Anda di halaman 1dari 8

JUDUL :

SKEMA SERTIFIKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )


LEVEL OPERATOR

Skema sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 ) ini di susun untuk


memenuhi kebutuhan permintaan sertifikasi tenaga kerja bidang keselamatan dan
kesehatan kerja. Persyaratan sertifikasi khusus bagi pemohon/pemegang sertifikat
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang berkaitan dengan
kategori profesi K3 di Indonesia yang ditetapkan dengan menggunakan standar
SKKNI K3 Nomor KEP.42/MEN/III/2008 dan SKKNI No. KEP.248/MEN/V/2007
dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama bagi seluruh pemegang
sertifikat Kompetensi K3 baik yang bekerja di Indonesia maupun di luar negeri.

Ditetapkan tanggal 10 Oktober 2018 Disahkan tanggal 11 Oktober 2018


Oleh Oleh

MUHAMMAD YAHYA, ST. MOH. ALWI, ST.


Komite Skema Direktur LSP P2 MAARIF JTM
1. LATAR BELAKANG
Betapa pentingnya sertifikasi K3 pada dunia kerja, harus mempunyai
pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan dasar-dasar
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) rutin dalam bidang apapun
berdasarkan pada pemahaman prosedur/instruksi kerja.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI


2.1. Memahami peraturan perundangan K3 yang berlaku.
2.2. Mampu membantu penerapan sismtem manajemen K3.
2.3. Mampu melakukan identifikasi bahaya dan risiko ditempat kerja.
2.4. Mampu menerapkan pengendalian bahaya dan risiko ditempat kerja.
2.5. Mampu menentukan dan menggunakan APD yang tepat.
2.6. Mampu menggunakan alat pemadam dan SCBA.
2.7. Mampu melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.

3. TUJUAN SERTIFIKASI
Sertifikasi operator K3 harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan
dalam menerapkan dasar-dasar keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
rutin dalam bidang apapun berdasarkan pada pemahaman prosedur/instruksi
kerja.

4. ACUAN NORMATIF
4.1. Uji kompetensi diselenggarakan mengacu kepada Standar SKKNI
No.KEP.248/MEN/V/2007
4.2. Uji kompetensi diselenggarakan oleh Bidang Sertifikasi LSP P2
Maarif JTM yang direncanakan khusus dan sesuai dengan kalender
rencana kerja LSP P2 Maarif JTM atau sesuai dengan kesepakatan
yang dibuat oleh Asesi dengan LSP.
4.3. Uji kompetensi menggunakan metode pemeriksaan portofolio
(ijazah pendidikan dan pelatihan), uji tertulis dan atau uji Lisan, dan
atau pengamatan di lapangan dengan waktu yang di tentukan.

1
5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI
5.1. Jenis kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER
5.2. Rincian Unit Kompetensi atau uraian tugas ( dibuat dalam tabel ) Okupasi

NO KODE UNIT JUDUL UNIT


1. IMG.KK01.001.01 Menerapkan Peraturan dan Perundangan K3
2. IMG.KK01.002.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
tempat kerja
3. IMG.KK02.001.01 Menggunakan alat Pelindung Diri
4. IMG.KK02.002.01 Melakukan Pemadaman Kebakaran
5. IMG.KK02.003.01 Mengoperasikan peralatan pemadam kebakaran
6. IMG.KK02.004.01 Menggunakan Self Contained Breathing Apparatus

SCBA).
7. IMG.KK02.005.01 Mengopersikan Alat Uji Gas
8. IMG.KK02.006.01 Mengoperasikan sound level meter
9. IMG.KK03.001.01 Melakukan Pertolongan Pada Korban

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI


6.1. Mengikuti Kursus K3 Minimal 3 Hari menunjukan sertifikat kursus
6.2. Memiliki pengelaman kerja di bidang k3 minimal 1 tahun
6.3. Lulusan minimal SLTA sederajat

Alat uji yang digunakan :


6.4. APAR
6.5. SCBA
6.6. Gas Tester
6.7. Sound Level Meter
6.8. Boneka simulasi firs Aid

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN DAN PEMEGANG SERTIFIKAT


7.1. Hak pemohon
7.1.1. Menyampaikan Keluhan, komplain, dan permintaan penyelesaian
perselisihan kepada LSP.
7.1.2. Mendapatkan informasi setiap perubahan persyaratan Sertifikasi.

