Anda di halaman 1dari 25

Oleh :

Abdul Aziz (2007113726)


Muhammad Alfharizi S (2007125920)
Randa Pratama Zulfa (2007113733)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ini memiliki dua jenis bahan bakar yaitu batu bara dan minyak
panas bumi.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Bahan Bakar Batu Bara
Pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batu bara ini merupakan bahan bakar batu bara
yang terdiri dari bituminus dan sub bituminus. Selain dua komponen pembentuk uap batu bara
tersebut, saat ini beberapa perusahaan besar pembangkit listrik tenaga uap juga mulai juga mulai
menggunakan lignit sebagai energi pembangkit tenaganya.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Bahan Bakar Minyak Panas Bumi
Pada pembangkit jenis ini juga menggunakan sebuah generator yang akan dihubungkan dengan
turbin pembangkit yang mana manfaatkan tenaga minyak bumi yang memiliki panas
berkekuatan besar.
Pembangkit listrik tenaga uap adalah pembangkit listrik yang menggunakan energi kinetik dari
uap air untuk menghasilkan energi listrik. PLTU menggunakan siklus Rankine di dalam proses
operasinya. Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja.
PLTU memiliki 3 siklus konversi energi dalam operasinya, yaitu:
 Konversi energi kimia dari bahan bakar menjadi energi panas dalam bentuk uap bertemperatur
dan bertekanan tinggi.
 Konversi energi panas menjadi energi mekanik untuk memutar generator.
 Konversi energi mekanik menjadi energi listrik.
 a – b : Air dipompa dari tekanan P2 menjadi P1. Langkah ini adalah
langkah kompresi isentropis, dan proses ini terjadi pada pompa air pengisi.
 b – c : Air bertekanan ini dinaikkan temperaturnya hingga mencapai titik
didih. Terjadi di LP heater, HP heater dan Economiser.
 c – d : Air berubah wujud menjadi uap jenuh. Langkah ini disebut
vapourising (penguapan) dengan proses isobar isothermis, terjadi di boiler
yaitu di wall tube (riser) dan steam drum.
 d – e : Uap dipanaskan lebih lanjut hingga uap mencapai temperatur
kerjanya menjadi uap panas lanjut (superheated vapour). Langkah ini
terjadi di superheater boiler dengan proses isobar.
 e – f : Uap melakukan kerja sehingga tekanan dan temperaturnya turun.
Langkah ini adalah langkah ekspansi isentropis, dan terjadi didalam turbin.
 f – a : Pembuangan panas laten uap sehingga berubah menjadi air
kondensat. Langkah ini adalah isobar isothermis, dan terjadi didalam
kondensor.
 Proses 1-2 : Kompresi isentropis pada pompa.

 Proses 2-3 : Penambahan kalor pada tekanan


konstan di boiler .
 Proses 3-4: Ekspansi isentropis pada turbin.

 Proses 4-1: Pelepasan kalor pada tekanan konstan


pada kondensor
 Siklus Rankine sederhana dapat dianalisis dengan menggunakan persamaan yang
dikemukakan oleh (A. Yunus. Cengel, A. M. Boles, 1989)
(𝑞𝑖𝑛 − 𝑞𝑜𝑢𝑡) + (𝑤𝑖𝑛 − 𝑤𝑜𝑢𝑡) = ℎ𝑒 − ℎ𝑖 .................................................................................... (1)
 Persamaan tersebut merupakan penyederhanaan dari steady-flow energy equation per satuan
massa dengan menganggap bahwa perubahan energi kinetik dan potensial dari uap sangat
kecil dan dapat diabaikan.

