Anda di halaman 1dari 31

BIDANG TATA RUANG

DINAS BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG

Analisa Kemampuan Lahan


Pada Revisi RTRW Provinsi Sumatera Barat
Progres dan Status
RTRW
Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera
Barat
Progres dan Status RTRW Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat
No Kab/Kota Status Ket
1 Kabupaten Lima Puluh Kota Perda Perda Nomor 4 Tahun 2023
2 Kabupaten Agam; Perda Perda Nomor 7 Tahun 2021
3 Kabupaten Dharmasraya; Revisi Perda Nomor 1 Tahun 2023
4 Kabupaten Kepulauan Mentawai; Revisi Perda Nomor 3 Tahun 2015
5 Kabupaten Padang Pariaman; Perda Perda Nomor 5 Tahun 2020
6 Kabupaten Pasaman; Revisi Perda Nomor 6 Tahun 2011
7 Kabupaten Pasaman Barat; Revisi Perda Nomor 18 Tahun 2012
Perda Nomor 1 Tahun 2020
Kabupaten Pesisir Selatan;
8 Perda Perubahan atas Perda Nomor 7 Tahun 2011
9 Kabupaten Sijunjung; Revisi Perda Nomor 5 Tahun 2012
10 Kabupaten Solok; Revisi Perda Nomor 1 Tahun 2013
11 Kabupaten Solok Selatan; Revisi Perda Nomor 8 Tahun 2012
12 Kabupaten Tanah Datar; Perda Perda Nomor 5 Tahun 2022
13 Kota Solok; Revisi Perda Nomor 13 Tahun 2012
14 Kota Bukittinggi; Revisi Perda Nomor 11 Tahun 2017
15 Kota Padang; Perda Perda Nomor 3 Tahun 2019
16 Kota Padang Panjang; Revisi Perda Nomor 2 Tahun 2013
17 Kota Pariaman; Revisi Perda Nomor 5 Tahun 2022
Perda Nomor 5 Tahun 2020
Kota Payakumbuh; dan
18 Perda Perubahan atas Perda Nomor 1 Tahun 2012
19 Kota Sawahlunto. Perda Perda Nomor 8 Tahun 2012
Kemampuan lahan di
Provinsi Sumatera
Barat
Klasifikasi kemampuan lahan merupakan penilaian lahan secara
sistematik dan pengelompokannya kedalam beberapa kategori
berdasarkan sifat- sifat yang merupakan potensi dan penghambat
dalam penggunaannya (Sitanala Arsyad, 1989). Evaluasi kemampuan
lahan pada dasarnya merupakan evaluasi potensi lahan bagi berbagai
sistem pertanian secara luas dan tidak membicarakan peruntukan
tertentu atau tindakan-tindakan pengelolaannya, oleh sebab itu
sifatnya merupakan evaluasi yang lebih umum dibanding dengan
evaluasi kesesuaian lahan.
Sitanala Arsyad (1989) dalam bukunya yang berjudul “Konservasi Tanah dan Air” mengemukakan kemampuan
lahan adalah penilaian lahan (komponenkomponen lahan) secara sistematik dan pengelompokannya kedalam
kategori berdasarkan sifat-sifat yang merupakan potensi dan penghambat dalam penggunaannya secara lestari.
Untuk menentukan klasifikasi kemampuan lahan digolongkan kedalam tiga kategori utama yaitu kelas, subkelas
dan satuan pengelolaan.

Penentuan klasifikasi lahan yang dilakukan Sitanala Arsyad didasarkan beberapa


parameter yaitu :
1. Tekstur tanah
2. Kedalaman efektif tanah
3. Drainase
4. Lereng
5. Tingkat erosi
6. Permeabilitas
7. Kerikil/batuan
8. Kepekaan erosi
9. Banjir/genangan
Menurut Sitanala Arsyad klasifikasi kemampuan lahan dibagi 8 kelas, yaitu :
Kelas I - I V : sesuai untuk berbagai penggunaan seperti untuk penanaman pertanian pada umumnya
Kelas V – VII : sesuai untuk padang rumput, tanaman tahunan dan vegetasi alami.
Kelas VIII : harus dibiarkan dalam keadaan alami
Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah analisa spasial. Analisa spasial
dari hasil overlay peta sebagai visualisasi
hasil pengklasifikasian kemampuan lahan
Provinsi Sumatera Barat, untuk lebih
jelasnya bisa dilihat pada diagram alir
berikut
Kriteria Klasifikasi Kemampuan Lahan
Karakteristik Lahan Evaluasi Kemampuan Lahan

