Anda di halaman 1dari 4

DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM (Glycine max (L) Merrill) HASIL TUMPANGSARI DENGAN

SORGUM MANIS
(Shorgum bicolor (L) Moench)
DHIKA RIZKY IMMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Gardner, F. P., R. B. Pearce, dan R. L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plants


(Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa : Susilo dan Subiyanto). UI
Press, Jakarta.
Ginting, A.N. dan H. Yusuf. 1983. Aliran permukaan dan erosi pada lahan
beberapa jenis tanaman dan hutan di waspada, Garut. Lap. PUSLITHUT
413 : 12-16.
Harrington, J.F. cit T.T. Kozlowski. 1972. Seed Biology. Vol. III. Academic
Press, New York.
Helena, D. 2000. Pengaruh Jarak Tanam dalam Tumpangsari Kedelai (Glycine
max (L) Merril) Dengan Sorgum (Sorghum bicolor (L) Moench) terhadap
Pertumbuhan dan Produksi. Fakultas Pertanian, ITB, Bogor.
Helena, D., Suwarto, dan W.Q. Mugnisjah. 2003. Produksi tanaman dan nilai
kesetaraan lahan dalam tumpangsari sorgum (Shorgum bicolor (L.)
Moench.) dengan kedelai (Glycine max (L.) Merr.). Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Hidajat, O.O. 1985. Morfologi Tanaman Kedelai. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Hoseney, R.C. 1998. Principles of Cereal Science and Technology. American
Association of Cereal Chemists, Minnesota.
Justice, O. L. dan L. N. Bass. 1994. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih
(Penerjemah : Rennie Roesly). Penerbit Rajawali, Jakarta.
Kartono. 2004. Teknik penyimpanan benih kedelai varietas wilis pada kadar air
dan suhu penyimpanan yang berbeda. Buletin Teknik Pertanian 9: 79-82.
Khalil, M. 2000. Penentuan waktu tanam kedelai terhadap pertumbuhan, hasil
kedelai dan jagung dalam sistem tumpangsari. Agrista 4 : 12-16.
Kuswanto, H. 2003. Teknologi Pemrosesan Pengemasan dan Penyimpanan Benih.
Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Lesoing, G.R. dan Ch. A. Francis, 2000. Strip intercropping effects on yield and
yield components of corn, grain sorgum, and soybean. Agron. J. 91: 422-
426
Marthiana, M. dan Baharsyah. 1981. Pengaruh waktu tanam kedelai (Glycine max
(L.) Merr.) terhadap hasil dan komponen hasil kedua tanaman. Buletin
Agronomi 13 : 23-34.
McIntosh, J. L. 1977. Multiple Cropping. IRRI Annual Report. IRRI Los Banos,
Philipines.
Mimbar, 1990 dalam Darnawi., Tohari dan Siti Fatimah. 2000. Pengaruh Saat
Tanam Jagung dan Kedelai dalam Sistem Tanam Ganda terhadap
Pertumbuhan dan Hasil. Jurnal Ilmu Pertanian. 7: 62-71.

53
DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM (Glycine max (L) Merrill) HASIL TUMPANGSARI DENGAN
SORGUM MANIS
(Shorgum bicolor (L) Moench)
DHIKA RIZKY IMMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Mugnisyah, W.Q., Suwarto, dan Memem. 1991. Mengatasi Deraan Cuaca Lapang
dalam Rangka Produksi Benih Kedelai Bermutu Tinggi: Pengaruh Waktu
Tanam dan Waktu Panen Terhadap Viabilitas Benih Tiga Varietas Kedelai.
Makalah dalam Seminar LP-IPB, Bogor.
Nugroho, U.S. 1999. Teknologi Penyimpanan Benih. Lembar Informasi Pertanian
Edisi Januari, Pontianak.
Odum, E.P. 1993. Ecology in the 1990s. Developing Biological Literacy. Guide to
developing secondary and post – secondary biology curricula, Colorado
Springs.
Palmer, R.G., T. Hymowitz, and R.L. Nelson. 1996. Germplasm Diversity within
Soybean. In Verma, D.P.S. And Shoemaker, R.C. (Eds). Soybean:
Genetics, Molekular Biology and Biotechnology. Biddles Ltd, Guildford.
Phoehlman, J. and D.A. Sleper. 1996. Field Crops Fourth Edition. Iowa State
University Press, Ames.
Prajitno, D. 1988. Pengelolaan Teknologi Produksi Tanaman dalam Mendapatkan
Swasembada Pangan Khususnya di Lahan Marjinal. Kertas Kerja Disajikan
Pada Diskusi Panel PERAGI, Bogor.

