W ®ffl®KW '0!JKi[LD
• •
‘ • • PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
BAB V
DOKUMENTASI
42
2. Higiene perorangan.
Higiene perorangan penting untuk mengurangi risiko dari penanganan
limbah B3, dan fasilitas mencuci tangan (dengan air mengalir, sabun, dan
alat pengering) atau cairan antiseptik yang diletakkan di tempat yang
mudah dijangkau harus tersedia bagi petugas.
3. Imunisasi.
Pemberian imunisasi pada petugas yang menangani limbah perlu
diberikan karena kemungkinan tertular bahan infeksius pasien cukup
tinggi. Adapun imunisasi yang diberikan adalah Hepatitis B dan Tetanus.
4. Praktik penanganan.
Praktik pengelolaan limbali turut berkontribusi dalam mengurangi risiko
yang dihadapi petugas yang menangani limbali B3.
5. Pemeriksaan medis kliusus (medical check-up) secara rutin bagi petugas
penanganan limbah minimal dua tahun sekali.
6. Pemberian makanan tambahan bagi petugas pengelola limbah.
G. Pengawasan Dan Pembinaan
1. Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Lingkungan melakukan monitor
dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan sampali.
2. Kepala Bagian Umum dan Administrasi berkoordinasi dengan Tim
Pencegahan Dan Pengendialian Infeksi (PPI) dan Tim Kesehatan Dan
Keselamatan Keija (K3) melakukan pembinaan atas pengelolaan limbah
B3.
3. Kepala Bagian Umum dan Administrasi berkoordinasi dengan Tim
Pencegahan Dan Pengendialian Infeksi (PPI) dan Tim Kesehatan Dan
Keselamatan Keija (K3) melakukan pembinaan atas pengelolaan limbali
B3.
4. Pembinaan meliputi:
a. Pemberian pedoman dan standar pengelolaan limbah;
b. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pengelolaan limbali;
c. Pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan limbah; dan
d. Perencanaan, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi pengelolaan
limbah.
41
Tabel 5.7 Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi
PLTD Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli
No Kadar Maksimum
Parameter Minyall Gas
1 Total Partikulat - -
2 Karbon Monoksida (CO) - -
3 Nitrogen Okside (NOx)
sebagai N02
4 Sulfur Dioksida (S02) - -
5 Opasitas
40
Tabel 5.6 Baku Mutu Air Limbah Fasilitas Pelayanan Kesehatan
39
D. Pengelolaan Limbah Cair
Pengelolaan limbah cair hams memenuhi ketentuan yang meliputi :
1. Limbah cair adalali semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
2. Saluran pembuangan limbah hams menggunakan sistem saluran tertutup,
kedap air sehingga tidak terjadi perembesan air limbah ke lingkungan,
dan limbah hams mengalir dengan lancar, serta terpisah dengan saluran
air hujan.
3. Air limbah dari dapur hams dilengkapi penangkap lemak dan saluran air
limbah hams dilengkapi/ditutup dengan gril.
4. Air limbah yang berasal dari laboratorium hams diolah di (IPAL).
5. Pembuangan limbah cair dalam wastafel di mang spoel hoek, limbah
feces dan urine ke dalam kloset.
6. Saluran air limbah, bak kontrol, pre treatment, grase trap (penangkap
lemak) dan setiap bak yang berada pada Pengolahan Air Limbah, hams
dilakukan pembersihan harian guna memperlancar proses.
7. Setiap parameter fisik (wama, kekemhan, bau) dan kimia (ph) air limbah
baik inlet maupun outlet hams selalu dilakukan pemeriksaan mtin harian
untuk menjamin kualitas proses dan hasil akhir buangan air limbah.
8. Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah pada inlet dan outlet
IPAL
9. Melakukan pencatatan debit harian inlet dan outlet IPAL, pH harian air
limbah outlet IPAL dan produksi rata-rata bulanan senyatanya.
10. Melakukan pengujian kualitas air limbah pada titik penataan (compliance
point) paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan yang dilaksanakan
oleh laboratorium yang terakreditasi atau yang ditunjuk oleh Gubemur
berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buol.
11. Titik koordinat outlet IPAL lintang selatan 07°90o,617” bujur timur
112°65’25”
12. Debit maksimum outlet IPAL 80 mThari
13. Memenuhi baku mutu air limbah
38
30 Tanggal Tanggal penerimaan Limbah B3.
Nomor 31 sampai dengan nomor 36 diisi setelah Limbah dianalisis oleh
Lembaga Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah B3 , bila Limbah B3 yang
disebutkan dalam manifes tidak sesuai atau tidak memenuhi syarat, selanjutnya
akan dikembalikan kepada Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli:
31 Keterangan jenis Limbah B3 seperti bentuk padat,
Jenis Limbah B3 cair, atau gas.
