Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Mata Kuliah : Home Care Masyarakat Pesisir


Dosen : Tahiruddin, S.Kep.,Ns., M.Sc

ASMA

OLEH
KELOMPOK 9

ANWAR S.0020.P2.005
HALFIA S.0020.P2.018
KASIMAN SYA S.0020.P2.030
NARTI WATI S.0020.P2.042
RUSMAN FARID S.0020.P2.052
TRIE YUNI PUJI LESTARI S.0020.P2.066

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN


STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asma” dengan

baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan makalah ini mungkin ada

hambatan, namun berkat bantuan serta dukungan dari teman-teman dan bimbingan

dari dosen pembimbing. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik.

Makalah ini berisi informasi tentang penyakit asma dalam lingkup masyarakat

pesisir. Mulai dari pengertian sampai pada penanggulanganya. Informasi yang

diberikan dalam makalah ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada

pembaca khususnya mahasiswa tentang penyakit tuberculosis.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca

makalah ini. Kami mohon maaf apabila makalah ini mempunyai banyak kekurangan,

karena keterbatasan penulis yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu,

kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat diharapkan oleh

kami dalam pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah sederhana ini

bermanfaat bagi pembaca maupun kami.

Kendari, 15 Februari 2021

Tim Penyusun
Daftar Isi

KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang------------------------------------------------------------------
B. Masalah--------------------------------------------------------------------------
C. Tujuan----------------------------------------------------------------------------
BAB II PEMBAHSAN
A. Pengertian Asma----------------------------------------------------------------
B. Etilogi Asma---------------------------------------------------------------------
C. Patofisiologi Asma--------------------------------------------------------------
D. Tanda dan Gejala Asma………………………………………………...
E. Manifestasi Klinis Asma…………………………………………
F. Klasifikasi Asma……………………………………………………..
F. Diagnosis Asma-----------------------------------------------------------------
G. Komplikasi Asma………………………………………………………
H. Penatalaksanaan Asma---------------------------------------------------------
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan----------------------------------------------------------------------24
B. Saran------------------------------------------------------------------------------25
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan
perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat
yang ada di dalam makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di
masyarakat adalah penyakit asma.
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara
total. Kesembuhan dari satu serangan asma tidak menjamin dalam waktu dekat akan
terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan
lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor
alergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu
serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan
profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem tersendiri.
Peran dokter dalam mengatasi penyakit asma sangatlah penting. Dokter sebagai pintu
pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita asma, harus
selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan adalah
memberikan edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada
penderita dan keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana
sikap dan tindakan yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan
bagaimana caranya mencegah terjadinya serangan asma.
            Dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan
penyakit) asma terutama di negara-negara maju. Kenaikan prevalensi asma di Asia
seperti Singapura, Taiwan, Jepang, atau Korea Selatan juga mencolok. Kasus asma
meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun, baik di
negara berkembang maupun di negara maju. Beban global untuk penyakit ini semakin
meningkat. Dampak buruk asma meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas
yang menurun, ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko
perawatan di rumah sakit dan bahkan kematian. (Muchid dkk,2007)
Asma merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal
ini tergambar dari data studi survei kesehatan rumah tangga (SKRT) di berbagai
propinsi di Indonesia. Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1986
menunjukkan asma menduduki urutan ke-5 dari 10 penyebab kesakitan (morbiditas)
bersama-sama dengan bronkitis kronik dan emfisema. Pada SKRT 1992, asma,
bronkitis kronik dan emfisema sebagai penyebab kematian ke- 4 di Indonesia atau
sebesar 5,6 %. Tahun 1995, prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13/1000,
dibandingkan bronkitis kronik 11/1000 dan obstruksi paru 2/1000. Studi pada anak
usia SLTP di Semarang dengan menggunakan kuesioner International Study of
Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC), didapatkan prevalensi asma (gejala
asma 12 bulan terakhir/recent asthma) 6,2 % yang 64 % diantaranya mempunyai
gejala klasik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah bagaimanakah gambaran
tentang penyakit asma ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Penyakit Asma
2. Etiologi Penyakit Asma
3. Patofisiologi Gejala Asma
4. Manifestasi Klinis Asma
5. Diagnosis Penyakit Asma
6. Komplikasi penyakit Asma 
7. Penatalaksanaan penyakit Asma
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Tidak ada definisi asma yang diterima secara universal, asma merupakan
penyakit paru obstruktif, difusi dengan (1) hiperreaktifitas jalan nafas terhadap
berbagai rangsangan dan (2) tingginya tingkat reversibilitas proses obstruktif, yang
dapat terjadi secara spontan atau sebagai akibat pengobatan dikenal juga sebagai
penyakit jalan nafas reaktif kimplek asma mungkin mencakup bronchitis mengi,
mengi akibat virus dan asma terkait atopik. (Waldo E. Nelson, MD 2011)
Asma adalah penyakit obstruktif dapat pulih dicirikan oleh peningkatan
reaktifitas trakea dan bronkus terhadap rangsangan, dimanifestasikan oleh mengi dan
dispnea; penyempitan karena kombinasi bronkospasme, pembengkakan mukosa dan
peningkatan sekresi. (Prasetyo, 2010 )
Asma adalah penyakit obstruksi saluran pernafasan yang bersifat reversible
dan berbeda dari obstruksi pernafasan lain seperti pada penyakit empisema maupun
bronchitis kronis yang bersifat ireversibel dan kontinyu. (Brunner & Suddarth,2009 )
Asma merupakan penyakit obstruksi pada jalan nafas yang bersifat reversible,
dimana terjadi penyempitan pada saluran pernafasan akibat adanya inflamasi dan
hiperresponsif pada bronki.

