Pedoman Kesehatan Lingkungan
Pedoman Kesehatan Lingkungan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
D. Ruang Lingkup
E. Batasan Operasional
1. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang ditujuakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, biologi maupun sosial guna mencegah penyakit
dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
2. Upaya kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam upaya
kesehatan wajib di Puskesmas
3. Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usha untuk mengawasi dan
mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang
erat kaitannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit.
4. Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan
dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan
penyakit pada manusia.
5. Hygiene dan sanitasi industri adalah upaya kesehatan disuatu industri
dengan menydiakan fasilitas sanitasi untuk memelihara dan melindungi
kebersihan industri baik hasil produk maupun tenaga kerjanya.
6. Pengawasan Rumah sehat adalah untuk mengetahui kondisi rumah
masyarakat yang di huni/ditempat sudah memenuhi syarat atau belum dalam
arti memenuhi syarat kesehatan lingkungan apakah rumah tersebut sudah
memiliki ( jamban keluarga, sarana air bersih, SPAL, tempat sampah dan
apakah rumah tsb sudah mendapatkan pencahayaan yang cukup, ruangan
tidak lembab, ada ventilasi, apakah ruangan rumah kalau siang dalam keadaan
terang dan masuk nya Matahari).
7. Pengawasan Sarana Air bersih adalah untuk mengetahui kondisi sarana air
bersih secara fisik apakah sudah memenuhi syarat kesehatan lingkungan atau
belum, dalam arti memenuhi syarat kesehatan lingkungan yaitu apakah sarana
air bersih tersebut dalam keadaan baik secara fisik, apakah air tidak
berbau,tidak berasa, dan tidak berwarna.
8. Pengawasan Jamban Keluarga adalah untuk mengetahui kondisi jamban
keluarga (JAGA) dan untuk mengetahui akses jamban keluarga apakah sudah
memenuhi syarat kesehatan lingkungan atau belum dalam arti memenuhi
syarat kesehatan lingkungan.
9. Pengawasan saluran pembuangan Air Limbah (SPAL) adalah untuk
mengetahui kondisi sarana SPAL yang ada di wiliyah kerja puskesmas apakah
sudah memenuhi syarat kesehatan lingkungan atau belum dalam arti
memenuhi syarat kesehatan lingkungan adalah SPAL tsb harus tertutup, tidak
menimbulkan bau, tidak ada genangan air limah. Harus memiliki bak control
untuk SPAL.
10. Klinik Sanitasi adalah kegiatan dalam gedung pasien yang memiliki penyakit
yang berbasis lingkungan dirujik dari BP ke klinik sanitasi/Konseling untuk di
wawancara atau di deteksi apakah sakit yang di derita oleh pasien tersebut
disebabkan oleh Lingkungan atau bukan, jika sakit pasien tsb di sebabkan
oleh lingkungan maka selanjutnya ada tindak lanjut / di adakan kunjungan
pasien kerumah dan di lihat kondisi lingkungan sekitar rumah pasien tersebut.
11. Pengawasan TP2 Pestisida adalah untuk mengetahui kondisi tempat
penyimpanan pestisida tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan
lingkunganatau belum, tp2 pestisida harus memiliki gudang khusus
penyimpanan pestisida, karyawan harus menggunakan alat pelindung diri, toko
pestisida harus memiliki ijin usaha.
12. Pemicuan Sanitasi total berbasis masyarakat adalah suatu kegiatan
pemicuan kepada masyarakat yang tujuannya untuk merubah perilaku
masyarakat agar tidak buang air besar sembarangan (BABS).
13. Surat Keterangan Laik Sehat adalah sertifikat yang di buat oleh dinkes
kesehatan dan harus dimiliki oleh setiap pengelola TPM karena untuk
meresmikan bahwa mkn/air yang dibuat sudah benar benar hygiene sanitasi
dan sudah di uji petik oleh dinkes kabupaten dan hasil nya sudah memenuhi
syarat kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
A. Ruangan
1. Ruang Pogremer
a. Meja program.
b. Kursi.
c. Papan penyajian data.
2. Ruang Konseling atau klinik sanitas
a. Meja.
b. Kursi.
c. Buku registrasi
d. Visualisai data.
