LSP - SMK
Skema sertifikasi Klaster Pelaksanaan Analisis Proksimat disusun atas dasar permintaan
Direktorat Pembinaan SMK - Kemendikbud bekerjasama dengan BNSP dalam rangka
melakukan Sertifikasi terhadap lulusan SMK sesuai bidang Kimia Analisis. Untuk
memastikan dan memelihara Kompetensi bagi Lulusan dan/atau Tenaga Kerja, dalam
melakukan pekerjaan sebagai Pelaksana pada pekerjaan Analisis Proksimat dan acuan
yang digunakan didalam melaksanakan uji kompetensi.
Disetujui tanggal :
Oleh :
2
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANAAN ANALISIS PROKSIMAT
1. LATARBELAKANG
1.1. Memenuhi persyaratan Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
1.2. Skema Sertifikasi ini dibutuhkan oleh Direktorat Pembinaan SMK (Dit. PSMK) Kemendikbud untuk
menyiapkan Tenaga Kerja Lulusan SMK – Kimia Analisis yang Kompeten dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
1.3. Pengembangan skema sertifikasi dilaksanakan berdasarkan permintaan atau tuntutan dari Industri dan
Kemendikbud mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Kimia Analisis dan Kurikulum Kompetensi
Keahlian Kimia Analisis.
3. TUJUAN SERTIFIKASI
1. Memastikan dan memelihara Kompetensi peserta di bidang Analisis Kimia sesuai dengan tuntutan
industri, tuntutan profesi serta tuntutan pasar/konsumen.
2. Sebagai acuan dalam melaksanakan sertifikasi kompetensi oleh LSP-SMK dan Asesor
4. ACUAN NORMATIF
Acuan yang digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan skema sertifikasi, adalah :
4.1 Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
4.2 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
4.3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi
Profesi
4.4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja
Nasional
4.5 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang
Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja Nasional
4.7 ISO/IEC 17024: 2012 Conformity assessment - General requirements for bodies operating
certification
for persons (Penilaian kesesuaian – Persyaratan umum badan/lembaga sertifikasi personil)
4.8. Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah-Kemendikbud dan BNSP
4.9. Struktur program Kurikulum SMK 2006 dan 2013
4.10 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKN)I : LAB.KK.01.001.01/ Mencatat dan
Memproses Data, LAB.KK.01.002.01 Menganalisa Data dan Hasil dari Laporan, LAB.KM.02.006.01 /
Melakukan Pengujian Prosedur Analisis Secara Proksimat
3
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANAAN ANALISIS PROKSIMAT
8. BIAYA SERTIFIKASI
Biaya sertifikasi dibebankan pada pemerintah dan partisipasi masyarakat.
9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Persyaratan Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen untuk skema pelaksanaan analisis proksimat yang
mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon,
biaya sertifikasi dan kewajiban pemegang sertifikat
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) dan formulir Asesmen Mandiri (APL
02) dan dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung yaitu : salinan rapor, kartu praktik dan surat
keterangan dari pengajar praktikum, bukti pembayaran, pas foto 3x4 berwarna sebanyak 4
lembar
9.1.3. Pemohon telah memenuhi persyaratan dasar sertifikasi yang telah ditetapkan
9.1.4. Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap
informasi yang diperlukan untuk penilaian
4
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANAAN ANALISIS PROKSIMAT
9.2.4. Apabila LSP-SMK mempertimbangkan hasil penelitian badan atau lembaga lain, LSP-SMK
menjamin bahwa tersedia laporan, data dan rekaman yang menunjukkan bahwa hasil-hasilnya
setara dan sesuai dengan, persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
9.2.5. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti Valid, Asli,Terkini, Memadai (VATM)
direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti (VATM)
direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut ke proses uji kompetensi
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP-SMK berdasarkan
rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor kompetensi yang diberi tugas melalui
proses sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak ikut serta dalam
pelaksanaan asesmen dan uji kompetensi
9.4.3. Personil yang membuat keputusan sertifikasi memiliki pengetahuan yang cukup dan
pengalaman proses sertifikasi serta memiliki sertifikat asesor kompetensi dari BNSP, untuk
menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.