B. ETIOLOGI

Belum diketahui secara jelas, factor pencetus adalah :


1.      Reaksi alergi (Reeves, 2000)
Terhadap debu, asap, produl, pembersih, bau, udara dingin, ispa dan stres.
2.      Keturunan (Reeves, 2000)
Infeksi bakteri atau virus pada saluran pernafasan. Kondisi yang memperburuk
keadaan klinis pada penderita yang lama adalah :
 Penghentian pemakaian obat-obatan bronkodilator secara menerus
 Pemakaian bronkodilator yang tidak benar
 Pemakaian sedative yang berlebihan.

C. PATOFISIOLOGI

Asma adalah obstruksi jalan nafas divus reversibel.  Obstruksi disebabkan


oleh satu atau lebih dari :

 Kontraksi otot–otot yang mengelilingi bronkhi, yang menyempitkan jalan


nafas.
 Pembengkakan membran yang melapisi bronkhi.
 Pengisian bronkhi dengan mukus yang kental
 Otot – otot bronkhial dan kelenjar mukosa membesar, sputum yang kental
banyak dihasilkan dan alfeoli menjadi hiperinflamasi, dengan udara
terperangkap didalam jaringan paru.
Beberapa individu dengan asma mengalami respons imun ang buruk terhadap
lingkungan mereka. Antibodi yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sek
mast dalam paru. Pemajanan ulang terhadap antigen mengakibatkan ikatan antigen
dengan antibodi, menyebabkan pelepasan produk sel-sel mast (disebut mediator)
seperti histamin, bradikinin, dan prostaglanin serta anafilaksis dari substansi yang
bereaksi lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini, dalam jaringan paru mempengaruhi
otot polos dan kelenjar jalan nafas, menyebabkan bronkospasme, pembengkakan
membran mukosa, dan pembentukan mukus yang sangat banyak.
Sistem saraf otonom mempersarafi paru. Tonus otot bronkial di atur oleh
impuls saraf vagalmelalui sistem parasimpatis. Pada asma idiopatik atau nonalergik,
ketika ujung sarap pada jalan nafas di rangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan,
dingin, merokok, emosi, dan polutan, jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat.
D. TANDA DAN GEJALA

1. Cold dengan rhinorrhea disertai ; iritabilitas, batuk, takipnea, mengi


2. Distres respirasi pada waktu atau segera sesudah makan
3. Kelainan pada roentgenogram
4. Jalan nafas obstruktif pada usia awal (30 % < 1tahun dan 50-55 % < 2 tahun)
5. Kelenjar mukosa hyperplasia
6. Penyempitan jalan nafas
7. Kurang kelenturan statis paru-paru
8. Kerangka iga lentur
9. Kurang jumlah serabut otot
10. Kurang ventilasi kolateral