 Pada kondisi 1, air masuk ke pompa sebagai cairan jenuh yang kemudian dikompresi secara
isentropis hingga tekanannya naik menjadi tekanan kerja boiler. Penambahan tekanan tersebut
menyebabkan volume spesifik dan temperatur air naik, seperti ditunjukkan pada diagram T-s
𝑤 𝑝𝑢𝑚𝑝,𝑛 = ℎ2 − ℎ1 (pompa)...................................................................................................... (2)
𝑤 𝑝𝑢𝑚𝑝,𝑛 = 𝑣 (𝑃2 − 𝑃1) ............................................................................................................ (3)
Dimana ℎ1 = ℎ 𝑓 @ 𝑃1 dan 𝑣 ≅ 𝑣1 = 𝑣𝑓 @ 𝑃1 ............................................................................... (4)

 Pada kondisi 2, air masuk ke boiler masih dalam kondisi cair jenuh. Boiler merupakan tempat
berpindahnya kalor dari reaksi pembakaran boiler ke air, dimana air akan berubah fasanya dari
kondisi cair jenuh menjadi superheated vapor (uap jenuh). Kalor tersebut berasal dari reaksi
pembakaran bahan bakar yang biasanya berupa batu bara, gas, minyak, atau biomassa.
𝑄𝑖𝑛 = ℎ3 − ℎ (boiler) ................................................................................................................. (5)
 Pada kondisi 3, air keluar dari boiler dan menuju ke turbin dalam kondisi superheated. Pada
turbin, uap akan berekspansi secara isentropis dan “menabrak” sudu-sudu turbin hingga
berputar sehingga menghasilkan kerja. Kerja tersebut dapat digunakan untuk membangkitkan
listrik dengan menghubungkannya dengan generator. Ketika berekspansi dan memutar turbin,
tekanan uap akan turun dan kondisi uap berubah dari uap jenuh menjadi fasa campuran
(dengan kualitas yang masih cukup tinggi).
𝑤 𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛𝑒,𝑢𝑡 = ℎ3 − ℎ4 (turbin)................................................................................................... (6)

 Pada kondisi 4, uap masuk ke kondensor. Pada kondensor, terjadi pelepasan kalor dari uap
menuju ke media pendingin pada tekanan konstan. Pelepasan panas tersebut menyebabkan
fasa uap berubah menjadi air dengan kondisi cair jenuh. Air tersebut kemudian akan masuk
kembali ke pompa pada kondisi 1 dan melengkapi siklus.
𝑄𝑜𝑢𝑡 = ℎ4 − ℎ1 (kondensor).................................................................................................... (7)

 Pada diagram T-s, kurva kondisi 2 – 3 merupakan daerah penambahan kalor ke air pada boiler
dan kurva kondisi titik 4 – 1 merupakan daerah pelepasan kalor pada kondensor. Selisih antara
keduanya (daerah yang dilingkupi kurva siklus) merupakan kerja bersih/netto yang dihasilkan
dari siklus. Efisiensi termal siklus Rankine adalah:
𝑤𝑡𝑢𝑟𝑏𝑖𝑛 − 𝑤𝑝𝑢𝑚𝑝 ℎ3 − ℎ4 − (ℎ2 − ℎ1 )
𝑡ℎ = = . … . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8)
𝑄𝑖𝑛 (ℎ3 − ℎ2 )
 Kerja netto sama dengan kalor masukan netto, oleh karena itu efisiensi thermal juga dapat
dituliskan sebagai berikut
𝑄𝑖𝑛 −𝑄𝑜𝑢𝑡 𝑄𝑜𝑢𝑡
𝑡ℎ = =1− . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . … … … … . . . (9)
𝑄𝑖𝑛 𝑄𝑖𝑛

