PERSI - RUU KESEHATAN Juli 2023
PERSI - RUU KESEHATAN Juli 2023
Bidang PERUMAHSAKITAN
Dr. dr. Beni Satria, M.Kes., S.H., M.H
Anggota Kompartemen Hukum Advokasi Mediasi Organisasi
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia - PERSI Pusat
UU KESEHATAN
PASKA PENGESAHAN DPR RI – 11 JULI 2023
UU KESEHATAN 2023
Lahirnya RUU Kesehatan yang telah disahkan menjadi Undang Undang dan menunggu Penomoran dan
Tandatangan Presiden yang telah disahkan pada rapat Paripurna DPR RI pada tanggal 11 Juli 2022 pukul
11.34 wib di Jakarta. Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan layanan kesehatan harus mengantisipasi
dampak berlakunya dari UU tersebut.
“ UU Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit DICABUT dan DINYATAKAN TIDAK BERLAKU “
UNDANG UNDANG
K E S E H ATA N
PERUMAHSAKITAN
UU Yang DICABUT & TIDAK BERLAKU
Pasal 19 Pasal 19 A
Ketentuan tentang Layanan “ Kepastian Pelayanan untuk
Kelas Standar Pasal 23 Kecelakaan TUNGGAL “
RUU versi PARIPURAN DPR
Februari 2023
RUU Kesehatan
Peraturan Pelaksana
Amanah RUU Kesehatan
98 PERATURAN PEMERINTAH
98 Amanah membuat 98 peraturan pemerintah
1
1 PERATURAN PRESIDEN
Amanah membuat 1 Peraturan Presiden
Pengertian
Rumah SAKIT
Rumah Sakit adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan perseorangan
secara Paripurna melalui Pelayanan
Kesehatan promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif, dan/atau paliatif dengan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan Gawat Darurat.
Status BADAN HUKUM
RS PENDIDIKAN
PUSAT PENELITIAN
02
RUU dalam pasal 187 dapat
ditetapkan menjadi Rumah Sakit
pendidikan. Namun hak
mendapatkan insentif pajak bagi RS
Pendidikan dihilangkan.
Struktur Organisasi Rumah Sakit
RUU ini dalam pasal 186 ayat (2) membuka seluas – luasnya, unsur pimpinan Rumah Sakit tidak lagi ekslusif hanya bagi tenaga medis, namun dapat
dipimpin oleh; Tenag Medis, Tenaga Kesehatan dan Tenaga Profesional yang memiliki kompetensi manajemen Rumah Sakit.
Pasal 175
Setiap pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus memiliki kompetensi manajemen
Kesehatan yang dibutuhkan. Ketentuan mengenai kompetensi manajemen Kesehatan
yang dibutuhkan diatur dengan Peraturan Pemerintah
Kewajiban h. Dalam kondisi KLB atau Wabah, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan wajib memberikan Pelayanan Kesehatan
sebagai upaya penanggulangan sesuai dengan
Fasilitas Pelayanan i.
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang
mempekerjakan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila Pasien dan/atau
192(1) keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian Pasien setelah adanya penjelasan medis yang komprehensif
Pelayanan TRANSPLANTASI
Pelayanan DARAH RUU ini akan mendorong pelayanan
RUU ini akan mendorong Pelayanan darah yang transplantasi organ dan/atau jaringan tubuh,
terdiri atas pengelolaan darah dan pelayanan terapi berbasis sel dan/atau sel punca, dan
transfusi darah yang dilakukan oleh unit pengelola bedah plastik rekonstruksi dan estetika , dapat
darah sudah dapat dilakukan di Fasilitas dilakukan di pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan (regulasi lama hanya di RS oleh Tenaga Medis yang mempunyai keahlian
Pemerintah/Daerah dan PMI) sesuai dengan dan kewenangan dan harus memenuhi
ketentuan peraturan perundang- undangan, persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri
disebutkan dalam dalam pasal 115 jo pasal 116. (regulasi lama hanya di RS Pemerintah/Daerah)
disebutkan dalam dalam pasal 127.