3. Ruang penyimpanan data dan informasi
a. Papan penyajian data.
b. Papan informasi.
4. Ruang penyimpanan limbah medis padat sementara
a. Safety box.
b. Box limbah.
1. Santarian Kit
a. Pengukuran pencahayaan (Lux meter)
Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya
intensitas cahaya disuatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk
diketahui karena pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan
yang cukup. Untuk mengetahui besarnya intensitas cahaya ini maka
diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan linier terhadap cahaya.
Sehingga cahaya yang diterima oleh sensor dapat diukur dan ditampilkan
pada sebuah tampilan digital ataupun non digital. Lux meter menggunakan
sensor cahaya sebagai pendeteksi cahaya. Sensor diletakkan pada sumber
cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan
oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh
sel, arus yang dihasilkan lebih besar.
b. Pengukuran Kelembaban (hygrometer)
Higrometer (hygrometer) adalah perangkat untuk menentukan
kelembaban atmosfer yang dapat menunjukkan kelembaban relatif
(persentase kelembaban di udara), kelembaban mutlak (jumlah kelembaban)
atau keduanya. Beberapa higrometer standar hanya mampu
menginformasikan dua keadaan seperti pada kondisi udara kering atau
basah. Sedangkan jenis higrometer lainnya merupakan bagian dari
perangkat yang disebut humidistats, yang digunakan untuk mengontrol
pelembab udara atau pengering untuk mengatur kelembaban udara.
c. Pengukuran mikroba dalam ruangan (microbiological test kit)
d. Pengukuran kebisingan (sound level meter)
Sound level meter adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
kebisingan, suara yang tak dihendaki, atau yang dapat menyebabkan rasa
sakit ditelinga. Sound level meter biasanya digunakan dilingkungan kerja.
e. Pengukur kualitas air.
f. Pengukur kualitas udara (air polution test kit)
D. Metoda
1. Melakukan pendataan sasaran kesehatan lingkungan diwilayah kerja UPT Puskesmas
Mundu yang bersumber dari :
a. Laporan Masyarakat
b. Temuan kasus penyakit berbasis lingkungnan
c. Pendataan rumah
d. Temuan langsung
e. Pemilik Obyek (Tempat-tempat Umum dan tempat pengelolaan makanan
serta Industri)
f. Hasil pendataan dicatat dalam buku register
2. Pembuatan Rencana Kerja tahunan
3. Melakukan kunjungan sesuai rencana kerja dengan menggunakan buku
inspeksi sanitasi yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan menurut obyek yang
dikunjungi
4. Melakukan analisa hasil kunjungan denga metode penilaian yang ditetapkan
dalam buku inspeksi sanitasi
5. Melakukan pemantauan
6. Apabila hasil penilaian tidak memenuhi syarat , petugas melakukan
penyuluhan, saran dan perbaikan
7. Bila obyek tidak mampu melakukan perbaikan secara swadaya, maka petugas
kesling akan berkoordinasi dengan lintas program dan lintas sektor untuik di
ajukan untuk mendapatkan bantuan stimulan
8. Membuat laporan bulan dan tahunan program penyehatan lingkungan
E. Jadwal Kegiatan
BABA V
LOGISTIK
1. Lux meter
3. Hygro Meter
1. Pormat IS Sansandas
2. Buku Register
Keselamatan kerja merupakan slah satu faktor yang harus dilakukan selama
bekerja. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan terjadinya kecalakaan.
Keselamatan kerja sangat tergantung pada jenis, bentuk dan lingkungan di mana
Tenaga kesehatan yang setiap hari melaksanakan pelayanan yang berisiko besar
terhadap paparan penyakit akibat kerja, maka dalam setiap pelayanan seharusnya kita
menggunakan alat pelindung diri. Guna mengantisipasi dampak negatif yang mungkin
A. Sarung Tangan
Sarung tangan merupakan solusi untuk melindungi tangan dari bhaya terpapar dari
Merupakan solusi untuk menjaga kesehatan tubuh akibat kuman yang masuk
Merupakan salah satu solusi untuk memisahkan yang bisa mengakibatkan pajanan
penyakit, seperti jarum suntik, bahan habis pakai yang terkontaminasi cairan tubuh
BAB VII
PENUTUP
kesehatan lingkungan
ini.