5-Article Text-24-1-10-20201028
5-Article Text-24-1-10-20201028
Tuti Rahmawati1
Abstrak
Pandemi COVID-19 menyebabkan tekanan yang cukup berat bagi sistem kesehatan terutama
bagi upaya pencegahan penularan, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan kesehatan,
sumber daya manusia kesehatan terutama untuk deteksi dan surveillance, uji laboratorium
dan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan. Reformasi sistem kesehatan menjadi
sangat penting dalam menghadapi pandemi. Penekanan reformasi pada masing-masing
subsistem kesehatan yang dijabarkan dalam 8 area reformasi dan strategi kunci reformasi
perlu diarusutamakan dalam perencanaan pembangunan daerah. RKPD Provinsi Riau Tahun
2021 telah mengadopsi 8 area reformasi sistem dalam 7 program pada Dinas Kesehatan
Provinsi Riau. Penentuan target, sasaran dan lokasi prioritas masing-masing kegiatan dapat
dipertajam dalam penyusunan Rencana Kerja OPD baik Dinas Kesehatan Provinsi maupun
Rumah Sakit Daerah milik Provinsi Riau yang sesuai dengan strategi kunci reformasi Sistem
Kesehatan. Urgensi terhadap penyusunan sistem kesehatan daerah yang sesuai dengan
kondisi dan capaian indikator kesehatan menjadi agenda besar dalam pembangunan
kesehatan di Provinsi Riau.
1
Tuti Rahmawati adalah Fungsional Perencana Muda di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan
Pengembangan (Bappedalitbang) Provinsi Riau.
82
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kasus pertama Corona Virus Desease Tahun 2019 (COVID-19) dilaporkan pertama kali di
Indonesia pada pada 2 Maret 2020 dan di Provinsi Riau pada 16 Maret 2020 dengan
penyebaran yang sangat luas melanda 34 Provinsi di Indonesia (1). Pandemi COVID-19
menyebabkan tekanan yang cukup berat bagi sistem kesehatan terutama bagi upaya
pencegahan penularan, pelayanan kesehatan dasar dan rujukan kesehatan, sumber daya
manusia kesehatan terutama untuk deteksi dan surveillance, uji laboratorium dan
penyediaan obat dan perbekalan kesehatan.
83
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
Dalam penyusunan RKPD 2021 berpedoman pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
Tahun 2021 yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 dimana
temanya adalah mempercepat pemulihan ekonomi dan reformasi sosial. Dalam prioritas
nasional peningkatan kualitas sumberdaya manusia, reformasi sistem kesehatan nasional
dan sistem perlindungan sosial merupakan penekanan dalam percepatan pemulihan
pembangunan pasca pandemi COVID-19 dalam upaya mewujudkan pembangunan manusia
Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Dalam tulisan ini akan dibahas sejauhmana
konsep reformasi sistem kesehatan diarusutamakan dalam RKPD Provinsi Riau Tahun 2021.
Tekanan yang cukup besar bagi perekonomian dapat diminimalisir jika sistem kesehatan
mampu mengendalikan pandemi. Respon cepat dalam pengendalian terhadap penularan
dan mencegah kasus kematian (fatality case) sangat menentukan selesainya pandemi dan
membatasi penyebaran COVID-19 pada wilayah tertentu (Disesase Containment).
Sistem Kesehatan Nasional telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2012 sebelum adanya pandemi COVID-19. Namun saat ini sistem kesehatan di Indonesia
dinilai masih relatif lemah disebabkan oleh kecilnya investasi di sektor kesehatan khususnya
di sektor kesehatan masyarakat termasuk infrastruktur dan kemampuan sumberdaya pada
aspek promotif, preventif maupun kuratif. Beberapa indikator terhadap penanganan COVID-
19 menurut pedoman World Health Organisation (WHO) belum dapat dipenuhi sesuai
standar sehingga Indonesia diidentifikasi kurang berhasil menekan transmisi COVID-19
dibandingkan dengan negara wilayah di Eropa.