SWOT
Pelayanan BANK PLASMA Tembakau masuk Zat Adiktif
RUU ini akan mendorong pelayanan
RUU ini telah mengatur Produk Tembakau
Pengumpulan plasma yang dilakukan oleh
bank plasma, untuk tujuan penyembuhan ( rokok; cerutu; rokok daun; tembakau iris;
penyakit dan pemulihan Kesehatan melalui tembakau padat dan cair; dan hasil
pengolahan dan produksi. dapat dilakukan di pengolahan tembakau lainnya.), termasuk
Fasilitas Pelayanan Kesehatan sesuai dengan Zat adiktif
ketentuan peraturan perundang-undangan,
disebutkan dalam dalam pasal 120.
Peluang & TANTANGAN
IZIN TENAKES WNA LN
IZIN PRAKTIK DOKTER untuk jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun dan
dapat diperpanjang 1 (satu) kali dan hanya untuk 2
• UU ini tidak lagi menyebutkan dan (dua) tahun berikutnya, kecuali untuk di kawasan
mengatur Surat Izin Praktik Dokter (SIP) ekonomi khusus Fasilitas Pelayanan Kesehatan
berlaku di 3 (tiga) tempat; pengguna Tenaga Medis spesialis dan subspesialis
• STR Berlaku seumur Hidup dan serta Tenaga Kesehatan tingkat kompetensi tertentu
warga negara asing DAN Fasilitas pelayanan
• Tidak membutuhkan Rekomendasi dari Kesehatan wajib memfasilitasi pendidikan dan
Organisasi Profesi; pelatihan bahasa Indonesia bagi Tenaga Medis dan
Tenaga Kesehatan warga negara asing; disebutkan
dalam pasal 250 hingga 254;
HOSPITAL BASE
RUU ini telah mencabut dan menyatakan tidak berlaku
UU No 20 Tahun 2013 Tentanfg Pendidikan Kedokteran
TELEMEDICINE DAN
TELEKESEHATAN 02
yang mengatur pendidikan kedokteran akan diberlakukan
berbasis universitas (university based) dan berbasis
rumah sakit (hospital based).
80%
Klasifikasi RUMAH SAKIT (?)
RUU ini tidak menyebutkan tentang Klasifikasi Rumah
Sakit dan Konsep klasifikasi RS (sebelumnya 50%
dituangkan dalam pasal 24 UU No 29/2004) baik itu
persyaratan yang wajib ada dan persyaratan yang
merupakan pilihan. Berdasarkan tren registrasi RS Kredensial dan Re-Kredensial
awal tahun 2018-2021 secara umum terus mengalami RUU ini belum/tidak mengatur mengenai
peningkatan jumlah, namun jika dilihat jumlah RS per
kewajiban kredensialing/ rekredensialing
provinsi di Indonesia maka masih banyak
fasilitas kesehatan kerja sama, diawali
terkonsentrasi di pulau Jawa, terlebih lagi jika dilihat
dengan pengajuan self assessment oleh
dari jumlah tempat tidur maka RS dengan akreditasi
FKTP/FKRTL yang bersangkutan, kemudian
perdana sangat dominan, serta jika dilihat dari jumlah kredensialing akan dilakukan secara langsung
tempat tidur kelas III memiliki jumlah yang banyak dan
melalui daring dan input penilaan secara
kurang varietas pada tingkat kabupaten/kota,
langsung, lalu akan berlanjut dengan
diperlukan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah
perjanjian kerja sama.
dan Asosiasi Perumahsakitan untuk memenuhi akses
kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,
berdampak pada RS yang harus berinvestasi SDM dan
infrastruktur untuk berkompetisi dengan RS lain.
Pelayanan GAWAT darurat
Pasal 174 ayat 1
Fasilitas Pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat wajib memberikan Pelayanan Kesehatan bagi seseorang
yang berada dalam kondisi Gawat Darurat untuk mendahulukan penyelamatan
nyawa dan pencegahan kedisabilitasan.