 Efisiensi siklus Rankine dapat ditingkatkan untuk menghasilkan kerja netto yang sama
dengan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit. Pada dasarnya teknikteknik untuk
meningkatkan efisiensi siklur Rankine adalah dengan memperluas daerah yang dilingkupi
oleh kurva siklus pada diagram T-s. Efisiensi siklus Rankine ditingkatkan dengan cara:
 a. Menurunkan Tekanan Operasi Kondensor
 b. Pemanasan Uap lanjut (Steam Superheating)
 c. Menaikkan Tekanan Kerja Boiler
 Boiler
Boiler atau penguap adalah sebuah alat berbentuk bejana tertutup yang digunakan untuk
menghasilkan uap. Uap dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar seperti batu bara.
Didalam boiler terdapat dua sistem diantaranya adalah sistem air dan sistem bahan bakar. Sistem
air atau uap terdiri dari dua katup yaitu sistem air masuk (water-inlet) dan uap air keluar (steam-
outlet). Berikut ini adalah beberapa jenis boiler yang terdapat pada PLTU;
A. Fire Tube Boiler
Prinsip kerja dari fire tube boiler adalah memanfaatkan induksi thermal atau panas hasil
pembakaran bahan bakar pada dinding boiler untuk menciptakan uap. Selain digunakan pada
pembangkit, boiler jenis ini sering digunakan pada lokomotif uap.
B. Water Tube Boiler
Water tube boiler adalah jenis boiler yang menyirkulasikan air didalam tabung, air dipanaskan
secara eksternal oleh pembakaran bahan bakar. Berbeda dengan fire tube boiler yang
menyirkulasikan gas panas hasil pembakaran.
C. Packaged Tube Boiler
Packaged tube boiler merupakan jenis boiler yang digunakan pada pembangkit energi listrik
skala kecil. Ukuran jenis boiler ini memungkinkan boiler untuk dapat dipindahkan atau dipasang
pada lokasi-lokasi yang kecil.
 Turbin
Turbin uap merupakan komponen di dalam sistem PLTU yang mengubah energi panas menjadi
energi gerak. Turbin memiliki baling-baling yang di desain untuk dapat menerima tekanan uap
air kemudian menghasilkan energi mekanik.
 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasi sisa uap air yang telah melewati turbin untuk
diubah menjadi cair untuk disirkulasikan kembali ke dalam sistem.
 Generator
Generator adalah komponen yang membangkitkan energi listrik dengan mengubah energi
mekanik. Generator yang digunakan dalam sistem pembangkit adalah generator arus bolak-balik
 Desalination
Plant Desalination Plant adalah komponen pendukung pembangkit listrik tenaga air, fungsi
utama dari bagian ini adalah mengubah air laut menjadi air tawar menggunakan metode
penyulingan. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan sifat korosif dari air laut. Air hasil
desalinasi kemudian digunakan sebagai air pendingin kondensor.
 Demineralizer
Demineralizer berfungsi untuk menghilangkan kandungan mineral di dalam air. Sebagai fluida
dalam sistem pembangkitan air disyaratkan untuk terbebas dari mineral seperti besi dan
sebagainya. Air yang mengandung mineral memiliki tingkat konduktivitas yang tinggi sehingga
berisiko menyebabkan kegagalan sistem kelistrikan maupun korosi di dalam sistem fluida.
 Chlorination Plant
Unit ini berfungsi untuk menghasilkan senyawa kimia natrium hipochlorit (NaOCl) yang
difungsikan untuk memanipulasi kesadaran mikroorganisme laut. Hal ini ditujukan untuk
meminimalisir risiko perkembangbiakan mikroorganisme di dalam saluran pipa.
 Coal Handling
Unit Coal Handling Unit atau unit pengolahan batu bara adalah unit yang bertanggung jawab
atas distribusi batu bara di dalam pembangkit tenaga listrik uap. Unit pengolahan batu bara
bekerja mulai dari kedatangan batu bara, penghancuran batu bara dan feeding batu bara ke dalam
boiler.
 Ash Handling
Unit Ash Handling Unit atau unit pengolahan abu merupakan unit yang bertanggung jawab atas