32 Jumlah total kemasan dalam satu manifes Limbah
Jumlah B3 yang tidak sesuai atau ditolak.
37
19 Tanda tangan Tanda tangan penanggung jawab dari perusahaan
20 Jabatan Jabatan di perusahaan pengangkut dari
penanggung jawab yang menandatangani Manifes
Limbah B3.
21 Tanggal pengangkutan Tanggal saat diangkutnya Limbah B3.
22 Tanggal tanda tangan Tanggal saat Manifes Limbah B3 ditandatangani.
Nomor 23 sampai dengan nomor 30 diisi oleh Lembaga Pengolahan Dan Pemanfaatan
Limbah B3
23 Naina dan alamat perusahaan Nama dan alamat lengkap penerima Limbah B3
penerima Limbah B3 (Pemegang Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yang tempat
penyimpanan Limbah B3 digunakan sebagai depo
pemindahan).
24 Nomor telepon lengkap dengan kode area
Nomor telepon perusahaan penerima Limbah B3.
25 Nomor faksimile lengkap dengan kode area
Nomor fax perusahaan penerima Limbah B3.
26 Nomor pendaftaran Nomor pendaftaran yang diberikan instansi
lingkungan hidup kabupaten/kota atau provinsi
saat perusahaan penerima limbah B3 mendaftar
sebagai depo pemindahan atau pengolah Limbah
B3.
27 Nama Nama penandatangan manifes Limbah B3 yaitu
petugas yang ditunjuk oleh penerima Limbah B3
(Pemegang Izin Pengelolaan Limbah B3 untuk
kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yang tempat
penyimpanan Limbah B3 digunakan sebagai depo
pemindahan) yang menerima Limbah B3.
28 Tanda tangan dari petugas yang ditunjuk oleh
Tanda tangan penerima Limbah B3 yang menerima Limbah B3.
29 Jabatan penandatangan di perusahaan penerima
Jabatan Limbah B3 yang menerima Limbah B3.
36
penanganan kecelakaan.
7 Nomor telepon yang dapat Nomor telepon yang hams dihubungi bila terjadi
dihubungi dalain keadaan' keadaan darurat.
darurat
8 Tujuan pengangkutan Tujuan pengangkutan ke penerima Limbah B3
dalam hal ini ke Pemegang Izin Pengelolaan
Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah
B3 yang tempat penyimpanan Limbah B3nya
digunakan sebagai depo pemindahan.
9 Nama Nama penandatangan Manifes Limbah B3 yaitu
petugas yang ditunjuk oleh pengirim yang
mengirim Limbah B3.
10 Tanda tangan Tanda tangan dari petugas yang ditunjuk oleh
pengirim yang mengirim Limbah B3.
11 Jabatan Jabatan penandatangan di perusahaan pengirim
yang mengirim Limbah B3.
12 Tanggal Tanggal pengiriman Limbah B3.
Nomor 13 sampai dengan 22 untuk diisi oleh Lembaga Pengolahan Dan Pemanfaatan
Limbah B3
13 Nama dan alamat lengkap perusahaan pengangkut
Nama dan alamat perusahaan Limbah B3.
14 Nomor telepon lengkap dengan kode area
Nomor telepon perusahaan pengangkut Limbah B3.
15 Nomor faksimile beserta kode perusahaan
Nomor fax pengangkut Limbah B3.
16 Nomor yang diberikan instansi lingkungan hidup
Nomor pendaftaran instansi (kabupaten/kota atau provinsi) saat perusahaan
lingkungan hidup pengangkut meminta rekomendasi
17 Nomor polisi kendaraan yang mengangkut
Identitas kendaraan Limbah B3.
18 Nama Nama jelas penanggung jawab perusahaan
pengangkut menandatangani Manifes Limbah B3.
35
cair, atau gas
B. Nama teknik, bila ada Sebutkan bila terdapat nama teknik Limbah B3
yang diangkut.
C. Karakteristik limbah B3 Karakteristik Limbah B3 seperti: mudah meledak,
mudah terbakar, reaktif, beracun, infeksius,
korosif, campuran, atau bahaya lain.
D. Kode limbah B3 Kode Limbah B3 sebagaimana daftar Limbah B3
yang terdapat pada PP 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun
E. Kelompok kemasan Kemasan yang digunakan. Nama kemasan dapat
dituliskan atau menggunakan kode berikut:
MC = R/O Container,
MD = drum logam,
WC = drum kayu,
FC = kemasan karton atau plastik,
FD = drum karton/plastik,
BA = karung kain, plastik, atau kertas.
F.Satuan ukuran Jumlah dan satuan ukuran per kemasan (ton, m3,
atau liter).
