Anda di halaman 1dari 74
BAHAN AJAR -AZAS TEKNIK KIMIA II (HKKK-427) P=NaCi= 40% 100°F Primata Mardina, ST | Meilana Dharma Putia, ST) Iryanti Fatyasari Nata, MT | maa ae PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT | 2007 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat Rahmat dan Hidayah- Nya Bahan Ajar Azas Teknik Kimia I (ATK II) ini dapat terselesaikan. Penyusunan Bahan Ajar ATK IT ini bertujuan untuk memberikan materi kuliah yang tersusun dengan baik dan dilengkapi dengan contoh penyelesaian soal yang sistematis. Hal ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempersiapkan, memahami dan mendalami matakuliah ATK TI dengan batk, sehingga tujuan pembelajaran seperti yang tertuang dalam Satuan Acara Pembelajaran (SAP) dapat tercapai. Pada Bahan Ajar ATK II ini diberikan konsep dasar perhitungan energi Panas/neraca massa dalam proses kimia yang cukup rind agar dalam Penerapan di proses industri kimia dapat menentukan panas yang dibutuhkan ataupn panas yang dihasilkan dai suatu reaksi/proses. Pada setiap bagian diberikan contoh soal yang menerapkan konsep dasar tersebut. Penyusun menyadari dalam pembuatan Bahan Ajar sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan pendapat yang bersifat membangun akan diterima dengan senang hati untuk penyempumaan Sahan Ajar ini. Bahan Ajar ini bermanfaat untuk kemajuan pembelajaran dan pendidikan di Program Studi Teknik Kimia Unlam. Banjarbaru, Agustus 2007 Penyusun, DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi - Daftar Gambar..... Daftar Tabel... BABI. NERACA ENERGI 1.1. TIPE - TIPE ENERGI ..... BAB II. NERACA ENERGI UNTUK PROSES TANPA REAKSI KIMIA 2.1, NERACA ENERGI UNTUK SISTEM TERTUTUP, UNS IEADY-STATE.. 2.2. NERACA ENERG! UNTUK SISTEM TERTUTUP, STEADY STATE .. 2.3. NERACA ENERGI UNTUK SISTEM TEBUKA, UNSTEADY-STATE 2.4. NERACA ENERG! UNTUK SISTEM TERBUKA, STEADY STATE. BAB III. PERHITUNGAN PERUBAHAN ENTALPI 3.1. PERUBAHAN FASE .... 3.2. PERSAMAAN UNTUK MENGHITUNG PANAS. PENGUAPAN 3.3. PERSAMAAN KAPASITAS PANAS 3.4. PENGGUNAAN TABEL DAN GRAFIK UNTUK. MENDAPATKAN HARGA ENTALPI .. BAB IV. APLIKASI NERACA ENERGI TANPA DAN N DENGAN REAKSI KIMIA 4.1, APLIKASI NERACA ENERGI TANPA REAKSI KIMIA 4.1.1. Penyederhanaan Persamaan Umun Neraca Energi 4.1.2. Strategi Penyelesaian Neraca Energi 4.1.3. Contoh Problem Dan Penyelesaian .. 4.2. APLIKASI NERACA ENERGI DENGAN REAKSI KIMIA 4.2.1, Panas Pembentukan Standart . 4.2.2. Panas Reaksi (Entalpi) 4.2.3. Panas Pembentukan Star Panas Sensibel Dari Campurannya . Panas Pembakaran .. Halaman 10 it 14 17 18 20 23 25 26 26 32 33 37 39 BAB V. NERACA ENERGI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK DARI REAKSI KIMIA 5.1. Aplikasi Neraca Energi pada suatu Proses dengan Adanya Reaksi Kimia BAB VI. NERACA ENERGI MIKROSKOPIS. 6.1. PENDAHULUAN 6.2. PERHITUNGAN NERACA PANAS BAB VII. HUMIDITY 6.1. PETA PSIKOMETRIK (PSYCHOMETRIC CHARTS) .. DAFTAR PUSTAKA .. LAMPIRAN KONTRAK PERKULIAHAN (KP) 43 51 51 60 69 Gambar 3.1. Gambar 3.2 Gambar 7.1 Gambar 7.2. DAFTAR GAMBAR Halaman Perubahan Entalpi Komponen Murni 18 Perubahan Cp untuk Beberapa Gas .. eee elt Lintasan Proses dalam Peta Psikrometrik 62 Beberapa Lintasan Proses dalam Peta Psikrometrik 63 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Harga Cp untuk Berbagai Tipe Molekul ...... a1 BAB I Neraca energi adalah salah satu dari Chemical Engineering Tools, yang akan sering digunakan dalam penyelesaian problem-problem imu teknik kimia. Sebelum lebih lanjut membahas tentang neraca energi, akan diperkenalkan tipe-tipe energi. 1. TIPE-TIPE ENERGL Energi dapat dibedakan dalam beberapa tipe, diantaranya : 1. Kerja (W) Kerja adalah sebuah bentuk dari energi yang mewakili suatu perpindahan energi antara sistem dan lingkungan. Kerja tidak dapat disimpan. Kerja bernilai positif jika lingkungan melakukan kerja pada sistem dan negatif jika sistem melakukan kerja pada lingkungan. - Kerja mekanik, kerja yang terjadi karena gaya mekanik yang menggeser batas dari sistem. aut), we -fras 5 - Kerja listrik, terjadi jika suatu arus listrik melalui hambatan listrik dalam sirkuit. - Kerja poros, terjadi karena gaya bekerja pada poros untuk menggerakkannya melawan hambatan mekanik. - Kerja alir, kerja yang dilakukan pada sistem jika fluida didorong masuk ke sistem oleh lingkungan. fe Contoh 1.1 Gas ideal pada 300°K dan 200 kPa berada dalam silinder tertutup (gesekan dari piston diabaikan), gas perlahan-lahan mendorong piston sehingga volume gas berekspansi dari 0,1 menjadi 0,2 m®. Hitung kerja yang dilakukan oleh gas terhadap piston jika ada dua langkah berbeda yang digunakan untuk mencapai keade3n akhir sistem. Langkah A: Proses ekspansi pada tekanan konstan (P = 200 kPa) Langkah B: Proses ekspansi pada suhu Konstan (T = 300°K) Penyelesaian: Persainaan gas ideal: PY = nRT ae (200 kPa}0,1m'} (31 4kPam'/kgmol *K\e00"K) 1 = 0,00802 kg mol. Jika proses di atas digambarkan Persamaan (1.1) yang digunakan w -frds = -fr.av Langkah A: (Proses Isobarik) e Ww =~ [P.dv =-P(v2-v1) = (000 x10*Pa 1N/™ \o,2-0,n( 1 w = -(200x10 ole Joe 0.1) (#4) W = - 20 kJ (tanda negatif berarti sistem melakukan kerja) Langkah B: (Proses Isothermal) ‘nkT, v2 We NN =-nkT (a KJ et 4 _ 600" W = -(0,00802 kgmol} 8,31 em) ve W = - 13,86 KJ. 2. Panas (Q) : Panas adalah bagian dari total energi yang mengalir meiintasi batas sistem yang disebabkan oleh perbedaan suhu antara sistem dan lingkungan. Panas tidak dapat disimpan atau diciptakan serta dimusnahkan. Panas yang diberikan kepada suatu benda dipakai untuk menaikkan energi dakhilnya dan melakukan kerja lvar. Bahan Ajar Azas Teknik Kimia I! - 2 Q=Au+W (1.2) Panas (Q) bemilai positifjika ditransfer ke sistem dan sebaliknya. Suatu proses dimana tidak ada transfer panas terjadi adalah suatu proses adiabatik (Q=0). Contoh proses adiabatik meliputi proses dimana sistem dan lingkungannya mempunyai suhu yang sama dan proses dimana sistem terisolasi sempurna. Transfer panas diklasifikasikan dalam tiga kategori: ~ Konduksi: Qk = -k, A 9t/Panas dx \ waktu, - Konveksi: Qc =h.A. AT =h. A. (T-Ta) (ne) waktu, - Radia: = Qr_ = = he. A. (T~Ta) =A. €.0 (1*-Ta’) . Energi Kinetik Adalah energi suatu sistem atau beberap> bahan karena kecepatannya yang relatif terhadap lingkungan. KE = %2 mv? (1.3) Contoh 1.2: ‘Air dipompa dari tangki melewati pipa dengan ID (Inside Diameter) 3 om dengan kecepatan 0,001 m’/s. Cari energi kinetiknya. Penyelesaian: Q (debit) = 0,001 m’/s. 1D 3m. Asumsi p = 1000 kg/m3. c Ve ID = % (3,00) = 15am. =2 OK = tr? =m(1,5)° = 7,065x10~ m? Bahan Ajar Azas Teknik Kimia - 3 0,001 7,065 10 * KE = %2 V? = % (1,415)? = 1 J/kg. L415 m/s 4. Energi Potensial ‘Adalah energi yang dimiliki sistem karena posisinya. PE=mg.h (1.4) Contoh 1.3: Air dipompa dari satu reservoir ke reservoir yang lain yang jaraknya 300 ft. Level air pada reservoir kedua 40 ft di atas level air reservoir pertama. Berapa perubahan energi potensial dari air dalam Btu/lbm. Penyelesaian: Basis: 1 Ibm air. APE= _ (32.2 tis? APE =| 353 Ibm fi/ibts? \s = APE = 0,0514 Btu/lbm 5. Energi Dalam ‘Adalah konsep makroskopis meliputi sejumlah energi dari molekuler, atomik, dan subatomik. Yang termudah dibayangkan adalah energi dalam suatu gas. a). Gas mempunyai massa, mass adalah suatu bentuk energi (Einstein). b).Molekul-molekul bergerak ke semua arah, —_molekul-molekul ‘mempunyai energi (energi translasi). ©). Molekul-molekul berputar-putar, bergetar, molekul-molekul ini mempunyai energi rotasi dan vibrasi. | 4), Molekul-molekul tarik-menarik atau tolak-menolak terhadap masing- masing, ada energi potensial. Bahan Ajar Azas Teknik Kimia I~ 4 >... | €). Atom-atom terdiri dari inti dan elektron-elektron. Elektron-elektron ini berada pada tingkat-tingkat energi tertentu, atau kalau dikatakan elektron-elektron berputar mengelilingi intinya, maka elektron-elektron ini mengandung energi. Dapat dilihat bahwa energi dalam harganya_tergantung dari Jumlah/massa bahan yang ditinjau. Untuk fase dan komponen tunggal, energi dalam (U) adalah fungsi T dan v U=ULY ov-(¥) an{Z) av a) Wy, (2) merupakan kapasitas panas (panas spesifik) pada volume konstan dengan simbol Cv. (%) nilainya sangat kecil, sehingga diabaikan. du = (2) at ay Jika diintegrasikan, maka AU=U, -U, = fau=[ov.er cee Untuk gas ideal U adalah fungsi suhu saja. Contoh 1.4: Berapa perubahan energi dalam jika 10 kg mol udara didinginkan dari 60°C menjadi 30°C pada statu proses dengan volume konstan. Penyelesaian: Cv untuk