Asuhan Kebidanan Pranikah Dengan Keputihan Di Kantor Urusan Agama Badas
Asuhan Kebidanan Pranikah Dengan Keputihan Di Kantor Urusan Agama Badas
OLEH
VITA HAYIN RAHMAWATI
201908128
i
PERSETUJUAN
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT ata ssegala rahmat dan
karuniaNya, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini yang merupakan salah satu
1. Ita Eko Suparni, SSiT, M.Keb.,selaku Ketua STIKES Karya Husada Kediri.
Husada Kediri atas segala bantuan dan kerjasama yang baik selama kami
mengikuti pendidikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,
karenaitu kami mengharapkan kritik dan saran yang akan sangat bermanfaat.
Semoga Allah memberikan balasan pahala atas semua amal yang telah diberikan
dan semoga laporan ini bermanfaat baik bagi peneliti maupun pihak lain yang
memanfaatkannya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 3
1.3 Manfaat ...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keputihan....................................................................................... 5
2.2 Hasil Penelitian Berdasarkan Jurnal Ilmiah................................................ 31
2.3 Lima Langkah Management Asuhan Kebidanan........................................ 34
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subjektif............................................................................................. 38
3.2 Data Objektif............................................................................................... 40
3.3 Intervensi..................................................................................................... 42
3.4 Implementasi............................................................................................... 43
3.5 Evaluasi....................................................................................................... 43
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan................................................................................................. 45
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 47
5.2 Saran........................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
gejala yang berupa cairan yang dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak
tidak berwarna dan tidak berbau busuk (Putu, 2009). Wanita merupakan fase
paling penting bagi wanita adalah masa pubertas, dimana bagi wanita ditandai
bagi remaja putri terutama masa sebelum dan sesudah haid (Prawirohardjo,
2010). Sekresi keputihan fisiologis tersebut bisa cair seperti air atau
tidak berbau dan tidak gatal. Sedangkan keputihan yang tidak normal
disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal didalam vagina
dan disekitar bibir vagina bagian luar, kerap pula disertai bau busuk, dan
1
Para wanita mengetahui informasi tentang kesehatan reproduksi salah
satunya tentang keputihan yang paling banyak adalah dari teman sebayanya.
juga, ini menyebabkan informasi yang didapat tidak benar, salah satunya
informasi dari KUA, misalnya dari mata pelajaran agama yang membahas
kesehatan seperti dokter atau bidan yang berada didesa jika terjadi
albus fisiologis
fisiologis
1.3 Manfaat
selanjutnya
flour albus
1.3.4 Bagi Petugas Kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
cairan ini tidak sampai keluar namun belum tentu bersifat patologis
vagina selain darah dapat berupa sekret, transudasi atau eksudat dari
organ atau lesi dari saluran genital. Cairan normal vagina yang
5
Normalnya, pada waktu ovulasi cairan yang keluar jumlahnya sedikit,
2.1.2 Epidemiologi
maupun usia tua dan tidak mengenal tingkat pendidikan, ekonomi dan
sosial budaya, meskipun kasus ini lebih banyak dijumpai pada wanita
2.1.3 Penyebab
yang tidak steril, pada saat persalinan dan abortus (Candran, 2002).
vagina, infeksi dalam servik, adanya tampon atau benda asing dan
keluarnya cairan yang berbau busuk, hal tersebut umum terjadi pada
dinding vagina.
(Wiknjosastro, 2005).
2.1.3.2 Faktor konstitusi
yang merugikan.
sangat membahayakan.
c. Penggunaan deodorant vagina Deodorant vagina
rasa gatal, nyeri serta rasa sakit dan panas saat berkemih.
(Pribakti, 2010).
2.1.3.4 Bakteri
6,5.
g. Virus
2.1.4 Gejala
amis, bahkan busuk. Konsistensinya bisa cair atau putih kental seperti
dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-
kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal
dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya
walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat
penting dari bakteri dalam flora normal vagina adalah untuk menjaga
derajat keasaman (pH) agar tetap pada level normal. Dengan tingkat
lebih tinggi atau lebih rendah dari normal. Jika pH wanita naik
vagina bisa dikatakan suatu yang normal, tetapi perubahan itu selalu
vagina yang banyak sekali. Dalam kondisi normal, cairan yang keluar
2003).
toksik terhadap bakteri patogen. Karena aksi dari estrogen pada epitel
4,5 dan pada level ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri lain
ketat, pasangan seksual baru dan frekuensi seksual yang tinggi (Greer
et al, 2003).
2.1.5.1 Bayi yang baru lahir sampai umur kira-kira 10 hari di sini
vagina janin.
vagina.
(Wiknjosastro, 2005).
neoplasma ganas/jinak.
psikosomatik.
vaginalis.
j. Kuning, kental, sangat banyak, terasa panas, gatal, nyeri tekan,
gonorrheae.
oleh adanya infeksi (kuman, jamur, parasit, virus), adanya benda asing
2009).
