Anda di halaman 1dari 5

Adakah Mereka Bangga Padaku?

oleh: Dedy Yanwar Elfani

Har ini latah kubahagia


Bersorak ramai mendendang nada
Memperingati sumpah pemuda
Yang kutahu mereka adalah pahlawan
Berjasa bagi negeri, memerdekan ibu pertiwi
Terhenyak kudengar seruan-seruan pengeras suara
Orang-orang itu mengajak pemuda meneruskan perjuangan
Terbesit olehku, andai mereka masih hidup sampai hari ini
Akankah mereka bangga kepadaku?
Para pahlawan bermandikan darah di medan perang
Aku pun meneruskan perjuangan
Berdarah-darah di medan tawuran
Para pahlawan berorasi menggetarkan tanah lapang
Aku pun meneruskan perjuangan
Berteriak lantang dan berjoget di panggung hiburan
Adakah mereka bangga padaku?
Para pahlawan berurai air mata dalam keharuan
Aku pun meneruskan perjuangan
Tersedu-sedu di depan adegan roman picisan
Para pahlawan berjanji setia terhadap bangsa
Aku pun meneruskan perjuangan
Bersumpah setia kepada orang yang beruang
Adakah mereka bangga padaku?
Para pahlawan mati-matian mempertahankan kedaulatan
Aku pun meneruskan perjuangan
Kugadaika kekayaan bumi kepada negara adidaya
Para pahlawan hidup sederhana dan bersahaja
Aku pun meneruskan perjuangan
Hidup bersahaja dengan puluhan mobil sport berjejer di garasi
Adakah mereka bangga padaku?
Para pahlawan mencurahkan semua hidupnya untuk rakyat
Aku pun meneruskan perjuangan
Kukuras semua harta rakyat untuk memperkaya diri
Para pahlawan dengan keras memperoleh pendidikan untuk kemajuan bangsa
Aku pun meneruskan perjuangan
Aku beli ijazah pendidikan tinggi untuk kupajang dalam titel namaku
Adakah mereka bangga kepadaku?
SUMPAH PARA BOCAH
Oleh:Dedy Yanwar Elfani

Bukanlah kata-kata hampa yang terlontar


Bukan pula kalimat kosong tanpa nalar
Mereka telah mengikatkan jiwa-jiwa dengan penuh sadar
Satukan perbedaaan dalam keteguhan ikrar

Mereka tahu,sumpah bukanlah mainan


Sumpah adalah janji suci di haribaqan Tuhan
Namun para pemimpin itu kamu lihatlah
Peremainkan sumpah tak ubahnya seperti bocah

Para pemuda bersumpah dengan tiga janji


Dengan segenap darah juang mereka tepati
Kini ratusan janji diobral dalam pemilihan
Sekedar kepalsuan agar tahta mampir kepangkuan

Bahkan para bocah yang bersumpah dengan kepolosan


Tak sampai hati terucap sumpah karena kepalsuan
Sedang para bocah yang menari-nari di gelanggang kuasa
Lebih rendah dari bocah sekolah,telah buta mata hatinya
MENULARKAN BAHASA
Oleh:Sandza

Di sela deru hingar klakson saling berlarian


Kulihat sebulir bening rintik di pelupuk Pertiwi
Menyaksikan alunan nada-nada bahasa kita digadaikan
Ditukar dengan rangkaian aksara penghujung “s”
Cis... Cis... Cis...
Kosakata itu yang kerap menggedor daun telinga
Padahal,hamparan rambut dan biji mata mereka peka
Sama denganku yang mempersembahkan tangis pertama di pangkuanmu,Pertiwi

Ah,Pertiwi...
Akan kuseka genang kesedihan yang meluap di kolam kalbumu
Dengan menularkan diksi-diksi dalam seperangkat cerita tentang pahlawan negeri
Kepada raut-raut paras polos calon pengabdimu
Walau lidah mereka lebih lentur mengurai “no” daripada tidak
Bangun Pemuda-Pemudi Indonesia
Oleh: Ihsan Saputra

Terlalu lama kita tertidur pulas


Pada pangkuan ibu pertiwi yang kian memelas
Berjuta mimpi kandas sebelum tuntas
Tersita kawanan bapak negara berjas

Masihkah tersimpan dalam hati?


Atau terngiang dalam telinga?
Sumpah pemuda yang dulu menggema
Mempersatukan pemuda-pemudi bangsa ini

Bahwa kita adalah satu


Satu bangsa
Satu bahasa
Satu tanah air
Indonesia

Lantas, mengapa pertikaian masih berlaga antar sesama?


Apa karena kita lupa? Sampai kita bangga
Saat memenggal kepala saudara
Hanya untuk ambisi semata

Sepantasnya mengabdi
Bukan mencuri guna memperkaya diri
Sepantasnya bekorban
Bukan mengorbankan negeri untuk kepentingan sendiri

Wahai, pemuda-pemudi bangsa


Mari tengok sejarah
Siapa sebenar putra bangsa
Agar kita mengerti bahwa kita adalah saudara sedarah
Terlahir dari benih yang sama
INDONESIA
OPINI BANGSA
Karya : Andu Setiawan

Aku pemuda, yah mungkinkah 1 dari 10 pemuda


Nyanyian gema yang selalu terngiang dalam seruan nada pidato soekarno hatta
Di manakah kau, para pengguncang dunia
Untukmu tanggung jawab khatulistiwa memajukan negara penuh fatamorgana dalihnya
Siapakah , akan kah waktu menjawabnya
Entah itu hanya lah opini panjang cita-cita bangsa
Tumpah darah, satu tanah air ,
Indonesia satu bahasa
Atau kalimat bangsa yang satu berjaya
Wajahmu bahkan ragu menggambarkannya
Aku pun tak pernah memintanya
Namun biarkan hela nafas ini berhenti dengan tetap menegaskan kalimat ikrar yang diucapkan
para cendekiawan muda
Agar bangkit semangat dalam jiwa
Padamu , padanya dan semuanya
Tentang sebuah nama yang kita sebut pemuda
Para penuntas mimpi bangsa

Anda mungkin juga menyukai