range suhu di atas adalah 2,1 x 10° 3/(kg mol)(°C). AU = 10 kg mol (2"5(2,1.10 * petyray)HT = 2.1.10 £0 - 60) Al -63.10 4) Contoh Dari gambar di bawah, langkah manakah AU yang paling besar? Langkah Aatau 8? Bahan Ajar Azas Teknik Kimia l- 5 1 L tay ja Data cient: Stage P(atm) ~—T(°K) Q) 1 300 (2) 2 300 (3) 1 350 (@) 2 350 Penyelesaian: Karena U adalah variabel keadaan, AU hanya tergantung dari Kondisi awal dan akhir, dan bukan pada langkah (1) dan (4). Jadi, jawabannya tidak ada perbedaan harga AU antara Langkah A dan B, nilainya sama. . Entalpi H=U+PV P 1.6) Untuk fase dan komponen tunggal, entalpi adalah fungsi T dan H=H(P) dH= (Fs of (¥) merupakan kapasitas panas pada tekanan dan disimbolkan Cp. . (2) nilainya sangat keail dan diabaikan. , st Jika diintegrasikan AH =H, ~ fep.at 1.7) Contoh 1. Gambar di bawah mengilustrasikan perubahan keadaan dari suatu gas dari A ke D dengan dua langkah. Manakah AH yang lebih besar, melalui langkah A-B-D atau A-C-D dari titik A ke D? Bahan Ajar Azas Teknik Ki iat-6 Penyelesaian: Karena H adalah variabel keadaan, hanya bergantung pada kondisi awal dan akhir. Jawabannya, kedua langkah mempunyai harga 4H yang sama. Contoh 1.7: Hitung perubahan entalpi dari proses pada contob I.2. Asumsi proses alir steady-state, tekanan konstan dengan Cp = 2,9 x 10* J/(kg mol)(°C). Penyelesaian: AH =10 kamolf" "2.9.10 eae Jar = 2,9.10°(30 -60) AH =-8,7 x10) Bahan Ajar Azas Teknik Kimia I~ 7 OS BAB II NERACA ENERGI UNTUK PROSES TANPA REAKSI KIMIA Hukum kekekalan energi: Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya berubah bentuk dan berpindah dari satu mediurn ke medium yang lain. Perumusan neraca energi Neraca Energi untuk satu-satuan waktu ‘Akumulasienergi) [2emlaheneral yang ] [Jumlahenerai yang : masuk ke sistem keluar dari sistem dalamsistem |= - ; é melaluibatas sistem || melalui batas sistem darit, ke ty zi dari t, ke ty darit, ket, tae (2.1) atau disimbolkan; A(U+PE+KE) nso = AE=Q+W 2.1. NERACA ENERGI UNTUK SISTEM TERTUTUP, UNSTEADY- STATE Pada sistem tertutup tidak ada massa yang masuk dan keluar sistem, tapi ada pertukaran energi. Tipe energi_ yang dapat berpindah antara sister. dan lingkungannya adalah Kerja (W) dan panas (Q). Pada sistem tertutup, harga APE dan AKE biasanya diabaikan, sehingga persamaan (11.2) menjadi (2.3) AU = AE=Q+W Gambar di bawah ini menunjukkan contoh-contoh asus sistem tertutup, unsteady-stale. gatas stem Pemanasan ar dalam beans eda fstik blakukan pada rhambatan heater dalam oven vertaup Contoh 2.1 ‘Alkaloid adalah senyawa kimia yang mengandung nr Gan plant calls. Pada percobaan, sebuah bejana tertutup 1,673 dengan pelarut air mengandung dua jenis alkaloid, aymalicne dan serpentine. Suhu dari larutan adalat 10°C. Untuk menghasilkan residu kering dari alkaloid pada dasar bejana, seluruh air eee pajana diuapkan. Asumsi sifatsifat fisk dart air dapat mewakil sifat Salen) eer Berapa besar panas yang harus ditransfer ke bejana jka * V9 Sa dalam bentuk cairan jenuh pada Kondisi awal 10°C teruapkan sempurne pada suhu 100°C dan 1 atm. itrogen yang dihasilkan im diisi P= atm Penyelesaian: -Sifat fisik dari air dapat dicari pada steam tables Volume spesifik pada 100°C dan 1 atm adalah 1,673 m’/kg. Kesar awal (ais) |__Keadaan air (G28) P Latm T 100°C u 2506 1d/kg persamaan untuk sistem tertutup, unsteady-state AE = AU=Q+W Tidak ada kerja yang terjadi, W = 0 Basis: 1 kg air teruapkan Bahan Ajar Azas Tekeik Kimia l= 9 AuU=Q akhir — U awal 2.2. NERACA ENERGI UNTUK SISTEM TERTUTUP, STEADY-STATE Steady state berarti akumulasi dalam sistem bernilai nol, dan aliran panas (Q) dan W masuk dan keluar sistem konstan. Pada sistem steady-state AKE APE sehingga (2.4) persamaan (2.4) menerangkan, semua kerja yang dilakukan pada sistem ferutup, steady-state, harus ditransfer keluar sebagai panas ('Q). Nam panas (Q) pada sistem tidak dapat seluruhnya diuban meryjadi kerja, sesuai dengan prinsip dari hukum termodinamika ke-2. Jadi pada sistem tertutup, steady-state, jika kerja (W) nilainya diketahui, mmaka Q juga diketahui, namun jika W tidak diketahui, Q harus dihitung dari persamaan, Q = UAAT. Gambar di bawah ini menunjukkan contoh-contoh kasus sistem tertutup, steady-state. Batas sister J We5Kd Qas= 10K PRE=0 gas Kerja ith Sakukan pad siéscerdergan hambatan beater clam oven Kompres gas gia ingianganéznganpanas lang be ingkurgan Bahan Ajar Azas Teknik Kimia l- 10 i, | 2.3. NERACA ENERGI UNTUK SISTEM TERBUKA, UNSTEADY- STATE, Dalam sistem terbuka, unsteady-state, akumulasi energi pada neraca energi tidak bernilai nol karena a. massa dalam sistem berubah b. energi per satuan massa dalam sistem berubah ©. perubahan massa dan energi terjadi bersama-sama. Aliran_massa yang masuk dan keluar pasti melibatkan energi. Tipe energi yang ada pada sistem ini sama dengan sistem yang lain, yaitu U, PE dan KE, tambahkan ketiga tipe energi pada trasfer energi dari Q dan W dalam neraca energi Persamaan Umum Neraca Energi AE = £2 -E1 =} mili +KEi + PEI) — ¥’ mo[Ho + KEo + PEo)+Q+W... (2.5) ot a Persamaan di atas dapat digunakan untuk sistem terbuka dan tertutup baik itu unsteady-state maupun steady-state. Contoh 2.2: . ature ian 2 rane wpe ea Tw out=-0in= + fe Gambar di atas mengilustrasikan sistem terbuka secara umum dengan satu arus masuk dan arus keluar. Di sini tidak ditekankan pada proses secara detail, hanya pada transfer energi yang masuk dan keluar, dan perubahan energi dalam sistem secara keseluruhan. Rangkaian peisamaan yang digunakan dalam gambar di atas adalah sebagai berikut: - Akumulasi energi pada sistem dari ty ke tz AE = m ty (U + KE + PEk2—m ty (U + KE + PEs Transfer energi masuk dari t; ket. : (Uy + KEy + PEx)m ~ Transfer energi keluar dari ty ket, : (Ua + KE2 + PE2)me - Jumlah transfer energi dengan transfer panas masuk dan keluar dari tikete:Q ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia N= 11 - Jumlah transfer energi karena kerja poros, mekanik atau listrik yang masuk dan keluar dari ty ke ty: W - Jumlah transfer energi karena kerja untuk memasukkan dan memindahkan sejumlah massa dari ty ke te PaVam, ~ PaVam Kombinasikan semua persamaan di atas ke dalam persamaan neraca energi. AE = (Ui+KE;+PE:)m: — (U2+KE2+ PE2)m2 + Q + W + Pais — P2V2m2 AE = [(Ur+P1Vi) + KE; + PE; Im, — ((U2 + P2V2)+ KE2 + PE2]m + Q+W AE = (Hy + KE; + PE,)m, - (Hz + KE2. + PEz)m, + Q + W AE =E;-E2+Q+Ww AE = E,— E, = Q + W- A(H + PE + KE) Contoh proses-proses yang menggunakan prinsip sistem terbuka, unsteady- state antara lain: ~ Pemisahan larutan garam dengan proses kristalisasi. Kondisi vakum dibuat pada kondenser dengan menggunakan air dingin untuk mengambil uap air yang ada di atas larutan sehingga dapat memekatkan larutan. Kristal yang terbentuk, secara _periodik dikeluarkan pada bagian bawah kristaliser. - Pengisian air pada sebuah tangki. - Pemisahan larutan yang terdiri dari dua zat dipisahkan dengan distilasi secara batch. Kolom distilasi diisi dengan larutan untuk dipisahkan; wap pada heat exchanger dalam reboiler menyebabkan uap naik ke atas kolom dimana satu zat konsentrasinya lebih tinggi dibanding yang lain, dan kemudian dikondensasikan. Contoh 2.3: Suatu tangki yang terisolasi dihubungkan dengan dua katup. Satu katup menghubungkan tangki dengan aliran uap 1000 kPa dan 600°K, dan katup yang lainnya dengan pompa vakum. : Pada keadaan awal kedua katup tertutup. Kemudian katup yang ‘terhubung dengan pompa vakum dibuka, tangki dikosongkan, dan katup ditutup. Kemudian katup yang terhubung dengan aliran uap dibuka sehingga uap masuk ke tangki kosong dengan perlahan sampai tekanan dalam tangki sama dengan tekanan pada aliran uap. Hitung suhu akhir dari uap dalam tangki Penyelesaian: Pompa vakum Pilih tangki sebagai sistem dan basis 1 kg uap. Dari steam tables dicari sifak fisik uap pada 1000 kPa dan 600°K. U_ = 2837,73 ki/kg 109,44 kI/kg ,271 m3/kg Persamaan neraca energi; E,—E1 = Q+ W- A(H + KE + PE) Asumsi yang diambil: Tidak ada perubahan KE dan PE dalam sistem, AE = U Tidak ada kerja yang terjadi pada sistem, W = 0. Tidak ada panas yang ditransfer dari dalam maupun keluar sistem karena terisolasi, Q = 0. Tidak ada arus yang keluar sistem, H out = 0. Pada keadaan awal tidak ada massa pada sistem, U1 = 0. eo ogp Persamaan menjadi: U- 0 = - (Hout H in), atau min.U2 = - min.H in at Untuk mencari suhu akhir dari uap dalam tangki, harus ditentukan/diketahui dua sifat fisik dari uap. Satu sifat sudah diketahui yaitu tekanan 1000 kPa. Sifat lainnya yang harus