02
Pasal 438 ayat 2
80%
HAK MELAPORKAN KEPADA APH
RUU ini mengatur tentang hak kepada
tenaga Kesehatan dan tenaga medis untuk
50%
melaporkan kepada aparat penegak hukum.
mengetahui atau patut menduga adanya Hak MENGHENTIKAN PELAYANAN
tindak pidana pada Pasien yang diberi RUU ini mengatur tentang hak kepada
Pelayanan Kesehatan, disebutkan dalam tenaga medis dan tenaga Kesehatan untuk
pasal 302 menghentikan pelayanan Kesehatan,
apabila memperoleh perlakuan yang tidak
sesuai dengan harkat dan martabat
manusia, moral, kesusilaan, serta nilai
sosial budaya termasuk tindakan
kekerasan, pelecehan, dan perundungan,
diatur dalam pasal 273 ayat (2)
Tarif, Pendapatan & Pendanaan
Pasal 193 ayat 1
Penetapan besaran tarif Rumah Sakit harus berdasarkan pada
pola tarif nasional dan pagu tarif maksimal
Pasal 195
Pendapatan Rumah Sakit yang dikelola Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah digunakan seluruhnya secara langsung untuk
biaya operasional Rumah Sakit dan tidak dapat dijadikan sebagai
pendapatan negara atau pendapatan Pemerintah Daerah
Pendanaan Rumah Sakit dapat bersumber dari penerimaan Rumah Sakit, anggaran
Pemerintah Pusat, anggaran Pemerintah Daerah, dan/atau sumber lain yang sah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Rumah Sakit PENDIDIKAN
• Rumah Sakit dapat ditetapkan menjadi Rumah Sakit pendidikan.
• Penetapan Rumah Sakit pendidikan dilakukan oleh Menteri setelah memenuhi persyaratan.
• Rumah Sakit pendidikan merupakan Rumah Sakit yang mempunyai fungsi sebagai tempat
pendidikan, penelitian, dan Pelayanan Kesehatan secara terpadu dalam bidang pendidikan Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan serta pendidikan berkelanjutan secara multiprofesi.
• Rumah Sakit pendidikan bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam menyelenggarakan
pendidikan program akademik, program vokasi, dan program profesi, termasuk program
spesialis/subspesialis.
• Rumah Sakit pendidikan dapat menyelenggarakan program spesialis/subspesialis sebagai
penyelenggara utama pendidikan dengan tetap bekerja sama dengan perguruan tinggi.
Penyelenggaraan pendidikan oleh Rumah Sakit pendidikan dilakukan berdasarkan izin dari
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan setelah memenuhi
persyaratan dan standar Rumah Sakit pendidikan dan Penyusunan persyaratan dan standar Rumah
Sakit pendidikan dilakukan oleh Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dengan melibatkan Kolegium. (Rumah Sakit pendidikan
sebagai penyelenggara utama diutamakan Rumah Sakit pemerintah)
Pasal 187 ayat 1
Pasal 187 ayat 7
Pasal 187 ayat 2
Pasal 187 ayat 3
Rumah Sakit PENDIDIKAN
• Dalam menyelenggarakan Pendidikan, Rumah Sakit pendidikan harus memenuhi persyaratan, standar, dan akreditasi sesuai
dengan perannya.
a. Yang dimaksud dengan “persyaratan, standar, dan akreditasi sesuai dengan perannya” adalah persyaratan, standar, dan
akreditasi yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit pendidikan, baik sebagai Rumah Sakit yang bekerja sama dengan perguruan tinggi dalam
menyelenggarakan pendidikan tinggi maupun sebagai Rumah Sakit penyelenggara utama pendidikan tinggi dengan tetap bekerja sama
dengan perguruan tinggi.
• Penyusunan persyaratan dan standar Rumah Sakit pendidikan dilakukan oleh Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dengan melibatkan Kolegium.
• Penyelenggaraan akreditasi Rumah Sakit pendidikan dilaksanakan oleh Menteri dan menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendidikan dengan melibatkan lembaga akreditasi terkait.