2
7.1.3. Mendapatkan penjelasan ketika LSP memerlukan informasi
tambahan tentang program-program Sertifikasi.
7.1.4. Menggunakan sebutan/logo sesuai dengan Pedoman LSP.
7.2. Kewajiban pemegang sertifikat
7.2.1. Pemegang sertifikat tidak mengurangi tanggung jawabnya dalam
menjalankan perundangan yang berlaku.
7.2.2. Pemegang Sertifikat Kompetensi harus :
7.2.2.1. Mematuhi semua persyaratan Sertifikat Kompetensi
dari LSP serta Pedoman-pedoman LSP.
7.2.2.2. Menyampaikan dan menjamin bahwa semua informasi
yang diberikan kepada LSP adalah yang terbaru.
7.2.2.3. Memberikan pelayanan kepada klien berdasarkan
persyaratan LSP aturan dan kriteria sertifikasi,
pemeliharaan serta menjaga kredibilitas sertifikasi
profesi.
7.2.2.4. Menangani keluhan terkait sertifikasi dalam lingkupnya.
Tidak memberikan keterangan negatip tentang
sertifikasi yang melibatkan LSP P 2 M A A R I F J T M
dan memberikan interpretasi yang salah tentang LSP.
7.2.2.5. Menjamin tidak akan ada Sertifikat Kompetensi yang
digunakan untuk promosi yang dapat memberikan
akibat salah pahan pengertian di masyarakat.
7.2.3. Pemegang Sertifikat Kompetensi dapat menggunakan dokumen,
brosur, atau iklan seperti :
7.2.3.1. Yang bersangkutan bersertifikat dari LSP P2 MAARIF
JTM dengan nomor Sertifikat xxx.
7.2.3.2. Didaftar dalam direktori pemegang Sertifikat Kompetensi
di LSP.
7.2.4. Pemegang Sertifikat harus memberikan pelayanan yang sesuai dan
kerjasama yang memungkinkan kepada LSP untuk memonitor
kegiatan yang sesuai dengan standar, regulasi dan Pedoman LSP
yang mencakup :
7.2.4.1. Mengijinkan LSP dan asesor untuk melakukan
assessmen, surveilan, verifikasi terhadap aktivitas
pemegang Sertifikat.

3
7.2.4.2. Membantu LSP atau personilnya dalam melakukan
investigasi dan penyelesaian keluhan pelanggan yang
diajukan pihak ketiga tentang kegiatan pemegang
Sertifikat Kompetensi.
7.2.4.3. Jika diminta oleh LSP, pemegang Sertifikat harus
memberikan rekaman keluhan, sanggahan, dan
perselisihan serta tindakan koreksinya

8. BIAYA SERTIFIKASI
8.1. Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau
sumber dana lainnya.
8.2. Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor
asesor, penggandaan materi, biaya akomodasi dan transpor asesor yang
diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana pelaksanaan asesmen.

9. PROSES SERTIFIKASI
9.1. Proses Pendaftaran
9.1.1. Pemohon memahami proses Asesmen (Skema Sertifikasi Keselamatan dan
kesehatan kerja) ini yang mencakup persyaratan dan ruang lingkup
sertifikasi, penjelasan proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi
dan kewajiban pemegang sertifikat.
9.1.2. Pemohon mengisi formulir Permohonan Sertifikasi (APL 01) yang
dilengkapi dengan bukti :
a. Ijazah terakir (minimal SLTA/SMK)
b. Bukti dari persyaratan klausul 6.
c. Pas foto terbaru 4x6 sebanyak 2 lembar.
9.1.3. Peserta mengisi formulir Asesmen Mandiri (APL 02) dan dilengkapi
dengan bukti-bukti pendukung.
9.1.4. Peserta menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan sertifikasi
dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk penilaian.
9.1.5. LSP menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa peserta
sertifikasi memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

4
9.2. Proses Asesmen
9.2.1. Asesmen skema sertifikasi Keselamatan dan kesehatan kerja direncanakan
dan disusun dengan cara yang menjamin bahwa verifikasi persyaratan
skema sertifikasi telah dilakukan secara obyektif dan sistematis dengan
bukti terdokumentasi untuk memastikan kompetensi.
9.2.2. Pelaksanan Asesmen untuk skema sertifikasi keselamatan dan kesehatan
kerja dapat dilakukan sekaligus.
9.2.3. LSP SMK menugaskan Asesor Kompetensi untuk melaksanakan Asesmen.
9.2.4. Asesor melakukan verifikasi persyaratan skema menggunakan perangkat
asesmen dan mengkonfirmasikan bukti yang akan dikumpulkan dan
bagaimana bukti tersebut akan dikumpulkan.
9.2.5. Asesor menjelaskan, membahas dan mensepakati rincian rencana
asesmen dan proses asesmen dengan Peserta Sertifikasi.
9.2.6. Asesor melakukan pengkajian dan evaluasi kecukupan bukti dari
dokumen pendukung yang disampaikan pada lampiran dokumen Asesmen
Mandiri APL- 02, untuk memastikan bahwa bukti tersebut
mencerminkan bukti yang diperlukan.
9.2.7. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan Kompeten dan yang belum memenuhi aturan bukti
VATM direkomendasikan untuk mengikuti proses lanjut uji kompetensi.
9.3. Proses Uji Kompetensi
9.3.1. Uji kompetensi skema sertifikasi keselamatan dan kesehatan kerja
dirancang untuk menilai kompetensi yang dapat dilakukan dengan
menggunakan metoda praktik, tertulis, lisan yang andal dan objektif serta
konsisten. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin setiap hasil
uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal muatan dan tingkat
kesulitan, termasuk keputusan yang sah untuk kelulusan atau ketidaklulusan.
9.3.2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang
ditetapkan melalui verifikasi LSP.
9.3.3. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian skema sertifikasi
keselamatan dan kesehatan kerja diverifikasi dan dikalibrasi.
9.3.4. Proses Uji kompetensi dapat dilakukan sekaligus.