2.1.6.2 Faktor eksogen (berasal dari luar tubuh):
2009).
(Notoatmojo, 2003).
campurejo kota kediri. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan
menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Hal ini terjadi
penelitian ini, sesuatu yang dimaksud adalah kejadian flour albus. Dari
memiliki arah negatif, artinya semakin buruk perilaku vulva hygiene maka
kejadian keputihan akan semakin rendah pula. Flour albus (leukorea) cukup
Adapun salah satu bentuk gangguan pada mental adalah kecemasan (Keliat,
ancaman ini, stressor yang berasal dari sumber eksternal adalah faktor-faktor
yang dapat menyebabkan gangguan fisik (misal infeksi virus, polusi udara).
fisiologi tubuh (misal sistem jantung, sistem imun, pengaturan suhu dan
petunjuk ke arah etiologinya. Perlu diketahui sudah berapa lama keluhan itu,
terjadinya terus menerus atau hanya pada waktuwaktu tertentu saja, seberapa
banyaknya, apa warnanya, baunya, disertai rasa gatal/tidak (Prawirohardjo,
2014). Untuk itu, responden perlu mengetahui jenis flour albus yang normal
mengatasi flour albus yang dialaminya meskipun itu tergolong dalam flour
merupakan suatu proses yang fisiologis. Namun, fluor albus dapat berubah
ataupun karena penurunan daya tahan tubuh wanita tersebut. Adapun menurut
meningkatkan kadar gula dalam air kencing dan menjadi tempat bakteri untuk
hygiene memiliki arah negatif, artinya semakin buruk perilaku vulva hygiene
2.3.1 Pendokumentasian
adalah data subjektif dan atau data objektif dari pasien maupun
a. Data Subjektif
kesehatan.
b. Data Objektif
dokumentasikan.
c. Masalah potensial.
d. Prognosis.
dll.
b. Masalah di identifikasi
2.3.1.3 Perencanaan
2.3.1.5 Evaluasi
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN CALON PENGANTIN
PADA Nn. D DENGAN KEPUTIHAN DI KUA BADAS
KABUPATEN KEDIRI
Umur : 25 th Umur : 30 th
bonjol
a. Menarche : 15tahun
c. Lama : 5-6hari
38
d. Banyaknya darah : 2-3 x ganti pembalut
e. Konsistensi : Cair
Keluarga
3.1.8 Pola kebiasaan sehari-hari
e. Personal Hygiene
a. Kesadaran : Composmentis
b. TD :110/90 mmHg
c. Suhu : 37 ° C
d. Nadi : 85 x/m
e. RR : 22 x/m
f. TB : 152 cm
g. LILA : 30cm
3.2.2 Pemeriksaan Khusus
a. INSPEKSI
abnormal
Mulut dan gigi : Lembab, tidak ada karies gigi, dan tidak
ada sariawan
Varises : (-)
b. PALPASI
ada
c. AUSKULTASI:
d. PERKUSI
- Hb : Tidak dilakukan
- Golongan darah :B
albus
3.3 INTERVENSI
normal
terlalu ketat
R/ Mengetahui asuhan yang di terapkan untuk mengurangi keputihan
3.4 IMPLEMENTASI
menstruasi.
daerah genital setiap hari dan menjaga agar tetap kering, menghindari
keputihan atau flour albus yang tidak normal seperti keputihan yang
3.5 EVALUASI
oleh bidan
Catatan Perkembangan
diberikan KIE tentang cara mengatasi keputihan yang dialami oleh Nn.D
O : Tidak dilakukan
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
yang umum dengan banyak penyebab. Menurut teori Puri, Madan, & Bajaj,
(2003) dalam terminologi terdahulu seperti “non spesifik vaginitis” atau “non
cermat dari sindrom klinis dan peningkatan pengetahuan tentang agen khusus
(2018) keteraturan menstruasi yang dialami oleh wanita usia subur, secara
flour albus adalah semua pengeluaran cairan alat genitalia yang bukan darah.
minimal sekali dalam seumur hidup dan 45% sisanya bisa mengalami
keputihan sebanyak dua kali atau lebih seumur hidup (BKKBN 2009 dalam
45
keputihan adalah golongan Wanita Usia Subur (20-35 tahun). Menurut
wanita khususnya keputihan yang sedang dialami itu dalam keadaan patologi
ataukah fisologi.
melakukan personal hygiene dan vulva hygiene yang benar untuk mengurangi
keputihan yang dialmi Nn.D dan mengurangi risiko terkena keputihan yang
personal hygiene yang benar dan melakukan anjuran dari bidan keputihan
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
personal hygiene dan tidak memakai pakaian dalam yang ketat, tidak
menyerap keringat dan menjaga genetalia agar tetap kering dan tidak lembab.
5.2 Saran
47
5.2.3 Bagi Penulis