Upaya Pemerintah Pusat dalam melaksanakan konsep reformasi sistem kesehatan harus
sangat didukung oleh seluruh Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota). Reformasi
harus bisa menjawab pelayanan terhadap rakyat dimana peran kabupaten/kota menjadi
sangat penting. Penguatan leadership dan management di tingkat kabupaten kota dari mulai
84
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
sisi perencanaan semua kegiatan menjadi ujung tombak reformasi. Penerjemahan reformasi
sistem kesehatan di daerah masih belum secara jelas diarusutamakan dalam dokumen
perencanaan daerah maupun dalam kebijakan kesehatan lainnya di tingkat daerah. Adanya
pembagian kewenangan pusat dan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dapat dipertegas dan
disinergikan dalam semua tingkatan dokumen perencanaan dari mulai RPJMD, RKPD sampai
pada Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Organisasi Perangkat Daerah
(OPD). Dengan demikian mengarusutamakan konsep reformasi sistem kesehatan di daerah
menjadi salah satu alat (tools) dalam mitigasi pandemi COVID-19 di daerah.
II. METODOLOGI
Studi ini dilakukan melalui studi literatur dan dianalisis secara deskriptif. Sumber data
dari dokumen perencanaan yang sudah ditetapkan yaitu RKPD Provinsi Riau Tahun 2021 dan
Rencana Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2021 serta dokumen kebijakan dan
peraturan perundangan-undangan terkait.
Teori Sistem Kesehatan (Health System) menurut WHO terdiri dari 6 komponen atau 6
building block health system yaitu pelayanan kesehatan (health service delivery),
sumberdaya manusia kesehatan (health workforce), informasi kesehatan (health
information system), akses terhadap obat esensial (access to essential medicine),
pembiayaan kesehatan (health financing), kepemimpinan dan tata kelola (leadership and
governance). Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2012 adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. SKN menjadi acuan dalam penyusunan dan
pelaksanaan pembangunan kesehatan yag dimulai dari kegiatan perencaaan sampai pada
kegiatan monitoring dan evaluasi.
85
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
kemajuan teknologi kesehatan dan kondisi karakteristik spesifik negara Indonesia dengan
jumlah penduduk yang besar untuk mendorong pelayanan kesehatan yang lebih spesifik.
Istilah reformasi sistem kesehatan diadopsi dari konsep Health Sector Reform (Reformasi
Sektor Kesehatan) yang dikembangkan oleh WHO sejak tahun 2000. Reformasi Sektor
Kesehatan berkaitan dengan perubahan mendasar dari proses dalam kebijakan dan
pengaturan kelembagaan sektor kesehatan dan biasanya berpedoman pada pemerintah
(WHO, 2000).
Konsep reformasi kesehatan yang dikembangkan oleh Bappenas masih dalam tahap
pematangan konsep namun sudah menjadi major project baru dalam RKP tahun 2021
(Bappenas, 2020). Tujuan dari Reformasi Sistem Kesehatan Nasional adalah memperkuat
sistem kesehatan di berbagai aspek dan memastikan target RPJMN 2020-2024 dan target
global tepat waktu. Kerangka pelaksanaan berdasarkan pendekatan kelembagaan, regulasi
dan pendanaan.
