Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA MENGGAMBAR DESAIN MESIN 02

ANTARA
CV. ………………………
DENGAN
………………….. SEBAGAI JASA MENGGAMBAR DESAIN MESIN 02

Pada hari ini …….. tanggal ……… bulan ……….. tahun…….. kami bermaksud mengadakan perjanjian
antara :

1. Nama : ………………………
Jabatan : ………………………
Alamat : ………………………
Telepon/HP: ………………………

Bertindak untuk dan atas nama CV. ………………, berkedudukan di JL ……… no…….. kel. ………….., kec.
………, Kota ………., Prov. ………...
Selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

2. Nama : ………………………
Alamat : ………………………
………………………
Telepon/HP: ………………………

Bertindak dan mewakili untuk dan atas nama diri sendiri.


Selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua bersama-sama disebut Para Pihak, dan masing-masing disebut
sebagai “Pihak”.
Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut :
a. CV. …………. adalah sebagai Perusahaan Produsen…………, yang berdiri sejak tanggal
…….bulan…..tahun……..
b. Pihak Kedua bertindak sebagai penyedia jasa yang akan menggambar desain Mesin 02 .

Para Pihak sepakat untuk mengikatkan diri dengan mengadakan perjanjian kontrak kerja
menggambar desain Mesin 02. Bentuk kerjasama ini dituangkan dalam surat perjanjian yang diatur
dalam pasal-pasal sebagai berikut :

Pasal 1
DEFINISI
Pekerjaan menggambar adalah pekerjaan untuk menggambar desain Mesin 02 yang dilakukan oleh
Pihak Kedua yang diperuntukan untuk CV………. dan menjadi hak milik CV…………..

Pihak Pertama Pihak Kedua


Pasal 2
JENIS PEKERJAAN

Pihak Pertama menunjuk Pihak Kedua untuk menggambar desain Mesin 02 sesuai kesepakatan

Pasal 3
KERAHASIAAN

Pihak Kedua wajib menjaga kerahasiaan dari pihak manapun tentang desain gambar Mesin 02 baik
dalam proses pengerjaan menggambar yang sedang berjalan maupun setelah selesai pengerjaan
menggambar sampai batas waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 4
HAK MILIK

1. Gambar Desain Mesin 02 yang sudah selesai dibuat oleh Pihak Kedua, maka kepemilikan gambar
desain Mesin 02 seluruhnya menjadi hak milik Pihak Pertama.
2. Berdasar pada pasal 4 angka 1, maka Pihak Kedua dilarang mempublikasikan gambar desain
Mesin Kulit 02 tersebut yang sudah menjadi milik Pihak Pertama, dengan cara apapun dan dalam
bentuk apapun baik menggambar ulang atau memfoto atau bentuk lainnya yang diperuntukan
untuk pihak manapun.
3. Dalam hal Pihak Kedua melanggar pasal 3 dan pasal 4 angka 2, maka Pihak Pertama berhak
menuntut kepada Pihak Kedua, baik ganti kerugian baik secara materiil maupun imateriil.

Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Para Pihak sepakat bahwa jangka waktu perjanjian ini adalah satu ( 1 ) bulan. Berlaku efektif
sejak tanggal…. Bulan……. Tahun…… dan berakhir pada tanggal ……..bulan……..tahun…………
2. Perjanjian ini dapat berakhir dengan sendirinya jika jangka waktu perjanjian telah berakhir dan
tidak diperpanjang oleh Para Pihak.
Pasal 6

PEMBAYARAN JASA MENGGAMBAR DESAIN MESIN 02

1. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer ke rekening … atas nama …….dengan nomor ….
2. Pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dilakukan setelah pekerjaan menggambar
desain Mesin 02 selesai dibuat.
3. Pembayaran Pihak Pertama kepada Pihak Kedua sesuai kesepakatan yaitu sebesar Rp. 6…..,

Pasal 7

FORCE MAJEURE ( KEADAAN MEMAKSA )

1. Force majeure / keadaan memaksa adalah kejadian-kejadian yang terjadi diluar kemampuan /
kehendak Para Pihak, antara lain kebakaran, gempa bumi, sunami, banjir, huru-hara, yang
secara langsung mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan / atau tidak dapat
dilaksanakannya kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian, dan Pihak yang bersangkutan

