Skema sertifikasi Ahli Muda (Hazard Analysis Crtical Control Point) ini disusun untuk mendukung upaya
penjaminan keamanan pangan di Indonesia melalui penerapan SNI CAC RCP 1:2011 tentang Prinsip Umum
Hygiene Pangan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman
Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB), sehingga diharapkan tenaga kerja dan pemilik industri di bidang
pangan mampu menerapkan standar mutu keamanan pangan di setiap proses produksi.
Oleh : Oleh :
PERHATIAN
Dokumen ini hanya sah sebagai dokumen yang terkendali apabila terdapat
stempel “TERKENDALI”. Pemegang dokumen Skema Sertifikasi ini hendaknya
memeriksakan kepada Kepala CDC-UTS untuk memastikan bahwa dokumen ini
telah aman dari segala perubahan.
TIDAK TERKENDALI
1. Latar Belakang
SkemaSertifikasi Kompetensi (Hazard Analysis Critical Control Point)
1.1. Memenuhi tuntutan peraturan perundangan tenaga kerja bahwa tenaga kerja harus kompeten;
1.2. Memenuhi tuntutan peraturan pemerintah terkait Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan di bidang
industri pengolahan pangan.
1.3. Memenuhi tuntutan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
KEP.45/MEN/II/2009 tentang Penetapan SKKNI Sektor Industri Pengolahan Subsektor Industri Pangan
dan Minuman Bidang Teknologi Hasil Pertanian Subbidang Industri Pangan
1.4. Memenuhi tuntutan kebutuhan Industri Pangan akan tersedianya tenaga Ahli Muda kompeten di bidang
Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan subsektor Hazard Analysis Critical Control Point
2. Ruang lingkup
Ruang lingkup skema ini mencakup persyaratan kompetensi yang harus dipenuhi serta hak dan kewajiban
tenaga Ahli Muda Hazard Analysis Critical Control Point pada Industri pangan
3. Tujuan Sertifikasi
3.1. Memastikan kompetensi Tenaga Ahli Muda Hazard Analysis Critical Control Point pada Industri Pangan.
3.2. Memelihara kompetensi Tenaga Ahli Muda Hazard Analysis Critical Control Point pada Industri Pangan.
3.3. Sebagai pedoman pelaksanaan Sertifikasi bagi CDC-UTS dan Asesor Kompetensi.
4. Acuan Normatif
4.1. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;
4.2. Undang-undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
4.3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.45/MEN/II/2009
tentang Penetapan SKKNI Sektor Industri Pengolahan Subsektor Industri Pangan dan Minuman Bidang
Teknologi Hasil Pertanian Subbidang Industri Pangan
4.4. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi;
4.5. Standar Nasional Indonesia CAC RCP 1:2011 tentang Prinsip Umum Hygiene Pangan
4.6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 23/MEN.KES/SKJI/1978 tentang Pedoman Cara Produksi
Makanan yang Baik (CPMB),
4.7. Pedoman BNSP No. 4 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan dan Pemeliharaan Skema
Sertifikasi.
SKM-000-000/2020 2
SkemaSertifikasi Kompetensi (Hazard Analysis Critical Control Point)
8. Biaya Sertifikasi
8.1. Biaya pendaftaran yang ditetapkan untuk Sertifikasi Kompetensi (Nama/Jenis Pelatihan)sebesar Rp.
30.000.00 (Tiga Puluh Ribu Rupiah)
8.2. Biaya tersebut tidak termasuk biaya transportasi, konsumsi dan akomodasi Pelaksana Uji Kompetensi,
Tim Asesor Kompetensi, dan peserta
9. Proses Sertifikasi
SKM-000-000/2020 3
SkemaSertifikasi Kompetensi (Hazard Analysis Critical Control Point)
9.1.1. CDCmenyediakan gambaran proses sertifikasi sesuai dengan skema sertifikasi mencakup
persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses asesmen, hak pemohon, biaya
sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat.
9.1.2. Persyaratan Pendaftaran :
9.1.2.1. Mengisi Formulir Permohonan Sertifikasi Kompetensi (Fr.Apl-01) dan melampirkan bukti
persyaratan dasar pemohon sertifikasi; dan bukti kompetensi sebagaimana tercantum
dalam Form Permohonan Sertifikasi Kompetensi (Fr.Apl-01)
9.1.2.2. Melakukan Asesmen Mandiri dengan mengisi formulir Asesmen Mandiri (Fr.APL-02) yang
menunjukkan bahwa peserta memiliki keyakinan bahwa dirinya sudah kompeten, serta
melengkapinya dengan melampirkan bukti-bukti kompetensi yang relevan dengan
pekerjaan dan atau unit kompetensi terkait skema sertifikasi.
9.1.3. CDC-UTS menelaah berkas pendaftaran (Fr.Apl-01 dan Fr.Apl-02) untuk mengkonfirmasikan
bahwa pemohon sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi. Calon
peserta yang tidak memenuhi syarat akan disarankan untuk mengikuti pelatihan atau menambah
pengalaman kerja yang relevan.
9.2.1. CDC-UTS menerapkan metode dan prosedur asesmen sesuai dengan yang ditetapkan dalam
skema sertifikasi;
9.2.2. Apabila ada perubahan skema sertifikasi yang mengharuskan asesmen tambahan,
CDCmendokumentasikan dan tanpa diminta menyediakan akses publik tentang metoda dan
prosedur yang diperlukan untuk melakukan verifikasi agar para pemegang sertifikat memenuhi
persyaratan-persyaratan yang diubah;
9.2.3. Asesmen dilaksanakan menggunakan perangkat asesmen yang disusun untuk menjamin bahwa
verifikasi persyaratan skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan bukti
terdokumentasi;
9.2.4. Untuk menjamin setiap asesmen yang dilakukan valid, reliable, fleksibel dan adil, CDC-UTS
melakukan verifikasi metode untuk asesmen peserta sertifikasi.