• Dalam penyelenggaraan Rumah Sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring Rumah Sakit pendidikan.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai Rumah Sakit pendidikan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
• Dalam rangka pemerataan pelayanan medik spesialis, Pemerintah Pusat, Rumah Sakit pendidikan, dan penyelenggara pendidikan
dapat mendayagunakan peserta didik program pendidikan dokter spesialis/subspesialis atau dokter gigi spesialis/ subspesialis.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pendayagunaan peserta didik program pendidikan dokter spesialis/subspesialis atau dokter gigi
spesialis/ subspesialis diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 187 ayat 10
Pasal 187 ayat 11
Pasal 233
Pasal 187 ayat 5
Pasal 187 ayat 6
Pasal 187 ayat 9
RUMAH SAKIT – PENELITIAN
• Rumah Sakit dalam menyelenggarakan fungsi penelitian dapat membentuk pusat penelitian guna
pengembangan layanan Kesehatan.
• Rumah Sakit sebagai Pusat penelitian harus menyelenggarakan penelitian unggulan dan
translasional. Dalam menyelenggarakan penelitian, Rumah Sakit dapat melaksanakan pelayanan
berbasis penelitian. Rumah Sakit yang melaksanakan pelayanan berbasis penelitian melalui inovasi
penelitian yang dikembangkan oleh Tenaga Medis dan/atau Tenaga Kesehatan harus diberi
dukungan dan kebebasan secara bertanggung jawab.
o Yang dimaksud dengan “pelayanan berbasis penelitian” adalah pelayanan yang dilakukan
terhadap Pasien sebagai subjek penelitian, terutama pada penelitian translasional dengan tujuan
untuk pembuktian efektivitas.
o Yang dimaksud dengan “kebebasan secara bertanggung jawab” adalah pelaksanaan penelitian
dilakukan sesuai dengan kaidah keilmuan berdasarkan etika, nilai moral, norma agama, dan
peraturan perundang-undangan.
• Rumah Sakit yang melaksanakan fungsi penelitian dapat bekerja sama dengan institusi atau pihak
lain.
o Pihak lain, antara lain, ialah lembaga atau orang perseorangan yang memiliki tugas dan fungsi untuk
melakukan penelitian atau memiliki kompetensi untuk melakukan penelitian.
Pasal 172
Biobank / Biorespiratory
Pelayanan DARAH
Pengumpulan PLASMA/ Bank PLASMA
Donor / Transplantasi ORGAN
Pelayanan Kesehatan TRADISIONAL
Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pemberian Layanan diluar Kewenangan
STANDAR Profesi – Layanan - Prosedur
Tenakes WNA Luar Negeri
Hak & Kewajiban TENAKES
Perizinan / SIP & STR
STR berlaku seumur HIDUP
Melaporkan kepada APH
Sanksi PIDANA
1. Setiap perempuan yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan kriteria yang dikecualikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun.
2. Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan tindak pidana Aborsi pidananya
dapat ditambah l/3 (satu per tiga).
3. Setiap Orang yang menghalangi program pemberian air susu ibu eksklusif dipidana
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
o Bila dilakukan oleh korporasi, selain dikenai pidana denda, korporasi juga dikenai
pidana tambahan berupa:
a. pembayaran ganti rugi;
b. pencabutan izin tertentu; dan/atau
c. penutupan seluruh atau sebagian tempat usaha dan/atau kegiatan korporasi.
Pasal 427
Pasal 429
Pasal 430
Pasal 448
Sanksi PIDANA
1. Setiap Orang yang memperjualbelikan darah manusia dengan alasan apa pun dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang mengomersialkan atas pelaksanaan transplantasi organ atau jaringan
tubuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah). (2) Setiap Orang yang memperjualbelikan organ atau jaringan tubuh dengan
alasan apa pun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000.000,00
(dua miliar rupiah).
3. Setiap Orang yang melakukan bedah plastik rekonstruksi dan estetika yang bertentangan
dengan norma yang berlaku dalam masyarakat dan ditujukan untuk mengubah identitas
seseorang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau pidana denda paling banyak
Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
Pasal 431 Pasal 432 Pasal 433
SANKSI PIDANA
Pasal 440
SANKSI PIDANA
Pasal 441
SANKSI PIDANA
Masalah
“Masalah apa yang Rumah Sakit utk
Prioritas diselesaikan”
Kompetitor Keunikan
Siapa Kompetitor RS Kita? “Apa Keunikan Bisnis
Rumah Sakit kita?
Masalah
Kompetitor Keunikan