diketahui bukan T atau V. Untuk mencari U2 digunakan persammaan: U2 = Hin Uz = 3109, 44 K/kg Dengan interpolasi pada steam tables untuk P = 1000 kPa dan U = 3109,44 ki/kg didapat suhu, Tz = 764°K. a EEE EEE EE EHE Eee ePeedeeeePeeeeee eee Bahan Ajar Azas Teknik Kimia 13 2.4. NERACA ENERGI UNTUK SISTEM TERBUKA, STEADY-STATE. Biasanya sistem ini untuk proses yang beroperasi di bawah kondisi kontinyu, steady-state. Steady-state berarti massa dalam sistem tidak tergantung dari waktu, keadaan awal dan akhir dari sistem sama, dan’ "Dy Kontinyu berarti aliran panas dan massa yang masuk dan keluar sistem Konstan. Persamaan yang digunakan TOF WE a(t + PE + KE) | wa (2.6) Pada sistem ini biasanya energi potensial dan kinetik diabaikan, schingga persamaan menjadi, Dimana: AU =AH Contoh-contoh proses terbuka, steady-state antara lain boiler untuk membangkitkan uap, evaporator untuk memekatkan konsentrasi larutan, turbin, dan plate pada kolom ekstraksi. Contoh 2.4 : ‘Susu dipanaskan panas suatu alat penukar panas (feat exchanger) dari 15°C ye menjadi 25°C dengan media pemanas air, yang masuk heat excrange: pada e suhu 70°C dan keluar 35°C. Asumsi apa yang dapat diambil untuk menyederhanakan persamaan (2.6), dan berapa kecepatan alir air pemanas, kg/menit per kg/menit susu. Penyelesaian: verve iy a ai lah susu dan air pemanas, menggabungkan susu dan air pemanas sebagai sistem membuat persamaan (2.6) menjadi sederhana. Asumsi lain yang diambil: a. AKE = APE =0 b. Q= 0, karena pemilihan sistem — sistem terisolasi. c« W=0 ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia l- 14 Persamaan (2.6) menjadi 4H = 0 Selanjutnya, mencari sifat fisik dari air pemanas pada steam tables atau lainnya. Asursi air pemanas dalam kondisi jenuh dan susu mempunyai sifat fisik yang sama dengan air pemanas. \ amaaiTus) [aH (o/kg) | 15 62,01 25 103,86 35 146,69 70 293,10 Basis: 1 menit operasi (berarti kecepatan alir susu juga diambil 1kg) > AH =0 H keluar ~ H masuk = 0 [(m susu)(H susu, 25°C) + (m air)(H air, 35°C)] — [(m susu)(H susu, 15°C) + (m air)(H air, 70°C) = 0 {(1)(103,86) + (m air)(146,69)] — [(1)(62,01) + (m air)(293,10)] = 0 aon = 0,29 (kg air pemanas/menit) per (kg susu/menit). mair Contoh 2.5: Air dipompa dari dasar sumur dengan kedalaman 15 ft. Kecepatan air 200 galon/jam. Air tersebut dialirkan ke tangki penyimpan yang permukaan cairannya dijaga tetap yaitu 165 ft di atas tanah. Untuk menjaga agar air tidak membeku pada musim dingin maka dipasang heater yarig dapat memberikan panas sebesar 30.000 Btu/jam ke dalam air selama air mengalir dari sumur ke tangki penyimpan. Panas yang hilang ke sekeliling dari sistem tersebut adalah 25.000 Btu/jam. Jika air di sumur mempunyai suhu 35°F dan pompa yang digunakan mempunyai kekuatan 2 Hp. Efisiensi pompa 55% dan sisanya hilang ke lingkungan. Hitung suhu~air masuk ke tangki penyimpan. 3 Penyelesaian: ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimiall- 15 Debit = 200 galon/jam Qin = 30.000 Btu/jam Qout == 25.000 Btu/jam w =2Hp Eff. = 55% Basis: 1 jam operasi Asumsi: a. Proses tunak (steady-state) sehingga AE = 0 b. m, = m2 = m (aliran massa tetap) C. Vi = V2 sehingga KE: = KE = AKE = 0 Neraca energi menjadi: mf(Hi + Pi) —(H2 + P2)] +Q+W=0 Q + W = m[(He - Hy) + (P2- Py)] =m (4H + AP) Q = (30.000 ~ 25.000) = 5.000 Btu 2 Hp (55%) 1,1 Hp a nu pl SSO ftibi/aiky Biv Hp tate = 2.800 Btu/jam 2.800 Btu ( 1 jam operasi) ) = oo galon(ft?/7,48 galon)(62,37 Ibm/ft*) m = 1.668 Ibm AP = P,—P, =g. AZ = e 32,174 ft/dtk 32.174 OY at = (180)(,5,) Btuflbm, AP.m = (180/778) Btu/lbm (1.668 Ibm) = 386 Btu (165 — (-15)) ft (Btu/778 ft Ibf) Q+W-= AH + AP (5.000 + 2.800) Btu = AH + 386 Btu Cp air = 1 Btu/lbm °F (dianggap tetap) AH = mCp(T2-Ti) 7.414 = (1.668 Ibm)(1 Btu/ Ibm °F) (Tz - 35)°F Tz = 37,5°F Bahan Ajar Azas Teknik Kimia N16 Ls ee BAB III PERHITUNGAN PERUBAHAN ENTALPI 3.1. PERUBAHAN FASE Perubahan fase meliput’ perubahan dari padat-cair, cair-gas dan sebaliknya. Proses perubahan fase diikuti perubahan harga entalpi yang cukup besar yang biasa disebut panas laten, sedangkan entalpi yang untuk proses tanpa perubahan fase, hanya terjadi perubahan suhu disebut panas sensibel. Perubahan entalpi untuk proses peleburan disebut panas peleburan (AH fusion), sedangkan untuk proses penguapan disebut panas penguapan (AHV). Gambar di bawah ini menunjukkan perubahan entalpi dari komponen murni. Entnalpy, aH Tog Teapnaaten Temperature, T Gambar 3.1. Perubahan Entalpi Komponen Mumi Dari gambar di atas dapat diformulasikan Sensblereatotsotd ——_-Meting Sensible hat of tad Tempe Cp tiquial Treg int) = ered =f Cnaatt + Hoowwsn Tor Troi ‘Sensibie heat of vapor r / Cy sapatlT Vapotization FAA specication 0 Tay * Harga entalpi perubahan fase didapatkan dani appendix D, Himmelblau Misal untuk AHv (entalpi penguapan) dapat dicari di appendix atau dengan persamaan seperti di bawat ini. AHv dari air pada 100°C adalah 2256,1 k/kg digunakan untuk menghitung Hy air pada 600%. Diketahui Tc = 647,4°K. 600 \P" ; AHv,600 _ ( ey) aly 373 = uae a ‘AHy,600 = (0,551)( AHv,373) = (0,551X2256,1) = 1244 Ki/kg Data yang didapat dari steam tables untuk suhu 600°K adalah 1172,5 kJ/kg. 3.2. PERSAMAAN UNTUK MENGHITUNG PANAS PENGUAPAN (7 Mard_a015- ree ME NGHETUNG PANAS CENGUAP Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung panas penguapan adalah : 1, Persamaan Clapeyro1 ~—Persamaan ini merupakan hubungan termodinamik antara slope dari kurva tekanan uap dan panas penguapan molar dan variabel lainnya. PF AHy dV, -\, dp AH, - Aint) V-V, Dimana: P* = tekanan uap at suhu absolut AHy = panas penguapan molar pada T Vi —_=volume molar dari gas atau cairan seperti yang ditunjukkan oleh indeks v dan | Persamaan di atas disederhanakan dengan mengambil beberapa asumsi: - Vi diabaikan Karena nilainya kecil dibandingkan V,. = Vg = RT/P* dine = = Pv @.) aber, Bat. Baan Bt Rea Tk Rina B cere) ie gp Ay Jika_diasumsikan AHV Konstan terhadap suhu, maka menghasilkan persamaan Clausius-Clapeyron ee OH, | 1 10d M a 3.2, Sto pe feet 1) G2 _ 3,978[Tb4._)- 3,938 + 1,555InP: an. sn (" dager) (G3) 1,07 - (Tog Dimana: Th — = Titik didi normal dari cairan dalam °K. Te uhu kritis dalam °K. Pc = Tekanan kritis dalam atmosfer. 3. Persamaan Riedel AH, = va (nec -1) | . (3.4) _ (Tb, Tc (0.93 - o 4. Persamaan Watson Ay -(4) Contoh Gunakan persamaan di bawah ini untuk menghitung AHv a. Persamaan Clausius-Clayperon b. Persamaan Chen c. Persamaan Riedel Untuk menghitung panas penguapan dari acetone pada titk didi normal, dan bandingkan dengan 4Hv dari eksperimen 30,2 K/g mol (appendix C). -Penyelesaian: Basis 1g mol acetone. Dari appendix D didapat data sebagai berikut: Titik didih normal = 329,2°K Te = 508,0°K Pc = 47 atm Th _ 329.2 Te 508 In Pc =In (47) =3,85 Bahan Ajar Azas Teknik Kimia l- 19 a. Persamaan Clausius-Clayperon ain) = SHv.oT RT? 8 din(P *) = ——- dT e") C+ RBI? AHv = C+YP Dari appendix G B = 2940,46, C= -35,93 tee (8.314 x10 2940.46)(329.2)° (35,93 + 392,2)° AHy = 29,63 kJ/g mol b. Persamaan Chen Aly = (8.314% 10°)292[ 3,978(0,648) - 3,938 + 1,555| 2.8) 1,07 - 0,648 AHv =307/g mol c. Persamaan Riedel = 3 (329,2)(3,85 -1) Hy = Hv = 1,093(8,314 x10 ooo], ee) AH = 30,23 A7/. mol 3.3. Persamaan Kapasitas Panas Kapasitas panas adalah panasfenergi yang diperlukan untuk menaikkan suhu materi (zat padat, car, gas) sebesar 1 derajat. ue cai pmol F/R" gmol®C/*K Btu Joule Eo ‘pmol ‘mol Kapasitas panas digunakan untuk proses tanpa perubahan fase, hanya terjadi perubahan suhu. AH= [Cp.dT ++ (3.6) i Jika Cp konstan, . AH = Cp. AT AT = (12-71) Bahan Ajar Azas Teknik Kiria-20 Gambar 3.2. Perubahan Cp untuk beberapa gas. Untuk gas ideal, kapasitas panas pada tekanan konstan adalah konstan walaupun suhu bervariasi. Tabel 3.1. Harga Cp untuk Berbagai Tipe Molekul capacity. C Potyatomie tsar Paisatomic, eatin Untuk gas ideal, hubungan antara Cp dan Cv dengan U serta H PV=RT +PV +RT H H H diturunkan terhadap suhu cp =(St)-(Ge)+n=evee at a .» (3.7) Untuk campuran gas ideal, kapasitas panas (per mol) dari suatu campuran adalah berat moleku! rata-rata dari kapasitas panas dari tap komponen ( xi adalah fraksi mot dari komponen i) ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia l= 24 pavg = 3 ¥.Cpi ww (3.8) Untuk campuran non-ideal, khususnya cairan, biasanya merujuk pada data eksperimen. Kebanyakan persamaan untuk kapasitas panas dari padatan, cairan dan Gas bersifat empiris. Cp merupakan fungsi suhu seperti persamaan di Bawah: Cp=atbT+c? + (3.9) Dimana a, b dzn c adalah sustu konstanta. Contoh 3. Perubahan limbah padat menjadi gas dilakukan pada incinerator. Gas buangan yang panas didinginkan dengan udara. Studi kelayakan ekonomi menunjukkan bahwa limbah padat perkotaan dapat dibakar menjadi gas dengan kompasisi: CO, 9,2% CO 15% OQ. 7,3% Nz 82,0% 100,0% Berapa perbecsan entalpi untuk gas per Ib mol antara bagian bawah dan atas dari cerobong jika suhu pada bagian bawah cerobong adalah 550° dan suhu pada bagian atas adalah 200°F. Abaikan uap air dalam gas. Penyelesaiar=: Basis 1 Ib mof dari gas. Persamaan kepasitas panas (T in °F; Cp = Btu/lb mol °F) Ne: Cp = 6,895 + 0,7624 x 10°T — 0,7009 x 1071? 