G. Jumlah total kemasan Jumlah total kemasan dal am satu manifes Limbah
B3
H. Peti kemas Nomor serta jenis kontainer yang digunakan.
5 Keterangan tambahan nntuk a. Waktu pertama kali Limbah B3 dihasilkan
Limbah B3 yang disebut di b. Keterangan lain bila Limbah B3 yang
atas diangkut tersebut mempunyai kode
Limbah B3 yang masih perlu diberi
penjelasan lebih spesifik.
c. Mengangkut lebih dari satu kode Limbah
B3
6 Instruksi penanganan khusus Instruksi penanganan khusus bila terjadi keadaan
dan keterangan tambahan darurat yang sesuai dengan nomor pedoman
34
C. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
33
Gam bar 5.7 Troli Pengumpul Limbah B3
E G E O U N G R U M A H SAKIT
H [K
GEOUNG
RUANG j
Br i
RUMAH
SAKIT
K
*\
l * V)
R. T E R B U K A
*IT
S I T E M P A T P E N Y I M P A N A N L I M B A H - LOK ASI P E M I N D A H A N
L I M B A H (KE P E N G A N G K U T A N EKSITU)
32
a) Pengangkutan limbah dari unit/seksi/kelompok kerja penghasil limbah
ke TPS B3 menggunakan troli atau wadah beroda. Alat pengangkutan
limbah harus memenuhi spesifikasi :
1) Mudah dilakukan bongkar-muat limbah.
2) Troli atau wadah yang digunakan tahap goresan limbah beda tajam
3) Mudah dibersihkan
b) Alat pengangkutan limbah insitu harus dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi setiap hari menggunakan desinfektan yang tepat seperti
senyawa klorin, formaldehida, fenolik, dan asam.
c) Petugas yang melakukan pengangkutan Limbah harus dilengkapi
dengan pakaian yang memenuhi standar keselamatan dan kesehatan
kerja.
d) Pengangkutan limbah B3 eksitu wajib dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai persyaratan
dan tata cara Pengangkutan Limbah B3.
31
pemasok (penyuplai) atau pihak pengelola Limbah B3 yang bekeija
sama dengan Rumah SakitUmum Daerah Mokoyurli Buol.
B. Pengumpulan Dan Pengangkutan Insitu Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun
30
Keterangan :C = cocok,
X = tidak cocok,
T = terbatas.
29
diserahkan ke pihak pengelola Limbah B3 yang bekerja sama dengan
Rumah Sakit Marsudi Waluyo.
10. Wadah aerosol misal pengliarum ruangan, pembasmi serangga, dapat
dikumpulkan dengan limbah umumnya ketika telah kosong. Wadah
aerosol dilarang dibakar, dipanaskan atau diinsinerasi.
11. Wadah dan kantong yang tepat harus ditempatkan di seluruh lokasi
sesuai dengan sumber Limbah sesuai kategorinya.
12. Setiap orang berkewajiban untuk memastikan bahwa pemilahan limbah
dilakukan sesuai kategori limbah, antara lain memindahkan limbah
yang tidak sesuai peruntukannya dan suatu wadah ke dalam wadah lain
atau kantong sesuai kategori limbah, wama, simbol dan label limbah.
Dalam hal suatu limbah terkontaminasi Limbah B3, limbah tersebut
dikategorikan sebagai limbah B3.
13. Seluruh limbah medis harus disimpan dan dikumpulkan pada lokasi
penyimpanan sementara sampai diangkut ke lokasi pengolahan. Lokasi
penyimpanan diberikan tanda:
“BERBAHAYA: PENYIMPANAN LIMBAH MEDIS - HANYA
UNTUK PIHAK BERKEPENT1NGAN”
14. Lokasi penyimpanan harus tetap, berada jauh dari ruang pasien,
laboratorium, ruang operasi, atau area yang diakses masyarakat.
15. Penyimpanan limbah B3 harus memenuhi kaidah kompatibilitas yaitu
mengelompokkan penyimpanan sesuai dengan karakteristiknya
sebagaimana tabel berikut.
Tabel 5.4 Kompatibilitas Penyimpanan Limbah B3
LIMBAH B3
CA1RAH
111 H I I If I 1! ! 1 1
MUDAM C c c X X c c T
TERRAKAR
PADATAN
MUDAH c c c c X T c T
TERDAKAR
REAKTIF c c c c X T c T
MUDAll
MEI.EDAK X c c c X T c T
BERACUN X X X X c X c T
CAIRAH
KOROSIF c T T T X c c T
INFEKSIUS c C C C c c c C
BERBAHAYA
TERHADAP T T T T T T c C
UNQKUHOAN
28
LIMBAH PATOLOGIS
8. Limbah bahan kimia dalam jumlah besar hams disimpan dalam wadah
yang tahan terhadap bahan kimia untuk diserahkan ke pihak Pengelola
Limbah B3 yang telah memiliki izin untuk pemusnahan. Penyimpanan
dan pengumpulan Limbah bahan kimia hams diperhatikan
kompatibilitas dan dilakukan sesuai dengan karakteristiknya. Hindari
penyimpanan Limbah balian kimia yang akan saling bereaksi atau
memicu reaksi yang tidak diinginkan.