Pranoto. H.S., W.Q. Mugnisyah, dan M. Endang. 1990. Biologi Benih. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Prihatman, K. 2000. Kedelai (Glycine max (L) Merr.). Sistem Informasi
Manajemen pembangunan di Pedesaan, Proyek PEMD, BAPPENAS,
Jakarta.
Purwanti, S., MS., R. Rabaniyah, M. P., dan A. Wibowo. 2011. Pertumbuhan dan
Hasil Benih Kedelai Hitam Tumpangsari Barisan dengan Jagung Manis.
Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Purwantoro. 2009. Percepatan penyebaran Varietas unggul Melalui Sistem
Penangkaran Perbenihan Kedelai di Indonesia. Balai Penelitian Tanaman
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian, Malang.
Purwono dan H. Purnamawati. 2008. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Penebar Swadaya, Jakarta.
Robi’in. 2007. Pengaruh Kultivar dan Jenis Rhizobium terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merril). Fakultas MIPA, Universitas
Islam Negeri Malang, Skripsi.
Sadjad, S., H. Suseno, S.S. Hajadi, J. Sutakaria, Sugiharso, dan Sudarsono. 1974.
Dasar-dasar Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
________. 1993. Dasar-dasar Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Schimdt, L. 2000. Guide to Handling of Tropical and Subtropical Forest Seed
(Penanganan Benih Tanaman Hutan Tropis dan Subtropis, alih bahasa :

54
DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM (Glycine max (L) Merrill) HASIL TUMPANGSARI DENGAN
SORGUM MANIS
(Shorgum bicolor (L) Moench)
DHIKA RIZKY IMMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Nasional). Direktorat Jenderal


Lahan dan Perhutanan Nasional, Jakarta.
Schwass, R.H. 1973. The Principles of Seed Certification. Taipeh, Taiwan.
Soemardi dan A.S. Karama. 1996. Paket Teknologi Produksi Benih kedelai. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Soeranto, H. 2012. Prospek dan Potensi Sorgum Sebagai Bahan Baku Bioetanol.
Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi (PATIR) dan Badan Tenaga
Nuklir Nasional (BATAN), Jakarta.
Soewanto, H., A. Prasongko, dan Sumarno. 2007. Agribisnis Edamame untuk
Ekspor. Dalam Sumarno, Suyamto, A.Widjono, Hermanto, dan H.Kasim
(Eds.). Kedelai: Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Bogor.
Sukarman dan Raharjo. 2000. Karakter fisik, kimia, dan fisiologi benih beberapa
varietas kedelai. Buletin Plasma Nutfah 6: 31-36.
Sumarno dan Harnoto. 1983. Kedelai dan Bercocok Tanamnya. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Suprapto dan R. Mudjisihene. 1987. Budidaya dan Pengolahan Sorgum. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Sutidjo, D. 1986. Dasar-dasar Ilmu Pengendalian Tumpangsari Pengganggu.
Fakultas Pertanian IPB, Bogor.

Sutopo. L. 2002. Teknologi Benih. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

________. 2004. Teknologi Benih (Edisi Revisi). PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Tamburian, J.S., S. Saenong, dan A. Ala. 1992. Penentuan waktu tanam kedelai
dan populasi jagung pada pertanaman tumpangsari terhadap produktivitas
lahan. Dalam Agrikam Buletin Penelitian Pertanian Maros. Balittan Maros
7 : 7-9.
Tangkuman, F. 1974. Bercocok Tanam Kedelai. LP3, Bogor.
Tatipata, A. P. Yudoyono, A. Purwantoro, dan W. Mangoendidjojo. 2004. Kajian
aspek fisiologi dan biokomia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan.
Jurnal Ilmu Pertanian 11: 76-87.
Vandermeer, J. 1989. The Ecology on Intercropping. Cambridge University Prees,
New York.
Vieira. R.D., D.M. Tekrony, D.B. Egli, and M. Rucker. 2001. Electrical
conductivity of Soybean seeds after storage in several environments.
Seed Science and Technology 29:599-608.

55
DAYA SIMPAN BENIH KEDELAI HITAM (Glycine max (L) Merrill) HASIL TUMPANGSARI DENGAN
SORGUM MANIS
(Shorgum bicolor (L) Moench)
DHIKA RIZKY IMMAWATI
Universitas Gadjah Mada, 2013 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Wahyuni, S. dan U.S. Nugraha. 1993. Penelitian Pengeringan dan Penyimpanan


Benih Kedelai. Makalah Seminar Balittan Sukamandi 6 Agustus 1993.
Yudono, P. 1992. Growth, yield and seed quality of corn (Zea mays L.) and
soybean (Glycine max L. Merr.) as affected bt population density in row
intercropping. Jurnal Ilmu Pertanian 1: 495-505.

56

Anda mungkin juga menyukai