5
SKEMA SERTIFIKASI PELAKSANAAN ANALISIS PROKSIMAT
9.4.5. LSP-SMK menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah berhak menerima
sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh
personil yang ditunjuk LSP-SMK
9.4.6. Sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh LSP-SMK sesuai dengan pedoman BNSP.
9.5.1. PTUK –SMK telah mempunyai kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk pembekuan dan
pencabutan sertifikasi, penambahan dan pengurangan ruang lingkup sertifikasi, yang juga
menjelaskan tindak lanjut oleh LSP-SMK.
9.5.2. Kegagalan dalam menyelesaikan masalah yang mengakibatkan pembekuan sertifikat dalam
waktu yang ditetapkan oleh LSP-SMK dan akan mengakibatkan pencabutan sertifikasi atau
pengurangan ruang lingkup sertifikasi.
9.5.3. LSP-SMK membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
melakukan promosi terkait dengan sertifikasi yang dibekukan.
9.5.4. LSP -SMK membuat perjanjian yang mengikat dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk
memastikan bahwa setelah pencabutan sertifikat, pemegang sertifikat tidak diperkenankan
menggunakan sertifikatnya sebagai bahan rujukan untuk kegiatannya.
9.5.5. Apabila tugas kerja LSP – SMK berakhir, maka seluruh proses asesmen dan pelaksaan uji
kompetensi dilakukan oleh LSP-SMK yang terlisensi oleh BNSP dan memenuhi peraturan yang
berlaku.
9.6.1. LSPP1 -SMK menetapkan kebijakan dan prosedur terdokumentasi untuk proses sertifikasi ulang,
sesuai dengan persyaratan skema sertifikasi.
9.6.2. LSP-SMK menjamin selama proses sertifikasi ulang, proses tersebut memastikan kompetensi
pemegang sertifikat terpelihara, dan pemegang sertifikat masih mematuhi persyaratan skema
sertifikasi terkini.
9.6.3. Periode sertifikasi ulang ditetapkan berdasarkan skema sertifikasi. Landasan penetapan periode
sertifikasi ulang, bila relevan, mempertimbangkan beberapa hal berikut:
a. Persyaratan sesuai peraturan perundangan
b. Perubahan dokumen normatif
c. Perubahan skema sertifikasi yang relevan
d. Resiko yang timbul akibat orang yang belum kompeten
e. Perubahan teknologi dan persyaratan bagi pemegang sertifikat
f. Persyaratan yang ditetapkan pemangku kepentingan
g. Frekuensi dan muatan kegiatan penilikan atau surveilen bila dipersyaratkan dalam skema
sertifikasi
9.6.4. Sertifikasi ulang yang ditetapkan LSP-SMK disesuaikan dengan skema sertifikasi, minimum
mempertimbangkan beberapa hal berikut :
a. Wawancara terstruktur bagi peserta sertifikasi ulang yang memiliki pengalaman bekerja
sesuai bidangnya dengan bukti telah melaksanakan pekerjaan sesuai skema sebanyak
minimal 20 kali
b. Bagi peserta uji yang belum kompeten, proses sertifikasi ulang dilakukan dengan cara uji
kompetensi maksimal 1 (satu) kali
9.8. Banding
9.8.1. LSP– SMK menerima, melakukan kajian dan membuat keputusan terhadap banding atas
Keputusan asesmen dengan cara melakukan validasi dan menyelidiki banding, penulusuran
rekaman banding, dan memastikan perbaikan dan tindakan yang tepat.
9.8.2. LSP-SMK menjamin bahwa semua banding ditangani secara konstruktif, tidak berpihak dan
tepat waktu serta proses penanganan banding dapat diketahui publik
9.8.3. LSP-SMK bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
banding. LSP-SMK menjamin bahwa personil yang terlibat dalam pengambilan keputusan
proses penanganan banding berbeda dari mereka yang terlibat dalam keputusan yang
menyebabkan banding.