9. Limbah dengan kadar logam berat yang tinggi misalnya kadmium atau
merkuri, hams dikumpulkan secara terpisah. Limbah seperti ini hams
27
26
25
Tabel 5.1 Tata Cara Penanganan Dan Pengikatan Limbah Medis Yang Benar
No Foto Keterangan
Hanya Limbah infeksius yang boleh
dimasukkan ke dalam wadah ini - Limbah
terkena darah atau cairan tubuh - Limbah
1 benda tajam ditempatkan pada wadah
Limbah benda tajam
Limbah hams ditempatkan dalam wadah
sesuai dengan jenis dan karakteristik
Limbah. Tarik plastik secara perlahan
2 sehingga udara dalam kantong berkurang.
Jangan mendorong kantong ke bawah atau
melobanginya untuk mengeluarkan udara.
Gunakan kepang plastik untuk
3 membentuk ikatan tunggal. Dilarang
mengikat dengan model “telinga kelinci”.
Letakkan penutup wadah dan tempat
4 padatempat penyimpanan sementara
(atau pada lokasi pengumpulan internal).
Ta bel 5.2 Tata Cara Penanganan Dan Pengikatan Limbah Medis Yang Salah.
No Foto Keterangan
24
d. Pemadatan atau penekanan limbah dalam wadah atau kantong
Limbah dengan tangan atau kaki hams dihindari secara mutlak.
e. Penanganan limbah secara manual hams dihindari. Apabila hal
tersebut hams dilakukan, bagian atas kantong limbah harus tertutup
dan penangannya sejauh mungkin dari tubuh.
f. Penggunaan wadah atau kantong Limbah ganda hams dilakukan,
apabila wadah atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup
sempuma.
it &
mm
Gambar 5.3 Contoh Wadah Untuk Limbah Infeksius
22
BAB V
RUANG PENYIMPANAN
21
Tabel 4.3 Simbol Limbah Balian Berbahaya Dan Beracun
KETERANGAN CONTOH
KELOMPOK SIMBOL
LIMBAH
Wama symbol merah
komposisi wama Red=
A
255, Green = 0, dan
Radioaktif Blue = 0, Wama dasar
kuning dengan
komposisi wama Red=
255, Green = 255, dan
Blue = 0
Wama sibol hitam
A
komposisi wama Red=
255, Green = 0, dan
Infeksius Blue = 0, Wama dasar
kuning dengan
komposisi wama Red=
255, Green = 255, dan
Blue = 0
20
6 Lim bah b ahan kim ia Kanto ng P e ngolahan
ked alu w arsa, tu m p ah an , p lastik atau kim iaw i dan
atau sisa kem asan Lim bah co n tain e r d ib u a n g ke
bahan kim ia an tara lain sa iu ran untuk
bahan kim ia yang lim b ah cair dan
d igu n akan untuk C O K LA T - d itim b u n di
m en gh asilka n bahan fasilitas
bio lo gis, bahan kim ia yang p en im bu san
d igu n akan dalam akh\r(landfill)
d esin fe ksi, dan seb agai untuk lim bah
insektisida. padat.
7 Lim bah den gan kandungan K o n ta in e r Pengelolaan
logam berat ya n g tinggi, p lastik kuat lim bah B3
sebagai contoh: dan anti b ocor
a. T e rm o m e te r m erkuri C O K LA T -
pecah
b. S p h ygm o m an o m e ter
m erkuri pecah
8 Lim bah rad io aktif K an to n g boks D ilaku kan
tim b al (Pb) pen gelo laan
den gan sim bol se su ai peraturan
M ERAH rad io aktif perun d ang-
& und an gan di
b idang
ke ten ag an u klira n
l______
NO K E L O M P O K L IM B A H KODE S IM B O L K EM A SA N P IL IH A N
W ARNA PENGOLAHAN
9 Lim bah ta b u n g gas Kanto ng D ikem b alikan
(ko n tain e r b ertekanan) p lastic kepada p en gh asil
- - atau dikelola
sesuai
pen gelo laan
lim bah B3
10 Lim bah farm asi O bat p lastik atau In sin e rasi/d estru k
b uan gan yaitu lim b ah obat co n tain e r si d an obat-
kedaluw arsa, CO KLA T - o batan d itim b un
te rko n tam in asi, dan di fasilitas
buangan. p e n im bu san
akh\r(landfill)
19
14.Untuk efisiensi pemilahan limbah dan mengurangi penggunaan kemasan
yang tidak sesuai, penempatan dan pelabelan pada kemasan hams
dilakukan secara tepat. Penempatan kemasan secara bersisian untuk
limbah non-infeksius dan limbah infeksius akan menghasilkan pemilahan
limbah yang lebih baik. Pemilahan Limbah medis wajib dilakukan sesuai
dengan kelompok limbah dalam Tabel 2 dan 3.