E. MANIFESTASI KLINIS

Pada anak yang rentan, inflamasi di saluran nafas ini dapat menyebabkan
timbulnya episode mengi berulang, sesak nafas, rasa dada tertekan dan batuk,
khusunya pada malam hari atau dini hari. Gejala ini biasanya berhubungan dengan
penyempitan jalan nafas yang luas namun bervariasi, yang sebagian besar bersifat
reversible baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala dan serangan asma
biasanya timbul bila pasien terpajan factor pencetus yang sangat beragam dan bersifat
individual.
F. KLASIFIKASI ASMA
Menurut GINA (Global Inisiatif for Asma) diikuti Heru Sundaru, 2000.
1.      Asma Intermitten
Gejala klinis : kambuhan < 1-2 x seminggu, gejala asma pada malam hari < 2 x
sebulan, eksaserbi dapat mengganggu aktivitas tidur.
2.      Asma persisten ringan
Gejala klinis : kambuhan 1-2 x seminggu, tetapi < 1 x/hari, gejala asma malam hari >
2 x sebulan, eksaserbasi dapat mengganggu aktivitas tidur.
3.      Asma persisten sedang
Setiap hari sesak nafas atau kambuh. Gejala asma malam hari > 1 x seminggu,
eksaserbasi mengganggu aktivitas dan tidur.
4.      Asma persisten berat
Kambuhan sering, gejala sesak terus menerus atau continue. Gejala asma malam hari
sering, aktivitas fisik terbatas karena asma.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Riwayat penyakit atau pemeriksaan fisik


2. Foto rontgen dada
3. Pemeriksaan fungsi paru : menurunnya tidal volume, kapasitas vital, eosinofil
biasanya meningkat dalam darah dan sputum
4. Pemeriksaan alergi (radioallergosorbent test ; RAST)
5. Analisa gas darah – pada awalnya pH meningkat, PaCO2 dan PaO2 turun
(alkalosis respiratori ringan akibat hiperventilasi ); kemudian penurunan pH,
penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 (asidosis respiratorik)

H. POTENSI KOMPLIKASI
1. Edema pulmoner
2. Gagal pernafasan
3. Status asmatikus
4. Pneumonia.

I. PENATALAKSAAN

Pasien denga asma kambuhan harus menjalani pemeriksaan mengidentivikasi


substansi yang mencetuskan terjadinya serangan.  Penyebab yang mungkin dapat saja
bantal, kasur, pakaian jenis tertentu, hewan peliharaan, deterjen, sabun, makanan,
jamur, dan serbuk sari.  Jika serangan berkaitan dengan musim, maka serbuk sari
dapat menjadi dugaan kuat.  Upaya harus dibuat untuk menghindari agen penyebab
kapan saja memungkinkan.
Komplikasi asma dapat mencakup status asmatikus, frektur iga, pneumonia,
dan atelataksis. Obstruksi jalan nafas terutama selama asmatik akut sering
mengakibatkan hipoksemia membutuhkan pemberian oksigen dan pemantauan gas
darah arteri.  Cairan diberikan karena individu dengan asma mengalami dehidrasi
akibat diaforesis dan kehilangan cairan tidak kasat mata dengan hiperventilasi.
BAB  III
PENUTUP

A. Kesimpulan
      Asma adalah suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang
bersifat reversibel, ditandai dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan
respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan
penyempitan jalan nafas. Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat
diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : Ekstrinsik (alergik), Intrinsik (non
alergik) ,Asma gabungan.
      Dan ada beberapa hal yang merupakan faktor penyebab timbulnya serangan asma
bronkhial yaitu : faktor predisposisi(genetic), faktor presipitasi(alergen, perubahan
cuaca, stress, lingkungan kerja, olahraga/ aktifitas jasmani yang berat). Pencegahan
serangan asma dapat dilakukan dengan :
1. Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
2. Menghindari kelelahan
3. Menghindari stress psikis
4. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin
5. Olahraga renang, senam asma 
B. Saran
       Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar
dapat menelaah dan memahami apa yang telah terulis dalam makalah ini sehingga
sedikit banyak bisa menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami juga
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sehinga kami bisa berorientasi
lebih baik pada makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Muchid, dkk. (2007, September). Pharmaceutical care untuk penyakit asma.


Diakses 22 Juni 2012 dari Direktorat Bina Farmasi Komunitas
Dan Klinik Depkes RI:http://125.160.76.194 /bidang/yanmed/farmasi/
Pharmaceutical/ASMA.pdf
Tanjung, D. (2003). Asuhan Keperawatan Asma Bronkial. Diakses 22 Juni 2012
dari USU digital library:

Anda mungkin juga menyukai