Pada dasarnya reformasi sistem kesehatan bukan mengubah sistem kesehatan yang
sudah ditetapkan namun penekanan pada reformasi pada masing-masing subsistem
kesehatan yang dijabarkan dalam 8 area reformasi dan rencana strategi kunci sebagai
berikut :
86
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
87
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
IV. ANALISIS
Meranti 77 0 55 22
88
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
Daerah Lainnya 32 0 27 5
Upaya penanganan COVID-19 khususnya pada urusan kesehatan yang telah dilakukan
sampai dengan bulan Juni 2020 sebagai berikut :
1. Penyediaan Sarana Prasarana Kesehatan (Barang Pelindung Diri Warga, Barang
Pelindung Komunitas Masyarakat Dan Alat Pelindung Petugas Medis (Masker,
Handsanitizer, Vitamin C/E, APD, Sarung Tangan Karet, Dll)
2. Penyediaan Sarana Fasilitas Kesehatan (Kamar Isolasi, Tempat Tidur Pasien, Rapid
Test Kit, Ventilator, Alat Uji Deteksi COVID-19, Dll)
3. Merekrut Tenaga Kesehatan/Medis Yang Potensial
4. Pemberian Insentif Tenaga Kesehatan/Medis, Penyidik (Investigator) Korban
Terpapar COVID-19, Relawan, Dll
5. Penyemprotan Desinfektan
6. Sewa Rumah Singgah Sebagai ruang isolasi
7. Pemeriksaan Laboratorium
8. Pengadaan Alat Dan Bahan Evakuasi Korban Positif (Perlengkapan Pasca Wafat,
Tandu, Sarung Tangan, Sepatu Bot, Dll)
9. Penanganan Jenazah
10. Penanganan Kesehatan Lainnya
Analisis terhadap konsep reformasi kesehatan terhadap sistem kesehatan nasional dalam
Perpres No 72 Tahun 2012 dibandingkan dengan Konsep WHO 6 Building Block Health
System tahun 2010 dapat dilihat bahwa area ketahanan kesehatan (health security) tidak
secara spesifik dibahas dalam Sistem Kesehatan Nasional maupun dalam konsep WHO. Pada
tabel 2 dapat diidentifikasi bahwa ketahanan kesehatan menjadi isu penting yang muncul
pasca pandemi melanda seluruh provinsi di Indonesia.
89
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
4 Kemandirian Farmasi dan Alat Sediaan Alat dan Perbekalan Access to Essential Medicine
Kesehatan Farmasi
5 Ketahanan Kesehatan - -
8 Teknologi Informasi dan Sistem Informasi Kesehatan dan Health Information System
Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Masyarakat
Konsep ketahanan kesehatan (health security) yang merupakan salah satu area kerja
dalam implementasi International Health Regulation tahun 2005 menjadi salah satu area
reformasi sistem kesehatan diasumsikan sebagai berikut :
Dalam pemetaan tersebut terdapat satu elemen penting yang belum dijadikan area
reformasi kesehatan maupun dalam sistem kesehatan nasional yaitu elemen Kepemipinan
dan Tata Kelola Kesehatan (Leadership and Governance). Tata kelola kesehatan semakin
dianggap sebagai tema penting dalam agenda pembangunan. Hal ini sejalan dengan
90
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang
telah diratifikasi oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam Peraturan Presiden Nomr 59
tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Dalam salah satu
tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan ke 16 yaitu mewujudkan kepastian hukum dan tata
kelola yang efektif, transparan, akuntabel dan partisipatif untuk menciptakan stabilitas
keamanan dan mencapai negara yang berdasarkan hukum. Kepemimpinan dan tata kelola
dalam membangun sistem kesehatan memastikan bahwa ada kerangka kebijakan strategis
yang dikombinasikan dengan pengawasan yang efektif, pembentukan regulasi pengawasan
yang efektif dan akuntabel.
Berbagai kebijakan telah diambil oleh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota terkait
Pandemi COVID-19 termasuk refocussing program dan kegiatan serta realokasi anggaran
pembangunan di daerah. Perubahan perencanaan dan penganggaran yang telah ditetapkan
untuk tahun 2020 menjadi keharusan sesuai dengan surat keputusan bersama (SKB) Menteri
Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020
tanggal 9 April 2020 tentang Percepatan Penyesuaian APBD 2020 dalam Rangka Penanganan
COVID 19 serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional. Pada tahun
2020 penyesuaian dilakukan dengan melakukan realokasi anggaran dan refocussing kegiatan
penangan COVID-19 pada belanja tidak terduga (BTT), belanja Bantuan Keuangan (Bankeu)
kepada Kabupaten/kota dan pemerintah desa serta belanja tidak langsung.
Pengalokasian belanja tidak terduga, realokasi dan refocussing anggaran APBD Provinsi
Riau Tahun 2020 menjadi wajar dikarenakan dokumen perencanaan dan penganggaran
sudah ditetapkan, namun pada tahun 2021 diharapkan alokasi belanja tidak terduga,
realokasi dan refocussing anggaran dapat diminimalisir dengan menyusun dokumen
perencanaan yang mengadaptasi dan mempertimbangkan dampak pandemi COVID-19.