NO K E L O M P O K L IM B A H KODE S IM B O L K EM A SA N P IL IH A N
W ARNA PEN G O LA H A N
1 Lim bah in feksius, m eliputi:
2 Lim bah padat yaitu Lim bah Kantong D esin fe ksi(kim ia w
plastik kuat i)/ au to klaf/
AK
ya n g d ih a silkan dari barang
d ap a t d ib u a n g -d isp o sa b le dan anti g e lo m b a n g m ikro
ite m s- se lain Lim bah benda KUNING bocor, atau dan
tajam antara lain pipa co n tain e r p e n gh an curan -
karet, kateter, dan set pen cacah an
intravena.
3 Lim bah pakaian ko to r yaitu Kantong In sin e rasi/au to kla
b arang te rko n tam in asi plastic f/ g elo m b an g
den gan cairan tu bu h m ikro
AK
te rm a su k kapas, pakaian,
p laster atau pem balu t KUNING
kotor, ta li-te m ali, sprei,
se lim u t, dan kain-kain
te m p a t tid u r dan b arang
lainnya ya n gte rko n tam in asi
den gan darah.
NO K E L O M P O K L IM B A H KODE S IM B O L K EM ASAN P IL IH A N
W ARNA PENGOLAHAN
A
4 Lim bah p atologis, m eliputi Kantong Insinerasi
Lim bah an ato m i m anusia p lastik kuat
yaitu jarin gan , organ, dan KUNING dan anti
bagian tubuh. bocor, atau
container
5 Lim bah benda tajam Kon tainer D esin feksi
Lim bah benda tajam antara p lastik kuat (kim iaw i)/
lain jaru m , sirin ge , skalpel, dan an ti b ocor au to klaf/
pisau, dan kaca, ya n g dapat KUNING g e lo m b a n g m ikro
m e n u su k atau /(3k Dan
m en im b u lka n luka, baik p e n gh an curan -
ya n g telah d igu n akan atau pencacahan
belum
18
SIMBOL JENIS PLASTIK CONTOH
P o lyp ro ph ylene K em asan seperti yo g h u rt dan
m argarin, p em b u n gku s cam ilan
dan p erm en, kem asan b arang
m edis, botol b ir d an susu, botol
L D P E
sam po
Polystyrene Piring dan kem asan m in um an
PP
Sem ua je n is resin R esin, ko m p le ks ko m posit, dan
A lainn ya d an m u lti
m aterial y a n g tidak
pelapis lainnya
sp e sifik
PS
O THER
11. Limbah terkontaminasi zat radioaktif seperti gelas plastik atau kertas,
sarung tangan sekali pakai, dan jarum suntik tidak dapat digunakan
kembali atau dilakukan daur ulang, kecuali tingkat radioaktifitasnya
berada di bawah tingkat klierens sesuai peraturan perundang-undangan di
bidang ketenaganukliran.
12. Daur ulang Limbah medis akan menghindari terbuangnya sumber daya
berharga ke fasilitas penimbusan akhir {landfill).
13. Pemilahan pada sumber (penghasil) limbah merupakan tanggung jawab
unit/seksi/kelompok kerja penghasil limbah. Pemilahan harus dilakukan
sedekat mungkin dengan sumber Limbah dan harus tetap dilakukan selama
penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan.
17
digunakan, peralatan tersebut harus dikumpulkan secara terpisah dari
Limbah yang tidak dapat digunakan kembali, dicuci dan disterilisasi
menggunakan peralatan atau metode yang telah disetujui atau memiliki
izin seperti autoklaf.
8. Sebagai catatan, jarum suntik plastik dan kateter tidak dapat disterilisasi
secara tennal atau kimiawi, atau digunakan kembali, tetapi harus dibuang
sesuai peraturan perundang-imdangan
PETE
High Density Botol (kh u su sn ya u n tu k produk
Polyethylene m akan an, dete rjen , dan
ko sm etik), p elapis dan film
in dustri, tas plastik
H DPE
pipa air
16
b. mengganti termometer merkuri dengan termometer digital atau
elektronik;
c. bekerjasama dengan pemasok (supplier) untuk mengurangi kemasan
prodnk;
d. melakukan substitusi penggunaan bahan kimia berbahaya dengan bahan
yang tidak beracun untnk pembersih (cleaner); dan
e. penggunaan metode pembersihan yang lebih tidak berbahaya, seperti
menggunakan desinfeksi uap bertekanan daripada menggunakan
desinfeksi kimiawi.