02 Cp = 7,104 + 0,7851 x 10°T — 0,5528 x 1071? 1 Cp = 8448 + 5,757 x 10°T — 21,59 x 107T? + 3,059 x 10°? CO: Cp = 6,865 + 0,8024 x 10°T — 0,7367 x 10 Kalikan dengara fraksi mol setiap komponen Ne: Cp = G82(6,895 + 0,7624 x 10°T - 0,7009 x 1071") 0, Cp = G,073(7,104 + 0,7851 x 10°T — 0,5528 x 1077") CO, | Cp = 0,092(8,448 + 5,757 x 10°T — 21,59 x 1071 + 3,059 x 10 CO: Cp = 9,015(6,865 + 0,8024 x 10°T — 0,7367 x 1077?) Cp net = 7,053 + 1,2242 x 10°T — 2,6124 x 1071? + 0,2814 x 10°°T? AH = fe7.053 4 1,2242 x 10°T — 2,6124 x 1071? + 0,2814 x 107) dT ie ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia-22 = 7,053(200 - 550) + (¥%X1,2245 x 10-3)[(200)2 — (550)2] ~ (1/3)(2,6124 x 10-7)[(200)3 ~ (550)3] + (1/4)(0,2814 x 10-10){(2004 ~ (850)}4] = - 2616 Btu/lb mol gas. 3.4, PENGGUNAAN TABEL DAN GRAFIK UNTUK MENDAPATKAN HARGA ENTALPI Aplikasi dari pembacaan grafik dan tabel dapat dilihat pada contoh soal di bawah ini, Contoh Hitung perubahan entalpi dengan menggunakan tabe! harga entalpi. dari 1 kg mol dari gas Nz yang dipanaskan pada tekanan tetap 100 kPa dari 18°C sampai 100°C. Penyelesaian: Karena 100 kPa adalah 1 atm, kita dapat menggunakan tabel pada appendiks D6 Himmetblau untuk menghitung perubahan entalpi. T = 1100°C = 1373 34,715 ki/kg mol (dicari dengan interpolasi data) 18°C = 291%; H = 0,524 ki/kg mol AH = 34,715 — 0,524 = 34,191 ki/kg mol. Gontoh 3.455 engguriaan Steam Tables untuk Menghitung Perubahan Entalpi Uap didinginkan dari 640°F dan 92 psia menjadi 480°F dan 52 psia. Berapa AH (Btu/lb). Penyelesaian: Dari steam tables didapat data H sebagai berikut:— — Bin - : T (CF) P (psia) 600 700 (4 frag: 2 90 1328,7 13781 mare 95 1328/4 13778 50 1258,7 ~1282,6 55 1258/2 1282,2 Untuk mendapatkan data H pada 92 psia dan 640°F, dilakukan dua kali interpolasi, sehingga didapatkan H = 1348,4 Begitu juga, untuk mendapatkan data H pada 52 psia dan 480°F, dilakukan dua kaii interpolasi, didapatian H = 1272,8 Jadi perubahan entalpi pada problem di atas: 1272,8 — 1348,4 = -75,6 Btu/lb. ‘Kimnia 23, Contoh Penggunaan Steam Tables Jika Perubahan Fase Dilibatkan untuk Menghitung Keadaan Akhir Air, 4 kg air pada 27°C dan 200 kPa dipanaskan pada tekanan konstan sampai volume dari air menjadi 1000 kali dari volume awal. Berapa suhu akhir dari air. Penyelesaian: Asumsi: Efek dari tekanan terhadap volume air diabaikan. T = 27°C = 300% Pada steam tables untuk air fase cair dalam keadaan jenuh (saturated liquid water) pada 300°k, didapatkan volume spesifik 0,001004 m?/kg. Spesifik volume pada keadaan akhir: 0,001004 x 100C = 1,004 m/kg. Untuk mencari suhu akhir dilakukan interpolasi pada data steam tables yaitu pada P = 200 kPa dan daerah volume spesifik antara 0,9024 m? (T = 400%) dan 1,025 nt (T = 450°K). Seteiah interpolasi didapatkan T akhir = 441°K. aan Aor Ades Telok Kimia 34 BAB IV APLIKASI NERACA ENERGI TANPA DAN DENGAN REAKSI KIMIA 4-1. APLIKASI NERACA ENERGI TANPA REAKSI KIMIA 4.1.1, Penyederhanaan Persamaan Umum Neraca Energi Persamaan umum neraca energi dapat disederhanakan seperti di bawah ini. Simbol "inside" menunjukkan daerah di dalam batas. sistem sedangkan “fow" menunjukkan arus yang melewati batas sistem, AE ete = O(U + PE + KE) nade = Q + W- ACH + PE + KE) agg = Q+W- alm (H+ PE + KE)] Untuk menyelesaikan su; digunakan. Mungkin ada kecil dibandingkan yang | fatu problem, tidak semua tipe energi harus yang bernilai nol, dan ada yang harganya sangat lain sehingga diabaikan, Penggunaan persamaan tergantung pada kondisi sistem. Tiga kondisi sistem yang paling sering muncul dalam problem keteknikkimiaan biasanya adalah sebagai berikut: 1. Sistem tertutup Ciri utama tidak ada massa yang masuk dan keluar dari system AE=Q4+W (4.2) Jika tidak ada akumulasi, maka AE = 0 Contoh: pemanasan awal untuk mengembangkan udara Panas suatu balon. 2, Sistem terbuka dengan perpindahan panas Proses-proses terbuka, steady-state dalam industri proses kimia didominasi oleh perpindahan panas, Q. AE, W, APE dan AKE diabaikan karena nilanya kecil. Q= AH .. Persamaan di atas dapat digunakan untuk al kolom distilasi, Jika tidak ada perpindahan lingkungan, maka = maan menjadi AH = (4.3) lat penukar panas dan Panas antara sistem dan (4.4) Persamaan di atas disebut neraca entalpt dan biasa digunakan untuk pemodelan pencampuran dua fluida dengan suhu yang berbeda. 3. Sistem alir, terbuka, steady-state. Untuk sistem alir steady-state yang tidak melibatkan perpindahan panas yang signifikan (Q = 0), sehingga W = APE + AKE (4.5) Persamaan di atas dapat digunakan dalam perhitungan pompa atau menghitung pressure drop pada sambungan pipa. 4.1.2. Strategi Menyelesaikan Problem Neraca Energi 1. Pilih sister, identifiasi batas sistem, dan tentukan apakah sistem terbuka atau tertutup. Kemudian tuliskan. 2. TEntukan apakah sistem tersebut staedy- Kemudian tuliskan. 3. Tuliskan neraca energi umum. 4, Sederhanakan neraca energi yang diambil. 5. Lakukan analisis degree-offreedom (derajat Kebebasan) yang meliputi neraca energi dan neraca massa. _ pills guatu Keadaan referensi untuk perhitungan anda, biasanye suhu dan tekanan, tapi dapat digantikan variabel lain. 7. Berdasarkan keadaan referensi, cari data sifat fisik yang dipertukan. perhatikan apakah ada perubahan fase. 8, Selesaikan neraca energi balk simuttan maupun tidak simultan dengan neraca massa. state aatau unsteady-state. sesuai dengan kondisi sistem dan asumsi Jika suatu neraca energi digunakan untuk menyelesaikan problem, perhatikan dan ingat gntalpi dari arus adalah fungsi eksplist dari suhu dan i itu, setiap arus seharusnya dicirikan oleh suhu pannya seperti massa atau mol atau fraksi dari setiap komponen. Se suka dari arus adalah tertentu, dan ilai dari tekanan tidak disebutkan. 4.1.3. Contoh Pro! CContoh 4:47), ori untuk Sistem Tertutup ast Nerace Energi A ta rosa su Kamar (80°F) dimen dalam alat pemadam api 4 fe, Berapa banyak panas yang harus diambil dari alat 40% CO2 menjadi air? blem Dan Penyelesaian Penyelesaian: Batas sister 4on co. 80°F ‘Asumsi yang diambil: - Sistem tertutup, massa konstan. ~ Kondisi unsteady-state - Tidak terjadi reaksi kimia Spesifk volume CO, = 41° 9 4f 10 ib Ib T = 80°F bari data di atas dapat dicari properti yang fain (Entalpi dan tekanan) pada appendix J. Himmelblau Pp = 300 psia; AH = 160 Btu/Ib Persamaan neraca energi AE=Q+W w = 0, karena tidak ada kerja dalam sistem, salah satu Grinya adalah volume konstan, selain itu AKE = APE = 0. Q = AU = 4H- A(PV) i icant dart COs Chart appendix J, yang, sidapat hanya tore paren cara atari garis mengical gars tana onstan dari volume spastic 0,4 ke tik diman aks! waP = 0,6, sehingga didapat: ‘AH akhir = 81 Btu/lb P akhir = 140 psia (ea y4ayord) _ (Goose) oa} yo 778.2 Q = { (81-160) - [ 4782 Q = -672 Btu ee Contoh 4.2 : Pemanasan Steady-State, Meng Terbuka entukan Suhu Keluar Sistem (T out); Sistem m Tin oe Cp Qin m Tout Cp Neraca Energi Kecepatan panas masuk — Kecepat dimasukian ke sistem = agen eet Panas keluar + Sumber panas yang panas. Atau Rin — Rout + Qin = Race (m.Cp.Tin) ~ (m.Cp.Tout) + Qin = 0 ™.Cp.(Tin = Tout) + Qin = 0 Qin (Tin - Tout) = Tout =Tin+ 2 m.Cy Contoh 4.3 : Proses Pemekatan Larutan; Sistem Terbuka Larutan garam NaCI dipekatkan dalam sebuah evaporator dengan tan umpan masuk evaporator 16.000 Ib/jam. Larutan garam ican arr = dipekatkan menjadi 40%. Larutan umpan masuk evaporator untuk dipanaskan sampai suhu 180°F, sehingga terjadi penguapan. Uap air yang terjadi dialirkan keluar dari evaporator pada suhu 180°F dan demikian pula larutan garam pekat keluar evaporator pada suhu 180°F. Uap jenuh (steam) yang dipakai sebagai medium pemanas dialirkan masuk pemanas dalam evaporator dengan kecepatan 15.000 Ib/jam dan suhu 230°, dan keluar evaporator sebagai kondensat pada suhu 230°F. Bila diketahui bahwa 0,92 Btu/(Ib.°F) 85 Btu/(Ib.