.dan penyakit kandung Jakarta EGC

Sumarmi, S., Puspitasari, N., Handajani , R. & Wirjatmadi, B. Underweight as a


risk factor for iron depletion and iron-Deficient erythropoiesis among
young women in rural Areas Of East Java, Indonesia. Malays. J. Nutr.
(2018)

Anda mungkin juga menyukai