sisa bahan bakar hasil dari pembakaran. Didalam ash handling unit terdapat komponen tambahan
yaitu filter untuk memfiltrasi sisa abu pembakaran sehingga tidak mencemari lingkungan.
Efisiensi energi yang dihasilkan dari pemanasan bahan bakar yang diperlukan biasanya antara
33% sampai 48%. Sama seperti semua mesin pemanas, efisiensi pembangkit listrik tenaga uap
sangat terbatas sesuai hukum termodinamika. Masing-masing pembangkit listrik memiliki
keterbatasan efisiensi yang berbeda. Contohnya di Amerika Serikat, sebagian besar stasiun
tenaga air memiliki nilai efisiensi mencapai 90%, sedangkan turbin angin memiliki efisiensi
sebesar 59,3% sesuai dengan pembatasan hukum Betz.
Sebagai salah satu sistem penyedia listrik yang paling banyak digunakan di Indonesia, ada sejumlah
kelebihan dari PLTU, antara lain:
 Murah, karena energi yang bersumber dari batubara harganya terjangkau dan kenaikannya tidak terlalu
signifikan, bahkan saat ini harganya terus menurun. Harga batubara pun jauh lebih murah dibandingkan
dengan bahan bakar tenaga angin, biomassa, maupun surya.
 Dapat bekerja secara berkelanjutan selama 24 jam.
 Jumlah cadangan batu bara di Indonesia sampai saat ini masih sangat melimpah. Sehingga untuk
kedepannya, jenis pembangkit listrik ini dapat bekerja secara optimal.
 Sifat batubara mudah terbakar sehingga cepat dalam menghasilkan energi panas untuk penguapan.
 Untuk pertambangan, pemrosesan, transportasi, serta penggunaan batubara, infrastrukturnya telah tersedia.
 Batubara sebagai sumber energi awal mudah disimpan, dikirim kemanapun. Hal ini jauh lebih efisien
dibandingkan energi primer lainnya, misalnya air, angin, dan sebagainya.
 Batubara dapat diperoleh di seluruh dunia. Terdapat banyak cadangan batubara di kawasan Amerika Utara,
Asia, Eropa, hingga Australia.
 Produk akhir dari batubara dapat digunakan oleh industri lain, misalnya industri semen.
 Load Factor PLTU tinggi, yaitu dapat mencapai 80%.
 Sebagai penghasil batubara, Indonesia dapat menggunakan bahan bakar tersebut dari negaranya sendiri
tanpa perlu impor atau bergantung ke negara lainnya.
Dibalik keuntungan yang diperoleh dari PLTU, terdapat beberapa kekurangan atau kelemahan. Isu
lingkungan merupakan sisi yang perlu dikritisi dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap, antara lain:
 Pembakaran batubara akan menghasilkan zat berbahaya bagi kesehatan, seperti sulphur dioxide. Efek
paling buruk dari kontaminasi zat tersebut adalah penyakit pernapasan jika pembakaran dari batubara
tidak terkontrol.
 Ekstrasi batubara memerlukan investasi mahal. Kondisi ini menyebabkan harga listrik dari sumber satu ini
terus menerus mengalami kenaikan.
 PLTU berpotensi menghasilkan gas rumah kaca. Sedangkan turbin angin menghasilkan gas CO2 delapan
kali lebih rendah dibandingkan yang dihasilkan dari PLTU.
 Penambangan batubara berpotensi merusak lingkungan dan cukup berbahaya untuk jangka panjang.
 PLTU dinilai tidak ramah terhadap flora dan fauna yang ada di sekitar pembangkit.
 Limbah yang dihasilkan dapat mencemari perairan penduduk yang berada di sekitarnya.
 Abu terbang merupakan sisa dari hasil pembakaran PLTU. Sisa pembakaran ini merupakan zat yang
sangat beracun. Selain itu, dengan adanya sisa pembakaran tersebut kualitas udara yang ada di sekitar
kawasan akan menurun.
 Jutaan ton limbah dihasilkan dari operasional PLTU batubara. Limbah tersebut mengandung berbagai zat
berbahaya dan terus menumpuk membawa dampak buruk pada kondisi lingkungan.
 Perubahan topografi dari alam yang terjadi karena adanya penambangan batubara. Bekas galian yang tidak
lagi digunakan akan membuat penampakan alam berubah drastis.

Anda mungkin juga menyukai