Dalam RKPD Provinsi Riau Tahun 2021 telah dilakukan penyesuaian target indikator
urusan kesehatan dari target RPJMD Provinsi Riau Tahun 2020-2024 sebagaimana
ditampilkan pada Tabel 3. Terdapat 6 indikator yang diturunkan targetnya dikarenakan
kondisi pelayanan kesehatan masyarakat terutama pada pelayanan yang dilakukan di
Puskesmas dan Dinas Kesehatan.
91
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
Tabel 3. Penyesuaian Target Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Riau Tahun 2021
92
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
Kendala dalam pelayanan kesehatan di pelayanan kesehatan dasar menjadi isu penting
dalam area reformasi sistem kesehatan. Dalam konsep area reformasi yang kedua dalam
penguatan Puskesmas disarankan menjadi Penguatan Pelayanan Kesehatan Dasar. Hal ini
didasarkan bahwa fungsi Puskesmas pada saat ini masih ada domain pelayanan kuratif
(pengobatan) dan mengesampingkan pelayanan promotif dan preventif. Sebagaimana
nomenklatur Puskesmas sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat hendaknya mengembalikan
fungsi Puskesmas sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan bukan hanya Pusat Perawatan
Kesehatan. Selain itu peran klinik pratama milik swasta menjadi sangat penting dalam
peningkatan pelayanan promotif dan preventif yang tentunya harus didukung dengan
regulasi dan pembiayaan yang jelas.
Sejalan dengan pengembangan telemedicine sebagai bagian penting dari area reformasi
kesehatan dalam pengembangan teknologi informasi dan pemberdayaan masyarakat maka
hambatan dalam pelayanan dalam satu tempat di gedung Puskesmas dapat dialihkan pada
pelayanan secara online oleh tenaga yang kompeten. Dalam kerangka pelaksanaannya
regulasi mengenai pengembangan telemedicine perlu digesa walaupun di beberapa daerah
telah dilaksanakan inovasi yang sangat replikatif dengan teknik yang sangat sederhana
misalnya melalui Video Call dalam pemantauan minum obat rutin pada pasien PTM.
Dalam penetapan target indikator kesehatan di tingkat provinsi didasarkan pada capaian
indikator kesehatan di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau. Studi lanjutan diperlukan
analisis lebih lanjut terhadap pemetaan capaian target kabupaten/kota khususnya dalam
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di tingkat kabupaten/kota.
4.3 Pemetaan Program Kesehatan pada RKPD Provinsi Riau Tahun 2021 terkait
Reformasi Sistem Kesehatan
Sistem Kesehatan yang diamanatkan pada Perpres 72 Tahun 2012 belum diturunkan
dalam Sistem Kesehatan Daerah. Sistem Kesehatan Daerah Provinsi Riau hanya merupakan
bagian kecil yang dibahas dalam Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2018 Tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Daerah. Dengan adanya reformasi sistem kesehatan nasional
diharapkan sistem kesehatan provinsi Riau dapat diatur dalam sebuah regulasi yang lebih
spesifik terutama dalam mitigasi pandemi COVID-19. Dengan melihat perkembangan
COVID-19 yang belum menunjukkan penurunan kurva pertumbuhan kasus dan
penyebarannya maka secara khusus peningkatan kapasitas kesehatan harus diatur dalam
sebuah sistem yang terintegrasi dan menyeluruh.
Dalam RKPD Provinsi Riau Tahun 2021 telah dilakukan penyesuaian dan pemetaan
program dan kegiatan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor
90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan Dan Keuangan Daerah. Perbedaaan mendasar dalam Permendagri 90 ini
adalah adanya penetapan nomeklatur kegiatan yang seragam di seluruh Indonesia sesuai
dengan dengan kewenangan daerah dan juga memperhatikan indikator SPM.