Pihak Pertama Pihak Kedua


telah berusaha dengan sebaik-baiknya untuk mengatasi keadaan memaksa (force majeure)
tersebut.
2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure) yang mengakibatkan keterlambatan
dan / atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam Perjanjian ini, maka
Pihak yang bersangkutan wajib memberitahukan secara tertulis adanya keadaan memaksa
(force majeure) tersebut. Segera setelah diterimanya pemberitahuan tertulis tentang adanya
keadaan memaksa (force majeure) tersebut, Para Pihak akan mengadakan musyawarah untuk
menentukan keadaan memaksa (force majeure) tersebut serta cara penyelesaiannya. Namun
apabila penerima pemberitahuan tidak menanggapi, maka Pihak yang memberitahukan
tersebut dianggap telah disetujui oleh Pihak yang menerima pemberitahuan enam ( 6 ) hari
kerja sejak tanggal pemberitahuan tersebut diterbitkan.
3. Apabila Pihak yang terkena keadaan memaksa (force majeure) tidak memberikan
pemberitahuan adanya keadaan memaksa (force majeure), atau pemberitahuan tidak disertai
dengan alasan atau tidak dapat dibuktikan atau telah lewat batas waktu pemberitahuan, maka
keadaan memaksa (force majeure) dianggap tidak pernah terjadi.
4. Apabila terjadi keterlambatan dan / atau tidak dapat dilaksanakannya kewajiban yang
tercantum dalam Perjanjian ini oleh salah satu Pihak yang disebabkan kejadian diluar
kemampuan atau kehendak Pihak yang bersangkutan, maka keterlambatan dan / atau
kegagalan tersebut tidak dapat dianggap sebagai kelalaian atau kesalahan dari Pihak yang
bersangkutan. Pihak yang bersangkutan akan dilindungi atau tidak akan mengalami tuntutan
dari Pihak lainnya.
5. Keadaan Force Majeure yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan perjanjian ini, baik
sebagian maupun seluruhnya tidak merupakan alasan untuk pengakhiran atau pembatalan
perjanjian, akan tetapi hanya merupakan alasan untuk menangguhkan perjanjian sampai
keadaan Force Majeur berakhir.
Pasal 8
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Dalam hal terjadi perselisihan, perbedaan pendapat, dan / atau pertentangan sehubungan
dengan penafsiran dan / atau pelaksanaan Perjanjian ini, maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikannya terlebih dahulu secara musyawarah.
2. Jika perselisihan diantara Para Pihak tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam 10
(sepuluh) hari kalender sejak timbulnya perselisihan, maka Para Pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui Pengadilan Negeri lainnya yang ditetapkan oleh Pihak Pertama.
Pasal 9
ADDENDUM

1. Apabila ada pengurangan dan/atau penambahan dan/atau perubahan atas pasal-pasal serta
hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini, maka akan ditetapkan
di kemudian hari secara musyawarah oleh Para Pihak serta harus dibuat dalam bentuk
perjanjian tambahan ( Addendum ) secara tertulis yang merupakan bagian dan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini.
2. Lampiran-lampiran yang terdapat pada Perjanjian ini bersifat mengikat dan tidak terpisahkan
dari isi Perjanjian secara keseluruhan.

Pihak Pertama Pihak Kedua


Pasal 10
KEMANDIRIAN KETENTUAN

Dalam hal satu ketentuan atau bagian dari Perjanjian ini dibatalkan atau menjadi batal atau tidak
dapat dilaksanakan akibat peraturan perundangan yang berlaku, maka hanya ketentuan tersebut
yang akan menjadi batal, tidak sah, atau tidak dapat diberlakukan dan dipisahkan dari Perjanjian ini.
Ketentuan lainnya akan tetap berlaku di antara Para Pihak.

Pasal 11
PENUTUP

1. Perjanjian kontrak ini dibuat dengan itikad baik serta saling menguntungkan Para Pihak.
2. Demikianlah perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak pada hari dan tanggal
yang tersebut di awal perjanjian dan dibuat dalam rangkap dua ( 2 ), bermeterai cukup materai
Rp. 10.000 ( sepuluh ribu rupiah ), masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama. Dan
dengan itikad baik Para Pihak sepakat untuk membubuhkan stampel masing-masing
perusahaan diatas materai dan tandatangan Para Pihak, serta Para Pihak sepakat
menambahkan Paraf pada setiap lembar perjanjian ini dengan maksud bahwa pada setiap
lembar tersebut telah diketahui dan dimengerti seluruh isi dari perjanjian ini.

Pihak Pertama Pihak Kedua

Batas waktu pemesanan

Maksimal pengiriman

=
……………………………….. ………………………………….

Pihak Pertama Pihak Kedua

Anda mungkin juga menyukai