5
9.3.5. Bukti yang dikumpulkan melalui uji kompetensi dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang diperlukan untuk
memperlihatkan kompetensi telah memenuhi aturan bukti VATM.
9.3.6. Hasil proses uji kompetensi yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan "Kompeten" dan yang belum memenuhi aturan bukti
VATM direkomendasikan "Belum Kompeten"
9.3.7. Asesor melaporkan dan menyampaikan rekomendasi hasil uji
kompetensi kepada LSP.
9.4. Keputusan Sertifikasi
9.4.1. LSP menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan selama proses uji
kompetensi mencukupi untuk:
9.4.2. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh LSP
berdasarkan rekomendasi dan informasi yang dikumpulkan oleh asesor
melalui proses uji kompetensi. Personil pelaksanaan uji kompetensi
tidak ikut serta dalam membuat keputusan sertifikasi.
9.4.3. Personil LSP yang membuat keputusan sertifikasi harus memiliki
pengetahuan yang cukup dan pengalaman dalam proses sertifikasi untuk
menentukan apakah persyaratan sertifikasi telah dipenuhi.
9.4.4. Sertifikat tidak diserahkan sebelum seluruh persyaratan sertifikasi
dipenuhi.
9.4.5. LSP melakukan rapat teknis untuk memverifikasi berkas sertifikasi
dan menetapkan status kompetensi yang dibuat dalam berita acara, untuk
proses penerbitan sertifikat kompetensi.
9.4.6. LSP menerbitkan sertifikat kompetensi kepada semua yang telah
berhak menerima sertifikat dalam bentuk surat dan/atau kartu, yang
ditandatangani dan disahkan oleh personil yang ditunjuk LSP dengan masa
berlaku sertifikat 3 (tiga) tahun.
9.4.7. Sertifikat diserahkan setelah seluruh persyaratan sertifikasi dipenuhi.

6
9.5. Pembekuan dan Pencabutan sertifikat
9.5.1. LSP akan melakukan pembekuan apabila:
a. Pemegang sertifikat menyalahgunakan kewenangan yang telah
diberikan.
b. Pemegang sertifikat mencemarkan nama baik LSP.
9.5.2. LSP akan melakukan pencabutan sertifikat apabila terjadi
penyalahgunaan sertifikat dan pelanggaran telah diberikan peringatan tetapi
tidak diindahkan.aa
9.6. Pemeliharaan sertifikat
LSP tidak melakukan Pemeliharaan terhadap Sertifikat Kompetensi.
9.7. Proses sertifikasi ulang
LSP tidak melakukan Proses Sertifikasi Ulang
9.8. Penggunaan Sertifikat
Pemegang sertifikat KKNI Level II Kompetensi Keahlian Teknik Instalasi Tenaga
Listrik harus menandatangani persetujuan untuk :
9.8.1. Memenuhi ketentuan skema sertifikasi.
9.8.2. Sertifikat hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan.
9.8.3. Tidak menyalahgunakan sertifikat yang dapat merugikan LSP.
9.8.4. LSP akan menghentikan semua kewenangan pemegang sertifikat
yang berhubungan dengan sertifikat yang telah diterbitkan.
9.8.5. Penyalahgunaan sertifikat kompetensi akan diberikan sanksi sesuai
peraturan yang berlaku.
9.9. Banding
9.9.1. LSP menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan
membuat keputusan terhadap banding.
9.9.2. LSP menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding
ditangani secara konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.
9.9.3. Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik
tanpa diminta.
9.9.4. LSP memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir
proses penanganan banding.

Anda mungkin juga menyukai