Lereng
Kelas lereng diklasififkasikan bedasarkan tingkat kemiringan atau sudut dari lereng tersebut. Faktor panjang (L) dan
kemiringan lereng (S) mempengaruhi besarnya erosi yang terjadi. Semakin panjang suatu lereng, maka erosi yang terjadi
makin besar pula. Kemiringan lereng di Provinsi Sumatera Barat didominasi oleh kemiringan lereng 0-3% sebesar 68.36%
selanjutnya yaitu kemiringan lereng 3-8% sebesar 30.14%,
Kedalaman Tanah (K)
Kedalaman tanah efektif adlaah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman; yaitu kedalaman
sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Lapisan tersebut dapat berupa lapisan
padas keras, padas liat, padas rapuh atau lapisan plintit.

Tekstur Tanah (t)


Tekstur tanah merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kapasitas tanah untuk menahan air dan
pemeabilitas tanah serta berbagai sifat fisik dan kimia tanah lainnya
Permeabilitas (P)
Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap kedalam tanah melalui pori tanah. Semakin kasar tekstur
tanah, maka semakin cepat pula perembesan air.

Drainase Tanah (d)


Drainase tanah adalah kemampuan tanah mengalir dan mengatur kelebihan air yang berada dalam tanah maupun
pada permukaan tanah.
Batuan – batuan dan krikil (b)
Bahan kasar dapat berada di dalam lapisan tanah atau atas permukaan tanah. Bahan kasar yang terdapat di dalam
lapisan 20 cm (bagian atas tanah) yang berukutan ≥22 mm dibedakan sebagai berikut: Krikil adalah bahan kasar
yang berdiameter ≥22 mm – 7,5 cm; jika berbentuk bulat 15 cm sumbu panjang jika berbentuk gepeng. Krikil di
dalam lapisan 20 cm. Batuan kecil adalah bahan kasar atau batuan berdiameter 7,5 cm – 25 cm jika berbentuk
bulat; atau sumbu panjangnya berukuran 15 – 40 cm jika berbentuk gepeng.
Ancaman banjir (O)
Banjir akan menyebabkan kerusakan bahkan kematian tanaman sehingga dapat menurunkan produktifitas.
Penentuan daerah banjir dapat dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan, periode banjir dapat diperoleh
dari wawancara penduduk sekitar lokasi penelitian.

Salinitas
Salinitas adalah keadaan terjadinya akumulasi garam terlarut dalam tanah.
Erosi (e)
Tingkat kepekaan erosi dinilai berdasarkan nilai K. Nilai diperoleh dari perhitungan beberapa data seperti tekstur
tanah, struktur tanah, kandungan bahan organik dan permeabilitas tanah kelas yang kan dikalsifikasikan berdasarkan
tinggi rendahnya nilai K (kepekaan erosi tanah). Semakin kecil nilai K; semakin kurang peka tanah terhadap erosi.
Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Berdasarkan Kemampuan Lahan
TERIMA
KASIH
Kesimpulan :
• Penggunaan lahan (eksisting) sudah sesuai dengan arahan pemanfaatan
ruangnya dilihat pada zona kelas kemampuan I,II, dan III yaitu pada kawasan
pertanian dan zona lahan IV dan V untuk dipertimbangkan berbagai fungsi
pemanfaatan lainnya.
• Pemanfaatan lahan harusnya disesuaikan dengan penggunaan lahan agar dapat
sesuai dengan kemampuan lahan dan daya dukung lingkungan.
Kelas Kemampuan Lahan dalam rencana Pola Ruang RTRW Provinsi Sumatera Barat

Anda mungkin juga menyukai