°F) 190 Btu/Ib 59 Buu/Ib Cp rata-rata larutan NaCl 7% Cp rata-rata larutan NaCl 40% AHv H20 pada 180° AHv H20 pada 230°F itor Hitunglah: Suhu umpan pada waktu masuk evapora! ‘Bahan Ajar Azas Teknik Penyelesaian: Uap air 100°F — cS P= NaCl = 40% > 190°F Analisis pertama adalah neraca massa garam Neraca Massa Garam Massa masuk ~ Massa keluar = [7% . 16.000] - [40% . P]=0 P = 2.800 Ib/jam Akumulasi massa Massa air yang diuapkan = (16.000 — 2,800] = 13.200 Ib/jam Setelah didapat massa air yang divapkan, maka dilakukan analisis neraca energi/panas Neraca panas Panas masuk = Panas keluar i : ae Panas masuk = (panas menaikkan suhu umpan + panas menguapkan air pada 180°F + panas menaikkan suhu-produk) .000 Ib/j . 959 Btu/lb) = [16.000 Ib/j . 0,92 Btu/lb.°F . (180-T)°F] + 3.200 bh ‘990 Btuy/lb) + [2.800 Ib/j . 0,85 Btu/lb.°F . (230-180)"F] 14.385 Btu/Ib = 14.720 (180-T) + 13.068.050 T= 90,5 °F Contoh 4.4 stem Terbuka (Kombinasi Neraca Massa dan Panas I jeraca Energi Sistem t untuk ‘Menyelesaikan Problem pada Proses Distilasi) ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimial-29 vt = 179° PY! = 13.180 BUD, Qc F = 10.000 tbjam Z1= 45% TB = Tyn = 230°F AIB = 13,750 BTUAbmot Diket Tre = 77°F Cair Cair Penyelesaian: Berat molekul umpan. M1.Z1 + BM2.22 78).(0,45) + (92).(0,55) 35,7 Ib/Ibmol. _ 10.000 Ib/jam Jumiah mol umpan = Foo tool = 116,69 lbmol/jam Neraca Massa Total F=B+D 116, 69 = 68 +D ~@) Neraca Massa Komponen 1 F.Z1 = B. XB1 + D.XD1 116,69 . 0,45 = 0,0158 + C,99D 52,5087 = 0,0158 + 0,99D ~ Dari persamaan (1) dan (2) 52,5087 (0,015 ( 116,69 - D) + 0,99 52,5087 1,75035 — 0,015D + 0,99D D = 52,0598 Ib/jam Bahan Ajar Azas Teknik Kimia=30 B = 64,6302 Ib/jam Neraca Massa dan Neraca Panas pada Kondensor VA, hvt, Twt, 201 Lo, hLo, TLo Neraca Massa: Vi =lo+D —G) Lo = 8,1D (4) Neraca Panas: Vi.hvi = Qc + Lo.hLo + D. hLD .. (5) hlo = Cpl (To - Tref) 33 BTU/Ibmol.°F (170 - 77)°F = 3.534 BTU/Ibmol. LD = CpL (TD - Tref) = 38 BTU/Ibmol.°F (170 — 77)°F = 3.534 BTU/Ibmol. hvi = Cpl (1vi - Tref) + avi = 38 BTU/lomol°F (179 — 77) + 13.180 BTU/Ibmol = 17.056 BTU/Ibmol — Dari persamaan (3) dan (4) Vi = 81D +D vi -=9,1D vi = (9,1).(52,0598) = 473,742 Ibmol/jam Persamaan (5) Qc = Vishvi - Lo.hLo~ D.nLD = (473,7442 lbmol/jam)17.056 BTU/bmol) — (421,6544 Ibmol/jam) (3.534 BTU/Ibmal) — (52,0598 lbmol/jamX3.534 BTU/Ibmol) = 6.405.969,072 BTU/jam. hLF = CpL (TF - Tref) i Tei iit 38 BTU/Ibmol *F (g9 — 114 Btu/Ibmol Co eae LB = CpL (TB - Tref) 8 BTU/Ibmol °F (230 - 77% 814 BTU/bmol oe Neraca Panas Total Panas masuk -- Panas keluar = acc. Panas masuk = Panas keluar F.NLF + QR = Qc + D.ALD + BLS QR = Qc + D.ALD + 3.hUB - ELLE = 6.405.969,027 BTU/jam + (52,0598X3.534) BTU/jam + (64,6302)5.814) BTU/jam — (116,69 114) BTU/jam 6.952.405,728 BTU/jam. " 4.2. APLIKASI NERACA ENERGI DENGAN REAKSI KIMIA 4.2.1, Panas Pembentukan Standart Perpindahan panas yang terjadi pada sistem isotermal dimana terdapat reaksi kimia pada neraca energi berkaitan dengan penyusunan * kembali ikatan atom-atom dari molekul-molekul yang bereaksi. Perubahan energi yang disebabkan oleh reaksi pada neraca energi disebut Panas pembentukan standar, biasanya dilambangkan AH;. *0” = keadaan standar untuk reaksi pada 25°C dan 1 atm. “f” = pembentukan. Secara harfiah, panas pembentukan standar adalah perubahan entalpi_ yang berkaitan dengan dengan pembentukan dari 1 mol senyawa dari unsur-unsur Penyusunnya. Contoh: Perubahan entalpi yang terjadi untuk reaksi dari karbon dan oksigen untuk pembentukan karbondioksida pada 25°C dan 1 atm. AH = Q = -393,5 K/g mol dari COs, dan panas pembentukan standar dari CO, adalah -393,5 Ki/gmol. bentukan bernitai nol untuk unsur stabil pada keadaan standar, nizine ‘S dan lain-lain. Pada Appendix F, Himmelbiau diberikan daftar panas pembentukan standar untuk setiap senyawa dan unsur. Bahan Ajar Azas Teknik Kimia 33 Perlu diingat: Tentukan panas pemben Reaksi pembentukan Hi aH ttukan standar dari HClg) Ca) pada 25°C dan 1 atm. ata) + Ye Claigy + HChgy Penyelesaian : Dari appendiks F, didapat AH} HCla) = -92,311 ki/gmol. AH} Hy) = 0 AG Cla) = 0 Caranyé AHy = 1(-92,311) —[ ¥2 (0) + % (0) -92,311 k3/gmol HCl) 4.2.2, Panas Reaksi (Entalpi) Panas reaksi (AH,,,) adalah perubahan entalpi jika reaktan dalam jumlah yang stoichiometrik bereaksi pada T dan P terientu membentuk suatu produk pada kondisi yang sama (P dan T). Panas Reaksi Standar ( AH®,,) adalah panas reaksi (perubahan entalpi) untuk 1 mol dari senyawa yang bereaksi pada 25°C dan 1 atm, reaktan dalam jumlah yang stoichiometrik pada keadaan standar bereaksi sempurna untuk menghasilkan produk pada keadaan yang sama. Tanda “o” = panas reaksi untuk 1 mot pada keadaan standar. Contoh 4.6: Benzen (CeHe) bereaksi secara stoichiometrik dengan-sejumlah Hz untuk menghasilkan sikloheksana (Cett:2) pada keadaan standar. Penyelesaian: CoHo(g) + 3Ha(G) > CeHia(9) Neraca energi secara umum untuk proses ini menjadi Q = AH AH adalah AH?.,- Data-data untuk reaksi di atas: Senyawa Entalplspesii, AH (KY/a mol) CoH eeaae 0 Ha) 5 CeH1120 aoe Bahan Ajar Azas Teknik Kirnia N-33 perhitungan untuk panas reaksi standar: [DH = VCuHi2 DOPCAH,, ~ YCyHy BAEC Hy = Ve AM H, (1).C123,1) ~ (1).(82,927) - G)) = -206,0 kJ. panas Reaksi Standar secara umum: ‘AH, (25°C) = (E viAHFi- “Sian suv (4:6) panas reaksi adalah suatu perubatian entalpi, dan tidak harus sama dengan besarnya perpindahan panas dari atau masuk ke sistem. Contoh 4. hitung AH2,, untuk reaksi 4 g nol dart NHs: 4NHxq) + 5020) > NO + 6H20(9) Penyelesaian: Basis: 4 g mol NH3 25°c dan 1 atm, 0/9 mol ‘Senyawa AH, per g mol pada NHs(g) 3 46,191 0; Oy +90,374 H20() -241,826 (4(990,374) + 6(-241,826)] ~ (50) + 4(-46,191)] 904,696 KJ/4 g mol Nis Per g mol dari reaksi AH in = 226,174 KW/g mot NH. in bereaksi tidak secara stoichiometri, maka AH jn (25°C) Untuk reaksi, dimana_reakta persamaan yang digunakans oa ‘akhir = ni awal + vg -~ we (4.7) dimana ni = mol komponen. Untuk sistem ali . nuk sistem Aut = al masuk + 45 we (4.8) sehingga os ‘Hpal25°C)= °F i mask + vig)anei =" Si masuk)AH?i AHyq(25°C)= pr masuk.Aavi + vib AHFi— ni masuk 4H, bHgq(25°C)= ED viAHT= EAH in w+ (4.9) ta reakst dijalankan pada sue bukan standar, harga SHom lain dart AH;,,- ‘Bahan Ajar Azas Tekni Misalkan reaksi dijalankan perhitungan dapat Selatan sebapa 809 a Hi(T)-Hi(25°C) = ni. Jopiar + TIAL Ap asecnon tom ae Halt) = fui(2sec)-Hi(t)]+ aH,,(25°C) + "Seni.tHi(t) -HilesrC) AHa(1) = Hi(t)—Hi(25°C) aan HO) —HIQ5°C)) ren + AH (25°C) Contoh 4.8: Perhitungan Panas Reaksi pada Suhu bukan pada Kondisi Standar. Tentukan panas reaksi dari reaksi COz dan Hb, jika gas masuk dan keluar pada 1 atm dan 500°C. (konversi CO2 100%) sao, tam HQ) 500°, tat Ciena eter Teg Penyelesaian : Persamaan reaksi: COxtq) + 4H) > 2H20@ + Har °C dan 1 atm. Basis: 1.g mol COxa) pada 500 a iar Ais Tei Kiri 1-35, Senyawa ! 9 mol ° = acteurs | AMy (9 | aH1°° (kag mol) Cox mol) mea 4 “393,250 | _21,425 H20( 7 a 0 | 13,834 [nora — 224,835 17,010 ‘ : -74,848 __ 23,126 ie aa = [OX 74,848), 2 241,835)] - {(1- 393,250) + 4(0)] = -165,27 7 LHi(G00°c)- Hi@sc)]- (21,425) + (413,834) = 76.761 Yls\G0o-c)- Hi2s°c)]= (ay 7,010)+ (IX23,126) = 57.146 4H,.,(500°C) = 57,146 76,7614 (165,27) = -184,9 kJ ada Neraca energi umum, panas reaksi ditempatkan pada perubahan pi, AE = Q + W- AH - APE - AKE ww (4.10) 4H = [H(Toutput)Joupat ~ (H(Tinput)Jngue + AHIxn(25°C) ws (4.11) Contoh 4. Kerjakan uiang problem di atas dengan data sebagai berikut: Basis 1 g mot CO dari proses lain masuk ke reaktor pada suhu 800°K, dan bereaksi dengan 4 g mol H, masuk pada 298°K. Konversi yang terjadi 70% dari CO2. Produk keluar dari reaktor pada 1000°K. Hitung perpindahan panas ke atau dari reaktor. Penyelesaian: Asumsi: sistem terbuka steady-state beroperasi pada 1 atm. Suhu referensi = 25°C Basis = 1 g mol dari COx(9) = Persamaan reaksi: COxq) + 4H2iq) > 2H20q) + Caio) Awe, (25°C) = [(X- 74.848) + 2(-241,835)]- [(1X- 393.250) + 4(0)] = -165,27 kJ Untuk konversi 70% dari CO2 AH, ,,(25°C) = (0,70X- 165,27) = ~115,69 ky eae Baan ar Aras Tekh iia 38 Panas sensibel , Total Hine (K3/g mol) entalpi An (K3) Neraca energi menjadi Q = AH = AH = iid Q 97,971 — 22,798 +. (-115,69) = ~40,517 k3/g mol CO2 4.2.3. Entalpi Pembentukan i i ‘i eee ‘Standart Disertai Panas Sensible Persamaan reaksi: aA +bB > cC+dD ess aan (4e12) Asumsi: reaktan dan produk jumlahnya tidak stoichiometrik, secara berturut-turut masuk dan keluar reaktor pada suhu yang berbeda. Cara perhitungan, pertama piih kondisi referensi, dimana entalpi sebagai panas pembentukan diketahui, misal 25°C dan 1 atm (ja tidak ada reaksi yang terjadi, kondisi referensi bisa jadi kondisi pada-saat pemasukan dan Pengeluaran). Entalpi setiap arus masuk dan keluar yang dihitung relatif terhadap kondisi referensi akan melibatkan tiga komponen untuk setiap senyawa pada arus, baik itu yang bereaksi atau tidak, 1 Penas pembentukan standar dari senyawa; I dari senyawa (relatif terhadap suhu referensi). 