93
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
Tabel 4 Pemetaan Area Reformasi SKN dengan Program RKPD Provinsi Riau Tahun
2021
No Area Reformasi SKN Telaah Nomenklatur Nomenklatur Program RKPD
Kewenangan (UU Program RKPD 2021 2021 (Program Permendagri
23/2014) 90/2019)
Program yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan sebanyak 7 Program Urusan
Kesehatan telah mengadopsi 8 area reformasi kesehatan. Pada area penguatan Puskesmas
yang menjadi kewenangan Kabupaten/Kota, Provinsi Riau berperan dalam penguatan
puskesmas dengan memberikan bantuan keuangan kepada Kabupaten/kota yang
dialokasikan pada program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan. Analisis
terhadap target indikator masing-masing kegiatan maupun sub kegiatan perlu dianalisis lagi
dalam studi yang lebih terinci.
Secara umum tipologi kegiatan yang dilaksanakan Dinas Kesehatan Provinsi dijalankan
dalam bentuk pembinaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program yang menjadi
94
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
kewenangan kabupaten/kota. Penajaman detail dan mekanisme kegiatan pada tahun 2021
perlu didiskusikan kembali yang mengadaptasi kenormalan baru (new normal). Salah satu
contoh kegiatan pembinaan, pendidikan dan pelatihan petugas pelayanan Puskesmas
dilaksanakan secara daring untuk pelatihan manajemen namun untuk pelatihan teknis
dilaksanakan pada Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi dengan memperhatikan
protokol kesehatan.
Terkait area reformasi yang juga menjadi kewenangan pusat telah dialokasikan
pemerintah pusat melalui mekanisme pengusulan DAK Khusus Bidang Kesehatan dan
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pemetaan area reformasi sistem kesehatan dapat disimpulkan bahwa RKPD
Provinsi Riau Tahun 2019 telah mengarusutamakan 8 area reformasi sistem kesehatan.
Salah satu area reformasi kesehatan adalah penguatan Puskemas diarahkan pada penguatan
pelayanan kesehatan dasar yang meningkatkan peran puskesmas dalam upaya preventif dan
promotif. Hal yang paling penting dalam implementasi reformasi sistem kesehatan adalah
kepemimpinan dana tata kelola kesehatan untuk menjamin reformasi dapat meningkatkan
cakupan layanan dan meningkatkan derajat kesehatan.
5.2. Rekomendasi
a. Penetapan prioritas pelaksanaan masing-masing kegiatan pada Dinas Kesehatan
Provinsi Riau yang mengarah pada strategi kunci pelaksanaan 8 area reformasi
kesehatan perlu dianalisis lebih lanjut.
b. Renja Dinas Kesehatan Provinsi Riau tahun 2021 dapat ditambahkan penjelasan secara
terinci prioritas pelaksanaan kegiatan di tingkat kabupaten/kota sasaran kegiatan.
c. Analisis pada Rumah Sakit Daerah milik Pemerintah Provinsi Riau perlu dilakukan untuk
melihat gambaran area reformasi kesehatan yang dilakukan pada fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan.
95
Tuti Rahmawati
Majalah Media Perencana Vol1No1/2020
d. Sistem Kesehatan Daerah (Provinsi Riau) agar segera disusun untuk mitigasi pandemi
COVID-19 dan pembangunan kesehatan di Provinsi Riau di masa yang akan datang
Referensi
World Health Organization, 2000. World Health Report 2000: Health Systems Performance
Assessment. Geneva
World Health Organisation (WHO), 2010. Monitoring the Building Block of Health System.
Bappenas RI, 2020. Paparan Pungkas Bahjuri Ali Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Bappenas RI, 2020 dalam Webinar Sistem Kesehatan Nasional 19 Agustus 2020 “ Konsep
Reformasi Kesehatan dan 8 Area Reformasi”
WHO, 2018. Essential Public Health Functions, Health Systems And Health Security:
Developing Conceptual Clarity And A WHO Roadmap For Action.
Universitas Indonesia, 2020. Paparan Profesor Ascobat Gani dalam Webinar Sistem
Kesehatan Nasional 19 Agustus 2020 “ Urgensi Reformasi Sistem Kesehatan dalam
Pencapaian Sasaran Kesehatan”
Peraturan Gubernur Nomor 43 Tahun 2020 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Provinsi Riau Tahun 2021
96