5. Termasuk kegiatan pengurangan pada sumber yaitu:
a. melakukan sentralisasi pengadaan balian kimia berbahaya;
b. memantau aliran atau distribusi bahan kimia pada beberapa fasilitas
atau unit keija sampai dengan pembuangannya sebagai Limbah B3;
c. menerapkan sistem “pertama masuk pertama keluar” (FIFO, first in first
out) dalam penggunaan produk atau bahan kimia;
d. melakukan pengadaan produk atau bahan kimia dalam jumlah yang
kecil dibandingkan membeli sekaligus dalam jumlah besar, terutama
untuk produk atau balian kimia yang tidak stabil (mudah kedaluwarsa)
atau frekuensi penggunaannya tidak dapat ditentukan;
e. menggunakan produk atau bahan kimia sampai habis; dan
f. selalu memastikan tanggal kedaluwarsa seluruh produk pada saat
diantar oleh pemasok yang disesuaikan dengan kecepatan konsumsi
terhadap produk tersebut.
6. Salali satu hal penting yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
pengurangan pada sumber yaitu melakukan penaatan prosedur keija
penanganan medis yang baik. Sebagai contoh, terhadap pasien yang akan
mendapatkan suntikan 3 ml (tiga mililiter) obat, maka peralatan suntik
yang digunakan harus memiliki volume tepat sebesar 3 ml (tiga mililiter).
Apabila digunakan peralatan suntik yang tidak tepat maka tidak dapat
digunakan dan akan menjadi Limbah yang harus dikelola lebih lanjut.
7. Peralatan medis atau peralatan lainnya yang dapat digunakan kembali
(reuse) antara lain: skalpel dan botol atau kemasan dari kaca. Setelah
15
BAB IV
TATA LAKSANA
14
13. Untuk meraantau kualitas pelayanan maka dilakukan kegiatan supervisi
pelayanan secara rutin oleh Kepala Seksi Pemeliharaan sarana dan
lingkungan.
B. Kebijakan Khusus
1. Staf Pemeliharaan Sarana dan Lingkungan wajib melakukan identifikasi
dan pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
2. Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi:
a. Inventarisasi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3);
b. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya dan
beracun
c. Pelaporan dan investigasi dari tumpahan, paparan (exposure) dan
insiden
d. Pembuangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang benar;
e. Peralatan dan prosedur perlindungan yang benar pada saat
penggunaan, ada tumpahan (spill) atau paparan {exposure);
f. Pendokumentasian perizinan atau ketentuan persyaratan lainnya;
3. Limbah B3 harus diberi label/rambu-rambu sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan
4. Ada laporan dan analisis tumpahan, paparan/pajanan (exposure), dan
insiden lainnya.
5. Penyimpanan limbah B3 dapat dilakukan secara baik dan benar apabila
limbah B3 telah dilakukan pemilahan yang baik dan benar, termasuk
memasukkan limbah B3 ke dalam wadah atau kemasan yang sesuai serta
dilekati simbol dan label limbah B3.
6. Rumah Sakit Marsudi Waluyo melakukan pengolahan limbah pada B3
dengan pihak ketiga yang inempunyai izin sebagai transporter B-3 dan izin
pengolah B-3.
7. Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumali Sakit (K3RS)berkoordinasi
dengan Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) bertanggung
jawab mengawasi pengelolaan limbab B3 berkoordinasi dengan Tim PPI
13
BAB III
KEBIJAKAN
A. Kebijakan Umum
1. Pelayanan pemeliharaan lingkungan selalu berorientasi kepada mutu dan
mengntamakan keselamatan pasien.
2. Pelayanan pemeliharaan lingkungan mengacu pada peraturan perundangan
yang berlaku.
3. Pelayanan pemeliharaan lingkungan dilaksanakan oleh Seksi Pemeliharaan
Sarana dan Lingkungan.
4. Setiap staf Seksi Pemeliharaan Sarana dan Lingkungan harus bekerja
sesuai dengan peraturan dan standar prosedur operasional yang berlaku
dan menghormati hak pasien.
5. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.
6. Dalam melaksanakan tugasnya setiap staf wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
7. Untuk pencegahan Healthcare-associated infections (HA Is), setiap staf
diwajibkan melaksanakan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi.
8. Pelayanan pemeliharaan lingkungan dilaksanakan setiap hari keija oleh
staf Seksi Pemeliharaan Sarana dan Lingkungan, dan dalam keadaan
darurat bekerja sama dengan staf satuan pengaman (satpam) siaga 24 jam
sehari, 7 hari dalam seminggu.
9. Pengolahan Air Limbah dilaksanakan 24 jam sehari, 7 hari dalam
seminggu.