2. Panas sensibel awa 3. perubahan fase yang terjadi pada senyawa. 4 c yess Reoctor AeA Reoction ot? | 1 ef W=0 | 0 I yA Reactonts a3 ‘0 ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia N37 Karena entalpi adalah ou vanabel 2 tn in Sogn ae Sah St dpith 25°C dan 1 atm, keadaan dimana al dkctatal Pada gambar di ba wah ini diberil entalpi dari senyawa yang masuk ae Cee erat cara menghitung io lk — a] ata aa een Od Pada perhitungan neraca energi umum, diambil beberapa asumsi untuk membuat persamaan menjadi sederhana. Asumsi tersebut yaitu proses alir steady-state (AU = 0) tanpa adanya kerja (W = 0), dan KE = PE = 0. Persamaan menjaci Q = OH = AH™- OH" x9) : 400K Basis: 1g mo! CO CO) |COxg). OX) Tam, 25° | “2 | Tatn, 300K wa yang masuk dan kelvar tidak dalam keadaan i x cael Asumsi jumiah, Seno Jn mal dan su Beran pad tba di bawah, er nS) 4 Ya. 02 (g, 1 atm, 400°K) -* CO2 (g, 1 atm, 300°K) - a penyelesaian: pata diambil dari appendiks & dan F senyawa| gmol| T(°C) | Panas 1 Panas sensibel | pembentukan AH”, (KI/9 Masuk _| “| 300 | Berdasarkan data di atas: AH = [-381,866 + 8,389]output — [-110,52 + 1 mol CO. 7,429]input = -280,386 Ki/9 4.2.4. Panas Pembakaran dimaksudkan sebagai salah satu kriteria Panas pembakaran, 4Her suatu_limban/buangan. | kan tingkat mudah terbakamye i panas pembakaran yang lebih untuk menentul fAlasannya jika suatu senyawa memPunye : : tinggi, senyawa tersebut dapat melepaskan ebin banyak energi dibanding | senyawa lain selama pembakaran terjadi, seningga akan lebih mudah untuk i dibakar. pertatan dengan panas pembalarer 9 berkaltan don ‘atau substansi lainnya untuk { ney sem foksidasi. dengan oksi q rt H20(), HA@a), dan lain-tain. | t a. Senya menghasilkan coxa Poets : ee nol untuk AH diberikan untuk produk oksidasi tertentu, i yc(aq), dan O29). Salah Oke) et Hae iran untuk reaksi sempuma. d. Jumlah yang stoi panas reaksi standar dapat juga menggunakan panas i Perhitungan pembakaran: ave,(25°C)= {Be gi- Zoli 2) Bahan Ajar Azas Teknik Kimia ll- 39 catatan: Tanda negatif di depan persamaan dikarenakan pemilihan kondisi referenst yaitu nol untuk produk yang berada di bagian kanan dari panas reaksi standar. Merujuk pada Appendiks F untuk harga AH” Misal untuk reaksi di bawah ini, akan dihitung aH2,(25°C) dari panas pembakaran yang didapat dari appendiks F. CO(g) + H20(g) + COXg) + Ha(g) Data AHz: Senyawa AH? (13/g mol) co(g) -282,,99 420(9) -44,00 C029) 0 Hg) -285,84 Ab:, (25°C) = ~{(X0) + (I(- 285.84)]- [0X 282.99) + (IX 44.00) Awe, (25°C) = 41,15 ks Catatan: Panas pembakaran H,0{I) = 0, tapi pada soal ini -44,00 (J/g mol untuk 1,0(g), panas penguapan dari air pada 25°C dan i atm harus dihitung dari harga untuk H20(1). Untuk bahan bakar seperti batubara atau minyak, harga negatif dari panas Pembakaran disebut Aeating value dari bahan bakar tersebut. Lower (net) Heating Value (UHV) dan Higher (net) Heating Value (HHV) terdapat pada bahan bakar, tergantung pada apakah ada air dalam produk pembakaran dalam bentuk uap (LHV) atau cairan (HHV). Contoh pada gambar di bawah, Masifikasi dari LHV atau HHV untuk bahan balar tergantung pada keadaan air yang terdapat pada sistem : 1 Result chamber Svepar He Products \ (cei very HHV = LHV + (nH20(g) dalam produk x AH vap pada 25°C dan 1 atm) (4.13) Panas penguapan untuk suatu i ait senyawa seperti air pada 1 atm dan 25°C dapat dihitung seperti yang ditunjukkan pada gambar. Perhitungan dari panas reaksi untuk bahan bakar dan senyawa dengan analisis yang sulit_mengharuskan kita untuk menggunakan persamaan empiris untuk memperkirakan AH’,. Heating value dari batubara dapat diperkirakan dengan persamaan Dulong dengan kesalahan relatif 3%. Untuk Higher Heating Value (HHV) dalam Btu/Ib. HW = 14,544C + 62,028(H-2)+ 4050 S (5.9) C = fraksi berat karbon H = fraksi berat hidrogen S = fraksi berat sulfur Harga C, H, S dan O diambil dari data analisis bahan bakar dan gas hasil pembakaran (flue-gas) Persamaan umum antara Sross heating dan Net heating value adalah Net Btu/lb batubara = Gross Btu/Ib batubara ~ 91,23 x (% fraksi berat total H) w= (4.14) Sedang untuk HHV dari bahan bakar minyak dalam Btu/Ib HHV = 17,887 + 57,5°API — 102,2(%S) ow (4.15) H,O(1) 25°C. | atm - | AM, = O/g mot o H,0(1) 25°C. vapor pressure at 25°C Alten [Ally = Alp at the vapor pressure of water — (p= BAT KPa) = 44.004 J H.022) 25°C. vapor pressure al 25°C PAM, © -Adeg mol HOt) 25°C. 1 atm Perubahan entalpi yang terjadi jika H20(I) dari 25°C dan 1 atm menjadi H,0(g) pada 25°C dan 1 atm. Bahan Ajar Azas Teknik Kimia 41 Contoh 4.11: | Percent (%) | 71,0 5,6 16 27 61 13,0 100,0 Penyelesaian: HHV = 14,544 (0,71) + 62,028 [(o0se)- 2 + 4050 (0,027) Kedua harga yaitu 29,770 tJ/kg(dari data) dan 29,980 (dari perhitungan) cukup dekat. ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia 42 OE BAB V NERACA ENERGI YANG BERKAITAN DENGAN EFEK DARI REAKSI KIMIA 6.1 APLIKASI NERACA ENERG! ADANYA REAKSI KIMIS il PADA SUATU PROSES DENGAN Pada bagian ini diilustrasikan n proses steady-state dimana necara energi secara umum dibagi menjadi dua pilihan: 1. Dengan efek dari reaksi kimia yang munaul bersama panas sensible Q= OH = |H(1)-He5°C)]..,., -H()-H(2s°c)] Q= BH = AH gy ~ BH pean ie (6.1) 2. Dengan efek dari reaksi kimia dengan adanya panas reaksi tersebut @= HO) —Hes" fttereesnntoe Lar). y(asec)ftbatranestontoe + DH (6.2) Dibawah ini beberapa permasalahan yang sering timbul pada system terbuka 1. Berapa suhu dari salah satu arus, yang datanya diberikan oleh arus lainnya. 2. Berapa banyak panas yang harus ditambahkan atau diambil dari proses? 3. Berapa suhu dari reaksi yang bersangkutan? 4. Berapa banyak material/bahan yang harus ditambahkan atau diambil dari proses untuk memberikan harga spesifik pada transfer panas? Suatu topik yang berhubungan dengan pertanyaan no. 1 di atas berkaitan dengan suatu jenis reaksi yaitu suhu (titik nyala, pembakaran) dari reaksi adiabatik, dimana didefinisikan sebagai suhu yang dihasilkan datam proses ketika : 1. Reaksi berada dalam kondisi adiabatic, tidak ada perpindahan panas antara vessel (tempat terjadinya reaksi) dengan lingkungannya. 2. Tidak ada pengaruh lain yang terjadi, misalnya pengaruh gaya listrik, kerja (W), tonisasi, dan lain-lain. 3. Reaktan pembatas bereaksi sempurna. Diasumstkan bahwa produk keluar pada suhu reaksi, dan jika diketahui suhu dart produ cane Tromats diketahui suhu dart reaksi Tika menghitung suhu dari reakst adiabatik untuk reaksi pembakaran, diasumsikan pembakaran tegadi sempuma, tetapi dalam praktek Pertmbangan tentang kesetimbangan. Sebagai contoh suhu nyala api secara adiabatik dari pembakaran metans (CH) dengan udara telah dihitung berkisar antara 2010°C: suhu akan berkisar 1920°C untuk pembakaran yang tidak sempuma. | Neraca energi untuk Steady-state dengan Q = 0 dimanipulasi sehingga AH = | vata, lebih memiih menggunakan tabel pada Appendix D, Himmelbiau | Garipada “menggunakan persamaan kapasitas panas untuk’ menentukan panas ‘Sensible dari arus-arus yang masuk dan yang keluar reactor, Perhitungan akan bersifat trial & error Untuk menentukan suhu keluaran dimana AH = 0, jika table digunakan sebagai sumber dari harga AFI, mekanisme yang sederhana adalah sebagai berikut: 1. Asumsi suatu deret (+ dan -) untuk j | entalpi masuk. 