9.2.5. CDCmelakukan verifikasi dan menyediakan kebutuhan khusus peserta sertifikasi, dengan alasan
dan sepanjang integritas asesmen tidak dilanggar, serta mempertimbangkan aturan yang bersifat
nasional
9.2.6. CDC-UTS mempertimbangkan hasil penilaian badan atau lembaga lain, dalam bentuk Portofolio
diluar persyaratan yang tercantum pada butir.
9.2.7. Hasil Asessmen portofolio yang dilakukan oleh asesor apabila memenuhi aturan bukti valid, asli,
terkini, dan memadai (VATM) direkomendasikan kompeten dan apabila belum memenuhi
aturanbukti VATM direkomendasikan untuk uji kompetensi
9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara tertulis, lisan, praktek, pengamatan atau
cara lain yang andal dan objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema sertifikasi.
Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama
lain, baik dalam hal muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan
atau ketidaklulusan;
9.3.2. CDC menetapkan prosedur untuk menjamin konsistensi administrasi uji kompetensi;
9.3.3. CDCmenetapkan, mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi administrasi uji
kompetensi;
9.3.4. Apabila ada peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian, CDC harus menjamin
bahwa peralatan tersebut telah diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat;
SKM-000-000/2020 4
SkemaSertifikasi Kompetensi (Hazard Analysis Critical Control Point)
9.3.5. Metodologi dan prosedur yang tepat (misalnya, mengumpulkan dan memelihara data statistik)
didokumentasikan dan diterapkan dalam batasan tertentu yang dibenarkan, untuk menegaskan
kembali keadilan, keabsahan, keandalan, dan kinerja umum setiap ujian, dan tindakan perbaikan
terhadap semua kekurangan yang dapat dikenali
9.3.6. Hasil pengumpulan bukti melalui proses uji kompetensi oleh Asesor Kompetensi dikaji, apabila
memenuhi aturan bukti valid, asli, terkini, dan memadai (VATM) direkomendasikan kompeten (K)
dan apabila belum memenuhi aturan bukti VATM direkomendasikan belum kompeten (BK)
9.4.1. CDC-UTS dalam memutuskan sertifikasi dilakukan berdasarkan bukti yang dikumpulkan selama
proses uji kompetensi oleh asesor kompetensi. CDC-UTS akan membentuk Komite Teknik bila
diperlukan. Personil yang melaksanakan uji kompetensi tidak ikut serta dalam keputusan sertifikasi.
9.4.2. CDC-UTS memberikan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima sertifikat,
didasarkan atas rekomendasi Komite Teknik CDC-UTS.
9.4.3. Sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh CDC-UTS berlaku selama 3 (Tiga) Tahun.
9.5.1. CDC-UTS mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan pencabutan
sertifikat apabila pemegang sertifikat menambah ruang lingkup kompetensi tanpa sepengetahuan
CDC-UTS, menyalahgunakan sertifikat dalam publikasi, katalog atau media lainnya, dan
menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan CDC-UTS.
9.5.2. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat, dalam waktu
yang ditetapkan oleh CDC-UTS, akan mengakibatkan pencabutan sertifikat atau pengurangan
ruang lingkup sertifikasi.
9.5.3. CDC-UTSmembuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa, selama pembekuan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
melakukan promosi terkait dengan sertifikat yang dibekukan.
9.5.4. CDC-UTSmembuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.
SKM-000-000/2020 5
SkemaSertifikasi Kompetensi (Hazard Analysis Critical Control Point)
9.7.4. Sertifikasi ulang yang ditetapkan CDC-UTS disesuaikan dengan skema sertifikasi, minimum
mempertimbangkan konfirmasi kinerja yang memuaskan secara konsisten dan catatan
pengalaman kerja.
9.8.3. CDC-UTS menetapkan prosedur tentang tindakan perbaikan untuk setiap penyalahgunaan
sertifikat, termasuk penyalahgunaan logo dan atau penanda.
9.9. Banding
9.9.1. CDC-UTS menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat keputusan
terhadap banding. Proses penanganan banding mencakup setidaknya unsur-unsur dan metode
berikut:
- proses untuk menerima, melakukan validasi dan menyelidiki banding, dan untuk memutuskan
tindakan apa yang diambil dalam menanggapinya, dengan mempertimbangkan hasil banding
sebelumnya yang serupa;
- penelusuran dan perekaman banding, termasuk tindakan-tindakan untuk mengatasinya;
- memastikan bahwa, jika berlaku, perbaikan yang tepat dan tindakan perbaikan dilakukan.
9.9.2. CDC-UTS membuat kebijakan dan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani
secara konstruktif, tidak berpihak, dan tepat waktu.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
9.9.4. CDC-UTSbertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding. CDC-UTSmenjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan proses
penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang menyebabkan
banding.
9.9.5. Penyerahan, investigasi dan pengambilan keputusan atas banding tidak akan mengakibatkan
tindakan diskriminatif terhadap pemohon banding.
9.9.6. CDC-UTS menerima banding, dan memberikan laporan kemajuan serta hasil penanganannya
kepada pemohon banding.
9.9.7. CDC-UTS memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses penanganan
banding.
SKM-000-000/2020 6