10. Sebelum melakukan pelayanan setiap staf wajib menyiapkan bahan,
peralatan, sarana dan prasarana yang diperlukan.
11. Pada saat melaksanakan tugas, staf Seksi Pemeliharaan Sarana wajib
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
12. Setiap bulan Seksi Pemeliharaan Sarana dan Lingkungan wajib membuat
laporan kegiatan pelayanan.
12
8) cairan tubuli lainnya yang terkontaminasi darah.
4. Tidak termasuk dalam kelompok cairan tubuh yaitu:
a. urin, kecuali terdapat darah,
b. feses, kecuali terdapat darah, dan
c. muntah, kecuali terdapat darah.
5. Limbah benda tajam merupakan Limbah yang dapat menusuk dan/atau
menimbulkan luka dan telah mengalami kontak dengan agen penyebab
infeksi, antara lain
a. jarum hipodermis;
b. jarum intravena;
c. vial;
d. lanset (lancet);
e. siringe;
f. pipet pasteur;
g. kaca preparat;
h. skalpel;
i. pisau; dan
j. kaca.
li
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup limbah bahan berbahaya dan beracun di Rumah Sakit Umnm
Daerah Mokoyurli Kabupaten Buol dibagi dalain lima bagian antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Limbah B3 dalam Pedoman Pengelolaan Limbah ini meliputi limbah :
a. dengan karakteristik infeksius;
b. benda tajam;
c. patologis;
d. bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan;
e. radioaktif;
f. farmasi;
g. sitotoksik;
h. peralatan medis yang memiliki kandungan logam berat tinggi; dan
i. tabung gas atau kontainer bertekanan.
2. Ketentuan mengenai Limbah radioaktif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan mengenai
ketenaganukliran.
3. Limbali infeksius berupa darah dan cairan tubuh meliputi:
a. darah atau produk darah:
1) serum,
2) plasma, dan
3) komponen darah lainnya.
b. cairan tubuh:
1) semen,
2) sekresi vagina,
3) cairan serebrospinal,
4) cairan pleural,
5) cairan peritoneal,
6) cairan perikardial,
7) cairan amniotik, dan
10
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif yang berbahaya
bagi kesehatan.
10. Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rum ah sakit seperti insinerator, dapur,
perlengkapan generator, anastesi,
11. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar
dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam
air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam media air dari suatu
usaha dan/atau kegiatan.
12. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
13. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara
ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai
unsur pencemar.
14. Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang mengeluarkan
emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik, sumber tidak
bergerak, maupun sumber tidak bergerak spesifik.
15. Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu
Tempat Baku mutu emisi pembangkit tenaga listrik termal adalah batas
kadar maksimum dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan
masuk atau dimasukkan ke dalam udara ambien dari kegiatan
pembangkit tenaga listrik termal.
16. Kadar maksimum adalah kadar emisi gas buang tertinggi yang masih
diperbolehkan dibuang ke udara ambien.
17. LIpaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah
pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha
dan/atau Kegiatan
9
c. memberikan acuan mengenai baku mutu air limbah kepada penyusun
dokumen Amdal, UKL-UPL, atau dokumen kajian pembuangan air
limbah dalam menghasilkan baku mutu air limbah yang lebih spesifik
dan/atau ketat dan berdasarkan kondisi lingkungan setempat.
C. Pengertian
1. Limbah adalah sisa dari suatu usalia dan/atau kegiatan.
2. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsimg, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
3. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut
Limbah B3, adalah sisa suatu usalia dan/atau kegiatan yang mengandung
B3.
4. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3 antara lain
Limbah larutan fixer, Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi cair.
5. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme
patogen yang tidak secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut
dalam jumlah dan virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada
manusia rentan.
6. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan
operasi, otopsi, dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan,
organ, bagian tubuh, cairan tubuh, dan/atau spesimen beserta
kemasannya.
7. Pengangkutan in situ adalah pengangkutan limbah di dalam area
Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli
8. Lembaga Pengelola Limbah adalah pihak-pihak yang bertanggung
jawab dan melaksanakan pengelolaan limbah.
9. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan yang kemungkinan mengandung
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat, institusi Rumah
Sakit (RS) secara langsung menghasilkan limbah. Sumber dari limbah
tersebut antara lain dari pelayanan medis (Rawat Inap, Rawat JaJan/
Poliklinik, Rawat Intensif, Rawat Darurat, Kamar Jenazah dan Bedah
Sentral). Dari penunjang medis (Dapur Pusar, Binatu, Laboratorinm Klinik,
Laboratorium Patologi Anatomi dan Radiologi.) dan dari perkantoran serta
fasilitas sosial (Perkantoran dan administrasi, asrama pegawai, Rumah Dinas
dan Kafetaria) dan lain-lain.