2, Jika serangkaian harga tersebut sudah didapatkan, lakukan interpolasi | untuk mendapatkan harga T untuk AH = 0. harga dari T yang dipitih agar memenuhi AH = 0 jumlah dari entalpi, dimana entalpi keluar dikurang Jangan lupa mengurangi harga dari entalpi pada 25°C dari harga entalpi dalam table jika suhu referensi pada table adalah 0°C. Jika dilakukan integrasi terhadap persamaan kapasitas panas untuk menghasilkan panas sensible, akan didapatkan persamaan kubik atau kuadrat untuk mendapatkan suhu keluaran. Untuk system tertutup, unsteady-state dengan AKE dan APE = 0 dalam system dan W = 0, neraca energi menjadi Q= AU= Une Use 6.3) Jika tidak ada harga AU, dapat dicari dari AU = AH — A(pV) dimana panas Pembentukan berhubungan dengan panas sensible dan perubahan fase. = HO) -HQ5°C) hae - HO) -H25°C) ney Vane = (VY) (6.4) nilai A(PV) seringkali diabaikan. Untuk gas ideal A(pV) = a(n) = R.A(nt) Contoh 6.1: : ee | Perhitungan Suhu (Nyala Api) Reaksi Adiabatik Hitung suhu nyala api dari gas CO yang dibakar pada tekanan konstan dengan 100% udara berlebih, jka reaktan masuk pada 100°C dant ate Bahan Ajar Azas Tekni Penyelesaian: Proses merupakan system alir, stex/y-state. Abaikan—_pengaruh kesetimbangan. CO(g) + Ye Ox (g) + CO2 (g) Basis: 1 g mol dari CO(g): suhu referensi 25°C dan 1 atm. Reaksi selalu diasumsikan berlangsung dengan pereaktan batas bereaksi secara sempuma. Udara berlebih adalah komponen yang tidak bereaksi, tetapi memerlukan panas sensible untuk menaikkan suhu menjadi suhu reatsi adiabatik. Neraca Massa: ‘Senyawa yang masuk ‘Senyawa yang keluar | Komponen : Jumlah mol: | Komponen: | Jumlah cog) 1,00 Coxg) mol: 0: (kebutuhan + excess) 0,(g) 1,00 05 +05 1,00 Na) 0,50 Ne 3,76 3,76 (Udara = 4,76) Neraca energi (dengan Q 0) dimanipulasi agar-AH = 0. Data yang dipertukan untuk neraca energ| Senyawa | gmol | T(K) ‘All afiy AAG) Gismol) | _(a/gmol) Input co 1,00 373 (2917-728) | -110.520 -108.331 O2 1,00 373 (2953-732) | 0 2.221 No 3,76 373 (2914-728) | 0 8.219 Total -97.891 Output Asumsi T = 2000 K 1,00 2000 | (92.466- -393.510 | -301.956 CO, __| 0,50 2000 | 912) 0 29.591 ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia 45 o> 3,76 | 2000 |(59.914- | 0 211.214 No 732) (56.902- 728) | At = (-97.891 “Asumsi T 1750 K | 100 17 | (77.455- | -393.510 | -316.956 | co. | 0,50 50 | 912) 0 29.591 | 02 3,76 17 |(50.555- | 0 211.214 Neo 50 | 732) 17 | (47.940- 50 | 728) To -114.517 r | ' ‘AH = (114.517) - (97.891) = -16.657 < 0 Setelah AH = 0 ditentukan, lakukan interpolasi linear untuk menentukan suhu nyala api (TFT): THT =1750 + —O=C16:657) (950) - 1780 + 78 = 1828K = 155°C 36.740 6.657) Jika proses diubah menjadi system tertutup dimana jumiah stoikiometrik dari CO dan bereaksi menghasilkan CO2, jika menggunakan persamaan (6.4) dengan Q=0. Apakah TFT yang didapat berbeda? AH pe = + 97.8913 Asumsi T = 1500K, AH,.,,, adalah ‘Senyawa gmol | T(K) Any 4H (J) G/gmol) | _Gygmol) Output Asumsi T = 1500 kK 1,00 | 1500 | (62.676- | -393.510 | -331.764 CO, 0,50 | 1500 | 912) 0 20.203 O, 3,76 | 1500 |(41.337- |0 144.478 No 732) (39.145- 728) Tota: - - 7 J 166.996 Bahan Ajar Azas Teknik Kimia l- 46 Asumsi gas sebagai gas ideal 26 m= 5,76 Th=TK Ty = 298K Alp) = RAT) = Ala —n7) = 14.271 - 43,737 T(k) RA(nT) (J) | 2000 | -73.189 | 1750 62.257 ! 1500 | 51.324 | Neraca energi Untuk 1750 K: (-114.548) ~ (-97.891) ~ (62.657) = 46.000 > 0 Untuk 1500 k: (-166.991) ~ (-97.891) - (-51.324) = -17.776 <0 Interpolasi linear 0-(-17.776) TFT =1 =! Pe 46,000 ~(-17.776) (250) = 170K Contoh 6. Aptkasi dari Neraca Energi Umum dalam Proses dimana lebih dari satu Reaksi Terjadi. Batu gamping (limestone, CaCO;) diubah menjadi kalsium oksida (C20) dalam suatu Kiln vertical yang beroperasi secara kontinyy. Energi untuk mengubah batu gamping disuplai dari pembakaran gas alam (CH.) dengan kontak secara langsung dengan batu gamping menggunakan 50% udara beriebih. CaCO3 masuk ke proses pada 25°C dan CaO keluar pada 900°C. CHe masuk pada 25°C dan gas produk keluar pada 500°C. Hitung berapa masssa dari CaCOs yang dapat diproses per 1000 ft CH, diukur pada keadaan standar. Untuk menyederhanakan perhitungan, asumsikan kapasitas panas dari CaCO; (56 Btu/lb mol °F) dan CaO (26,7 Btu/lb mol.°F) bernilai konstan. Klin vertical terbuat dari silinder baja dengan batubata tahan api, dengan tinggi 80 ft dan diameter 10 ft. Bahan baker disupiai pada A, udara pada B, dan Batu gamping pada E. Produk pembakaran dan CO, keluar lewat D. Penyelesaian: Pada soal ini neraca massa dan neraca energi diselesaikan secara simultan. Proses merupakan system terbuka dan steady-state. Proses terjadi pada 1 atm dan udara masuk pada 25°C. Basis: 1 gmol CH. Kapasitas panas CaCO; dan CaO dalam k3/g mol Caco 0,13 Ki/g mol BM = 100,09 co 0,62 K/gmol BM = 56,08 Bahan Ajar Azas Teknik Kimia W- 47 Persamaan reaksi yang terjadi: CaCOa (s, 25°C) -» Ca0(s, 900°C) + CO2 (9, 500°C) 7 CHs (9, 25°C) + 202 (9, 25°C) + CO2(g, 500°C) + 2H20 (9, 500°C) Mol dari 02 dan N2 yang masuk 1 mol CH, yang diperlukan 50% excess (berlebih) Total O2 Ne yang masuk = 3x (0,79/0,21) = 11,23 gmol 9 mol Oz a0 100". Jumiah variable yang tidak diketahui = 13 nGcoy-n Fong Griyin Giyorn Moyen An PsGiLM/A,Eq, Ey Jumilah persamaan independent adalah 12 a. Komponen CaCO3, CaO, CH4, CO2, O2, No, H2O . Spesifikasi dari 50% udara berlebih Jumlah komponen di G dan A Reaksi sempurna pada reaksi kedua, tanpa CH, di arus G Pemilihan basis pangs Derajat kebebasan yang dihasilkan = -1 he NENL 2 Karena derajat kebebasan = -1, maka untuk menyelesaikan soal di atas harus memasukkan neraca energi. Asumsikan Q = 0, sehingga neraca energi dijadikan AH = 0 Bahan Ajar Azas Teknik Kimia l= 48 Neraca Massa: | ee Keluar c LE nGco2 2N 11,29 Gur H 41) = | 2xGia0 ° 3L + 23) 2nGcort+2nGor + aGr2o | (4) Ca L +P sos) P a Untuk =menuliskan neraca energi dipertukan data dan semua panas pembentukan setiap komponen dan entalpi untuk panas sensible. harga panes pembentukan untuk ko,ponen padatan didapat dari Appendix F, Himmelblau. Senyawa | gmol | T(C)] arty _ | Panas Sensibel ‘OH (KJ) (a/gmol) | 447 (Ki/gmol) Output cog) aGcoz | 500 | -393.250 | 21.425 -37.825 ,Cooa 02(g) 1 500 |0 15.034 15.034 Na(g) 11,29 | 500 |0 14.241 160.781 H,0(g) 2 500 | -241.835 | 17.010 -449.650 ca0(s) P 900 ]-635,6 | (0,062X100- | -581.35P In 25) CHi(g) 1 25 | 49,963 49.963 cacoxs) | L 25 |-1206.9 |0 -1206,9L 0X9) 3 25 |0 0 0 N2(g) 11,29 |25 |0 0 0 0 Diasumsikan Q = 0, jika diketahui distribusi suhu pada dinding kiln maka dapat dihitung Q, tetapi tidak ada yang mendukung, sehingga neraca energi (P=L); ~371,825 Geox + 15,304 + 160,781 — 449,650 — 581,350 L = -49,963 - 1206,9L (6) Selesaikan pers.(1) dan (6) secara simultan L= 2,56 g mol Basis 1g mol CH, 2,56 gmol CaCO, |100,09 g CaCO, _ 256g CaCO, TgmolCH, | TgmolCaCO, —— Igmol CH, Untuk mendapatkan rasio yang ditanyakan (asumsi CHs sebagai gas ideal) Bahan Ajar Azas Teknik Kimia N49 ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimia I-50 BAB VI _NERACA ENERGI MIKROSKOPIS 6.1. PENDAHULUAN Untuk memahami apa yang dimaksud dengan neraca_energi muikroskopik, kita harus terfebih dahulu mengert tentang perbedaan makroskopik dan mikrosopik Makroskopik adalah cara pandang yang menyeluruh (oveval) terhadap satu kesatuan sistem, Makroskopik hanya memperhatikan aliran yang masuk can keluar sistem, tidak memperhabkan apa yang teqadi di dalam sistem tersebut. Mikroskopik adalah cara pandang terhadap suatu sistem yang lebih mendetail dengan memperhatican proses yang terjadi dalam sistem tersebut. Jika dilihat secara mikro, proses yang terjadi dalam suatu sistem pasti selalu berubah tergantung jarak, waktu, dan lain-lain, sehingga nilainya tidak tetap dan pertu dianalisis per tap bagiannya. 6.2. PERHITUNGAN NERACA ENERGI Untuk lebih mempermaudah perhitungan, sistem tersebut biasanya dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan jarak yang sangat keal (mendekati 0) yang biasa disebut sebagai elemen volume. Dengan penyelesaian secara mikro, akan didapatkan hasil yang lebih tepat dan juga diketahui perubahan proses yang terjadi dalam sistem tersebut. Jadi neraca energi mikroskopik adalah analisis terhadap energi yang masuk ke elemen volume, energi yang keluar dari elemen volume, energi yang timbul, serta energi yang tertinggal pada elemen volume suatu sistem. Contoh Reaktor tabung non adiabatis non isothermal Reaksi fase gas eksotermis : —R =kKRCACE Reaksi order 1 dengan k mengikuti Arrhenius : k=ke™ Perubahan entalpi reaksi pada suhu referensi Tr adalah AH,°. Cp gas-gas diketahui dan nilainya dapat dianggap tetap. Umpan berjumlah Fo mol/waktu, dengan komposisi 90% A (umpan A) ¢an 10% inert (I) dan masuk pada suhu To. Pendingin mengalir diluar tabung dan suhunya dapat dianggap tetap Te. Koefisien perpindahan energi antara pereaksi dan pendingin dihitung berdasar luas permukaan dalam tabung = U. Diameter dalam tabung D. Keadaan steady state. Ingin disusun persamaan matematis yang bisa dipakai uiituk mencari konversi A (x) dan suhu pereaksi (T) pada berbagai posisi axial (z), dengan menganggap gradien suhu dan konsentrasi arah radial tidak ada (model satu dimensi). Penyelesaian : ending Neraca massa A pada elemen volume z sampai z + Az : (rate of input) — (rate of output) — (rate of reaction) = (rate of acc) sores Ol/Waktu Ch) Gx bear)“ KCT Fale dF, 7 St=-kc,.207 7 C70 (i) Fa, k, Ca perlu dinyatakan dalam x, T, z oF, dx ae 7 09 ii) Stokiometri : x A B Cc T total z=0 |0 09. 