Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang
terjatuh (Dinkes Provinsi Sumsel, 2016). AKI merupakan salah satu indikator
pada tahun 2015 yaitu 216 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Kematian ibu di
(SUPAS) tahun 2015, yaitu 305 per 100.000 KH, menunjukan penurunan jika
dibandingkan dengan AKI pada tahun 2012 yaitu 359 per 100.000 KH, sedangkan
menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 AKB 24
per 1000 KH dan Angka Kematian Neonatal (AKN) sebanyak 15 per 1000 KH
(KemenKes RI, 2018), hal ini masih jauh dari target Sustainable Development
Goals (SDGs) yaitu pada goals ke 3 pada tahun 2030, mengurangi AKI hingga di
bawah 70 per 100.000 KH, menurunkan AKN setidaknya hingga 12 per 1.000
KH dan AKB 25 per 1.000 KH (KemenKes RI, 2015). Kematian ibu di Indonesia
masih didominasi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan, hipertensi dalam
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK (KemenKes RI,
2016).
kasus kematian AKI 2018, sebesar 59 per 100.000 kelahiran hidup. (Depkes,
2018) Dari data yang diverifikasi tim Dinkes Provinsi Kalimantan Timur ditahun
2018 penyebab angka kematian ibu antara lain yaitu perdarahan 48,23 %, HDK
metabolik 0 % dan penyebab lain 23, 53% (Depkes 2018) . Jika dilihat
berdasarkan kasus kematian maternal yang terjadi pada tahun 2018 di Provinsi
kelahiran hidup.
Indonesia (SDKI) tahun 2018 adalah sebesar 1,3 per 1.000 kelahiran hidup, AKB
Untuk AKI di Kota Samarinda pada tahun 2018 adalah 59 per kelahiran
hidup (Depkes, 2018). Sedangkan tahun t 2008 sebesar 228 per seratus ribu
kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 ini menjadi 99 dan Angka Kematian Ibu
(AKI) per 100.000 kelahiran hidup dan sampai dengan posisi di tahun 2010
adalah 90 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2011-2012 Angka
Kematian Ibu (AKI) meningkat menjadi 17 per 100.000,(Angka Absolut AKI thn
2012 yakni 111.Untuk tahun 2013 sebasar : 125 kematian. pada tahun 2012-2013
adalah 83. Pencapaian K4 adalah 20. Jumlah Resti pada periode bulan tersebut di
Hj.Nurhayati,2020).
Samarinda Di mulai dari masa hamil, persalinan dan bayi baru lahir, nifas,
penting untuk memperhatikan kondisi ibu hamil, karena penyebab AKI tidak
diantaranya adalah perdarahan, ketuban pecah dini, usia ibu diatas 35 tahun,
menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi
yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Kurang lebih terjadi 20 juta kasus
abortus tiap tahun di dunia dan 70.000 wanita meninggal karena abortus tiap
tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara adalah 4,2 juta pertahun,
setiap tahunnya.
dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Hal ini dapat terjadi pada
kehamilan aterm maupun pada kehamilan preterm. Pada keadaan ini dimana
risiko infeksi ibu dan anak meningkat. Ketuban pecah dini merupakan masalah
penting dalam masalah obstetri yang juga dapat menyebabkan infeksi pada ibu
dan bayi serta dapat meningkatkan kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi
(Purwaningtyas, 2017).
perinatal karena kehamilan pada usia > 35 tahun lebih memungkinkan terjadinya
keguguran, bayi lahir mati atau cacat, dan kematian ibu. Sibuea, 2013)
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun maupun jarak kehamilan terlalu jauh
persalinan lama, dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim
belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang
berdekatan (<2 tahun atau >10 tahun) akan mengalami peningkatan risiko
terhadap terjadinya perdarahan pada TM 3, anemia, Ketuban pecah dini serta
dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (<2500 gram), (BKKBN, 2013)
Samarinda pada bulan Agustus 2020 di dapatkan data Ny.D usia 23 tahun
agama islam, pekerjaan IRT , dilihat dari status ekonomi Ny”D” termasuk dalam
kategori keluarga sejahtera (BkkbN), dari hasil pemeriksaan pada buku KIA, ibu
Reaktif)) . Dengan total skor Poedji Rochjati = 2 Jumlah 2 berasal dari skor
Hj.Nurhayati Kelurahan Baqa Samarinda. Dari data diatas, upaya yang didapat
dan bermutu kepada ibu dan bayi dalam lingkup kebidanan adalah melakukan
kesehatan pada tahun 2010-2014 adalah peningkatan kesehatan ibu, bayi, balitta,
sehingga dapat diketahui sejak dini masalah potensial yang terjadi pada klien dan
dilakukan asuhan, kesehatan klien tidak akan terpantau sehingga tidak dapat di
ketahui sejak dini masalah potensial yang terjadi pada klien dan apabila terjadi
bayi baru lahir (BBL), neonatus, serta KB di PMB Hj.Nurhayati Kelurahan Baqa
Berdasarkan ruang lingkup asuhan yang akan diberikan kepada ibu hamil
selama masa kehamilan, melahirkan, masa nifas, BBL, neonatus, serta KB, maka
perlu dilakukan asuhan kebidanan paripurna pada ibu hamil, melahirkan, masa
kehamilan, persalinan, dan bayi baru lahir, nifas, neonatus, serta Keluarga
dokumentasi SOAP.
1.3.2 TujuanKhusus
serta KB
1.4 Manfaat