berpasangan. Pada uji ini menggunkan sample yang sama, namun diberi perlakuan yang
berbeda. Biasanya peneliti ingin membandingkan data sebelum diberi perlakuakn (pretest)
dan sesudah diberi perlakuan (postest).
Contoh kasus untuk Uji Paired Sample T test yaitu sebagai berikut :
Pada pembelajaran IPA, pada suatu kelas, dilakukan pre test kemudian diterapkan
multimedia interaktif kemudian dilakukan post test untuk mengetahui apakah setelah
menggunakan multimedia interaktif, rata-rata hasil belajar IPA siswa meningkat secara
signifikan. Kasus ini akan dilakukan analisis dengan menggunakan uji paired sample t test.
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Pretest Posttest
70 80
80 80
70 90
80 80
60 80
60 70
70 80
70 70
80 70
60 80
60 90
70 80
70 80
80 70
90 60
60 70
50 80
60 80
60 80
70 70
70 60
80 70
70 90
70 80
Asumsi awal yang harus dipenuhi adalah data tersebut berdistribusi normal. Untuk melihat
apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak maka dilakukan dilakukan uji distribusi
normal terlebih dahulu,langkah-langkahnya yaitu sebgai berikut :
1. Membuka SPSS kemudian mengisi kolom pada Variabel View,seperti di bawah ini
2. Mengisi data pada nilai Pretest dan posttest,lalu melakukan uji distribusi normal
dengan cara klik Analyze >> Nonparametric tests >> Legacy Dialog >> 1-Simple
K-S
3. Memindahkan data pada tabel satu persatu ke ruas sebelah kanan,lalu klik Ok.
4. Maka hasil uji distribusi normalnya yaitu sebagai berikut :
Data tersebut merupakan data berdistribusi normal karena Asym Sign (2-tailed) pada Hasil
Pretest 0,545 dan Hasil Postest 0,203 > 0,05. Jika data telah berdistribusi normal maka
selanjutnya dapat melakukan uji Paired Sample T-test.
3. Maka hasil uji Paired Sample T-test seperti di bawah ini :
Kesimpulan :
Karena sig (2-tailed) 0,015 < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, jadi kesimpulannya
ada perbedaan antara posttest dengan pretest.