0 0 O1F [Fo z=z |x 0,9-Fo(1-x) [18.Fox |0,9.Fox |0,1.Fo [Ford BFe x Gas ideal : P,.v=n,RT P ¢. YoRT P e F,.(1+ 18x) RT = OAl=x) Po iy (1+ 1.8x) ‘RT Bahan Ajar Aras Teknik Kimiall- 52 eeeeeeeerenneauaannniaaaa: Dari persamaan (i), (ii),(ili) : Mp2 O9ll=x) P “1 18x) RT Neraca energi pada elemen volume Rinput ~ Routput + R reaction = R accumufation (6.1) (HI) =H lavas #U-T.7..A8 -T,)) + (© BH, }0.9.F, AA= 0 Hh o)- (Ht) (AH, )0.9. ed -u.n..D.-T) # =¢ AH, )0.9-6. -U.r..D.-T.) fe-ce, 1 (- AH, }0.9.F,. * -U.1.1.0.-T,) dt (- AH, 0. 95.58 -U.m.0.- Te) ae eco a. dz Contoh 6.2: eevang dicairkan disimpan dalam tangli berbentuk bola. Susun persamaan Gatuk kecepatan perpindatian energi melalui dinding-dinding tangki tersebut. SJarijari dalam dan luar sebagai re dan rs. Dianggap suhu pada r = te dan ¢ = jetGiketahul Te dan Ts. Anggap konduktivitas thermal dar isolator bervariasi secara linier terhadap waktu. Penyelesaian = Neraca energi pada elemen volume : Rin — Rout = Racc Bahan Ajar Azas Teknik Kimia 53 amma, |, arm Ara, | im + OPQ, how ; 0 Pa | ar =0 ko + tk, -ko)O}e0, -1) 2 Cdr k. +(k, -kol@}de = Jie te kale = Tay to tel =G_x.c, 2 —hr =G, = _4¢, ane aad Ge TH 7) 4c. G= pene ete Soe Td lky +k ror, % (=) [h. ih =] Dari persamaan (1): — ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimiall-54 EEE eee Contoh 6.3: Suatu batang logam dengan diameter D dan panjang L kedua ujungnya melekat pada dinding-dinding yang suhunya berbeda, yaitu Ta dan Tb. Batang tersebut berada di udara yang suhunya Tu. Diameter batang sangat kecil dibandingkan dengan panjang batang dan konduktivitas energi batang (k) logam besar sehingga gradien suhu dalam arah radial bisa diabaikan. Koefisien perpindahan energi antara permukaan batang dan udara = h. Ingin disusun persamaan matematis yang dipakai untuk mencari distribusi suhu batang pada keadaan steady. Penyelesaian : Tu ianiaaiaen ———_——— Ta | te > S| Th Z x ] stax \ x=0 x=L Ta #7 ¢Tu Ta >Tb Pada keadaan ini terjadi 2 macam perpindahan energi : a. Perpindahan energi konduksi arah aksial dalam batang aT Q=-kAT b. Perpindahan energi antar fasa dari permukaan batang ke udara Neraca Energi: Rate of input — Rate of output = Rate of accumulation ~k 207.4 (4. Zo («20g TDS Dibagi elemen volum = 4.D*.Ar } = h.r.r.0.Ax(Tu-T)=0 Bahan Ajar Azas Teknik Kimia 55 1a =, cosh(0) Vase, + tu es Ta-Tu +, sinh(0) + ty 2. padax=_T=Tp 1b = (Ta ~Tu) cosh Jer 1 ey sinh Jel + Tu (16 [an 7 sinh 9 4h 4h Vep 1 = (Ta~Tu) cosh | 44 1 Tu) —(1 ieasn 1 ( ) cos! iat Tu) (a Tu) cosh re 3 sinh L kD Contoh Suatu infinite slab (x = ~, y = ~, 2 = ~) mula-mula bersuhu TO, pada suatu saat suhu salah satu permukaanya (x = 0) diubah menjadi T1. Tentukan distribusi suhu pada benda tersebut T = t(x.t). 7 ay Xe y Neraca energi pada elemen volumen _ aM.Cp.T Ine x a at a = co )-Aaane > pLp aT k a Bahan Ajar Azas Teknik Kimnia ll- 57 BC : T(x,0) = To T(0,t) = TL T(~,t) = To T(x~)=T1 x Substitusi 7 BC menjadi : T (~) = TO T(0)=T1 T~) = TO T@)=T1 Bahan Ajar Azas Teknik Kimiall-58 i-(lo rea (£0) +71 [pcp x f(r riper 28 itt ( ey r= (ro—riee ee aon ‘Bahan Ajar Azas Teknik Kimial-5 BAB VII HUMIDITY ae | oon humidifikasi berarti operasi pelembaban. Namun dalam peal, a lumidifikasi mempunyai arti yang lebih luas yang tidak saja terbatas pada operas pelembaban saja, tetapi juga meliputi operasi os ifikasi_(operasi menurunkan kelembaban), pendinginan cairan, penc ‘inginan gas, dan pengukuran kelembaban gas, Bahan yang ditransfer di se-fase dalam operasi humidifikasi meliputi bahan fase cair murni yang ditransfer dengan cara penguapan atau pengembunan. Di dalam operasi humidifikasi ini, di samping terjadi transfer massa juga terjadi transfer panas. Senhingga di dalam operas’ ini di samping perlu mengetahui Warokteistk keseimbangan sistem, juga perlu diketahui karakteristik entalpi 7.1. PETA PSIKROMETRIK (PSYCHROMETRIC CHARTS) Pada peta psikrometrik, berbagai sifat dari suatu campuran gas-uap di “cross-plotted", sehingga merupakan kompilasi dari sejumlah besar sifat-sifat fisis campuran, dengan hubungan meraka satu sama lzin ditunjukkan. Peta yang paling banyak dikenal adalah peta psikrometrik untuk sistem campuran udara-uap air pada tekanan 1 atm. Peta psikrometrik untuk udara-uap air ini atau disebut juga humidity chart banyak dimanfaatkan dalam analisis proses- proses humidifikasi, pengeringan, dan air conditioning. Peta psikrometrik untuk udara-uap air yang selanjutnya disingkat peta psikrometrik dapat diperoleh pada buku-buku teks dan handbook yang sesuai. Ada yang menggunakan sistem satuan American Engineering unit, ada juga yang ‘menggunakan sistem SI, ataupun satuan metrik. peta psikrometrik pada _prinsipnya_merupakan alat untuk menyederhanakan pengukuran besaran-besaran fisis dari udara_yafg pakan suatu sistem campuran viere-sap ae (dengan mye mponen gas lain diabaikan, dan biasanya udara dalam engi torsebut adang-kadang disebut udara kering). Jadi campuran tersebut, termasuk udara, bisa juga dikenal dengan campuran udara kering- uap air. Peta psikrometrik memberika informasi tentang besaran-besaran (dan hubungan mereka satu sama lain) antara lain : iL. Suhu bola basah (wet bulb temperature) Suhu bola kering (dry bulb tempterature) Titik embun/suhu saturasi (dew point/saturation temperature) Kelembaban absolute (absolute humidity) Kelembaban relatif (relative humidity) yayy 6. Volum spesifik Speci 7. Entalpi {ope volume) (enthalphy, Definisi beberapa besaran ‘sebagai berikut 1. TEKANAN Uap : :_Tekanan parsial yang diakibatkan oleh motekul- molekul uap air dalam udara. Bila uda la : fa jenuh dengan uap air, tekanan vapnya disebut tekanan uap jenuh, ° SUHU BOLA KERING : sunu udara yang ditunjukkan dengan Pengukuran yang menggunakan sebuah termometer bises SUHU BOLA BASAH TITIK EMBUN : Suhu yang dicapai saat terjadinya pengembunan bila udara didinginkan pada harga kelembabn absolut dan tekanan atmosferik tetap. Titik embun dapat dinyatakan sebagai suhu saturasi yang terkait dengan kelembaban, KELEMBABAN ABSOLUTE : Berat uap air yang dikandung udara_per satuan berat udara kering. Kadang-kadang disebut juga kelembaban spesifik atau kelembaban. Terdapat juga istilah kelembaban absolut molar, yaitu menunjukkan berat uap air yang dikandung udara per satuan mol (misalnya tbmol) udara kering. ce Alb uep: ut massa = Welbas absolut ma: : Y= absolut molar Untuk campuran gas, perbandingan mole sama dengan perbandingan fraksi mole dan perbandingan tekanan parsial : A= Condensable gas (uap air). B = Noncondensable gas (udara). ‘Bahan Ajar Azas Teknik Rimia i= 61 2 KELEMBABAN RELATIF : Rasio dan tekanan uap dani uap air di udara Sthadap tekanan ap jenuh pada suhu dan tekanan aunosterts yang Sama. Kelembaban relatif dinyatakan dalam desimal atau persen , Kelembaban relatif = °° (pada ary bulb temperature) PAs = tekanan uap, PERSEN KELEMBABAN : didefinisikan sebagai 100.Y/Ys atau 100.Y'/Ys' VOLUME SPESIFIK : Volum udara yang dinyatakan sebagai volum per satuan berat udara kering Ada juga yang menggunakan per satuan mol udara kering. ENTALPI : Entalpi dari campuran udara kering-ua air adalah Kandungan panas udara per satuan berat udara kenng di atas suatu tingkat suhu standar acuan (referensi) tertentu. Di samping pengetzhuan tentang arti bessran-besaran fisis, untuk dapat menggunakan peta psikrometrik, peru diketahui pula beberapa dan kurva-kurva garis yang ada dalam peta psikrometrik. macam skala Selanjutnya untuk dapat menentukan Posisi suatu campuren tertentu udara kering-uap air di dalam peta pada umumnya perlu mengetahui lebih dahulu minimal 2 besaran dari besaran-besaran yag ada dalam peta. Dengan mengetahui letak campuran yang ditinjau dalam peta, akan dapat diperoleh berbagai informasi pada peta, seperti terlihat pada gambar berikut. Absolut humidity Temperature Gambar 7.1. Lintasan Proses dalam Peta Psikrometrik Bahan Ajar Azas Teknik Kimia N-62 poxing ae Pemandsan dan Aa pemanasan hursdifikasi —___pemanasan Lo (a) (b) —— Pengeringan ser lendinginan dan adiabatis {dchumidifikasi © @) a J Dua aliran udara (e) Gambar 7.2. Beberapa Lintasan Proses dalam Peta Psikrometrik Bahan Ajar Azas Teknik Kimiall- 63

Anda mungkin juga menyukai