Limbah Rumah Sakit adalah buangan hasil proses yang berbentuk padat, cair,
dan gas dimana sebagian limbah tersebut mempakan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun yang mengandung mikroorganisme patogen, bersifat
infeksius dan radioaktif. Limbah tersebut sebagian dapat dimanfaaTkan ulang
dengan teknologi rerrenru dan sebagian lainnya sudah tidak dapar
dimanfaatkan kembali (PP No 18 tahun 1999). Dengan demikian yang
dimaksud dengan limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan
oleh seluruh kegiatan Rumah Sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mewujudkan visi dan misi rumah sakit melalui pemeliharaan
kesehatan di lingkungan Rumali Sakit Umum Daerah Mokoyurli
Kabupaten Buol
2. Tujuan Khusus
a. mengubah karakteristik biologis dan/atau kimia limbah sehingga
potensi bahayanya terhadap manusia berkurang atau tidak ada
b. memberikan panduan bagi sumber daya manusia (SDM) terkait
pengelolaan Limbah B3 di Rumah Sakit Umum Daerah Mokoyurli
Kabupaten Buol
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Contoh Fasilitas Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun
Dengan Pembatas Akses...................................................................................... 9
Gambar 5.2 Cara Pengisian Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracim Ke Wadah................. 10
Gambar 5.3 Contoh Wadah Untuk Limbah Infeksius.............................................................10
Gambar 5.4 Contoh Wadah Untuk Limbah Benda Tajam..................................................... 10
Gambar 5.5 Penyimpanan Limbah Radio Aktif Dan Limbah Bahan Kimia..........................14
Gambar 5.6 Contoh Wadah Dari Kotak Karton...................................................................... 14
Gambar 5.7 Troli Pengumpul Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun................................16
Gambar 5.8 Contoh Tata Letak Rute Sistem Pengumpulan Limbah Dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan........................................................................................... 17
Gambar 5.9 Contoh Cara Berpakaian Petugas Pengelola Limbah Medis..............................21
6
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Simbol Dan Jenis Plastik Yang Dapat Di Daur Ulang..............................6
Tabel 4.2 Kelompok, Kode Wama, Simbol, Wadah/Kemasan Dan Pengelolaan
Limbah Medis.............................................................................................................. 7
Tabel 4.3 Simbol Limbah Bahan Berbahaya Dan Bercun.........................................8
Tabel 5.1 Tata Cara Penanganan Dan Pengikatan Limbah Medis Yang Benar.11
Tabel 5.2 Tata Cara Penanganan Dan Pengikatan Limbah Medis Yang Salah.11
5
DAFTAR LSI
HALAMAN SAMPUL...............................................................................................i
PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
BAH AN BERBAHAYA DA BERACUN................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan.................................................................................................................. 1
1. Tujuan Umiim..................................................................................................1
2. Tujuan Khusus.................................................................................................1
C. Pengertian...........................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP......................................................................................3
BAB III KEBIJAKAN............................................................................................... 4
A. Kebijakan Umum................................................................................. .............4
B. Kebijakan Khusus............................................................................................... 4
BAB IV TATA LAKSANA....................................................................................... 5
A. Pengurangan Dan Pemilahan Bahan Berbahaya Dan Beracun........................ 5
BAB V RUANG PENYIMPANAN...........................................................................9
A. Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun....................................9
B. Pengumpulan Dan Pengangkutan Insitu Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun..................................................................................................................... 15
C. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun....................................... 17
D. Pengelolaan Limbah Cair................................................................................... 19
E. Pengelolaan Limbah gas.....................................................................................20
F. Perlindungan Petugas Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun...21
G. Pengawasan Dan Pembinaan..............................................................................21
BAB V DOKUMENTASI.......................................................................................... 22
4
KESATU Pedoman Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
sebagaimana tercantnm dalam lam pi ran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur ini;
Ditetapkan di : Buol
Tanggal : ........Oktober 2022
3
Mengingat 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1204/MENKES/SK/2004
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah;
7. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 21 Tahun
2008 Tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi
Usaha Dan/Atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal
8. Keputusan Bupati Buol Nomor 188.04/219.35/BLH/2016
Tentang Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah Bahan;
9. Berbahaya dan Beracun kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Mokoyurli Kabupaten Buol.
10. Keputusan Bupati Buol Nomor 188.04/159.22/DLH/2017
Tentang Izin Pembuangan Limbah Cair kepada Rumah Sakit
Umum Daerah Mokoyurli Kabupaten Buol.
MEMUTUSKAN
2
PEMERINTAH KABUPATEN BUOL
UPT. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MOKOYURLI
Jin. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 12 Kelurahan Leok. II Kec. Biau, Buol -94563
PERATURAN DIREKTUR
UPT. RSUD MOKOYURLI KABUPATEN BUOL
NOMOR : 800 / 206.31 / RSUD / 2022
TENTANG